Home MotoGP Paolo Ciabatti bicara soal Kemungkinan Marquez ke Ducati

Paolo Ciabatti bicara soal Kemungkinan Marquez ke Ducati

60

TMCBLOG.com – Banyak Opini dari sobat sekalian pengunjung tmcblog perkara sahut sahutan antara Petinggi Ducati Corse ( Ciabatti) dan HRC ( Puig) akhir akhir ini punya semacam hidden agenda untuk membangun Gap antara Honda dan Marc Marquez sehingga Ducati bisa punya Potensi memiliki Marc Mulai 2021 . . yaaaa, walaupun lumayan logis namun jelas teori konspirasi banget sih. Nah berikut ini Bukan sekedar teori namun Kontributor tmcblog asal Spanyol Om Manuel pecino Nanya Langsung Ke Paolo Ciabatti selaku Sporting Director Ducati Corse soal Kemungkinan Marquez ke Ducati . . Cekidot deh.

Manuel : Apakah anda Memimpikan bahwa suatu hari nanti Ducati memiliki Pembalap terbaik, Marc Marquez misalnya ?

Ciabatti : ” Untuk saat ini menurut saya seluruh Pabrikan dan Team ingin melihat suatu hari nanti bisa melihat apa yang bisa Marquez lakukan pada Motor mereka. Namun saat ini kami hanya memikirkan musim ini saja dan Musim Yang akan datang. Tentang apa yang akan terjadi di 2021 kami akan memikirkannya tahun depan (2020). Bermimpi bukan hal yang praktis di dunia seperti ini (MotoGP), Kita harus bekerja dan melihat apa yang akan terjadi nanti. “

Manuel : Jika satu pabrikan seperti Honda memiliki Pembalap Terbaik, satu satunya cara untuk melawannya adalah memberikan pembalap anda keuntungan teknis atau melihat alternatif lain dengan bertaruh dengan pembalap baru. “

Ciabatti : ” Secara teori itu benar. namun kita juga tidak boleh melupakan bahwa Tahun lalu (2018) kami memenangkan 7 seri dan tahun sebelumnya (2017) sebanyak 6 seri. Ini artinya bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk mengalahkan Marquez. Ia bukannya tidak Terkalahkan. Sudah jelas bahwa di beberapa sirkuit kami lebih baik di beberapa aspek teknis. Bukan Rahasia Lagi, Musim ini (2019) Rival Rival Kami(yang lain) telah membaik : Yamaha sepertinya telah membaik, Tidak telalu bagus di Valentino Namun di Quartararo hampir selalu dan sesekali dengan Maverick Vinales. Suzuki hampir selalu hadir dengan Rins dan sesekali dengan Mir. Honda telah berkembang Banyak “

” Kejuaraan ini menjadi lebih kompetitif. Saat ini logikanya kami bekerja meningkatkan Motor kali. Sesuatu yang reparto corse tidak pernah berhenti mengusahakannya. Sampai Saat ini ( sampai Sachsenring) kami telah memenangkan dua seri , Kami akan lihat pada paruh kedua musim ini. “

Manuel : Bagaimana soal pembalap ?

Ciabatti : “Tentang pembalap kami, kami percaya saat ini tidak ada pembalap ‘kosong’ yang lebih baik dibandingkan dua pembalap yang kami miliki. Kami berada di posisi kedua dan ketiga di Championship. Dan kami tidak memperoleh hasil ini dari orang lain, Ini adalah konseskuensi dari hasil Kami di Track. Dan itu termasuk Point Yang hilang dari Dovi ketika di barcelona.”

Manuel : Anda selalu bilang bahwa Ducati tidak hadir di MotoGP untuk berada di posisi kedua, namun untuk Jadi Juara

Ciabatti : ” Itu benar, kami belum senang berada di posisi kedua. Ini bukan tujuan Ducati, Tidak pernah dan Tidak akan pernah menjadi tujuan kami. Saya Juga katakan bahwa Kita semua tahu, Marquez adalah pembalap spesial. Dan tanpa dia Honda belum tentu memenangkan satu Titel Juara dunia semenjak Era stoner 2011. Tanpa Marquez angka angka mereka akan sangat berbeda, terlepas mereka memiliki pembalap Juara seperti Pedrosa dan Juga Mulai 2015 dengan Pembalap bagus Cal Crutchlow di LCR team “

” Kami akan terus bekerja memperbaiki Motor dan kami akan terus berusaha memberikan Andrea dan Danilo sesuatu yang dapat membuat mereka selalu bisa berkompetisi di depan. Pembalapnya sendiri juga bisa berevolusi dan berkembang. Saya Pikir mereka akan bisa berkompetisi lebih keras dari yang dihadirkan saat ini, paling tidak di beberapa sirkuit. Mereka tahu itu dan mereka bekerja di motor nya masing masing, Kami memiliki Paket Yang bagus  . .”

Manuel pecino

60 COMMENTS

  1. Sakarepe cak, marc akan berpikir untuk mengambil keputusan besar macam pindah pabrikan….
    gak mudah cak, ngomong aja terus sampe mulut beerbusa…
    Dan pada akhirnya semua orang jadi sebel…

  2. Lama2 ngomongnya cak ciabatti ini mirip ABM ya kalo di IG, atau hater honda..bagus atau jelek nya honda selalu nyinyir, saya jadi penasaran sama cak ciabatti ini, kira2 dia mungkin salah satu pembaca IG perMotoGpan indo, kok mirip watak nya (bisa apa marc tanpa ban kalo balapan.?bisa apa honda tanpa RCV213.?)

  3. “Marquez adalah pembalap spesial. Dan tanpa dia Honda belum tentu memenangkan satu Titel Juara dunia semenjak Era stoner 2011”

    Ntar ada yg komen protes kata-kata “belum tentu…”

    Hahaha

    Btw
    Marquez ke Ducati juga belum tentu juara dunia lo Om Ciabatti.

    Hihihi

      • #genesis
        Sebenarnya gw nyambung komen gw yg dikomentari di artikel sebelumnya. Jadi kalo baru lihat komen disini ; yg Lu tangkap emang bener.

        Di artikel sebelumnya gw ngomong Marc belum tentu jadi juara dgn Ducati. Belum tentu itu bisa iya, bisa juga tidak. Digunakan untuk suatu hal yg belum pasti. Nah ditangkap komengtator lain (fans berat mungkin) gw bilang Marc ga akan juara dgn Ducati.

        Kalau Stoner sudah pernah jadi juara dgn Ducati, dia sudah membuktikan punya bakat adaptasi saat pindah pabrikan dan bisa jadi juara. Marc kan belum pernah pindah pabrikan di motoGP. Jadi Marc belum tentu juara dgn Ducati. Dia belum tentu punya bakat adaptasi dgn Ducati.

        • Kemampuan adaptasi itu apa y harus pindah tim? Kemampuan untuk bisa thriving dengan perubahan regulasi apa y g bisa dianggep kemampuan adaptasi? Dari inhouse ECU => Unified ECU => Unified IMU. Dr satu tire supplier ke tire supplier yang lain (which is beda karakter). Dari satu firing order ke firing order mesin yang lain, dll. Dan seandainya bisa survive dari situ semua, apa y g bisa dianggap punya bakat adaptasi?

        • @rian
          Bisa ae ngeles nya
          Justru gw komen gitu krn loe komen di artikel sebelumnya
          Oh lupa
          Yang ini loh

          Rian July 17, 2019 at 17:24
          Jaman sekarang ada komengtator yg kerjaannya ngurusin komengtator laen …

          Ruarr biasa … Hahaha

    • Kl sistem kerjanya Ducati masih sama kaya yang dulu, y belum tentu MM93 juara dunia, dan belum tentu juga MM93 mau pindah k sana.

      Coba lihat time line Ducati sejak terakhir juara dunia. 2007, Stoner juara dengan GP7 yg bisa memanfaatkan momentum regulasi baru dg jumlah kemenangan 10. 2008, jumlah kemenangannya turun jadi enam, dan 2009 jumlah kemenangan cuma 4, dan musim 2010 cuma 3 kemenangan. Dan itu diraih di atas motor paling wagu sedunia (https://www.motorsportmagazine.com/sites/default/files/content/MotoGP/2019/July/8-ducati-desmosedici-2007-logo.jpg). 4 musim, Ducati g mau merubah desain (sasis) motornya, dan 2011 baru Ducati mau merubah desain sasis. 2011 sampe 2015 puasa kemenangan. 2016, baru mulai meraih kemenangan. Tapi hasilnya y gitu-gitu aj, g menunjukkan kualitas tim pabrikan yg bisa membantu ridernya juara dunia. Mengutip Oxley, bukannya Ducati g berkembang, tapi yang lain jauh lebih jauh melangkah.

      Di musim 2017 dengan memanfaatkan momentum extra power, 04 bisa meraih jumlah kemenangan yang sama dengan 93 (itupun dg RC213V yg jelas-jelas underpowered dibandingkan GP17). Tapi kelebihan extra power tersebut semakin lama berkurang, saat yang lain bisa menutupi kelemahan power, y Ducati g punya kelebihan apa-apa lagi. Di musim 2019 aj, Petrucci udah menyatakan “not counting on the Ducati’s track”. Bisa dibilang, organisasi Ducati saat ini kaku, dan manajemen merasa pembalap adalah aset yang harus sejalan dengan pola kerja manajemen. Dengan Repsol Honda, Marc merasa “helped shaped Honda winning easier”. Di Ducati, JL minta parts minor untuk membantu proses adaptasi, setahun g dikasih-kasih. D Repsol Honda, begitu datang, wlpun base motornya sama tapi bisa dilihat kl motor bernomor 99 berbeda, dengan motor 93, untuk memberikan ergonomi yg lebih baik bagi JL99. Ducati sebagai organisasi bisa g menawarkan kelebihan yang sama dengan yg diberikan Repsol-Honda kepada MM93.

      • #AIM-1N

        Dari yg ngereply komen gw Di artikel sebelumnya, ente doang yg kepala dingin… make logika data dan sumber yg valid. Senang diskusi dgn komengtator berbobot seperti ente.

        Kita lihat di akhir tahun Rins atau Vinales yg lebih baik (nyambung obrolan dulu)

        Saat moto3 Rins tertinggal, masuk moto2 Rins gantikan posisi Vinales. Masuk motoGP, Rins gantikan Vinales lagi. Seru kalo diamati. Btw Suzuki 2016 dgn Suzuki 2019 bagusan 2019 menurut gw. Jadi kalo ukurannya kemenangan,… P1 Vinales lebih ok dong… Kalo ukurannya duel ama Marc, p1 Assen tahun ini jelas lebih layak daripada p1 Austin

        Hehehe

        • nah sekarang menurut bro Rian, marc punya bakat adaptasi yang bagus nggak walaupun belum pernah pindah pabrikan? (padahal doi bisa langsung jurdun saat debut di motogp yang menurut saya lebih jomplang bedanya dari pada sekedar pindah antar pabrikan motogp)

          kalo saya baca komen dari bro AIM sih dia punya bakat bunglon, gampang banget adaptasinya

      • #AIM-1N Konteks yg gw bicarakan memang ganti team, dalam artian ganti motor. Pembalap lain juga survive saat ada perubahan ECU. Survive perubahan ban. Tentu saja dalam batasan kemampuan dia. Kalau biasa top10 tetap top10 saat motoGP berubah.

        Yang selalu keliatan terang benderang adaptasi itu saat harus merubah riding style karena DNA motor berubah. Lorenzo bisa menang seri pake Ducati. Tapi dia gagal juara. Rossi bahkan lebih buruk. Stoner tidak, makanya dia lebih baik dari pada Lorenzo dan Rossi di Ducati. Marc belum tentu… Bakat Stoner dalam beradaptasi pindah pabrikan sudah terbukti dan dgn itu dia bisa juara. Marc belum tentu. Di point lain gw sepakat … Dengan kondisi Ducati seperti sekarang, Marc belum tentu mau. Jadi dalam hal adaptasi dgn pindah pabrikan, ganti motor, berubah total DNA nya Stoner sudah terbukti lebih baik daripada Marc.
        Marc juga kalo dikasi motor in-line kayak Yamaha atau Suzuki juga belum tentu juara kok.

        • Karena Stoner pindah naik motor yg jauh lebih baik dibandingkan motor wagu punya tim merah. Yg g hanya mengandalkan power tp sasisnya juga memiliki lateral flex yg jauh lebih baik dibandingkan GP series. Dan DNA mana yg berubah total, sama” mesin dg karakter power squirt, kok. Yg untuk bisa belok optimal d tikungan, Casey sama-sama harus modulating throttle and brakes, atau lean higher.

          DP26, MV25 (skrg 12), sampe VR46, semuanya gagal beradaptasi dg perubahan ban. Bahkan masih sama” Michelin pun, saat karkasnya berubah, mereka kesulitan menyesuaikan riding style dan strategi balap. Kl cuma ngakuin kemampuan adaptasi itu setelah pindah motor, itu namanya cherry picking. Sama halnya dg saya cherry picking karena bilang lebih hebat MM93 dibandingkan Biaggi dong, yg setelah dua musim make CBR-600, yg cara bawanya harus presisi d tikungan kl g mau kegeser rombongan kereta, tapi begitu naik kelas dg motor yg karakternya trengginas langsung juara dunia. Ato VR46 yg setelah make mesin V5 terus ganti mesin I4 lgs juara dunia (ini baru berubah total DNAnya), lebih hebat dr Stoner…….

      • #AIM-1N

        Kalo emang sama, ga mungkin saat konf pers Lorenzo ditanya gimana sirkuit yg kamu suka terus dia gambar sekarang begini, terus tahun depan begitu… Habis itu crutchlow ga setuju, dia bilang Honda ga kayak gitu, Honda begini … Terus Lorenzo ngomong udah Lu crutchlow sebaiknya mikir prestasi Lu sendiri.

        Kalo emang sama dan butuh setahun lebih dia adaptasi Dari Yamaha ke Ducati, harusnya dgn gercep HRC ikutin mau dia , ..setelah recovery injury cepet dong adaptasi.
        Crutchlow aja yg udah tahunan bawa Honda… pas Marc crash, berapa kali dia P1 ? … Menurut gw Honda dibuat dgn masukan Marc dan belakangan jadi Marc sentris. Nah bisa nggak rider yg didukung pabrikan besar dan bertahun-tahun make motor dgn DNA dirinya sendiri juara pake Ducati ? Belum tentu…

        Bunglon mungkin tetap cepat memanjat walaupun ganti pohon. Manjat dinding ? Kayaknya itu lain cerita …

      • Lha, piye tho. D komen sebelumnya kan situ bilang kl DNAnya GP beda sama DNA RC212V. Lha, sama-sama mesin V4 gitu, sama-sama power squirt. DNAnya berubah sejauh apa? Apalagi buat Casey yg emang udah punya sense about how to modulate throttle and brake. Kl pindahnya dari GP ke M1, baru bisa bilang kl DNA motornya berbeda, yg satu power squirt, yang satu corner bike. Lha kok tetep ngeyel kalo g mungkin DNA motornya sama.

        Dan sekarang, gimana prestasi JL setelah g mau dengerin omongan Cal??? Kl Cal dijadiin patokan, situ masih g percaya omongan Cal yg bilang Marc bener-bener di atas level pengendara RC213V yang lain. Bukan karena motornya yg lebih cocok dengan riding stylenya, tp dia yg kerja keras tame motornya biar mau nurut sama maunya. Inget, Cal di Sachsenring bilang “Marc did six mistake, but he save it all. If it’s us, we’ll crash six times”. IMO, Kl Marquez pindah k Ducati dan make GP20, 95% probabilitas keberhasilannya dia dg GP20. GP19, bukanlah motor jelek, dia masih punya kelebihan dibandingkan yang lain. All it needs is a rider who willing to risk it all at the corner. Coba baca blog Oxley terakhir tentang diskusinya dengan Gigi. Masalah kritis di tikungan GP19 saat proses transisi dari braking hard hingga rider mulai betot gas. Saat ban mulai berubah bentuk karena kelembamannya, dr yg awalnya flat, sampe berkurang tapaknya karena bobot berpindah dari depan ke belakang. Pada kondisi tersebut, maka yg dibutuhkan adalah sense rider, terutama tentang bagaimana dia memperkirakan kapan harus release brake, dan kapan harus throttle up. MM93, sperti halnya CS27 (atau mungkin komparasinya lebih tepat Freddie Spencer), memiliki sense tersebut. Mknya saat unified ECU, dia termasuk yg tidak terlalu bermasalah. Karena dia lebih suka mengendalikan power delivery dengan tangan kanannya, dari pada semua diatur secara elektronis.

        BTW, situ nyuruh bunglon manjat dinding, sama kaya nyuruh rider MotoGP balapan F1. Beda arena cui……

      • Nah ini neh ane demen
        Diskak apa ngeles nya apa
        Tp koq jadi mirip2 ya…

        1. Loe akuin kata2 loe, bagus soalnya fb lain suka gak akuin atw pura2 lupa

        2. Baca lagi “ntar ada yang komen” wow ini jelas mengarah ke komentator bukan sekedar isu
        Sampai sini paham? Bisa ngebedain?

        3. Ane gak pernah bilang ente nulis “kita tunggu kehadiran bla bla bla” atw “mlesetin nama rider”
        Tp yg jelas gak ada relevansinya

        4. Ente tertarik ttg subyek bahasan bukan personal komentator, bagus bgt…
        Sayang kontradiksi dgn komen ente sebelumnya
        N cuma ingetin, percuma ente diskusi panjang lebar kalo koment ente ga sesuai dgn komen sebelumnya

        5. Ane seneng aja ngebalikin kata2 orang… gak usah di ambil hati
        Silahkan lanjutkan diskusinya

        Wkwkwk

  4. Tetep aj motor yg masuk hall of Fame/museum ya cuma motor juara,bukan motor Runner up,jadi yg masuk cuma GP07 Stoner doang

    So,f*ck off founding father MotoGP (ngakunya)!!

    • Melihat progress Takagami dan Lorenjong aja deh tahun ini. Kalau Taka sering finis 10 besar dan Lorenjong bisa podium (terlebih di sirkuit tidak ramah mesin kompresor), bisa jadi selanjutnya Hondo gak perlu memperpanjang kontrak MM93.

    • @FBS
      ah ga juga, sebisa mungkin akan dipertahankan, kecuali Marc sendiri yg pingin pindah

      inget
      Lorenzo udah kepala 3
      Taka Rider Jepang
      Repsol brand Spanyol yg juga punya hak & andil dalam pengambilan keputusan

      itulah mengapa cukup susah Rider non Spanyol tanpa gelar Jurdun bs masuk tim utama Honda, kecuali ada rider muda punya skill luar biasa (alien)

    • @FBS SEJATI:

      ah ga juga, sebisa mungkin Marc akan dipertahankan ama HRC, kecuali Marc-nya sendiri yg kekeh pingin pindah

      inget
      Lorenzo udah kepala 3
      Taka Rider Jepang
      Repsol brand Spanyol yg juga punya hak & andil dalam pengambilan keputusan

      itulah mengapa cukup susah Rider non Spanyol apalagi tanpa gelar Jurdun bs masuk tim utama Honda, kecuali ada rider muda punya skill luar biasa (alien) dan udah ditarget ama HRC

  5. Namanya juga komentator sekaligus penonton…ya wajar lah wak kalau melihatnya selalu dari sisi “hidden-agenda”. Gak mungkin juga kan aktor2 motoGP bicara terang-terangan soal hidden agenda ini.

  6. Kemanapun marc93 nanti.. Di pasti akan tampil kuat untuk juara..
    Masalhnya.. Untuk mndapatkan juara itu.. Marc93 sangat butuh tim yg solid cepat tanggap dan g banyak bacot.. Like HRC
    Marc93 butuh sesuatu G lama langsung ada..
    Itulah faktor penting lainnya yg mwmbuat marc93 selalu juara.

  7. Ciabatti bener banget, tanpa rossi yamaha blm tentu dengan angka2 sekarang, tanpa stoner ducati blm pecah telor sampe sekarang, tanpa lorenzo yamaha jd tidak sekuat saat itu, skrng tanpa marc juga honda blm tentu juara dunia sebanyak ini! Trus yg jadi masalah dmnya ya? Ducati tambah meyakinkan bahwa dovi dan petrux td dapat dipercaya!?

  8. “Marquez adalah pembalap spesial. Dan tanpa dia Honda belum tentu memenangkan satu Titel Juara dunia semenjak Era stoner 2011”

    Stoner adalah pembalap spesial. Dan tanpa dia Ducati belum tentu memenangkan satu Titel Juara dunia semenjak Era motogp dimulai

  9. setuju. dan untuk alasan no.2 kayaknya MM gak peduli. Selalu om Oxley bilang saat ini fokus MM itu pada number, alias gelar jurdu sebanyak2nya.

    • mesti di ingat, HRC pernah ngalahin juara dunia dengan rider yang ga pernah di perhitungkan sebelum nya.

      • Semua rider pasti diperhitungkan bro… Mana ada yg ga dihitung… Rider ilegal dong …

        Lu kira Dorna itu KPU ?
        Wkwkwkwk.

        Woles ya bro… Just kidding

        • Nop di 2006, nama 69 baru mulai di perbincangkan ketika musim sudah berjalan dari setengah bahkan mendekati akhir. Karena sedikit nya 69 bisa posisi 1.

          Kalo pendapat nya bgt. Why Kita ga memperhitungkan Karel Abraham Dr awal? Bahkan selalu cuma ngomongin rider yg itu itu ajh?

  10. Yah liat kemungkinannya dong Moo. Sama halnya G mungkin Rossi mau pindah ke Yamaha kl g ada kemungkinan motornya kompetitif. Belum lagi kemungkinan “feels like home” saat d paddock. Itu JL minta support kondom aj setahun baru dikasih. Dovi minta extra speed when cornering, g dikasih-kasih. Sampe Gigi ngomong “I’d like to improve the parts where our rider asking most. But when I had an idea about how to improve our bike, I’d rather try it too”. Kl kondisi itu g bisa dikasih Ducati, y susah buat ngebujuk MM93 buat pindah tim. Dan memutuskan kontrak secara sepihak, it’s really bad to your CV. Narik teknisi k pabrikan sebelah aj diingat terus, apalagi mutus kontrak………

  11. Yah liat kemungkinannya dong Moo. Sama halnya G mungkin Rossi mau pindah ke Yamaha kl g ada kemungkinan motornya kompetitif. Belum lagi kemungkinan “feels like home” saat d paddock. Itu JL minta support kondom aj setahun baru dikasih. Dovi minta extra speed when cornering, g dikasih-kasih. Sampe Gigi ngomong “I would like to develop the bike in the area where the rider complains the most. But if I have an idea for another area I also have to implement that idea”. Kl kondisi itu g bisa dikasih Ducati, y susah buat ngebujuk MM93 buat pindah tim, terutama dia udah terlanjur nyaman dan “fells like an important person” di timnya yg sekarang.

    Dan memutuskan kontrak secara sepihak, it’s really bad to your CV. Narik teknisi k pabrikan sebelah aj diingat terus, apalagi mutus kontrak………

  12. Sekarang memepertanyakan skill marc
    Diartikel yang lampau bilangnya hrc bisa diatas krn faktor marc

    Seperti biasa standar ganda ya moo

  13. heh, gak ada gunanya membuktikan diri ke hater dgn standar ganda macam lu moo.
    tujuan lu ngomong gitu cuma untuk ngeliat karirnya Marc jatuh.
    Lebih enak memperkaya diri secepat mungkin ketimbang mengikuti semua kemauan hater yg ga akan ada habis-habisnya.

    Mentalitas si Marc sudah dibuktikan dgn menang di race dlm berbagai kondisi, mau kondisi motor lemot atau buas, dry race, wet race, flag to flag, minim data ban, race saat badan sakit dll. Marc kagak drama queen macam yg onoh

    Marc juga suka mengakui kesalahan sendiri klo kalah & tidak keras kepala kayak si kakek legend. Tim nyuruh masuk ganti motor ya Marc nurut, bukan malah betingkah (pura2 kgk liat) macam yg onoh

    cuma pembalap bodoh yg rela menghancurkan karirnya untuk mencari “tantangan” dipabrikan yg minim modal & prestasi di MotoGP. Mau berakhir macam Ianonne, & Scott Redding ??? dan Marc tidak segoblok kakek legend yg dulu sombong itu.

    jagoan lu aja sekarang kagak berani keluar dari yam-yam padahal udah zonk 7 tahun berturut-turut. Udah bertahun-tahun zonk di yam-yam, mau nyari apa lagi dia ???

    klo pun Marc pindah ke Suzuki atau KTM dan bisa menang, lu pasti akan tetep nyinyir, lalu beralasan bahwa itu berkat input Rins atau Pedrosa.
    Intinya tidak mungkin FBR macam lu mengakui skill si Marc. Klo sampe kejadian bakal “kiamat” bumi. wkwkwk

    ga ada salahnya Marc membangun pundi2 duitnya sebanyak mungkin. Ada target lain yg mau dikejar ama Marc. yakni membangun usaha pelatihan dan “pengorbitan” pembalap2 muda (Junior Motor Camp – mungkin bersama Honda). Dia pingin bangun legacy juga setelah pensiun, dia tau dia juga kagak membalap selamanya

    Ya siapa tau banyak murid2nya Marc nanti bakal ngepret banyak murid2nya kakek legend yg berlatih di vr46 academy. Bakal lebih puas lagi klo sampe kejadian karena akan tercatat sejarah hehehe

  14. “Punyanbduit segunung kalo mentalitas mm93 trs maen di zona nyaman ya gk bkl d gaet.”
    : Tidak ada zona nyaman di HRC, suatu waktu akan di mutasi juga ama yg lain klo udah dianggap ada pengganti yg selevel. Lu kyk ga tau aja

    “Sbnernya ini pun kalo pun mm93 mau pindah duc4ti tnggl putus kontrak gmpng. Bnyk ksmptan d masa malu”
    : Ah ketauan lu memang tipikal pengkhianat. orang berotak macam lu ga layak jadi relasi/rekanan kerja. ga heran kerjaannya ngetek terus, dasar munafikun.
    Enak aja main putus kontrak. Dikira kagak ada efek negatifnya. Lu pikir Marc tingkahnya sehina kakek legend ???

    “Namun syg kalo pindahnya ke tim kompettf spt ducati efek wah nya kgk ada,sbg seorng rider yg katanya punya skill di atas rata rata harusnya mm pindah ke suzuki atau ktm.”
    : oh kalo-kalo-an nih, ok, sekarangg klo Marc bs berhasil di Suzuki atau KTM, lu yg jelas2 FBR tengik apakah bakal berhenti nyinyir ?? atau kembali akan nyinyir bahwa keberhasilan itu adalah hasil input dr Rins atau Pedrosa ???

    “Mm hrus mmbuktikn mmbnth omongn org yg juara dunia karena perlkuan spesial hond4.”
    : oh gitu ?? sekarang gue tanya kenapa honda memberikan perlakuan spesial ke Marc ?? bs jawab ?? Untuk apa juga Honda memperlakukan spesial rider dgn skill medioker ??

    • Kagak juga sih om
      Ini masih wawancaranya pecino
      Kalo yg punya blog mecah jadi bbrp artikel mah hak perogatif empunya

  15. intinya si ciabati ini jengkel k honda, iri m honda
    karna timnya gak menang” lawan honda, gak jurdun” dg pembalapnya

  16. Moo, faktanya Marc n Marquez yg terbaik saat ini. Ga perlu andai sini andai sana.

    Jebolan Yamaha kayak Lorenzo atau Rossi ga bisa juara pake Ducati.

    Apa Lu mau Karel Abraham jadi tandem Vinales 2020 buat membuktikan Yamaha bisa membuat Karel semakin didepan
    … didepan Avintia ?

  17. Njir, geber motor diatas 300km/j dgn terpaan angin dan g-force plus menikung 66° dgn laptime konsisten dibilang “zona nyaman”?
    Apa kabar yg ga bisa move on dgn tim biru?

    Pantas sekali si oom diserang oleh beberapa komentator cadas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version