Tuesday, 12 November 2024

Bicara data Finish dengan Jarak Ter-tipis di MotoGP

TMCBLOG.com – Menambahkan data statistik Duel yang sudah kita bahas beberapa pekan yang lalu, Lagi Lagi Marc Marquez Di Silverstone dengan angka tipis 0,013 detik menambah torehan kekalahan Marc Marquez dalam Dual menjadi 20 kali dari total 38 kali duel semenjak dirinya hadir di kelas MotoGP tahun 2013. Ini juga menambah statistik kekalahan Duel Marc menjadi 4 kali tanpa sekalipun menang sepanjang 2019 ini dan 2 kali kalah dari Rins tanpa sekalipun menang.

Mengedipkan mata butuh 0,3 sampai 0,4 detik kalau kita ambil rata rata 0,35 detik saja artinya jarak antara Rins dan Marc 27 kali lebih cepat dari kedipan mata kita. Terlepas dari tingkat ketelitian alat ukur lintas jaman, Secara umum angka 0,013 detik gap antara Rins-Marc di Inggris merupakan rekor gap tertipis No-4 sepanjang sejarah Gelaran Grandprix dan No-2 tertipis sepanjang gelaran MotoGP empat tak dilaksanakan . . datanya adalah sebagai berikut ini :

1975 – The Netherlands – TT Circuit Assen: Barry Sheene dan Giacomo Agostini – 0,000
1996 – Czech Republic – Brno: Alex Criville dan Mick Doohan – 0,002
2006 – Portugal – Estoril: Toni Elias dan Valentino Rossi – 0,002
2019 – England – Silverstone: Alex Rins dan Marc Marquez – 0,013

Sementara itu untuk 2019 boleh dibilang torehan P1 dan P2 Silvertone menjadi Gap paling tipis, Statistiknya adalah sbb :

  1. Qatar – Losail : Andrea Dovisioso dan Marc Marquez – 0,023
  2. Italia – Mugello : Danillo Petrucci dan Marc Marquez – 0,043
  3. England – Silverstone : Alex Rins dan Marc Marquez – 0,013

Yes, dari data Top-3 di atas memang Faktanya Marc Marquez selalu Kalah. Ini jelas bahan bakar yang bisa dipakai Para bani ABM untuk mengdongkakkan kepala. Namun Jika lebih teliti lagi Ini jelas sebuah statement yang merendahkan namun meroketkan Buat Para Bani FBM karena secara fakta Marc Marquez selalu bisa konsisten Finish Podium kedua di sirkuit dimana Honda tidak diunggulkan. Namun Ntar Bani ABM bilang lagi, ” Kalah ya kalah walaupun 0,001 detik juga “ ..  hehehehe ya sudah ini nanti jadi debat kusir lagi . . . lanjut di kamar sebelah aja yah debatnya kalo perlu sambil saling traktir kopi  . .

Di Publikasi website berbahasa belanda Motor.nl dijabarkan data data menarik juga mengenai seperti apa perbedaan Gap finisher podium 1 dan 2 di sepanjang gelaran MotoGP berlangsung dari 2002 sampai 2019 ( silverstone) seperti sobat bisa lihat di grafik berikut ini :

Menurut data yang tmcblog tukil dari Motor.NL, Jika diakumulasi secara total selama 18 musim pertama MotoGP gap rerata antara P1 dan P2 adalah 3,723detik. Pada Grafik di atas ditandai dengan Garis Lurus berwarna abu abu gelap sob.

Elias – Rossi #0,002 detik Gap

Seperti Kita ketahui MotoGP di kurun waktu 2002 sampai 2007 adalah era ke-edanan MotoGP dimana saat itu kreasi dari para enginer boleh dibilang hampir tanpa batas untuk menghasilkan motor prototipe yang sangat cepat. Di era ini lah kita ingat Honda pernah membuat motor paling fenomenal bermesin V5, beruntung Rossi, Hayden, Pedrosa, Girbernau pernah berada di atasnya. Di era ini Gap antara Finisher P1 dan P2 masih lebih cepat dari rerata Gap 18 tahun

Di Era kedua adalah Era 800 cc dimana sudah mulai ada pembatasan . . Mulai lah hadir gap menganga diantara P1 dan P2 sehingga Hampir di tiap Musim Gap rata rata P1-P2 lebih parah dari Gap Rerata selama 18 tahun pertama.

Sementara itu ketika MotoGP masuk ke Fase ketiga 1000 cc 4 silinder dan seterusnya hadir berbagai pembatasan dan Penyatuan penggunaan part mulai dari ban, ECU sampai software ECU , Terlihat Gap mulai lebih dekat lagi. Dari sini lah terlihat bahwa Tujuan dari segala macam pengebirian ini adalah upaya untuk kembali mendekatkan Gap Pembalap tanpa harus jor joran unjuk potensi finansial membuat mesin Prototipe motor paling edan sejagad Dunia.

Data di atas adalah Grafik yang menunjukan Gap terdekat di tiap tiap Musim sepanjang gelaran MotoGP 4 tak dilangsungkan (2002-2019). Pada data di atas jelas 2006 kala Tony Eliyas mengalahkan Rossi sebesar 0,002 detik adalah Grafik paling tipis disusul oleh 2019 (sampai silverstone) dimana Rins mengalahkan Marc sejauh 0,013 detik. Sementara itu lagi lagi di era 800 cc jarak paling tipisnya sendiri adalah 1,8 detik-an sob . . tidak ada kejadian terutama di tahun 2008 ada finish side by side. Semoga berguna

Taufik of BUitenZorg

75 COMMENTS

  1. 2016 kalau itu Rossi gak kalah sama Elias, Mendiang Nicki Hayden gak juara dunia. Poin jadi sama Rossi menang Head to Head.

    • Mbah Rossi banyak apesnya saat itu dan puncaknya di Valencia yg tinggal finish top 10 doang (kalo gak salah) tapi malah di luar itu krn nyungsep di awal2. Kalo pointnya sama dgn alm. Hayden, malah dia yg juara dunia krn lebih banyak menang balapan di musim itu.

    • Dan kalo di estoril ini nicky hayden g ketabrak pedrosa juga lain cerita dong bro,, alah jadi ikutan berandai andai gw ???

  2. Perumpamaan dalam tinju, seperti

    menang split decision, 12 ronde selesai, tidak ada yang ko, 2 hakim memberikan poin 109-108, sementara 1 hakim lainnya memberikan poin 108-109, menang judge decision tipis 2-1,

    adalah jauh lebih berwibawa, afdol, meyakinkan dan bergengsi, dibanding

    menang ko absolut, pada ronde kedua detik ke 93

  3. Mau kalah trus atau nggak,diakui atau tidak Marquez selalu jadi aktor yg bikin deg deg serr,yg bikin penonton jijingkrakan,
    Kalo ga ada Marquez akankah ada dog fight tipis gini (untuk generasi sekarang)

  4. Qatar – Losail : Andrea Dovisioso dan Marc Marquez – 0,023
    Italia – Mugello : Danillo Petrucci dan Marc Marquez – 0,043
    England – Silverstone : Alex Rins dan Marc Marquez – 0,013

    Bener Wak Haji, dimanapun sirkuitnya mm93 jadi lawan duelnya. musim ini konsisten sekali min. p2, emang cah edan tenan mm93 rcv-pun dibuat kompetitive di hampir semua sirkuit.
    HRC cukup cerdas meracik mesin v4 berani adu di fast track maupun di track yang banyak speed cornernya. masih layak ditunggu ini hasil pengembangan jl99 untuk aksi speed corner rcv.

    btw akan lebih baik bila ada data pembanding dimana posisi lawan2nya yg p2 ketika mm93 dan rcv p1 selama di motogp,ckckck

    • kalau gak salah artikel ini menyebutkan 4 tertipis sepanjang sejarah gelaran grandprix, sedangkan 0.015 masih lebih besar dari 0.013 jadi belum layak masuk kategori 4 besar.cmiiw

  5. sebagian FBM pun pasti turut bersorak atas kemenangan rins kmren, karena ga bs dipugkiri emang keren.. menang di atas motor yang lemah dr sisi finansial dan SDM itu nilai plus..

  6. tambah satu lagi lah Rins untuk 2019 ini, terserah dimana dan mudah2an semua pembalap finish.
    kalo bisa sih menangnya start dari row ke2, overtake satu2 Quartararo, Rossi, Maverick, dovisiozo, dan Marc dari sisi luar apex. hahayyy

  7. Entah kebetulan atau tidak 4 rekor finish terdekat itu,yg kalah selalu juara dunia di musim itu,meskipun Marquez tahun ini masih belum dikunci sih

    Kecuali Stoner vs spies diikutkan

      • Wak haji request bahas mesin inline MotoGP Wak , Yamaha & Suzuki, soalnya kok Yamaha akhir” ini bayak problem, beda sama Suzuki yg adem ayem tapi motor stabil, semoga Yamaha segera bangkit biar MotoGP tambah seru lagi

        • Mesin marjuk Lebih stabil gundulmu… M1 superior rata2 tiap seri ada wakil di podium coy.
          Ingat artikel wak haji kemarin gak? Ketika marjuk gak cocok marjuk finish dimana?

  8. maaf wak, kyaknya baru kli ini rins mengalahkan marc marquez duel head to head dan bahkan smnjak rins naik ke motogp baru kali ini rins vs marc duel head to head sampai last cornet last lap, kok bisa rins menang 2 kli dari marc, dovi kaliii

  9. waktu zarco naik ke motogp bersma tim tech3 ymha dan mampu tampil cemerlang dan sangat dominan dri rookie lainnya, dan d saat bersamaan khususny d thun pertama rins klah telak dri zarco, banyak org bilang bhwa suzuki salah pilih, harusny suzuki milih zarco bukan rins, kira2 org” yg ngomong sprti itu udah pda kemna ya skrang?

  10. Yauda tinggal balik nanya ke ente waktu nanti marjuk melempem ente dimana?? Paling nyruput ketek in incumbent si Margembel/hon2 ?

  11. Nicky Hayden : juara dunia ya juara dunia, walaupun cuma menang 2 seri saza…

    Emilio Alzamora : juara dunia ya juara dunia, walaupun tidak pernah menang satu seri sekalipun…

  12. tergantung speed bro.. klo saat di garis finish speed 240kph berarti 240 : 3600 = 0.066 km atau 66 meter per detiknya, di bagi gap antara rins dan marq 0.013 detik jadi dapetnya 0.086 meter atau sekitar 86 cm

  13. tergantung speed bro.. klo saat di garis finish speed 240kph berarti 240 : 3600 = 0.066 km atau 66 meter per detiknya, di bagi gap antara rins dan marq 0.013 detik jadi dapetnya 0.86 meter atau sekitar 86 cm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP