Sunday, 17 November 2024

Analisis Pasca race MotoGP Mugello 2019 . . . Ducati Terkencang, Honda mendekat !

TMCBLOG.com – Kenapa Gelaran race MotoGP Mugello 019 dapat digadang gadangkan sebagai best Race So far 2019 ? Yap Karena memang hadir Battle / fight yang tak kunjung padam mulai dari Lap pertama sampai Lap ke 23 dari Mulai 7 Pembalap di Pack terdepan sampai hanya menyisakan 4 pembalap dari 3 Pabrikan berbeda Honda, Ducati dan Suzuki saling bergantian Memimpin di depan. Mereka berempat Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci, Marc Marquez dan Alex Rins masing masing Tidak pernah bisa melesatkan diri dan memimpin race ala turing seperti yang disajikan Marc Maruqez semenjak awal race. Mereka berempat seperti terikat satu sama lain dan tak bisa terlepas dari Ikatan pack pertama ini. Yap Memang satu Motor memiliki kelebihan di satu sisi dan satu Motor memiliki kelemahan di satu sisi. NamunVektor kelemahan dan kelebihan ini seperti membuat kekuatan keempatnya sama rata sehingga sampai di akhir Lap pun sebenarnya keempat Pembalap hebat ini punya kesempatan menjadi Juara yang sama. Walaupun akhirnnya penentu Juara Seri Mugello ditentukan pada Lap terakhir oleh keberanian, keagresifitasan dan tentunya dibumbui oleh sedikit strategi hitung hitungan.

Yap Mugello sepertinya memang merupakan Sirkuit Cepat apabila kita hanya melihat straight utamanya, namun seperti yang pernah tmcblog tuliskan Sebelum race weekend Mugello 2019 jika kita mau secara detail meneliti tikungan demi tikungan maka sebenarnya Karakter dari Mugello ini boleh dibilang adil dan merata.

Sirkuit ini sangat memanjakan Power dan Itu mamang benar adanya dan sedikit banyak jadi Keunggulan Mesin V4 dan L4 , namun Sirkuit ini memang juga memanjakan Motor motor yang ramah jika ditekuk tikungan kiri dan Kanan terlebih lagi Buat yang memiliki speed corner aduhai Macam Motor motor Inline 4.

Premis ini secara empirik diperlihatkan langsung ke sobat sekalian di mana walaupun Ducati dan Honda Punya power Yang hebat di tikungan dan bisa meninggalkan Suzuki, namun Suzuki selalu bisa recovery setelah itu dan selalu bisa nempel dengan Top3. Nah sekarang Mari kita simak bersama data data dari gelaran racenya sob.

Grafik cacing tawuran di atas adalah Grafik laptime Top-6 finisher MotoGP Mugello 2019. terdiri dari 4 pabrikan berbeda Ducati, Honda, Suzuki dan Yamaha. Secara umum Grafik di atas dapat dibagi menjadi Dua bagian dimana 4 Grafik bergabung di Pack terdepan dan boleh dibilang tercepat sedangkan dua Grafik Lainnya berada di Second-Layer dalam hal performa Laptime

Jika Sobat Sekalian Lihat Nanti data data Grafik laptime di atas maka boleh dibilang pada dasarnya 4 pembalap terdepan itu seperti masing masing nggak bisa ngacir sendiri kedepan. Masing masing Motor Ducati desmosedici, Honda RC213V dan Suzuki GSX-RR menurut tmcblog memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dan Mugello dapat memperlihatkan secara empirik fenomena ini. Amazing melihat Bagaimana Upaya Rins (start dari P13) dan Dovizioso ( start dari P9) yang awalnya start dari posisi yang kurang menguntungkan menjadi tiba tiba berada di Depan.

Dan Khusus untuk Dovizioso sepertinya Holeshot devices punya peranan penting sebagai penyebab kehadirannya di barisan depan persis di tikungan pertama San-donato pasca race dimulai. Silahkan simak Video twitternya di atas sob. Saat race Berlangsung terlihat memang Ke empat pembalap ini memiliki Pace laptime yang berbeda dibandingkan dengan pembalap lain di belakangnya

Grafik di atas memperlihatkan bagaimanaLaptime Nakagami tidak bisa mengejar 4 pembalap alien di depannya. Dibandingkan dengan Rins yang persis berada di depannya saja terlihat bahwa Nakagami kalah Cepat ttrutama di setengah race terakhir.

Vinales VS Nakagami . ..  Setelah satu demi satu Pembalap lain seperti Cal Crutchlow kena telikung Vinales terlihat sepertinnya Vinales punya Kans untuk bisa mengejar Nakagami yang menggunakan RC213V Model 2018. Mungkin Laptime Vinales di awal race yang tidak terlalu wow membuat dirinya terjebak terlalu lama di Papan tengah sehingga sulit untuk mengejar Taka karena jarak sudah terlanjur membentang.

Semenjak Awal Musim Honda RC213V Punya keinginan Kuat untuk bisa menyaingi Top Speed Dari ducati desmosedici. Faktanya di 2018 Honda RC213V kalah sekitar 5,6 km/jam dibandingkan dengan Ducati DesmosediciGP18. nah di 019 ini gimana? Dapat sobat lihat di Grafik atas, Secara umum Top Speed Marc Marquez masih kalah dibandingkan dengan Top Speed Ducati Desmosedici Gp19. Namun Kalahnya Honda Tahun 2019 ini tidak terlalu menyesakkan dada karena gapnya hanya 1,8 km/jam . ..

Fakta ini jugalah yang membuat Logis apa yang dilakukan Marquez saat Sesi Kualifikasi dimana ia bisa nempel dibelakang Dovizioso. Marc memanfaatkan Vakum yang hadir akibat Slipstreaming dan menorehkan laptime tercepat bahkan Memecahkan rekor laptime. Namun memang yang bikin Ducati merasa ‘di-buayain’ adalah ketika awalnya mereka yang berencana ‘ngadalin’ Marquez dengan memberi Tugas Khusus kepada Michele Pirro, Namun – ya itu dia Buaya koq dikadalin ? – Marc berhasil mengubah taktik di akhir sesi dan akhirnnya Sang Kadal pun dicaplok oleh sang Buaya.

Melihat fenomena gambaran laptime dan top speed tmcblog melihat memang Honda RC213V ini seperti terlahir Baru kembali. Di Kandang lawan dan merupakan sirkuit dengan statistik Buruk Buat Marc Marquez, Namun ia bisa terus terusan nempel dengan duo Ducati dan berhasil membuat Masam Muka DOvizioso dua Kali : saat Kualifikasi dan Saat race dimana akhirnnya Marc Berhasil menyusup di Podium dua, memisahkan duo Ducati. Serem sih RC213V 2019.

Namun ya itu dia, keagresifitasan dari Honda RC213V memang punya side effect lain Yakni membuat pembalap Honda Lain terutama yang pakai RC213V 2019 keteteran dan Stuggle. JanganKan Jorge Lorenzo yang baru adaptasi, Di Mugello sendiri sobat bisa lihat bagaimana Mungkin Kecutnya Muka dan hati Cal Crutchlow melihat Nakagami sukses menggunakan motor yang ia pakai dan Develop di tahun 2018 lalu bisa tampil lebih kencang dan mempercundangi dirinya.

Teriakan Publik memang kencang agar Honda membuat motor yang tidak Marquez sentris . ..  RC213V yang ramah buat umumnya Pembalap. Dan Mungkin keinginan ini didengar Oleh HRC, HRC Sendiri sudah memiliki karakter yang tidak menghidupkan gaya ketergantungan model ‘ superbody’. Struktur organisasi adalah hal yang tertinggi dalam filosofi mereka . . Lorenzo pasca Mugello terbang ke jepang untuk mempersiapkan sesuatu hal.

Bisa jadi akan ada riset Khusus dengan bantuan Lorenzo, Jika benar siap siap saja akan hadir model sasis ataupun mungkin fairiang berbeda buat Jorge Lorenzo yang mensupport gaya ridingnya yang seidkit banyak lebih natural dan lebih mirip dengan kebanyakan pembalap dibandingkan dengan Marc Marquez.

Awalnya Kita Kira bahwa Kalahnya Top Speed GSX-RR itu arah banget dibandingkan Honda dan Ducati. namun setelah lihat Grafik diatas ternyata kalahnya ya nggak parah parah banget sob dan Bahkan di akhir race  Alex Rins bisa mempertahankan Kontinuitas Top Speed lebih baik dari Marc Marquez . . hmmm dimana masalaah Suzuki? apakah di Akselerasi Keluar tikungan ?

Terlihat memang bahwa soal Top SPeed, Yamaha M1 yang dibesut Vinales kalah kencang ketimbang Motor bermesin Inline-4 lain yakni GSX-RR. Ini adalah bukti empirik yang tentunya sudah masuk ke bank-data yamaha factory racing untuk dicarikan solusinya. Rossi Bilang di Mugello ia bermasalah di Grip ban depan saat melakukan pengereman, akselerasi keluar tikungan dan  . . top speed . . waduh kenapa jadi banyak banget cabang masalahnya ?

Taufik of BuitenZorg

134 COMMENTS

      • yoi dr dulu juga udah tau klo gelarnya overated.
        (imo) dia dulu dibantu ama Burgess, Furusawa dan ban pesanan “last minute”.
        Lebih cocok dia dikasi gelar “the actor” untuk memikat fanboy.
        Saking payahnya, race kemarin aja dia dikasi nilai 3 ama media luar (selevel ama Iannone)

        (imo) gelar the Doctor (spesialis ergonomi) lebih cocok kasi ke Lorenzo, sekarang aja dia masih ada usaha dgn pergi ke markas HRC

        • Ban las minute bener adanya, itu kenapa bisa dominan.

          Rider lain ngak bisa kaya vr pesen ban.

        • ban last minute itu pas 2002 dan 2003, ya? atau pas di yamaha juga?
          (Serius Nanya, karena ada yang ngomong Ducati pas 2007 dapat ban khusus, biar ducati kompetitif)

  1. Masalah terbesar M1 sepertinya pada akselari saat star
    2 × pole position seperti tidak berguna sama sekali
    Masuk tikungan pertama langsung berada di papan tengah
    Di mugelo FQ20 starnya sangat ancur

  2. wak ada analisa per sector gak ya? jadi pengen lihat sektor mana yang pakai mesin v4 kencang dan i4 kencang dan top speed alex rins sama vinales pasti beda apa lagi rins selalu di belakang dovi jadi dia bisa slipstreming sedangkan vinales tidak ada yg bisa di slipstrem setelah lepas dari quartararo yg entah kenapa malah mundur

  3. Mesin V bukan penyebab hard handling,, tapi sasisnya yang dangak itu yang sulit di kontrol di kecepatan tinggi, kalo marc yg ngontrol bisa.

    Lihat aja ducati pake mesin V sasis nungging juga motornya mudah.

    • hadno itu lebih nungging loh menurut testi ny loren drpd ducduc, makanya dia susah adapt gegara pressure di tangan lebih gede dan bikin cepet letih

    • Saya masih bingung sama adagium motor ndangak dan motor nungging. Parameternya apa, dana bagaimana dampaknya (secara mekanikal), sehingga bisa mempengaruhi handling……

    • AIM-1N@ Dilihat saja sudah kelihatan kok mana motor yang nungging dan mana motor yang dangak,, pinter dikit ngapa lah. Kalo ngomongin pengaruh secara mekanikal, kalo situ tidak rasain cornering di dua tipe motor tersebut anda tidak akan bisa merasakan perbedaan itu.

      • Lorenzo sendiri scr tidak langsung bilang posisi mengendarai RC213V lebih nunduk dibandingkan GP series, dan kita juga sama” tahu kl seperti halnya Cal, dia jg pernah menggunakan GP series, bahkan M1. Jadi informasi siapa yg harus digunakan sebagai parameter?

        IMO, Kl yg dimaksud nungging/ndangak dr parameter rake angle, efeknya bukan pada masalah hard handling, karena rake angle memiliki dampak berbeda saat riding, dan masing”, disetting sesuai dg strategi race berdasarkan karakter sirkuit. Tiap pembalap punya preference yg berbeda-beda tergantung riding stylenya. Spt misalnya MM yg mengandalkan kendali pada front end dan refleksnya, lebih prefer rake sedikit tegak dengan handlebar yg lebih lebar untuk memudahkan transfer bobot shg gampang mengoreksi motor saat terjadi slide. Begitu juga Dovi yg mengandalkan slide ban belakang untuk belok, memiliki settingan rake yg berbeda.

        Kl memang yg dimaksud hal tsb, idealnya g ada masalah terkait handling thd seluruh rider pengguna motor yg sama, karena itu bisa disetting dan settingannya pun tergantung preference rider. Apakah mau stabil saat track lurus, high maneuverable, atau easy to manage saat d corner – CMIIW

  4. Sayang sekali, lorenzo pergi ke jepang ini malah jadi gosip miring, bahkan agostini beranggapan bahwa antara lorenzo dan honda akan berakhir cepat dan lorenzo ke jepang hanya untuk mengakhiri kontraknya

    • Mbah Agostini kayanya lupa pas mendiang Simoncelli dipanggil HRC ke jepang motor dan performanya berubah malah kontraknya sempet diperpanjang

  5. hhmmm jadi inget tahun lalu ketika yamaha memutuskan membentuk divisi elektronik khusus M1 yg diisi michael gada, 100% masalah elektronik M1 pasti beres. lalu masuknya morbidelli bakalan lebih serem dari zarco, the next goat lah pokoknya karena dia sudah merasakan ganasnya rcv jadi bawa M1 yg smooth mudah banget ditaklukin lah.
    ekspetasi hanyalah ekspetasi dan sampe sekarang jauh dari harapan wkwkwk

    • Kemaren pas masih seri” awal katanya tunggu nanti di seri eropa,begitu masuk eropa ternyata podo wae

        • bonus
          tunggu luca marini naik ke motogp,duet kakak adik akan jd jawaban…entah jawaban ke kompetitifan yamaha,atau jawaban yamaha memutuskan mundur dr motogp kaya Kawsakiti,wkwkwk

    • Sekarang Yamaha mirip Suzuki jaman masih pake GSV-R, pengembangannya kaya kehilangan arah dan makin tahun performanya malah makin memburuk.

    • Yep betul..
      Tidak sesuai seperti yg digembar gemborkan di jakarta waktu awal peluncuran M1 untuk 2019
      Begitu musim berjalan….ternyata…..puuuuarahhhhhh….wkwkwk…
      Apalagi FB nya pada ngga bisa move on,masih uporia sama M1 taun 2015…
      Sekarang semua sudah bangkit meninggalkan yamah yg sedang gigit jari
      Wahahahhaha

    • Sejak Hohe pergi, saya pribadi melihat Yahaha sdh memilih arahnya sendiri. Mengikuti sebuah icon dan sebuah pengkultusan. Mereka sadar kok, cuma mereka lupa kalau icon dan seorang yang jadi kultus butuh support yang betul dan ahli. Jadi kita lihat saat ini Yahaha gak punya orang cem Brivio, Shuhei Nakamoto atau minimal kayak Davide Tardozzi.
      Suruh naik GSX-RR pun juga bakalan dikeluhkan hal yang sama kayak masalah pengereman, akselerasi keluar tikungan dan top speed.
      Pembalap Sijuki kayaknya belum ada yang bilang gitu soal GSX-RR 2019 padahal jelas2 top speed medioker.

        • topspeed 352kpj masih kurang? GSX-RR yg kurang itu diakselerasi. asal dapet memperbaiki disektor ini mereka ga akan terlalu tertinggal oleh honda dan ducati, minimal gapnya saat straight ga jauh.

  6. lorenzo terbang langsung ke jepang jadi inget kasus marco simoncelli. waktu itu marco punya tinggi badan diatas rata” pembalap rcv yg lain dan merasa gak nyaman sama rcv. keluhannya disampaikan fausto gresini ke HRC dan marco langsung terbang ke jepang buat setup rcv yg sesuai postur tubuh dia.

  7. Intinya mah yamaha, ada masalah di struktur internal. Ada sesuatu yg stagnan di 3 tahun kebelakang, atau jangan2 nunggu kata “pensiun” dr seseorang…

  8. Biar marc ga dkroyok trus sm duo missionwinnow mk lorenzo lgsg trbang k japan
    Good luck lorenz smg ada rcv versi 2 d 2019 ini yg lbh mantap

  9. buaya dikadalin
    jadi ingat kejadian philip island,buaya darat(iannone) di komodoin ama marquez ????

  10. De javu
    Kemarin kena fatamorgana bilang arah pengembangan sudah benar
    Masuk seri eropa malah semakin banyak masalah yang muncul
    Ayo dong… suzuki sudah mulai bertaring
    Apa iya mau disalip juga sama ktm?

  11. Karena M1 hanya berkutat pada vr saja, walu lab berjalan sudah ada.

    Sedangkan vr sudah semakin menua, otomatis filling terhdap motor menurun, yg bisa menyebabkan analisa motor salah, input salah, Yach motor jadi salah arah juga.

    Masalah nya Yamaha ngak bisa lepas dari Superbody yg telah menaikkan derajatmya.

    • semua itu salah yimihi mas, bukan rosi. pokoknya yimihi yg salah bila salah pengembangan dan rosi tidak podium musim ini. pernyataan saya didukung jg oleh bapaknya rosi sebelum musim mulai, jadi ini adalah fakta loh ya. yimihi harus salah dan disalahkan. ini hukum apa ya namanya ?? saya sendiri kog lupa. hehe..

  12. Emang waktu kualifikasi si pirro ngapain wak? Sengaja slipstream mm93?
    Kalo liat pas kualifikasi sebelum putaran terakhir mm93 sempat drom hampir 4 detikan, tapi diputaran terakhir tiba2 bisa di belakang dovi akhirnya bisa slipstream dan dapet pole

    • itu parah banget sih, bisa dapet dibelakang dovi pas di detik2 akhir, mau gak mau dovi ya hot lap
      sampai2 komentatornya bt sport bilang, Marc sedang mempermainkan ducati di kandang mereka sendiri ?

  13. Nguno mana? Kasian sesembahannya gagal juara, disalip suzuki di akhir laps, sampai sekarang masih kga terima, dendam sampai ke ubun ubun

  14. hadno bisa memangkas ketertinggalan top speed sangat signifikan, bukan tidak mungkin bisa meningkatkan top speed lagi dg tanpa mengorbankan kinerja hal-hal teknis lainnya seminimal mungkin. pekerjaan rumah hadno berikutnya menjadi berfokus di tikungan dan titik pengereman. bener-bener monster. buaya nunggang monster, jadinya apa itu ya ?? hehe..

  15. Ingat ini jaman milenial yg serba kompleks digital,. Perkembangan motor dgn komputer sudah maju pesat. Ngak bisa hanya berkutat pada sasis doang.

    Org old emang rada susah ikutin. Sekelas burgess aja mundur.

    • untuk kategori orang old dan gaptek, saya jadi salah satunya mas. haha..
      alhamdulilah tetap diberi sehat dan semangat tidak kalah sama yg muda. hehe..

      • Bener mas, Marq menang karena elektronik. Coba semua elektronik RCV ditanggalkan, dijamin Marq akan kalah…..

        # Yo jelas sadja, motor siklus Otto perlu elektronik. Kalo g ada elektroniknya ya pasti enginnya kagak bisa nyala, emang Pake busi ajaib yg tanpa elektronik bisa meletik api sendiri..

    • AFAIK, Burgess bukan mundur tapi diberhentikan karena ada yg merasa, sekarang semua serba elektronik.

      IMO, Saat semua disama ratakan, mau g mau bakal balik k pendekatan jadul, setting geometri sassis, suspensi, dan tweaking timing jadi solusi. M1 2018 yg berkutat dengan masalah saat akselerasi, ternyata penyakitnya bisa sembuh setelah menggeser CoG sesuai pesanan salah satu pembalap, padahal yg lain udah berkali-kali bilang masalah ECU busuk penyebab utama. M1 2019 yg speednya berantakan, ternyata bisa dikail performanya dengan merubah mapping, dan menyesuaikan riding style.

      Problemnya bukan karena motornya bermasalah, tapi mencari solusi untuk mengurangi dampak kelemahan motor, dan mengoptimalkan kelebihan motor. It’s about how to adapt, karena satu permasalahan alternatif solusinya bisa banyak, karena sumber masalahnya sendiri bisa jadi g terkait dg yg sekarang jd masalah.

  16. Jaman old, vr bisa pesan ban khusus pesannya dia, yg lain mah ngak bisa.

    Itu salah satu faktor vr mendominasi dijamannya.

    Pesen malem, siang sudah siap buat VR.

    • Kalu nonton moto GP jaman old Taulah itu.

      Vr anak emas pabrikan ban. Pabrikan siap sedia selalu spek ban yg diminta VR dalam sehari.

    • hebat juga ya, dalam semalam bisa menggunakan ban dengan kompon baru, padahal kalau gw lihat dari dulu, para pembalap harus riset ban sepanjang weekend untuk race day, dan VR cukup semalam sudah dapet settingan yang pas untuk race day ???

      • Riset ban sepanjang weekend? Y itu yg dilakuin pas Friday-Saturday session. Data yg udah diperoleh dikasih k Michelin, dan dr situ Michelin menyiapkan compound ban untuk sesi minggu.

        Pas Bridgestone jd supplier ban, akhirnya metode yg sama g bisa digunakan lg, simply because Bridgestone tyre is better. Terutama ban depannya. Saat berkali-kali dikalahkan rider dengan ban Bridgestone, yg disalahkan kemudian adalah supplier bannya (Michelin).

        *CMIIW, krn udah jd bahasan jadul di forum motogp, dan udah pada males bahas juga, karena udah g penting jg. Ternyata ada yg ngungkit-ngungkit jg

    • gimana mas BDT, apa itu yang benar terjadi? dalam semalam bisa mendapatkan settingan yang pas untuk ban pesanan?

      • makanya mentega banyak banyak baca, banyak rahasia kakek legend yg sebenernya kalo dibongkar bisa menghancurkan reputasi dia. dulu udah pernah dibahas ada salah 1 pabrikan ban yg bisa bikin coumpound ban sesuai kondisi sirkuit hanya dalam 1 malam saja.
        terus 2013 ketika dia ngemis ngemis ke dorna minta dicarikan tim ? sampe harus jilat ludah sendiri ketika dia pengen merebut kursi repsol sepeninggalan stoner. ditolak mentah mentah sama hodna, opsi dorna menaruh dia di lcr pun ditolak mentah mentah sama hodna. untung waktu itu yamaha masih mau menampung dia, kalo kagak mah jadi kang ojek online mungkin

        • wokeh gan, data situ sepertinya sangat akurat, pembalap pun bisa menggunakan ban hanya dalam semalam tanpa riset berhari-hari ? padahal sekarang aja dia selalu riset ban seperti pembalap-pembalap lainnya ? dan Wak Haji pernah bilang, kesuksesan pembalap motogp ya dari berhasilnya mengawinkan mesin, sasis, dan ban, dan itu semua hanya dilakukan dalam 1 sesi warm up oleh VR? (menurut situ) ? canggih banget sih

        • ban cacing, makasih ya saya lagi puasa dikatain. semoga kamu bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. ?

    • yups,
      dan buat orang2 yg masih “polos” dan kekurangan data mengenai hal ini, silakan cari forum2 luar yg membahas tentang “Mi****in overnight tyres”
      misalnya di Re**it.
      Klo susah, coba minta bantu mbah Google, besar kemungkinan masih ada

    • Yups
      “Mi****in overnight tyre” atau “Mi****in overnight special race tyre”
      cari aja info tentang hal itu di forum2 luar dan keterkaitannya dgn si kakek legend alias “the actor” :p

  17. Jangan sebut Sijuki.
    Nanti ada fb setengah waras yang sudah berbulan2 ngintilin saya sambil teriak2 kalau saya fans hore2.

  18. bukankah yimihi sudah sudah memiliki versi yg super sempurna mas ?? m1 sang superior deltabox ?? hehe..

  19. Anjayy..udah kaya OS android aja..stable version,beta version..tar lg ada istilah nightly version ala cyanogen wkwkwk

  20. Sebagai FBS SEJATI saya melihat.
    Marc93 ini cem si tengil berbakat yang memang suka mempermainkan peserta lain dengan cara menikmati dan bermain2 dengan bakatnya itu. Contohnya : Push-to-limit sampe jatuh kayak di CoTA, Simulasi race ditengah2 free practice, Ngetes ban ketika yang lain hot lap, slipstreaming sampe lawan gak sadar.
    Bagi aktor drama terbaik di Yahaha, itu jelas menjengkelkan. Bagi pengamat cerdas, itu tontonan menghibur tanpa drama.
    Sementara itu Ducati masih terjebak nostalgia lama. Sijuki sdh mengikuti arah yang betul seperti Hondo, kecuali soal dana tak terbatas. Sijuki justru sangat ingin mencari efektifitas dan efisiensi terbaik di tengah himpitan dana. Pake pembalap bau kencur? Okelah.

  21. Bener monidell dikasih spek sama dgn pabrikan , sebagai lab berjalan sama spt CC.

    Tapi kemampuan morbi belum tau apa sepintar hohe?

    Tapi ujung jelas, membantu meraih gelar ke 10.

    Masalahnya lagi, filling anak muda dgn motor penuh sensor dan umur 40 itu beda.

    Hasilnya diterapkan di motor rider old, Yach kacau balau jadinya, bukan tambah bener, malah nambah penyakit ke mana mana menurut rider old.

  22. Ga ngerti bagian ini,ada drama apaan kok MM dr alien brubah jd buaya?
    “Ducati lah yang berencana ‘ngadalin’ Marquez dengan memberi Tugas Khusus kepada Michele Pirro, Namun ya itu dia Buaya koq dikadalin”

  23. Kesimpulan Ducati bisa melakukan akselerasi lebih dulu. Bukan akselerasinya lebih baik dr motor lain. Sehingga lebih memperpanjang jarak tempuh untuk mengail top speed. Saya menunggu analisa seperti ini. Saya setuju sekali

  24. Tidak dipungkiri,setuju bbrp komen para ahli. Ducati saat ini motor terbaik di grid. karena 3 pembalap pabrikan konsisten. kedua honda ,suzuki trus yamaha. tapi gak tahu mulai pertengahan nanti. selamat Ramadhan buat saudara muslim.

    • Yamaha bisa kenceng kalau sendirian. kira2 kenapa ya? segitu bedanya kah racing line yamaha dibanding motor2 lain? ??? mungkin itu juga alasannya kenapa waktu itu Rossi bisa turing sendirian walupun akhirnya jatuh, dan Jorge sering turing sendirian kalau startnya bagus.

  25. Mungkin pembalap yamaha harus ky lorenzo x ya?
    Pd ke jepang semua trs riset biar bener gt..
    Itu ancur bgt c,, posisi terbaik ke 6 mv..
    Kmrn2 terbaik vr di posisi 5..

  26. gila ya ducati, padahal mesinnya seperti bog down tapi tetap aja ngacir ke barisan depan. Gigi dan Domenicalli memang para engineer yang hebat

    • Enginer hebat karena ecunya ducati daridulu magneti mirelli. Wkwkwkwkwk. Coba balikin ecu bebas dari pabrikan. Kembali ke posisi 6 dia. Hahahahaaha

      • saya ngomongin mesin desmosedicinya bukan ECU. mau pake ecu apapun, kalau mesinnya tidak mendukung tidak mungkin bisa menghasilkan torsi dan power sebesar itu

        • Bung ecu juga akan mempengaruhi mesin.. wkwkwkwk komen anda malu2in ah. Justru karena ecunya gak bebas makanya pabrikan bingung buat mesin yg pas sama kebutuhan motornya. Sedangkan ducati dari awal juga udah pake ecu magneti mirelli. Itu jelas keuntungannya. Kalau lu mau bandingin enginer terhebat itu ya pas ecu di bebaskan. Baru tu berasa enginer ducati masih dibawah yamaha dan honda

        • canggih sih ganti ecu jadi +20 hp. diapain kira2? ganti ECU bisa nambah Volumetric efficiency? menurunkan temperatur air intake? atau menambah swirl udara? canggih juga ECU MM

        • Justru karena g bisa merombak ECU, akhirnya arsitektur dan desain mesin berubah untuk mencapai performa yg lebih baik.

          Mesin desmodromic memiliki keunggulan less friction loss di rpm bawah, sehingga wajar akselerasi ya g bisa dikalahin, tp bukannya tanpa kelemahan, parts kompleks dan ukuran di atas rata-rata adalah sebagian kelemahannya. Tapi race yg berjalan selama beberapa putaran dg berbagai model track, g cukup mengandalkan akselerasi dan power. Power delivery jauh lebih penting, yg salah satunya bisa diatur melalui ECU.

          Sebelumnya, dg ECU in-house, yg bikin mahal dan crucial bukan hardwarenya doang, tp termasuk language program yg menjadi otaknya. Tujuan utama penyeragaman ECU adalah leveling the field dg menyamakan hardware dan language programnya, yg otomatis bikin pabrikan yg sudah riset sekian tahun naik darah (bahkan salah satu principal team bilang kl unified ECU mundur satu dekade dibanding ECU yg sudah mereka gunakan).

          Sejak isu unified ECU, Ducati lgs mengajukan diri menjadi CRT, alih” team full factory. Tujuan utamanya, biar mereka bisa langsung menyesuaikan dg ECU yg akan digunakan nantinya. So, unified ECU emang akhirnya bukan boosting performance dr mesin desmodromicnya Ducati, tapi membuat Ducati berhasil mengoptimalkan power delivery mesin desmodromic berdasarkan regulasi yg ada. Sementara untuk pabrikan lain, unified ECU malah jadi hindrance yg mengebiri power delivery mesin yg sudah mereka kembangkan berdasarkan filosofi in-house ECU.

          Semoga emang g tahu informasinya, bukan tutup mati karena ngefans membabi buta…….

        • nah bener kan karena desmosedicinya yang less friction di rpm bawah? emang ecu bisa mengurangi friksi mesin? haikal atau hadar sama2 enggak paham mesin ternyata ?

        • So, apakah dengan less friction mesin Desmo jadi mesin dewa? Kl iy, g bakal Ducati dikentutin di WSBK sampai akhirnya bikin motor massal edisi khusus dg spek MotoGP plus RPM jauh lebih tinggi dibanding motor lain. Atau, di MotoGP pasti GP series bisa merajai sejak Ducati memutuskan kembali ikut MotoGP setelah vakum dr tahun 70an. Atau Mercedes pasti menggunakan Desmodromic valve di F1 dari 1954 sampe sekarang.

          Pernyataan Haikal/hadar, ada benernya juga, tinggal dilihat dari sudut pandang mana. IMO, dengan Unified ECU, bukan kemudian Desmodromic Engine dapet boosted performance, tapi lebih pada Mesin pabrikan lain dibatasi peak performancenya, terutama melalui power delivery. Dampaknya, mesin Desmo terlihat jauh lebih baik dibandingkan mesin yang lain. Saat engine mapping g bisa diapa-apain untuk mengurangi wheelie, otomatis power delivery dibatasi, dan akhirnya akselerasi passti dikorbankan. Akhirul kalam, Ducati dapat keuntungan dengan unified ECU, terutama saat dia memanfaatkan regulasi dengan beralih menjadi CRT demi contekan customizing ECU MM, terutama dalam setting language code untuk engine mappingnya -CMIIW.

    • Kemungkinan besar Yach karena desmodromic Valve nya itu, pake sistem mekanis, pabrikan Jepang pake pneumatic yg digerakkan oleh solenoid. Ada batasannya.

    • Mentega@ kalo ecu masih pake inhouse,, hrc akan buat mesin sesuai seleranya untuk semua rider, masih inget kan betapa superiornya dani pedrosa dan marc saat 2014 kebawah.

      Nah tapi semenjak ecu magneti marelli ini justru honda yang terkekang dalam pengembangan mesin, honda buat mesin harus mengikuti karater ecu ini dan tidak bisa bebas,, bukti honda rombak besar2an mesinnya di 2016. Jadi omong boleh bro tapi pakai data.

    • Ehem mesin sebuas apapun kalo control ECU nya payah ya susah dinaikin…Motogp itu power yg terkontrol

      • gw ngomongin mesinnya Dovi yang udah dibog down sekalipun masih bisa ngacir di start, tau bog down kan? mau manajemen mesin sebagus apapun, kalau kita main bukan di rpm power band, pasti rpm langsung ngedrop, tapi dovi malah naik posisi dari 9 ke 2

        • Parameter mesinnya bog down dr mana? Saya g lihat mesin desmodromic GP19 dicekek smp g bisa ngeluarin potensi maksimalnya?

          Masalah ngacir dr posisi 9, kynya pada lupa hole shoot device Yg nangkring d seluruh GP19……..

  27. Ducati punya potensi podium 1 -2 dan rins masuk podium

    marq kelihatan push the limit kelihatan ngoyo mengendalikan motornya beruntung gak ada masalah seperti ban over spining dan sedikit kecewa di salip petrux….

  28. Lorenzo bilang ‘RCV bukanlah motor yg natural’
    Jadi RCV adalah motor teknikal yg hanya bisa dibawa kencang menggunakan teknik tingkat tinggi seperti yg marquez lakukan selama ini

    • Sayang sekali…gegara cederanya dia yang menghalangi para penonton cerdas menikmati battle of century di motogp.
      Rins belum tentu juga bisa klasemen 3. Tahun ini lah kesempatan Sijuki cari prestasi maksimal sebelum paduka Hohe kembali ke kondisi terbaiknya. Duc mulai bisa dikendarai dengan normal, GSX RR lebih2 lagi, kalau ditambah Ricivi, maka Yahaha hanya bisa bilang kengerian itu telah datang.

  29. yes itu data race weekend tho?
    bisa jadi, Namun di atas / di artikel adalah data satu sesi yakni sesi race
    Data race weekend diambil bisa dalam keadaan yang ebrbeda beda soalnya maskud saya berbeda kondisi cuaca, asphal dll

  30. Saya melihat RCV 2019 ini mengambil sisi terbaik dari Desmo dan GSX-RR..

    Top speed dan pengereman 95% mendekati Desmo, Corner speed 93% mendekati GSX-RR.. Makanya Marquez kalo ditanya saat dapet part baru, dia selalu bilang “Mencari Keseimbangan Terbaik”

    Seandainya Marquez disuruh pake Desmo 2019 atau GSX 2019, pasti dia bakal merasa janggal, gak seimbang.. Itu pula yg membuat Dovi berkali2 bilang “We need to find something”, jelas maksudnya adalah mid corner speed..

    Itulah hebatnya Marquez

    • kembali ke tujuan HRC merekrut Jorge Lorenzo. kalau melihat RCV 2019 yang terlalu MM sentris, apakah mungkin HRC mau merubah karakter RCV agar bisa digunakan untuk semua pembalap HRC? apakah MM bisa mengeluarkan semua kemampuan RCV apabila RCV menjadi motor yang rider friendly? kayanya riskan ya? atau mereka mau riset 2 motor yang berbeda secara paralel? sultan sih bebas ?

      • apakah MM bisa mengeluarkan semua kemampuan RCV apabila RCV menjadi motor yang rider friendly? Jawabannya Bisa, ingat RC213V 2013 yg masih Pedrosa sentris?

      • IMO, untuk seri 2019, iy. Front endnya kurang, karena HRC fokus mencari cara meningkatkan power dan akselerasi,dan akhirnya pasti ada yg dikorbankan, dhi, front end RC213V. G mungkin bikin motor yg sempurna d semua sis, pasti ada yang dikorbankan. It’s all about compromise.

        Kelebihan M1 bukan d front endnya, tapi geometri sasis akibat compactnya mesin M1, sehingga dengan power delivery lembut, ditunjang geometri sasis yang baik, Kecepatan di tikungan lebih tinggi dibandingkan dg yang lain, terutama saat ECU masih inhouse dan dimungkinkan mapping ECU per sector. M1 makin g terkejar, karena d long corner dengan leluasa ridernya menambah/memperpendek jarak. Sementara di sektor lain yg kurang bagus, bisa ditutupi kelemahannya melalui power delivery.

        Pembalap saat ini dengan feeling front end terbaik, tetap Marquez. Bahkan Doohan sendiri yg selalu mengagungkan feeling terhadap front end NSR-500 (terutama setelah dia kembali menggunakan mesin screamer), mengatakan kl feel front end Marquez lebih baik dibandingkan dia. Oxley juga bilang kl Marquez sebelas dua belas dengan Spencer terkait feelingnya terhadap front end. Dan kebetulan mereka memiliki kesamaan dlm melatih feel tsb, riding hours a day just to grasp how the front work.

  31. yang situ katakan benar sekali bossque, tapi apa untungnya buat kita meremehkan pencapaian orang lain. walaupun ducati corse kompetitor HRC, kan kita bisa aja ikut senang dengan pencapaian mereka walaupun tidak seberapa dibanding HRC ?

  32. Saya suka sekali tulisan mas taufik ini. Bisa memasukan cerita balap motor yang berisi engine sasis brake dan lain2 termasuk kadal dan buayanya lengkap sekali seperti flora dan fauna. Kedepannya biar tambah mantap bisa di tambahi sungai nil atau hutan amazon atau hutan nusantara.Hehe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP