TMCblog.com – Coba Lagi tahun depan ya Nak ? Begitulah akhirnnya walaupun Senang hanya kehilangan 5 point di Race Seri ke 11 MotoGP Austria 2019, namun Marc Marquez harus Puas melihat status Red Bull ring sebagai Satu satunya tempat dimana ia belum Pernah Juara sekalipun bertahan paling tidak paling dekat setahun dari sekarang. Namun dari sudut pandang Penonton, Akhirnnya dahaga akan entertainment Ala MotoGP Hadir di Spielberg. Memang sih Pemeran utamanya hanya ada dua orang yang dengan tanpa diurutkan mana yang protagonis dan Mana yang antagonis, mereka adalah Andrea Dovizioso dan Marc Marquez. Marc Dengan Segala Persiapanya, berupaya Menghadirkan Kejutan dengan cara mengabaikan Riset FP2 dan setengah dari FP4 dimana ia menggunakan Ban belakang Slick-Soft ..  Namun ternyata Kejutannya boleh dibilang cukup Gagal, Ya nggak gagal banget sih, Namun cukup untuk menahan geregetan sampai setahun lagi akan Spielberg. Tentu akan menarik membahas analisis strategi dan fakta fakta lapangan yang terjadi di track, namun kali ini kita akan bahas dulu data data dan fakta hasil race MotoGP Austria 2019

Mana Lebih sesuai Di red Bull Ring, Mesin V4 atau mesin Inline? Prtanyaan ini mungkin akan sangat sulit dicari jawabannya. Kalau Jawabannya V4 memang bisa jadi sesuai karena faktanya 4 Pembalap Dengan mesin Inline 4 nggak bisa menyamai Race Pace Konsisten Dovi dan Marc. Namun Kalo dibilang Inline 4 kalah dari V4  . . Kenapa V4 Lain seperti Petrucci, Bagnaia dan Nakagami Nggak bisa nyamain Pace Dovi ? Nah bingungkan. Namun yang jelas Marc dan Honda Gagal Lagi revenge ke Dovi dan Ducati.

Dengan Hasil Race Di Red Bull Ring ini, Jarak Marc – Dovi kembali ke level saat Pasca race Sachsenring dimana ada jarak 58 point terbentang antara marc Marquez dan Dovizioso dengan 8 race tersisa sampai Valencia nanti yang mengartikan ada 200 nilai maksimum yang diperebutkan. Sementara itu valentino Rossi berhasil kembali Overtake team-Matenya Vinales dan Memimpin 1 Point di antara mereka berdua.

Jika Pasca Ceko Honda memimpin 39 point di depan Ducati dalam perebutan Championship Manufaktur, maka Pasca Austria ini jarak keduanya mendekat jadi 34 point. Sementara itu Finish Dovi di P1 dan Petrucci di P9 membuat Jarak Ducati team menjauh lagi jadi total 49 point dari kejaran Repsol Honda Yang hanya disumbang oleh  Finish P2 Marc dan Finish P13 Bradl.

Jika Pasca Brno Fabio Quartararo menjadi Finisher Rookie terdepan dengan 37 point terbentang antara Fabio dan Mir, Sekarang pasca Seri austria fabio kembali memperlebar jarak ke Joan Mir yang absen karean Cidera dengan jarang menganga sebanyak 53 point diantara mereka.

Jack Miller yang DNF Karena Ndlosor di race Austria ini harus pula mengalami kenyataan pahit Ndlosor pula di Klasemen Pembalap Satelit sofar. Quartararo yang finish P3 sekarang memimpin Klasemen team Satelit dengan jarak 6 point antara Fabio dan Miller. Sementara itu akhirnnya untuk eprtama Kali team Petronas Yamaha SRT berhasil Overtake team satelit dengan full support factory, LCR Honda di Klasmen team Independent/ team satelit.

Patut dicatat, Top Speed sepanjang race weekend semenjak Jumat Sampai Ahad menempatkan Torehan Marc Marquez dan Andrea dovizioso adalah sama yakni 316, 7 km/jam. Yap Logis, Straight Spielberg Circuit saja hanya sekitar 626 meter saja . . pendek lah.

Dovi memang torehkan Top Speed tertinggi, namun Jika sampling sebanyak 5 top speed tertinggi antara Dovizioso dan Marquez maka secara official Dorna menempatkan Marc Marquez lebih tinggi nilai rerata dari 5 top speed terbaiknya dibandingkan Dovi

66 Point adalah Jarak Point Marc Marquez di depan Fabio Quartararo dalam perebutan BMW M Award sebagai Pembalap terbaik Kualifikasi sementara Pasca red-Bull ring. Dari 11 seri Marc torehkan 7 Pole possition, sementara Fabio 3 kali raih Kualifikasi. Sementara itu Pembalap lain selain Marc dan Fabio yang sempat torehkan Pole di paruh pertama MotoGP 2019 ini adalah Maverick Vinales yang sementara berada di posisi ke 3 dalam upaya perebutan hadiah Sedan BMW Mewah ini

Taufik of BuitenZorg

57 COMMENTS

    • Lah kok masih ditanya yg mana yg sesuai disini loh wak Taufik ?

      Itu pas straight Fabio dibabat ama Dovi n Marc begitu terpampang nyata… Hahaha

      Perbedaan top speed hampir 10 kph ama Yamaha. Ama Suzuki lebih sedikit sih. Rins aja yg kurang joss kali ini.

      Dovi n Marc satu kelas diatas yg lain.

    • Analisa donk wak..
      Apakah FQ20 diakhir musim akan berada di atas Factory M1…
      kalau iya, bagaimana konstelasi rider utama M1…

    • Kin, sama aja sama FBM garis keras skrg…dulu jaman keemasan VR, musuhnya yg dirugikan dibelain… Skrg jaman keemasan MM, musuhnya yg dihilang dzolim…intinya VR kagak ada bagus2nya…wkwkwkwkwkwk

  1. Fabio tidak hanya memimpin di kelas rokie
    Tapi mampu bersaing di kelas team satelit,kelas yg di tugaskan kepada rekan 1 team nya

  2. “Tentu akan menarik membahas analisis strategi dan fakta fakta lapangan yang terjadi di track”…..kalimat yg akhir2 ini jd PHP tuk mnunggu artikel cacing tawuran…

  3. secara official Dorna menempatkan Marc Marquez lebih tinggi nilai rerata dari 5 top speed terbaiknya saat test di jalanan umum.
    ___
    Serem amat test topspeed di jalanan umum
    300kpj lebih di jalanan umum,mungkin udah kayak menapakkan satu kaki ke akhirat,tinggal mau melangkah maju apa mundur lagi ke duniawi ???

  4. Urusan Power Honda HRC memang yg terbaik u motor “pabrikan jepang”.
    Ingat Honda HRC beda dengan Honda AHM.
    Tapi itu untuk 1 rider saja yakni MM kr pengembangannya basicnya dr STYLE MM.
    RESIKONYA jika MM cedera, Honda HRC akan kelimpungan.

      • dalam kondisi ideal (masing2 kaga ada crash / kena trouble) dr hasil2 race musim lalu,
        maka si Rins masih punya chance dpt hasil lebih baik dr Dovi setidaknya di tiga atau 4 race kedepan (4 dr 8 race)
        namun
        Dovi juga punya chance dpt hasil lebih baik dr Rins setidaknya di 6 race kedepan (6 dr 8 race)

        Dovi juga belum pernah crash karena kesalahan sendiri selama musim ini (cuma br crash 1x). Sangat konsisten.

        Apalagi dgn perbedaan poin antara Dovi – Rins yg cukup jauh (lebih dr 25 poin), susah bgt sepertinya bung

        lebih masuk akal klo Rins merebut posisi klasemen si Petrux, mengingat si Petrux, belakangan semenjak dpt perpanjangan kontrak, malah sering angin-anginan (dan sementara cuma kalah 12 poin pula)

        • Paling bikin gw jengkel trus matiin tivi ya waktu Sachsenring. Tinggal menjaga podium 2 kok ya sempet2nya experimen.
          Emang sulit karena secara objektif ya seperti itu. Gw juga lihat kalau Duc (Dovi) udah gak nyetel ama sirkuitnya, finishnya bisa jauh dibelakang mesin inline. Makanya gw masih pede podium 2 di akhir musim adl hal realistis.

    • Ya saya gk muluk2 jagoin rins buat p2, bisa p3 di akhir musim saya rasa sudah cukup baik mengingat data dkit (2 motor), kurangin kesalahan sendiri aja, gregetan saya lihat rins crash di dua race berturut turut. Gooooo

  5. btw, issue terakhir, Lorenzo tetap bertahan di Repsol setidaknya hingga 2020.
    sekarang malah muncul issue tentang Zarco yg minta pembatalan kontrak diakhir 2019 di KTM. Benarkah ??

  6. Sepertinya dovi tahu cara menjinakkan mm. “Jgn bangunkan macan tidur”. Klo dicermati akselerasi dovi lebih tinggi ketimbang mm pd trek lurus. Namun agar macan tak terusik. Tdk bangun… ya jgn nyalip di trek lurus walau itu bisa dilakukan.
    Lebih baik simpan power dan siapkan strategi di lap akhir…terkhusus pd tikungan terakhir…dgn berbagai kemungkinan recing line yg bisa dilakukan untuk menangkap mm…

  7. Untuk race lain yg telah berlalu, MM bisa sj santai dgn semua posisi yg diraih…namun kali ini agaknya MM tidur nyeyaknya sedikit terganggu.
    MM sebaiknya mencari cara dan berusaha bagaimana memecahkan telikung dovi di tikungan terakhir

    • masih ada potensi di Buriram & Sepang (untuk “fight till last corner” lawan Dovi )
      Motegi juga masih bisa dimasukkan karena ada tikungan kekanan yg downhill pula (tikungan 11), dimana Marc pernah gagal menang hanya karena kalah di tikungan tersebut

  8. Saya tidak terlalu percaya diri karena saya tak bisa melakukan pengereman lebih lambat dari Marquez. Namun saya memiliki cengkeraman lebih baik dibandingkan Marquez di beberapa lap terakhir.”

    “Selain itu, bila saya melebar di tikungan terakhir dan gagal menyusul Marquez, maka saya masih akan dengan mudah mempertahankan posisi kedua,” ujar Dovizioso dalam wawancara seusai balapan.

    • “Kami membuat kesalahan besar dengan memilih ban belakang. Semua orang menggunakan ban lunak dan punya banyak grip. Makanya saya banyak tergelincir di bagian belakang motor,” kata Marquez

      Dua Dua nya sadar ban faktor penentu.

      • bener2 kebalikan dr Brno (disana Marc pake Med-Soft dan Dovi yg pake Med-Med)
        klo begini ada kesan, ga guna tuh ban belakang Mediumnya, performanya bener2 tanggung.

  9. mm93 akan selalu fight di lintasan… apapun hasilnya ..apalagi dukati mendominasi di sirkuit ini… not badlah untuk mencuba,,, bwahhhaahha

Leave a Reply to Nugie TMCBlog Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here