TMCBLOG.com – Bingung juga yah jadi HRC, membuat mesin yang adaptif, kencang, dan sesuai dengan mayoritas pembalap mungkin menjadi sebuah idealisme yang belum akan terealisasi dalam jangka waktu dekat. Di sisi lain Marc Marquez selalu ada bahkan sering menang saat RC213V sangat sulit dijinakkan oleh pembalap non-Marquez. Alberto Puig mengatakan bahwa Honda (HRC) tidak akan merombak Honda RC213V hanya untuk kepentingan adaptasi seorang Jorge Lorenzo, terlebih lagi di sisi lain Marc Marquez masih terus menang dengan apa adanya RC213V yang sekarang.

” Dengan Jorge kami telah berusaha dan mencoba membuatnya lebih nyaman di atas motor. Alasan perjalanannya ke Jepang 99% adalah hal ini, berusaha untuk membuatnya lebih nyaman. Pada akhirnya, apa yang terjadi adalah yang telah terjadi. Marc memimpin, yang mengejutkan adalah hasil Jorge, namun ia tidak menyembunyikannya atau bikin bikin alasan. Basis dari motornya sebenarnya tidak jelek karena kami memenangkan kejuaraan hampir setiap tahun. Di mana Jorge belum adaptif terhadap motor, tidak serta merta membuat motornya jelek. Apa yang tidak bisa kami lakukan adalah merubah motor hanya karena satu pembalap yang tidak bisa beradaptasi dengannya, khususnya jika Marc terus menang.” begitu Puig bicara via Motorsport.

Awalnya TMCBlog berfikir 100% policy ini ada policy Marquez-Centrist. Namun melihat apa yang di katakan oleh Alberto Puig, dugaan TMCBlog adalah, dari awal HRC memang berusaha membuat motor yang superior, terlihat dari musim ini di mana mereka konsern banget sama yang namanya Top Speed.

Honda membangun motor RC213V MY2019 memang berdasarkan data yang diperoleh Marc di 2018. Mereka menganalisa, di mana letak limit dari Marc dari segala hal, tikungan, speed, akselerasi dan lain lain, lalu membangun RC213V seperti yang hadir sekarang. Namun dengan tujuan mengalahkan performa lawan (Ducati). Yang parahnya adalah Marc ini adalah tipe pembalap special dimana ia punya talenta yang bisa meredam keberingasan RC213V seberapapun susahnya ini motor. . . Jadi lebih ke Honda saja yang pengennya selalu mencari jalan yang SULIT, [imho] .

Yang terlihat di TV seperti Marc ini oke oke saja, tidak bermasalah walaupun motornya bikin struggle. Jangankan tahun 2019 ini, cek di tahun 2016 dan 2017 masalah RC213V jauh lebih gila dari versi tahun 2019, gimana Marc ? . . . Nggak heboh curcol sana curcol sini, baper sana baper sini tho ? Itu memang karakteristiknya . . . Segala kesulitan dibawa mengalir dan enjoy saja.

Dan memang kalau begini terus sulit memperoleh Honda RC213V yang riders friendly selagi Marc masih punya talenta sebegini spesial, mungkin selama beberapa tahun kedepan. FYI, regulasi menyebutkan dalam satu team basis mesin hanya satu dan basis desain mesin antara Marc dan Lorenzo haruslah sama . . Itu artinya Honda harus mencari win win solution yang nggak mudah.

Taufik of BuitenZorg

104 COMMENTS

    • Buat jorge main di elektronik biar lembut.. batasi rpm per gear…
      Crutchlow balik ke mesin RCV 2018 aja..

      motor itu buat jadi juara.. siapa juara.. dia butuh apa buat dominasi.. kenapa kalah di beberapa seri… kurang dimana.. basis Marq…

        • cal lebih ke masalah psikis bro..masalh mood ga dapet! mentality cal emang seperti itu…naik turun tergantung situasi! hehe…itu cal lho ya yg bawa motor RCV udah berapa tahun lebih dulu dari paduka, nah kalo paduka sama aja, ada hal yg mengganggu di luar tekhnis motor aja dia bisa bete kebawa sikap di litasan, trus pasti motor yg di salahin! gmn sih kalo kita habis berantem sama pacar, atw habis di taguh utang sama temen trus bawa motor?! nah gitu rasanya paduka…hehehe

      • @tak ada yang bisa, typical netizen +62 banget… Komenin orang pinter wkwkwkwkwkwwk intinya kalo mau menang, kudu sepaket…ya motor ya rider…

  1. Berarti masalah Honda ada pada Marquez yang mampu menutupi kekurangan motor dengan talentanya… dan itu jadi masalah buat rider honda lain… gak kebayang kalau rc213v di tinggal Marquez…. auto dibully ducati nih

    • yg anda bilang “masalah” itu adalah hal positif buat pabrikan lain lho bro (berharap marc pindah) … , sejak marc ada di motogp, talentanya memang jadi “masalah” buat semua pembalap motogp! sama kayak rossi, doohan…mereka pembalap pembawa masalah di eranya!

    • Juara dunia cukup 1 org,tentunya hrc jg punya strategi2 untuk terus mengamankan titel juara dunia motogp dengan terus meningkatkan kemampuan motornya yg memang kencang..

    • Cuma gg setuju elektronik..
      gg bisa sliding maksimal…
      bejek gas dalam2 juga diatur elektronik biar smooth…

      • Kan bisa request setingan diminim semua,tp apakah pembalap berani ngambil resiko,menang fantatis,atau jatuh,jumpalitan,terguling guling,resiko kehilangan nyawa..sedang pembalap lainnya pake..dan apabila pembalap mintapun apakah tim mau memberi setinggan minim,sembari bilang ini balapan,bukan free style..

      • Yup stoner salah 1 rider yg ga suka motogp jaman now karna trlalu banyak elektronik.. skill rider ga bs kluar smua trtutup sm settingan elektronik..
        Kerennya klo lg liat dy ngesot2..

      • kalau menurut gw, stoner enggak setuju menggunakan elektronik karena walaupun dia bisa menggunakan elektronik seminimal mungkin, pembalap lain yang cuma mengandalkan elektronik bisa aja lebih cepat dari Stoner yang cuma ngandelin tangan kanan dan talenta.

    • Kan wak haji dah bilang,tanpa elektronik udah banyak nyawa pembalap yg melayang..
      Elektronik di perbanyak itu kan gunanya buat safety… Yg di bilang stoner itu juga ada benarnya.. Tapi kan balik lagi ke masalah safety yg di prioritaskan di dunia balap

  2. statistik crash Marquez dr tahun ke tahun juga makin dikit,meskipun tetep karakter rcv motor yg mudah crash karena gampang dipake hingga limit itu tetep,siapapun yg pake

  3. ahh klo begtu opini saya mah HRC gaet loren di saat msh ada markes, BUKAN UNTUK DEVELOPMENT rcv, tp HRC pasti tau bgt loren akan bahaya jika dijadikan expert bagi pabrikan lain, contoh ducati misalnya.

    • Untuk sekedar teori konspirasi, bisa saja itu yg dimaksud, namun maksud sebenarnya mungkin hanya hrc yg tahu

      • yoi
        kata kuncinya “menggaji besar”
        sementara Lorenzo saat ini tidak digaji “besar” ama HRC

        bagi HRC, Lorenzo-lah yg minta masuk mumpung ada slot
        Dan dgn demikian HRC dpt beberapa bonus
        1. Development serta dpt masukan rider yg terbukti mampu membuat Desmo makin user friendly
        2. Rider champion berkontrak “murah”
        3. Bonus tambahan (bukan orientasi utama) : mencegah Lorenzo improve di Duc, berharap improve di onda (walau belum kejadian ampe sekarang)

      • Pertimbangan Soichiro Honda saat itu lebih pada, biar Hailwood g balapan pake motor selain Honda dan menang, sehingga akan merusak nama baik Honda (Yah wlpun kenyataannya saat itu emang motor Honda kualitasnya jauh dibawah MV Agusta). Tp batasan ya jg sebatas d world motorcycles champ’. KarenaHailwood jg masih balapan d TT Isle of Man

    • ke jepang hohe ketemu insinyur HRC, trus di tanya..
      HRC: “eh hohe, beda desmo sama rcv ada dimana yg bikin ente ga nyaman?”

      Hohe: “…… “(monggo pemirsa isi sendiri kira2 apa jawaban paduka hohe)

    • inget juga berapa kontrak Lorenzo (sekitar 4 juta Euro) di HRC, cukup “rendah” untuk kategori rider Jurdun MotoGP 3x
      bandingkan dengan Marc (15 juta Euro) yg nyaris 4x lebih besar dr Lorenzo
      bandingkan dulu kontrak mahal Lorenzo saat di Ducati (12 juta klo ga salah)

      Dgn perbandingan tersebut, niat awal HRC (IMO) justru tentu Development.
      Masalahnya gaya berkendara Marc sungguh sangat berkebalikan dengan Lorenzo. Dia masuk ke tim yg setelan mesinnya & sasisnya udah fix untuk kebutuhan Marc.

      RCV sekarang juga sangat physical demanding. Sementara fisik Lorenzo tidak sebugar Marc.
      Klo tujuan HRC tidak untuk development. buat apa mereka susah2 membuatkan beberapa perubahan pada motor Lorenzo ??

      • bukan hanya sekedar teori konspirasi biasa, merujuk pada daniel pedrosa bertahun2 di HRC tanpa title jurdun motogp knp HRC bgtu sabar? klo dia di pabrikan lain pasti udh di tendang, krn HRC tau dani adalah expert dapurnya RCV, gosipnya kan udh pada tau dani tau segalanya tentang honda. dan setelah dani pensi pindah ke KTM, si puig kecewa dan ngambek sm si dani. u know what imean with loren dgn 3 title champ dan tentunya expert dr loren setelah hengkang dr ducati.

    • Masih terlalu awal untuk menilai, ini kan katanya HRC gak akan merubah basis motor khusus untuk lorenzo, apalagi jika marquez bisa terus menang.

      Tapi, mereka bilang tidak merubah, berarti masih bisa bikin basis baru dong yg khusus untuk lorenzo, mungkin dengan catatan lorenzo harus bisa adaptasi dengan motor yg sekarang. HRC pasti mampu bikin dua motor yg beda. Kalau tebentur regulasi ya buatkan tim satu lagi kan bisa. Setidaknya paling cepat bisa terjadi tahun depan

      Sabar, ini belum lewat paruh musim pertama

  4. Memang honda masih jadi raja di dunia roda 2..
    Itu semua adalah cita2 dan impian dari sang kreator honda.. opa Soichiro Honda.
    Jalan sulit akan memberikan tantangan besar dan juga ilmu serta pengetahuan yg besar pula.. dan hasil tidak menghianati usaha.

  5. Ini mah nama nya bukan memilih jalan yg sulit…
    Tapi y emang gtu kali adat nya…marquez aja bisa menang y elu pokok ny juga harus bisa menang gtu…

    Sulit ny ada di jorge berarti ngoahaha

  6. roman-romannya apakah bakal didepak dr HRC si paduka hohe wak?? krn permintaannya yg mustahil utk diterapkan di RCV??

    • Kan aturan Dorna mesin hanya satu type. Jadi emang ngak bisa, bukan mustahil, mustahil itu msh ada faktor x yg menggagalkan kemustahilan nya

    • ngapain juga cepet2 di depak ??, Lorenzo jg belum ada 1/2 musim di HRC
      tunggu hingga ia bisa dpt mesin yg didevelop berdasarkan masukan Marc dan Lorenzo. Sekarang pengembangan mesin udah di “freeze” susah untuk diapa-apain lagi.

    • Hohe gak spt itu… sepak terjangnya sdh terbaca semenjak blm di hrc, beliau seneng mbalap dan bersikap di zona nyaman… jadi jgn harap ada gebrakan dr beliau…

  7. Hodna itu selalu cari jalan yang mudah. Karena apa? Karena sering juara. Kalo yahmama itu cari jalan yg sulit. Karena apa? Karena udah lama gak juara. Ducati itu selalu cari bypass. Suzuki, ktm, aprilia masih susah cari jalan karena pke google map

  8. the real joker memang selain, sangat mematikan untuk good guy batman, ia juga sangat “mematikan” untuk rekan sejawat sesama bad boys, sebut saja two face, sal maroni dan harley quinn.

    • Jl mau masuk satelit ??
      dia belum se-desperate itu

      bagi HRC itu bak “durian runtuh”
      kapan lagi bs dpt rider champion dengan nilai kontrak “murah” yg lg on-fire di tim sebelumnya

      • Dan kl pun bersedia (seandainya Zarco mengiyakan permintaan Puig) kecil kemungkinan dia masuk tim yg menggunakan mesin Yamaha. Dia aj keluar dr Yamaha karena merasa g bisa lepas dr tekanan bayangan Rossi, terutama pasca 2015

  9. FYI Regulasi menyebutkan Dalam satu team basis Mesin Hanya Satu dan basis desain mesin antara Marc Dan Lorenzo haruslah sama

    tanya wak kalo mesin memang sama, kalo sasis gmn? soalnya ini berhubungan dengan ergonomi dan mungkin akan merubah karakter pembawaan motor. apakah sasis jg di holomogasi jadi 1 team cuma punya design 1 sasis untuk 2 pembalap?

    • sasis boleh beda, Ekstrimnya adalah mau satu seri bawa 10 sasis trus dicoba satu satu juga boleh terserah, asal ada waktunya aja

  10. kelemahan paket motor hadno rc213v my2019 yg terlihat sekarang adalah entry corner.
    satu-satunya paket motor hadno yg rider friendly yaitu rc213v my2014. markues, bradel, alva bau, pedrosa, semua rider ini bisa bertarung di pack depan. pedrosa memang developer hadno terbaik menurut saya.
    secara bertahap bukan tidak mungkin untuk rc213v my2019 ke depan hal tsb juga akan terulang dengan input lorenzo di sisi non-engine yaitu sisi ergonomi.
    seri assen patut dilihat pada motor lorenzo, ada perubahan atau penambahan part apakah di motornya ? hehe..

    • 2014 piranti elektroniknya masih in house, pak… semua variable sudah terukur sama canggihnya ECU HRC…
      semua berubah setelah Magneti Marelli menyerang, teknologinya bahkan katanya ketinggalan 10 tahun buat handle variable2 motor honda saat itu..
      sekarang HRC udah bisa mecahin algoritma ecu MM, dan lagi tahap mengembalikan performa RCV paling tidak menyamai 2014 berdasarkan ecu MM…
      klo HRC emang mau sih, Lorenzo suruh aja dijadiin rider utama buat develop motor musim 2020, toh udh kebukti di Yamaha klo set up Lorenzo jg rider friendly…
      masalahnya prinsip develop motor HRC beda dengan Yamaha, klo HRC bangun motor engine oriented baru sasis nyesuaiin, Yamaha malah kebalikannya…
      nah Lorenzo bisa gak ngikutin tradisi Honda ini, padahal butter hammer stylenya selama ini kan dianggap paling klop sama Yamaha…

      • pak abngun cuma bilang masa rc213v mode, bukan era baru moto gp teman teman.

        sama hal nya rc211v ane jg pegang masanya sete giber yg terbaik.

    • Kalau untuk rider developer sejati jempolan gak banyak cangkem emang Daped26 jagonya. Lorenjong masih kalah halus gayanya.

  11. Klu di lihat dari komen puig, berarti honda lebih butuh marquez dibanding sebaliknya.
    Kalau kaya gitu berarti marquez diatas honda, marquez out dr hrc kelar udah honda. Mirip2 rossi & stoner waktu mereka masih di honda ?

    • Ya Akan muncul alien lagi dong di Honda.gitu aja kok repot.buktinya Rossi pergi muncul hayden.hayden redup muncul stoner.stoner hilang muncul MM93.

      • sori…
        imo, alm Hayden kagak masuk kategori rider Alien. Titel “rider Alien” sampe saat ini hanya baru dipegang oleh 5 orang (sayang 2 diantaranya udah pensiun).
        Bahkan (imo) Hayden tidak dianggap sebagai rider pengembang di HRC entah karena skill atau karena tidak menarik dimata sponsor.

        Dia cuma rider bagus (not the best) yg konsisten meraih poin namun minim kemenangan. Hanya saja saat itu Luck-nya sedang tinggi2nya, dpt motor yg sangat bagus di tim yg sangat bagus pula, melawan beberapa lawan terdekat yg lg kena banyak masalah / kesialan.

    • Jangan salah, di era 4tak Honda ini paling pinter cari talenta baru, ada 4 pembalap juara dunia era 4 tak awal karirnya dikelas MotoGP dari Honda semua, cuma Lorenzo doang yg bukan

    • Setuju komen @Dullah, hrc pasti nemu aja rider alien yg lain, ga kaya pabrikan sebelah yg jelas banget rider nya di atas pabrikan, jadi rider lebih dari satu dekakde, butuh brand marketing, sampai mau nyedian motor buat tim bikinan ridernya

  12. HRC memang build motor scr Marquez centris. bukan rahasia baru. Danny & Cal udah sering mention. salahnya HRC aplikasiin gaya marc yg hyper adaptiv terhadap motor apapun. Hasilnya jd motor yg not rider friendly. JL ya JL gmn pun juga 3x jurdun bukan sesuatu yg bisa diremehkan. masih termasuk Alien. saat ini cuma waktu yg dia perlukan spt di Ducati.

  13. Hrc harusnya membuat build bike sesuai input jolor juga karena hasil kerja jolor seperti di yamaha dan ducati berhasil membuat motor kompetitif, ingat ga selamanya marquez di honda, dan honda harus memikirkan itu,

    • lha kan susah
      Lorenzo bahkan belum separuh musim di Repsol team
      Pengembangan mesin di-Freeze selama musim berjalan

      dan masalah lainnya, pada test pra musim di Valenzia, Lorenzo terlihat senyum2.
      Ya jadinya HRC akan berasumsi mesin 2019 RCV udah klop/cocok untuk Lorenzo, dan ternyata itu salah

      imo…
      Andai saja saat itu Lorenzo udah mengeluh mengenai performa mesin yg ga cocok untuk dia, mungkin HRC bisa melakukan suatu “tweak” pada mesin sebelum pengembangannya di”bekukan”

      • IMO, yg dikeluhkan Lorenzo bukan pada mesinnya, tp ergonomic berkendara nya. Dia termasuk pembalap yg rewel banget masalah seperti itu. Kadang confidence datangnya bukan dr seberapa kencang mesinnya. Tp dr hal-hal lain yg tidak terkait langsung dg paket mesin…..

      • kurang setuju sih
        tapi entahlah….
        soalnya saya curiga, saat test pra musim di Valencia tersebut, Lorenzo (yg senyum2) itu apakah karena “nyaman” dgn motor 2019 atau malah yg motor 2018 (yg dipake Nakagami saat ini)

        Nakagami aja secara tiba2 saat ini terlihat lebih kompetitif ketimbang Cruthclow yg notabene pake motor dgn mesin 2019.
        (imo) Mungkin pada jeda tengah musim, Lorenzo harus melakukan compare lg dgn motor 2018, jgn2 malah memang lebih cocok untuk Lorenzo

        • bagus neh debat nya, saya suka dan ckup masuk akal.

          harus ada tombol like neh di komentar kayanya

  14. kalo aku sih yakin neng Fani bakal jadi juara,nggak tau kalo chef Juna ???

    kalo neng Vina,ane nggak mau bet on him,takutnya breset lagi dan lagi ????

  15. jl waktu ke jepun minta mesin inline4, mkany puig langsung ngomong gitu. yg d maksud puig itu hanyalh mengenai bagian yg d bekukan/batasii pengembanganny ketika musim berjalan(mesin), klau bagian lain seperti sasis ya pasti akan d sesuaikan dengan riding style dan ergonominy jl nmun perbedaanny gak akan signifikan(basis/dasarny tetap akan sama )

  16. kalo gini gini harusnya tanya Takeo Yokohama langsung,pertanyaan gimana respon mesin setelah ganti saluran udara aja dijawab sama dia

  17. Sama seperti halnya Ducati, Suzuki, KTM dan pabrikan lainnya. Dalam merancang motornya, mereka pasti sudah memiliki filosofi dasar seperti apa motor ideal menurut mereka berdasarkan knowledge yang sudah dikuasai para engineernya. Ducati dengan desmodromicnya, y mengandalkan kekuatan power dan akselerasi, plus stabilitas saat pengereman dan akselerasi, g heran sasisnya lebih panjang dibanding motor lain. Suzuki dengan karakter I4 nya tentu mengejar handling dan speed corner, begitu juga RC213V yang memang dirancang sebagai lap time bike, karakter dasarnya sudah ditetapkan. Merubah satu karakter untuk mengejar kekurangan di sektor lain, pasti akan mengorbankan kelebihan motor yang sudah dimiliki. It’s all about compromise. Makanya Ducati sendiri juga tidak bisa segera menanggapi keluhan Dovi terkait kecepatan di midcorner, begitu juga KTM tidak bisa segera menanggapi keluhan Zarco terkait handling RC16.

    Coba bandingkan kepindahan Rossi dr RC211V ke M1, karena karakter motor tidak jauh berubah, Rossi bisa mempertahankan keunggulannya di teknik late braking dan dengan corner speed M1, dia bisa mengalahkan motor yang lebih cepat (RC211V). Saat dia pindah dari M1 ke Ducati, semua keunggulannya hilang, karena harus berhadapan dengan motor yang karakternya jauh berbeda dibandingkan M1 yang lebih rider friendly (Sampe waktu itu Director Technic Ducati bersedia mundur apabila mereka bisa merekrut Furusawa). It’s about ride around your bike, not building a bike that suit you. Bahkan Lorenzo pun harus merubah riding stylenya untuk bisa mengendalikan GP18.

    IMO, HRC juga pasti berpikir untuk bisa membuat motor dengan filosofi Honda tapi tetap bisa dikendalikan oleh rider lain. Coba lihat skema perekrutan pembalap setelah Dani tidak diperpanjang kontraknya, mereka berupaya merekrut Zarco yg memiliki riding style smooth seperti halnya Lorenzo, tapi ternyata Zarco berdasarkan arahan Felon, malah memilih KTM. Lorenzo adalah durian runtuh bagi Puig, karena setelah gagal memperoleh Zarco, ternyata Ducati juga tidak memperpanjang kontrak Lorenzo. Permasalahan Lorenzo saat ini, y karena dia hanya bisa memberikan input terhadap pengembangan RC213V di akhir musim 2018, sementara pengembangan RC213V untuk musim 2019 sudah dimulai sejak pertengahan musim 2018. Merubah desain motor khusus untuk Lorenzo pun juga g bakalan bisa dilakukan karena terbentur regulasi. Pendekatan yang bisa dilakukan saat ini y optimising what already built, mulai dari pasang ini itu berdasarkan permintaan sang Ratu, sampe khusus ke Jepang buat develop part yg bisa membantu Lorenzo mengendarai RC213V.

    Apakah RC213V terlalu Marquez oriented, seperti yg berulang kali saya bilang sebelumnya, dia satu-satunya yg memahami how to ride around the bike, mulai dari saat paket motornya mudah dikendarai (2013-2014), paket busuk (2015 – 2017), dan paket yang jauh lebih baik.

    • betul sekali, kaya BMW sama mercedes. BMW mobil sport yg elegant, mercedes mobil elegant yang sporty (ciri khas)

      yes pengembangan motor motogp itu di mulai dari pertengahan munsim berjalan. yamama kabar nya baru tahun ini bakal ikut yang lain(kmrn sempet denger beritanya).

      waktu DP resmi mw pensi pun udh ga di ajak kan tes tengah musim. cmiiw

  18. Simplenya sih seperti komentar marquez ke lorenzo, harus membuktikkan diri dulu baru bisa minta ke hrc, hrc ngasih bantuan bagian ergonomi dulu dan buktikkan bisa finish posisi lebih bagus, bukan tidak mungkin 2020 hrc bikin motor sesuai permintaan lorenzo berbekal data selama satu musim ini, asal lorenzo peforma lorenzo bagus

  19. Populer sekali ya soal Jorge vs RCV ini…bahkan rsnya lbh cepat panas dibanding saat Jorge vs Desmo kmrn…

  20. perubahan kubikasi mesin dari 990cc turun jdi 800cc itu permintaan pabrikan mna? jawabny honda… mengapa?? agar bisa d handle oleh dani pedrosa yg merupakan rider pling kecil/pendek d motogp. andrea dovizioso adlh slh satu rider didikan honda tpi mengapa dia pindah dri honda ke satelit ymha? krna honda lebih mengutamakan pedrosa(dan cs27)… hanya bersma marquezlh (2015-2018) pedrosa baru mau mengeluh ttg motorny, sblm ny tidak. bukan hrc yg tidak memberikan sesuatu yg harusny d dapat pedrosa, tpi pedrosalh yg tidak memberikan glar jurdun itu pda honda krna pedrosa sangat jarang tampil full season karena jatuh(cidera dan operasi). bos ktm itu tak tahu diri, ngata2in hrc tpi ketika pmbalapny minta sasis tipe twinspar parimeter(deltabox klau ymha) mlah bilang, ‘ktm is ktm, not ymha’

    • Sebenernya pedrosa sebelum ada marquez , penampilannya bagus, sering jadi pimpinan klasemen, cuma dia sering apes, crash sampai cedera

  21. Pendapat lain bilang masalah rcv 2019 krn masukan dr crutchlow kurang
    Tau sendiri kondisi fisik crutchlow d winter test seperti apa
    Nah menyambung ke kondisi jolor 11 12
    Mungkin keterbatasan ini yg berimbas performa crutchlow n jolor
    Marc? Seperti wak haji bilang diatas

  22. Wak Kaji. Ingat kembali kenapa dulu #VR46 hengkang dari HRC padahal sabet jurdu bersama Honda. Krn dari dulu Honda berprinsip: “Kami yg buat motor, Kalian yg buat dia menang!” Kalo pun kini para insinyur Honda lebih mau mendengar masukan pembalap, tetep ndak mbuang sifat aslinya. Ducati pun asalnya jg begini sifatnya.

    Beda dgn Yamaha. Sejak awal M1 dirancang berbasis masukan tim. Jd jelas kenapa kini Yamaha memble??? Krn mrk kehilangan orang2 lapangan yg ksh masukan2 jitu. Yg pasti, Masao Furusawa yg pensiun. Davide Brivio yg hengkang ke Suzuki. Jgn lupa, selain #VR46, hanya #JL99 yg pernah jurdu dgn Yamaha di era 4-tak, bahkan saat #VR46 mampir ke Ducati. Praktis kini #VR46 kesepian mendevelope M1, blm faktor U. Sedangkan #MV12 ternyata ndak bakat sbg developer.

    • Kutipan tulisan Mat Oxley d motorsportmagazine:
      “In 2003 Rossi decided to leave Honda, after winning three straight titles with the NSR500 and RC211V. The Italian fell out with Honda management, although some of the blame for that must lie with his manager Gibo Badioli, not an easy man to with whom to do business. When negotiations stumbled, Rossi decided to leave Honda, only later in the process was he attracted by the challenge of winning aboard Yamaha’s hopeless YZR-M1, because he wanted to prove that the rider is more important than the bike.”

      Ujung”nya duit dulu……

      *fyi: Oxley adalah penulis yg menulis autobiography Rossi

  23. HRC dari dulu punya filosofi:
    tugas kami buat motor, tugas riderlah
    yg memenangkannya.

    Mau jungkir balik kayak apa, rider hanya
    bisa terima motor yg disodorin HRC,
    dalam hal ini lebih ke mesin. (VR46)

    HRC baru dengerin saran rider ketika
    ada mesin motor yg LEBIH POWERFUL
    dari mereka (Ducati) / kalo ridernya
    gagal Juara Dunia (DP26).

    HRC melunak sejak DP26, dimulailah
    Era Sentris. DP26 itu developer yg baik.
    Maka waktu MM93 naik kelas, bisa lgs
    Juara Dunia mengingat skill MM93
    di atas rata” bahkan dari DP26. Tentu
    saja sejak saat itu, “Sentris” motor
    berpindah ke “MM93 sentris”.

    Di mana” juga begitu, bahkan di tim bola,
    Formasi Juara / Terbaik pastilah
    yg dijadikan acuan / prioritas.

    Ucapan Puig ya bener. Dan kini HRC
    tidak sekaku dulu. Karena :

    HRC MULAI MENGALAMI
    KETERGANTUNGAN PADA MM93.

    MM93 ini ibarat LM10 / CR7 di bola.
    Yg hanya ada di dunia hanya dalam
    Eranya. Juara Dunia MotoGP 5x
    dalam 6 thn dgn usia yg masih sangat
    produktif bagi rider. Seorang rider yg
    sangat ambisius dgn pembawaan
    yg ramah, bahkan muka imut yg buat
    julukan “BABY ALIEN” melekat pdhal
    dia dah berumur 26 thn. Bukan “Baby”
    lg sebenernya, dia sudah bisa dikatakan
    “The Real Weapon” dari HRC.

    Jadi bisa dikatakan, MM93 ini Anak Emas
    HRC. Ketergantungan itu ada ya wajar,
    MM93 mau minta apa juga HRC turuti.

    Begitu kan Om Taufik. Lain halnya kalo
    MM93 yg minta. Kelebihannya adalah
    MM93 itu tipe rider yg gak umbar curcol
    di media, jalani dulu sampai musim
    selesai, barulah diskusi dgn HRC Jepang.
    Adem lihatnya. Anggota tim supernya pun
    akui kalo MM93 tipe rider yg buat seisi
    tim adem, bahkan di saat kalah. Cool!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here