TMCBLOG.com – Musim 2019 ini Moto2 mulai beralih ke pemakaian Mesin baru dari awalnya Mesin Honda 4 silinder 600 cc ke mesin Triumph 3 silinder 765 cc. Di gelaran GP Mugello 2019 Mesin ini mencapai rekor kecepatan baru dimana Nicolo Bulega berhasil tembus 300 km/jam saat FP2 . Pasti kepo banget kan mengenai Mesin Baru ini, Bagaimana Extern pro menyiapkannya dan apa perbedaannya dengan Mesin Produksi massal yang nempel di Triumph speed triple . . Cekidot pembahasannya berdasarkan Interview Trevor Morris, Direktur Teknologi dari extern pro.

Jadi sob, seperti Juga era Moto2 saat menggunakan Mesin Honda CBR- Saat ini Dorna kembali menunjuk Extern pro sebagai perusahaan Yang mempersiapkan segala Hal soal Mesin. Sesuai dengan tema utama balapan Murah, maka Mesin yang dipakai di kelas Moto2 merupakan mesin yang seragam. Mesin Triumph 3 silinder 765 cc punya power sekitar 140 hp sementara power mesin standar Produksi massalnya hanya 121hp.

Mesin yang diterima Oleh team tidak boleh diotak atik dalam artian mesinnya dibongkar lalu diganti oleh part part lain sampai penggunaan Oli/ pelumas selain pelumas resmi pun sangat dilarang keras.

Lalu apa Perbedaan antara Triumph yang dipakai untuk Mesin Moto2 dengan mesin 765 cc 3 silinder yang dibenamkan di Motor Produksi massal Triumph Speed Triple? ExternPro menjelaskan pada dasarnya basis Piston dan Camshaft yang dipakai di moto2 adalah part standar OEM walau ada sedikit perubahan di Cam timing (provil lobe). Lalu pada Kelistrikan Moto2 hadir Alternator/ spul yang lebih kecil karena pemakaian listrik di balap Moto2 pun pada dasarnya lebih sederhana dibandingkan yang dipakai di Speed Triple. Lalu soal Rasio gear di Girbok dimana Untuk mesin Moto2 mempeorleh rasio yang lebih panjang pada gear 1 dan gear 2. Berikut listnya sob :

  • Modifikasi cylinder head dengan Revisi inlet dan exhaust ports guna Optimlisasi aliran udara
  • Rasio Kompresi yang lebih tinggi
  • Vlave/ Klep Titanium valves dan Per Klep yang lebih kaku
  • Revised cam timing > for increased rpm
  • Fuel Injectors dengan aliran tinggi/ cepat
  • Low inertia race kit alternator/ spull
  • Revised 1st and 2nd gear ratios
  • Hadir Adjustable slipper clutch khusus balap
  • Magneti Marelli Race ECU
  • Perubahan engine covers untuk memperamping

Setiap 3 seri sekali atau sekitar 1.500 km Mesin ini dikembalikan oleh team ke ExternPro untuk di-rekondisi. Pada Proses rekondisi pertama Kali ( Pasca 3 seri pertama) Sekitar 65/70% part jeroan mesin diganti. Angka persentase ini bertambah besar saat rekondisi kedua pasca 6 seri pertama dan seterusnya.

Mesin yang awalnya dipakai belum tentu dipakai lagi oleh team atau pebalap yang sama. So bisa jadi di 3 seri awal satu mesin dipakai oleh Alex Marquez, di 3 seri berikutnya dipakai oleh Sam Lowes atau Nicolo Bulega atau bahkan Dimas Ekky Pratama. Jadi Setelah direkondisi Motor digelar lalu dilakukan pengundian pada hari kamis jam 10:30 Race wekend, team mana memperoleh Mesin yang mana.

Setelah team memperoleh mesin, maka mesin ini akan segera dibawa ke Pit Box untuk dirakit ke Sasis. Sementara itu mesin lama yang telah dipakai 3 seri belakangan juga akan diserahkan team ke Staff ExternPro yang akan mengecek apakah Sealnya berada dalam kondisi yang sesuai untuk setelah itu dilakukan proses Rekondisi.

Jadi Bila Saat ini ada 32 pembalap/ starter Moto2 maka Minimal triumph menyiapkan 64 mesin dimana 32 mesin dipakai dikloter pertama, sementara 32 mesin kedua dipakai sebagai Kloter kedua untuk menggantikan Mesin  kloter pertama yang dikumpulkan Untuk dilakukan rekondisi. Patut dicatat ExternPro pun menyiapkan 12 Mesin tiap race weekend sebagai back-up bila diketemukan ada mesin yang rusak. Jadi Minimal Total ExternPro menyiapkan 76 unit mesin triumph 3 silinder  cc.

Chantra, Argentine Moto2 2019

Oh ya karena setiap pembalap hanya memiliki 1 mesin tiap Race weekendnya, Maka tidak ada spare bike / Motor cadangan ketika mesin pertama bermasalah seperti misalnya di MotoGP ( misalnya Crash parah ). Dan patut dicatat juga, saat terjadi Flag to Flag semisal dari Kondisi Track kering ke Kondisi basah maka Kelas Moto2 juga tidak bisa diadakan sesi Bike-Swap seperti MotoGP. Yang mereka bisa lakukan adalah masuk Pit Box berganti ban seperti di Formula 1/ Balap endurance, atau dilakukan Re-start ulang dengan disiapkan jeda waktu untuk mengganti ban.

ExternPro menjamin dekatnya tingkat kemiripan Performa antara mesin mesin yang mereka tweak dan Rekondisi. Namun tentu sulit memperoleh mesin yang persis sama, akan ada perbedaan performa. ExternPro menjamin perbedaan Power output mesin terkuat dan yang paling lemah hanya 1% atau hanya berbeda 1,4 hp saja.

Ekky Pratama, Moto2, Argentine MotoGP 2019

Hal terakhir yang juga menarik adalah soal Elektronik yang dipakai di Moto2 2019 dimana menurut Trevor Moris, elektronik di Moto2 memang benar benar di turunkan dari elektronik MotoGP dalam hal ECU dan Softwarenya. Perbedaannya terletak di prosesor dimana Moto2 menggunakan 1 prosesor sementara motoGP menggunakanna 2 Prosesor. Plus satu lagi, Dorna menghilangkan Opsi Fitur Traction Control di Elektronik Moto2 untuk membiasakan Pembalap mengendalikan traksi ban dengan tangan Kanan dan Riding style mereka.

Taufik of BuitenZorg

55 COMMENTS

  1. nah kasus mesin ini susah hidup gimana ?
    bukannya setelah pas gp argentina, beberapa pembalap sempet mengeluhkan ketika mesin motor mereka mati entah itu karena crash atau faktor lain itu susah dihidupkan kembali.
    yak paling parah xavi vierge udah dapet pole position mesin mati, udah didorong dorong dibantuin marshall tetep susah hidup dan ujung ujungnya dns.
    jadi rada gimana yak kalo ngeliat pembalap mental petarung terus crash mau melanjutkan balap gagal gara gara motornya susah dihidupkan kembali.

    • Kayaknya dulu udah dibahas wak haji, kemungkinan akibat rasio kompresi yg lebih tinggi dari mesin cbr600, jadi lebih berat ngedorongnya, kalo ane gak salah inget

      • nahh iya bro anonimuse, maksud saya kan gara gara hal itu lalu sempet dapet komplain juga dari pembalap. apakah sudah ada perubahan atau tetap dibiarkan

    • Wak Haji pernah bahas, mesin ini lebih torqy, dan kompresi lebih tinggi dari CBR600RR, jadi mungkin butuh effort lebih buat menyalakannya.

      • iya memang sudah pernah dibahas pas musim balap belom berjalan dan setelah race berjalan sempet dikomplain sama beberapa pembalap. nah apa iya tidak ada perubahan atau solusi gitu atau memang tahun pertama ini semacam percontohan ? mengingat jumlah mesinnya pun terbatas dimana tim baru dan wildcard ditahun ini pun dilarang ikut karena keterbatasan jumlah mesin ?

  2. Coba share donk dimana didapat angka durasi camshaft 250° itu. Siapa tau situ minimal benar2 mekanik balap, lumayanlah bisa dapat ilmu dari mekanik balap.

  3. Daytona nya kok ga ada kabar ya?masa masih 675 aja kalah ama yg naked street triple 765

    kan klo udah diproduksi fairing bike nya yg pasti lebih mirip spek moto2,udah bs dipake buat cev moto2 atau japan gp-2

  4. 140 hp dgn power delivery yg lebih galak dan torsi bawah lebih kuat ? gak seperti mesin CBR yg deliverynya yg flat
    dari: MCN

  5. ingat konsep Moto2: balap murah dan mesin tahan lama… klo mau di tune maksimal juga bisa, mesin R6/CBR WSS aja sanggup 145-150 hp tapi konsekuensi tiap 1 seri ya ganti mesin. sama halnya mesin triumph 160 hp pasti sanggup, dgn konsekuensi

  6. alasannya apa sih wak…motor balap tidak pake doble starter nya. ngidupinnya msti di dorong..

  7. Berarti tangan kanan Dimas Ekky belum semahir rider2 top Moto2.. Mungkin belum berani buka gas lebih awal saat exit corner, saat motor masih rebah

  8. Yamaha r6 yang baru juga pake mesin tua, sama kaya cbr600. Basic mesinnya masih sama dari model 2006/2007. Proposal triumph jelas lebih menarik karena pake mesin desain fresh dan konfigurasi yang unik.

  9. Pantas saja bro pengamat terlalu banyak dihujat. Bicaranya selalu diluar koridor meski ilmunya banyak. Konsep balapannya adl MURAH dan mendekati MotoGP. Murah ini jelas mengutamakan kompromi antara endurance dan power.

  10. Enjin moto3 mungkin lebih berkelas tuningan dan jenis sparepart yg digunakan
    Kl moto2 kan udh jelas balapan dgn bajet “murah”

  11. Seperti sekolah balap nya Dorna.
    Sejauh mana sasis/suspensi dpt dikembangkan dibanding mesin?
    Dan knp tdk dilebur saja dng superstock 600/1000 di WSBK?

Leave a Reply to Mordhau Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here