Source: Mat Oxley

TMCBLOG.com – Apapun dilakukan untuk peningkatan performa, begitulah sepertinya konsep riset dan development di MotoGP yang semuanya serba prototipe, mulai dari mesin, suspensi, dan frame. Akhir-akhir ini di MotoGP kita kembali diperlihatkan bagaimana hadir fenomena peningkatan performa salah satu pembalapnya yakni Pol Espargaro setelah menggunakan swing-arm full carbon fiber.

Swing-arm karbon yang digunakan Pol Espargaro bukanlah merupakan model carbon-covered atau hanya swing-arm berbahan material alumunium yang diselubungi oleh serat karbon. Namun sepertinya dipabrikasi moulding khusus serat karbon secara menyeluruh sehingga membentuk swing-arm yang digunakan pada RC16. Dan hal ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan Swing-arm yang dipakai Johann Zarco yang lebih ke carbon-Partial / Carbon-Coverred.

Cal Crutchlow tahun 2018 bolak balik komplain ke HRC mengenai keinginannya untuk menggunakan swing-arm yang identik seperti yang digunakan Marc Marquez dan Dai Pedrosa kala itu. Dan pada akhirnya di tahun 2019 ini kesampaian juga, mulai seri pertama, swing-arm Honda RC213V MY2019 milik Cal sudah terlihat menggunakan bahan serat karbon. Namun begitu, sampai menjelang seri Catalunya akhir pekan ini, Cal menginformasikan bahwa ia tidak bisa terus terusan sepanjang seri menggunakan swing-arm carbon.

Penyebabnya adalah swing-arm ini harus dilepas jika Cal terjatuh dan wajib langsung dilakukan pengecekan di Honda Jepang. Rantai supply dari Jepang ke track membutuhkan waktu yang banyak. Ketika ditanya langsung, Cal menjawab: “Marc Marquez dan Repsol Honda secara keseluruhan memperoleh prioritas utama soal supply material, dan karena swing-arm ini (Carbon) berharga 250 ribu Euro, kami tidak bisa selalu menggunakan kopian-nya” . . Wih Cal bilang 250 ribu Euro sob? Bisa dapet 6 unit Ducati Panigale V4R tuh ?!

Tapi itu di Honda . . Tiap pabrikan bisa jadi berbeda-beda cost-nya, secara ini adalah produk prototipe. Nilai dari sebuah barang bergantung bagaimana ‘hot’-nya pabrikan melakukan riset karena jelas pembiayaan terbesar tentu saja ada pada riset dan development. Ducati sendiri menurut Speedweek menuntut team pabrikan membayar 100 ribu Euro per swing-arm berbahan serat karbon.

Namun begitu, salah satu pakar industri otomotif – Alex Giussani, Technical Director of Suter Industries mengatakan bahwa perkiraannya cost Research and Development dari sebuah swing-arm carbon fiber berada di angka 100 ribu sampai 200 ribu Euro. Alex mengatakan bahwa secara kasar ia memperkirakan satu swing-arm bisa berharga 20 ribu Euro  . . hmmm setengah harga Panigale V4R.

Mengenai benefit dari swing-arm serat carbon, berikut ini kembali TMCBlog hadirkan wawancara jurnalis Crash.net Peter McLaren kepada Corado Chichineli mengenai hal ini:

McLaren: ‘ Corrado, Anda berada di Ducati ketika awal project pengaplikasian swingarm serat karbon? ‘

Corrado Cecchinelli: “Benar, Saya ada di Ducati ketika kami memulai project Desmosedici dengan swingarm berbahan serat karbon. Namun hal itu bukanlah pertama kalinya dilakukan, karena sebelumnya sudah dipakai oleh Aprilia di kelas 250cc. carbon fiber adalah bahan yang tepat jika digunakan untuk permukaan/bidang/area yang luas, tapi berbentuk tidak kecil. Jadi, bagi Saya, merupakan ide yang tepat untuk diaplikasikan ke part swingarm, juga karena swingarm dirancang untuk memperoleh tingkat kekakuan [stiffness] tertentu.”

“Akan tetapi, hal ini bukan berarti dirancang untuk menjadi se-kaku mungkin, namun itu dirancang untuk menemukan/mencapai sebuah tingkat kekakuan yang kita harapkan. Plus Anda ingin mencapai kekakuan dalam 3 dimensi (3D) [3 dimensi dari pergerakan motor]. Maksudnya, Anda menginginkan sebuah swingarm yang bisa ‘menekuk / bend’ saat motor miring [ketika posisi menikung], tetapi tidak menginginkan swing arm tersebut mengalami gejala material ‘melintir / twist’. Dengan serat karbon Kami bisa bermain dengan orientasi serat karbonnya untuk memiliki kekakuan tiga dimensi yang kami inginkan.”

Taufik of BuitenZorg

40 COMMENTS

  1. ganas memang mahal, karena fungsinya sesuai dengan yg kita inginkan ( tingkat kekakuan ), dimana mungkin belum bisa di temukan dengan bahan alumunium.

    • tergantung besaran dananya juga sih, untuk repsol honda bisa aja menutupi.
      kalo kaya lcr walaupun crutclow dikontrak langsung HRC tp masih terbatas, bisa jadi karena pengaruh dana sponsor di lcr. kalo lcr bisa dapet sponsor dengan dana kakap bisa aja itu barang dibikinin HRC terus buat crutclow tanpa harus mikirin biaya.

  2. btw gak bahas pedrosa wak ? yang udah melakukan pengetesan motor ktm dan sudah buka bukaan ke media tentang motor ktm.

  3. qt bandingkan ktm yg sdh menggunakan swingarm full carbon dengan suzuki yg masih mnggunakan almunium.sepertinya fungsi yg dihasilkan tidak terlalu signifikan.faktor penentu ttp motor atau rider? sk psing sendiri…heee

    • Tingkat kekakuan yg dibutuhkan masing masing pabrikan beda beda..untuk suzuki kan aluminium lapis carbon sudah pas kekakuannya..jika duc hon kat make full carbon,mungkin jd analisa betapa nyelengnya V4 hanya dgn alu lapis carbon apalagi aluminium saja..

    • Rancu bro perbandingannya, anda katakan beda swingarm tp hasilnya beda tipis, sedangkan masih bnyak faktor lain yg mmpengaruhi hasil. Tiap pabrikan pasti sudah riset dgn mengeliminasi variabel lain selain swingarm.
      Perbandingan anda :
      Variabel bebas : swingarm, sasis, rider
      Variabel terkontrol 😕
      Perbandingan Pabrikan :
      Variabel bebas : swingarm
      Variabel terkontrol : sasis, rider

  4. yaampun cal,makanya jangan keseringan dlosor,..berapa unit BeAT coba buat membiayai swingarm kamu,hehehe

  5. siapa yg bilang pembalap jaman dulu lebih jago dari pembalap sekarang??? sulit dipahami pemikirannya?! yg punya anak SD kelas 1 pasti paham!!!

    • Setuju nih mas, memang pembalap dulu lebih butuh raw muscle power buat handle motor dengan handling pas”an sama power delivery brutal tapi pembalap modern harus bisa nahan gaya g force yang lebih karena speed yang jauh lebih kenceng sama stamina yg harus lebih oke dalam race. Intinya kerjaan pembalap ga pernah jadi lebih mudah gara” elektronik dll, tapi makin sulit karena limit dari kemampuan motor terus di push naik

  6. mungkin yg lebih mahal di Ducati itu pengadaan,winglet,swinglet,velg dop dan tetekbengek lainnya yg udah nguras dana banyak,bukan swingarm,sasis,atau mesinnya ?
    jadi kalo Tito rabat dan Karel mau pake printilan macam itu harus rogoh kocek lebih dalam ?

  7. Motogp dan wsbk beda lap time kurang lebih 2 detik (jauh sih). Kalo di guyur dana melimpah kayak motogp, apakah wsbk bisa ngejar?

    • Bukan itu perbedaanya..motogp dibatasi berbagai macam regulasi,wsbk trs trsan diberi kelonggaran,yg plg baru V4 rasa motogp…tp ketika motogp dikembalikan ecu inhouse..mau selisih >2s gampang sekali..

  8. orang awam mau bertanya!
    apakah tuh bahannya di campur emas ,berlian,permata di balut sutera? dan bisa ky robot bisa mengikuti gaya balap rider..otomatis! dan pa tu carbon gk bisa patah?? retak..lecet..dan bahannya diimpor dari berbagai benua? karena bagi kami orang awam harga segitu kgk masuk di akal..cm buat barang plastik. ini cm pertanyaan orang awam. ?

    • Dari bahan yang harus didatangkan dari produsen lain serta cara pembuatannya harus di butuhkan alat dengan modal yang tidak sedikit barulah itu jadi satu unit swingarm.

      Riset mahal dan produksi juga tidak banyak, jadi si pembeli mau gak mau harus beli dengan harga mahal untuk menutup biaya riset yang telah di keluarkan.

      Beda dengan riset smartphone walaupun bisa saja lebih sulit tetapi harga bisa murah karena akan diproduksi dalam jumlah yang sangat banyak.

    • Gini bro ya .. dimisalkan kamu punya warung makan dan aq pesen ke kamu kare ayam, sedangkan dimenu warung kamu g ada kare ayam nya. . Tp aq berani bayar mahal 1 porsi kare ayam yg penting kamu sanggup buatin ..

      Nah kurang lebih kayak gtu lah bro .. kalau salah tolong dimaklumi

    • Di artikel ada tuh, harga swingarm carbon ‘cuma’ 20rb euro, sedangkan riset 100rb-200rb euro. Jd yg mahal biaya risetnya

  9. Oot.
    Yg namanya harga ,siapapun bisa membuat,petani jual padi organik seharga 1 milyar per kilo jg no problem,apa lagi orang eropa,suka meMAHALkan produknya sendiri. Misal,produk sehari2 aja bedanya 10x lipat,beda harga,tp nilainya sama,karna penghasilan eropa pun 10x lipat dr pada disini.

  10. HRC cape-cape riset buat apa ya,? toh hasil risetnya kaga diturunin ke motor produksi masalnya,,, apa buat pencitraan doang, dengan prestasi yang bagus diajang MotoGp, konsumen diajak berfantasi memiliki kendaraan terbaik dikelasnya.

    Contoh sederhana CBR1000, sama” 2 roda, dan 4 Piston,,, HRC tidak sanggup membenahi perporma.

Leave a Reply to mys Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here