TMCBLOG.com – Honda RC213V selama ini punya mindset harus ditaklukan dengan mengkombinasikan ban berkompon paling keras ( hard ) se-starting grid. Namun yang terjadi di Le Mans sungguh mengejutkan. Marquez tidak lagi turun bergradasi dari ban berkompon hard ke pilihan medium, ia langsung menggunakan ban soft dan boleh dibilang mendominasi. Kita akan lihat data-data di bawah nanti kenapa TMCBlog bilang Marc Marquez bisa mendominasi. Secara umum sekarang boleh dibilang Honda lebih punya banyak pilihan opsi dan buat TMCBlog ini agak mengerikan. Yang artinya, strategi Honda akan lebih sulit ditebak ke depan karena mereka sudah memiliki derajat kebebasan. Seperti kita ketahui bahwa di 2019 ini HRC menghadirkan RC213V yang baru yang memiliki karakter performa lebih. Perubahan desain jalur asupan udara (ram air) berubah menjadi lebih ‘Plong’ dan mungkin juga dikombinasikan dengan tweak di sana sini seperti di injector dan tentunya bagian elektronik.

Dan hasilnya Honda RC213V memiliki variabel performa yang meningkat. Parameter power dan torsi di-ejawantahkan dalam akselerasi keluar tikungan dan tentunya Top Speed. Namun begitu, Marc Marquez mengakui bahwa ada hal yang berkurang dari RC213V spek 2019 dibandingkan dengan motor 2018 yang lalu, yakni di sektor pengereman ( Hard Braking ) dimana pada tahun lalu kunci penting RC213V untuk bisa menang adalah soal Hard Brake.

Namun untuk bisa seperti ini ( Hard-Brake) butuh ban depan dengan kompon keras secara kerja karet akan benar-benar dieksploitasi sampai ke titik maksimum. Tahun ini Honda RC213V tidak terlalu kuat di sektor hard braking. Setelah 5 seri Marc Marquez blak blakan mengakuinya, namun ia berkata bahwa ada area selain hard braking dimana RC213V bisa di eksploitasi lebih maksimum, Marc tidak meneruskan detail penjelasan area apa yang dimaksud soal ini . . Mungkin masih rahasia ya ?

Hilang Satu manfaat, hadir dua Manfaat Lain

Honda RC213V tidak terlalu kuat di hard brake sekarang dan ini efeknya macam-macam. Yang pertama mungkin Honda akan lebih kalah dibandingkan Ducati di Entry Corner. Ducati terkenal se-Grid start memiliki kestabilan pengereman yang luar biasa. Namun berkurangnya beban pengereman di ban depan membuat Honda tidak lagi sangat bergantung pada ban dengan spek kompon paling keras.

Mereka sekarang bisa pakai ban medium dan bahkan yang sudah di buktikan di Le Mans – ban soft. Baik ban hard, medium, soft tentulah punya cara penanganan dan strategi balap sendiri. Nah sekarang kompetitor bakal lebih sulit menebak Marc akan menggunakan strategi bunglon yang mana.

Hal kedua adalah soal manajemen resiko yang lebih baik. Hard braking artinya resiko tinggi. Dan jika Marc dan Honda sudah bisa mengurangi faktor resiko ini maka balap akan bisa dilakukan dengan lebih stabil dan konstan. Yap hard brake / late brake akan memberikan beban/load ke karet ban depan makin besar. Dan hal ini tentu akan menaikkan temperatur karet. Naiknya temperatur karet bisa menyebabkan perubahan karakter grip dan membuatnya mudah hancur.

Kenapa Marc Suka Ngacir Sekarang ?

Sobat bisa lihat juga mentalitas Marc Marquez di race mulai dari Termas de Rio Hondo – Argentina sampai Le-Mans. Selain soal crash di CoTA Austin – Texas terlihat memang Marc Marquez mencoba ngacir secepat mungkin di depan. Turing kalau kata netizen blog bilang, Oleh karena itu membuatnya malah jarang kesorot kamera. Cuma yang penting ditelusuri bukan hanya nge-judge turang turing tanpa mengetahui latar belakang kenapa hal ini dilakukan Marc ? Kita harus lebih mendalami penyebabnya.

Ternyata soal ngacir ini ada hubungannya dalam rangka management ban. Mungkin di usia musim MotoGP yang masih muda ini Marc tidak mau ambil banyak resiko untuk bermain main dengan para kompetitornya yang terlihat memang jauh lebih luas sekarang selain Honda dan Yamaha, hadir pula Suzuki dan mungkin KTM ikut menyusul.

Oke apa hubungan antara ngacir duluan di depan dan strategi ban? Jadi gini sob, Marc pernah berkata salah satu faktor yang bisa menaikkan suhu ban depan selain Hard-Braking adalah ketika fight dan berada di belakang lawan. Oleh karena itu menurut Marc alasan ia ngacir duluan adalah agar ban depan memperoleh udara segar dan bebas gangguan sehingga ia bisa menghandle motor dengan smooth. Seperti yang TMCBlog tulis di awal, mungkin juga ada hubungannya dengan umur musim yang masih muda, Marc tidak mau ambil resiko . . Ngaciiiirrr !!

Sobat bisa lihat, ketika di lap-lap awal Marc sempat fight dengan Petrucci dan Jack Miller, dan terlihat grafik Laptimenya boleh dibilang acak-acakan alias random. Namun setelah Marc bisa berada di depan mulai lap ke 8, ia mulai bisa menghandle RC213V dengan smooth dan konstan membuat laptime yang lebih cepat dibanding duo Ducati-Dovizioso dan Petrucci.

Jika sobat lihat di siaran langsungnya, maka akan diketahui bahwa kondisi karet bannya di sekitar 5 lap terakhir masih belum kelihatan bermasalah seperti habis atau apapun. Di dua lap terakhir terlihat Marc sudah release laptime karena ia tahu jarak ia dan Dovi sudah lumayan jauh.

Sementara itu jika sobat lihat grafik fight laptime antara tiga motor Ducati di atas maka terlihat bahwa sebenarnya race pace antara Dovi, Petrux dan Miller itu mirip mirip. Soal konsistensi dan ke-konstan-an Dovi memang paling bagus diantara bertiga. Jack Miller sendiri melaporkan bahwa ia mengalami masalah dengan grip ban di akhir akhir race.

Yamaha Harus Relakan Musim 2019 ?

Dari Grafik di atas sobat bisa lihat kenapa seorang Valentino Rossi kesulitan untuk bisa naik ke posisi 4 dengan mengatasi Jack Miller. Yap walau di lap ke 16 sampai 21 laptime Jack terlihat labil, namun race pace Jack di pertengahan race mampu mengungguli laptime Rossi dan ia berhasil menjaga laptime sekuat mungkin pada 5 lap terakhir dari kejaran Vale. Salah satu titik ke-inferioritas-an yang diakui Vale dari Ducati adalah soal Top Speed.

Honda dan Suzuki mungkin sudah mulai membidik top speed ducati dan terus berusaha mendekati. Namun Yamaha M1 sepertinya memang masih jauh api dari panggang soal hal ini. Tapi jangan khawatir buat fans Yamaha karena test Brno nanti akan hadir Yamaha M1 prototipe 2020 dengan update performa seperti yang diminta oleh Rossi. Tapi yaaahh . . . itu diaaaa . . Satu Musim sepertinya harus kembali di relakan..

Jorge Lorenzo dan Marquez-centrist

Honda memang bukan model motor yang mudah untuk ditaklukan oleh Lorenzo. Ia sempat berkata bahwa adaptasi di RC213V lebih sulit ketimbang adaptasi di Desmosedici GP. Namun Jorge juga sempat menyatakan lebih detail dimana permasalahan ada pada Titik saat memasuki tikungan di mana ia merasakan transfer bobot yang besar ke arah depan dan ini membuat lengannya terlalu banyak menerima beban dan membuatnya mudah letih.

Yap karakter RC213V memang sepertinya memiliki hambatan besar saat dikonfrontir dengan gaya balapnya. Namun seperti yang Marc Marquez bilang bahwa tahun 2019 ini hard braking bahkan sudah lebih dikurangi dibandingkan RC213V 2018. Gimana Lorenzo kalau pakai motor 2018 ya? Lebih struggle lagi kayaknya , imho.

Bicara soal Honda RC213V 2019 sepertinya memang Marquez-centrist. Perubahan besar besaran di musim 2019 ini menghasilkan performa yang bagus dimana sampai seri Le-Mans ini boleh dibilang hanya Marc Marquez saja yang paling berhasi menginterpretasikan potensi motor dengan baik. Marquez tidak pernah bicara langsung, tetapi melihat ia bicara mengisyaratkan bahwa ia puas karena Honda RC213V memberikannya lebih banyak opsi riding style dan strategi ini sudah cukup untuk sementara disimpulkan bahwa walaupun Cal struggle, Jorge struggle, namun motor ini malah lebih bagus buat Marc Marquez.

Cal Sempat berkata : Saya bisa melihat di data bagaimana Marc melakukan hal tersebut, namun tidak ada orang lain yang bisa melakukannya, yap semudah itu “ Marc Marquez sendiri berkata bahwa ia tak ambil pusing alias tidak perduli apakah RC213V 2019 bikin kepala Cal dan Jorge pening. Yang penting bagi dirinya adalah target untuk selalu berada di posisi teratas . . I don’t care !

Taufik of BuitenZorg

 

87 COMMENTS

    • so far 2019 bro..
      2020 mmng bnar adanya bkal ada motor baru sesuai pesenan.. indikasi merelakan blum bisa disematkan. hhe..

    • Yamaha sekarang sudah mengakui bahwa dia bukan pabrikan yang terbaik.

      Kita orang awam pandang masalahnya sepele hanya ban spinning, tapi yamaha nyembuhinnya membutuhkan usaha yang sangat tidak mudah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun.

      Pabrikan dengan fleksibelitas terbaik adalah honda, honda di berikan regulasi macam apapun akan dengan mudah merangsek memberikan motor terbaik ke salah satu ridernya.

      Motor rc213v bermasalah di 2016 di 2017 langsung sembuh total dibuktikan dengan banyaknya tambahan kemenangan marq di 2017 daripada 2016 dan pedrosa yang beberapa kali menang di 2017.

      PR honda kalau tidak mau rubah filosofi motornya yang kecepatan oriented bukan user friendly oriented maka datengin saja rider2 yang gaya balapnya elbow seperti marq, sepertinya joan mir cocok. Di lap tunggal joan mir sering ngasepin alex rins,, tapi di race joan mir kalah dengan rins karena motor sizuki belum cocok dengan karakter mir.

    • masalah yamaha sebelumnya masih percaya dgn hasil latihan si MV25. makanya pengembangan mesin gtu saja. katanya tahun don rossi dah blg yamaha buat mesin yg setara honda ducati. FQ jg bs naik geser ke fullsupport motornya. Semoga 2020 bakal lebih seru ada yg jabanin MM sepanjang race tuh baru seru. Utk tahun ini,kayaknya sulit klo mesin dah disegel,kecuali perubahan kecil mcm fairing utk gejar topspeed lg 10km masih mungkin.

  1. wak bahas yamaha donk gk sembuh2 penyakitnya,kok kesannya pengembangannya lambat ya beda sama Hundut & DUc duc

    • Mari hadapi, tanpa dia (MM93) jatuh di Austin, dia sudah akan memenangi empat dari lima balapan, kalah (dari Dovi) di tikungan terakhir itu.

    • Eden adalah salah satu nama syurga.. yaitu Adn atau Eden
      Dan yaahh memang gaya balap dan prestasi ||||||93 selalu memberikan “Syurga” bagi HRC dan Honda serta fans nya..

  2. AFAIK, dulu saat settingan awal belum Marc sentris, masih mengacu pada Stoner maupun Pedrosa, Marc juga dg leluasa bisa menemukan cara “how to handle the bike”. Bahkan saat RC213V masih bermasalah akibat HRC berusaha mencari kombinasi mesin yang pas akibat penggunaan Reverse Crankshaft, maupun saat menerapkan Big Bang firing timing, Marc juga masih bisa mengoptimalkan RC213V. Termasuk sekarang, saat karakter RC213V berubah (yg berakibat dia kehilangan poin d Austin) dia masih bisa mencari limit dan memahami how to handle it. “We make a mistake, but we can learn from it”, frase yang selalu diulang-ulang oleh Marc. Jadi bukan karena motornya Marc sentris atau gimana. Tp emang dia yg bisa dengan mudah beradaptasi dan mengoptimalkan apa yang dia gunakan. Bahkan, IMO, saat Marc dikasih RC16 pun, bisa jadi motor tersebut bisa jadi pemuncak podium (jadi juara dunia susah, tp setidaknya dia pasti bisa memaksimalkan potensinya).

    IMO Salah satu keunggulan marc adalah spektrum riding stylenya lebih luas dibanding pembalap lain. Dia g sejago Rossi saat harus adu late braking, dia g bisa se smooth Lorenzo, atau g bisa se tactical Dovi, tapi dia memiliki kemampuan itu semua. Ada yg sampai exhilarating dengan menyebut Marc memiliki talent Schwantz dengan konsistensi Rainey, dan kl g ada pembalap lain yg memiliki talent yang sama, MotoGP harus siap dengan kondisi d pertengahan 90-an saat dominasi Doohan g bisa dihentikan , simply because there’s no competition, karena pembalap dengan kemampuan yang sama berhenti balapan.

    • Ga salah kalo orang2 bilang tu bocah Bunglon.
      Gw juga ga bakal heran kalo 5 tahun kedepan dia akan terus mendominasi, asalkan ga cidera atau pindah pabrikan atau kena apes lainnya

    • Kita kira spt itu, mempunyai semua skill yg terdapat di rider lain , walu tidak sebaik rider lainya.

      Jadi bisa menjalani balapan dgn kondisi motor yg ngak bagus pun bisa P1 , karena menyesuaikan kondisi lapangan, gaya mana yg akan dipake.

    • Tetapi tetap ada perbedaan performa antara motor rc213v 2016,2017, 2018 dan 2019 dan di buktikan dengan jumlah kemenangan marq yang semakin banyak.

    • sayang banget ya fisher man yg tangan kanan nya ada traction control nya dan suka ngepot,sekarang lebih suka disibukkan mancing dan ngurus 2 anak

    • Dan fans karbitan garis keras di IG msih aja ngebahas ban ghoib, entah krna diindo emang lazim yg berbau klenik atau emang fans IG yg blm bisa membuka mata

      • haahaah bener saya bilang MM riset ban dari FP1 malah di ketawiin kata “riset di lab om bukan ban ” ng tau tu bocah rajin baca apa rajin ngapain eeheehhee

    • Mantul.
      Point nya, bisa cepat menyesuaikan dgn motor.
      Dgn motor yg belum sesuai saja dia stidaknya bisa memaksimalkan, apalagi skrng yg katanya marq centris.

  3. Lorenzo kayanya harus rajin latihan fisik, terutama bagian core dan upper body, biar ga ngeluh cepat letih saat coba jinakin RCV.
    Contoh tuh si Marc, tangan dan badannya kekar

  4. strategi HRC udh bener bgt,, makin mengerikan nih, tp kalau dipikir2 klw bgini terus bisa2 Marc Marquez menjelma jd sang Super Body yg notabene sgt dihindari oleh HRC,, mudah2an ga terulang sprti kasus Yamaha dgn mbah,,

    • Beda kasus om, ymh bisa spt sekarang emang Karena ada peran vr. Dan itu diakui oleh furusawa.

      Sebelum vr Dateng ke Yamaha, Yamaha itu punya sebutan kuda poni. Nah datanglah vr dan furusawa menyodorkan mesin baru cross plan , dimana vr mengamini mesin tsb bagus , Diman furusawa sendiri raqu tidak yakin.

      Itu sebab, sampai kapanpun vr jadi Superbody di ymh, karena tanpa vr, Yamaha ngak akan mendominasi THN 2002 – 2010.

      • IIRC, justru Furusawa yang punya ide dengan crosplane crankshaft dl, baru kemudian Rossi ditarik k Yamaha.

        Pasca puasa gelar dari era Rainey, bahkan saat GP500 berubah format menjadi MotoGP, akhirnya Yamaha memerintahkan Furusawa untuk mengepalai proyek M1 di tahun 2003. Saat itu, M1 yg awalnya menggunakan karburator, mulai menggunakan fuel injection dan mengganti engine brake control system menggunakan Idle Control System. Di musim 2003 juga Furusawa mulai mengembangkan cross plane crankshaft.

        D akhir musim, Furusawa berusaha meyakinkan para bos di Hamamatsu, kalau di musim 2004 Yamaha akan bisa memperoleh hasil bagus apabila ada pembalap berkualitas yang bersedia menggunakan M1 dengan cross plane crankshaft. Furusawa cukup yakin karena selain mengembangkan M1, dia juga mereorganisasi tim, sehingga dengan tingkat profesionalitas tim yg sekarang, ditunjang dengan mekanik, motor dan pengendara yang bagus, YZR-M1 bisa memperoleh hasil yang bagus.

      • IIRC, Justru Furusawa sudah yakin dengan Mesin YZR-M1 Cross Plane Crankshaft. Dia hanya memerlukan pembalap bagus yang mau mengendarai motor tersebut untuk meyakinkan Hamamatsu.

        Pada saat dapat tugas mengepalai MotoGP Project di tahun 2003, Furusawa sudah memiliki konsep mengenai cross plane crankshaft yang sebenarnya konsep umum yang semua engineer juga paham. Tapi Furusawa yang memiliki ide untuk menerapkan konfigurasi tersebut untuk mengoptimalkan mesin M1. Di tahun 2003, dia merubah M1 bermesin karburator menjadi fuel injection dan merubah engine brake control system menjadi idle control system. Setelah itu dia mereorganisasi tim, mencari sponsor tambahan dan mendesain budget system. Untuk meyakinkan Hamamatsu dengan budget system yang baru (berarti tambahan kucuran dana), Furusawa berjanji akan menarik pembalap terbaik (VR), yg akhirnya malah dapat bonus Burgess, sehingga M1 yg filosofi dasarnya adalah superior handling, makin ciamik berkat hadirnya sang ahli geomteri

    • 1 balapan kalah tapi nempel selisih 2 RT..

      4 dari 5 balapan jauh di depan diatas 2-3 kelurahan (baca: detik)…

      malah bisa 1 kecamatan (*kecamatan = 10 kelurahan)…

    • Alzamora lagi deketin Pramac klo miller jadi cabut. Bisa jadi Marc ikutan pindah klo ada klausul khusus dari ducati kan? Siapa tau…

  5. Maklum…
    Lha wong namanya aja BOCAH AJAIB ya pasti bisa mengatasi dan menghandel motor dalam keadaan apapun

  6. Aspal bersuhu panas ==> Front Hard, pake teknik Late Braking + Sliding, sasis 2018

    Aspal Adem ==> Soft/Medium Front, pake teknik Butter Hammer ala Jorge, sasis 2019

    Trus pabrikan lain harus ngapain wak?

  7. Marquez just being himself.. Entah gimana caranya dia sangat bisa memaksimalkan potensi RCV dimana pengguna RCV yang lain keteteran

    • Sudah takdirnya, dia bisa memahami rcv. Makanya Rocky langsung jurdun.

      Yg senior aja susah jurdun pake rcv, lah mm pake langsung jurdun.

      Walu di awal dicap jurdun karena ada bantuan Asimo yg di remote dari jarak jauh.

      Emang bener, rcv bukan yg terbaik, makanya mm ngak mau ikut gaya vr dan fans vr agar ngalah dulu diawal race, serang diakhir spt era vr dominan.

      Jaman vr jaya, kemampuan motor dan rider sudah terbaca oleh vr, mereka semua dibawah vr dan ymh, makanya bisa kasih aktraksi. Ngak mungkin ngak ada perhitungan ngak bisa nyalip semua.

      Tapi MM bukannya juga pernah lelet start sampe jadi jalan belangkangan, tapi bisa P1 waktu di moto 2.?

    • ya kalo itu jadi perbandingan kenapa nggak yg moto2 valencia yg dia start terakhir karena kena penalti toh sama2 posisi buncit jadi number 1 hahahahaha

  8. Di mareh, motor AHM juga bukan yg terbaik, tapi menjadi produk yg penjualan nya terbanyak.

    Nah AHM.bisa maksimal hal lain untuk menjadi terbaik dari penjualan, Karen banyaknya penjualan itu target dari produksi motor massal.

  9. Dengan ceteris paribus, lebih seru ngeliatin perebutan posisi 2-5 di tiap balapannya. Pos 1 udah jelas siapa yang masuk.

  10. pace nya quartararo sama rins ngga dibahas wak? padahal penasaran sama quartararo sempet fastest lap. penasaran juga sama improvement nya pol espargaro.

    • contekan dari blognya Mat Oxley, Quartararo mengakui kalo dia bermain curang di LeMans kmrn. Sambil nyengir dia bilang kl kemarin dia menggunakan time-attack mapping untuk kualifikasi untuk dapat tambahan speed, terutama saat adu corner speed dengan Rins.

      Kata Quartararo, dengan mapping kualifikasi ban gampang spin saat berakselerasi, tapi dia yakin kl dia bisa mengatasinya dengan riding stylenya. Toh dia juga nothing to lose dengan posisinya saat itu. “If I damage the tyre, then it’s my fault”, tapi begitu dia menyadari kl dia bisa lebih cepat dari Rins dengan pushing to the limit, dia lempeng aj…………

    • Up biar diliat..dia smpat turun ke p18/19(wide,hampir nyundul peco klo gak salah)tpi bisa balik ke top ten.dan di akhir race masih bisa 1.32an

  11. sante selama ada MM, ngapain mikirin yg laen, jorge cal taka cukup jadi tambang data ajah…..datanya buat yg pasti jurdun ajah, wekekeke

  12. Klo 2019 ini RCV semakin Marc sentris..wah berarti project HRC utk buat motor user friendly malah semakin jauh dr tujuan utama dunk.

    • Pilih mana
      motor user friendly bwt berbagai type rider tp gak ada satu pun yg juara
      Atau
      Hanya cocok untuk segelintir (satu) rider tp rider tsb juara dunia

    • justru RC213V untuk musim 2019 lebih user friendly. Karena dia g harus hard brake dan push limit saat masuk tikungan biar bisa lebih cepat dari yang lain. More speed, more strategies for attacking the track. Tanpa harus memaksa front end, maka pilihan ban bisa lebih banyak, karena g harus berkutat dengan hard compound.

      Cuman dampaknya, kelebihan RC213V dalam front end berkurang, sehingga feeling pada ban depan juga berkurang (salah satu hal yg disinyalir menjadi penyebab crash nya Marc di Austin). HRC pun akhirnya berpikir untuk memanfaatkan sasis berlapis karbon untuk mengatasi masalah tersebut.

      dan AFAIK, g ada pabrikan yang lebih concern dengan masalah handling dibanding HRC. Dari jaman NSR-500, maasalah utama motor itu adalah handlingnya yg kaya naik banteng rodeo. “You hang on it, wrestling it, and hoping that it won’t throw you to the railing” kt Eddie Lawson (CMIIW). Bahkan Doohan pun pernah putus asa dengan masalah handling NSR-500. Erv Kanemoto lah yg menemukan kunci denga merubah fleksibilitas sasis NSR-500 shg Lawson bisa memperoleh feel yang tepat di front end nya. Dan pengembangan NSR-500 selanjutnya selain fokus pada power dan lap time, mereka juga menitikberatkan masalah handling. Selain dari geometri sasis, juga dari dalam hal power delivery melalui konfigurasi dari firing order (big bang).

      • jl99 sepertinya pemikirannya sama dengan sampean mas. engine tidak ada masalah, hanya sekarang fokus di sisi segi ergonomi sasis. titik permasalahan dan juga solusi sudah ketemu, tinggal bagaimana mengolah dan memaksimalkan ubahan-ubahan yang kecil namun berdampak besar pada ‘perbaikan’ hadno rcv. mantep sampean mas. hehe..

  13. Dasarnya apa MM ke ducati klo di honda masih jd penantang utama juara dunia? malah Alexnya nanti bisa ditarik ke HRC klo sdh pinter bawa mesin V4 motogp.

  14. nah siapa itu yg kemaren bilang turang turing di kolom komentar ?? hayo mengaku.

    oh.. ternyata saya sendiri orangnya..

    turing kelasik. taktiknya jl99 saat di yimihi memang ampuh ya. hehe..
    bila turing kelasik ini diberlakukan, maka battle kelasik untuk sementara ditiadakan

  15. Oke, berharap segera season 2021, dimana (semoga) ada balap di Mandalika, dan (harusnya) Marc pake motor selain Honda untuk membuktikan skill nya

  16. Tanya wak? Top speed yamaha sekarang bukannya berkurang karna bandul yg di beratin lagi ya? Jadi enak bawanya. Dibuat ringan liar motornya. Apa benar akan ada evolusi mesin M1

  17. kalo skenario nya gitu ada kemungkinan miller atau petrux yg tau rahasia dapur ducati dilepas dong
    mengingat petrux keceplosan dikit aja mukanya langsung ga karuan
    dan ada kemungkinan tim penghambur uang (KTM) siap tampung,kalo antara 2 rider itu gak mau di lengserin ke sbk tapi tetep di motogp (karena mereka ga mungkin mau jg ditaruh di tim kelas 3 macam reale avintia),walaupun itu harus lepas dr ducati atau bayar denda dulu misal,pasti ktm mau memfasilitasi

    lagian alex di moto2 masih naik turun dan baru sekali musim ini juara seri,apa sudah pantas naik ke motogp dibanding baldasari yg lebih stabil performa nya,dan belum jaminan marc pun langsung mau diboyong ke ducati setelah adiknya ditampung

  18. kan udah evolusi → bandul di ringanin buat tambah topspeed,eh ban belakang ngesot
    re-evolusi → bandul di beratin lagi,udah enakan nih tapi topspeed kita memble lagi
    evolusi lagi→ diringanin lagi,gitu aja terus ampe makam gajahmada ditemuin ??

  19. loh project user friendly nya mana wak…kalau begini, RCV seperti yang dlu…… liar lia…stoner kudu turun gunung ini sih…ducati masa g bisa rayu buat stoner turun gunung….cemen

  20. Banyak yg berandai andai MM93 bisa tarung sama CS27 dgn motor yg sama, Honda.
    Mungkin secara skill mereka setara, tp secara mental, CS sering melakukam kesalah gak perlu (bahkan pernah jatuh sendiri saat warming up lap)..
    Apalagi krn kendala mental yg agak kendor, CS dulu sering diisengin VR. Skrg VR malah yg sering diisengin MM..
    Byk hater MM yg bingung dgn strategi MM. Saat main duel selama race, dibiling kasar srudak sruduk…sekarang giliran ditinggal ngacir, dibilang turing…tepok jidat dah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here