TMCBLOG.com – Johann Zarco Sudah memutuskan untuk mengentikan kontrak lebih dini dari total dua tahun dengan KTM Factory. Menurut Manager team Mike Lietner, sampai saat ini tidak ada tanda tanda bahwa Johann akan menarik kembali kata katanya dan membalap dengan KTM Redbull tahun 2020 ” sejauh ini tidak ada hal seperti ini kami dengar dari Johann. Topik ini sudah terkubur. Ia memutuskan unutk meninggalkan kami dua seri yang lalu, akan sangat labil jika ia merubah keputusan dengan sangat cepat. Kamu harus tunggu dan lihat bagaimana berkembangnya Musim ini “

Nah Jika Johann Sepertinya sudah sangat kecil kemungkinannya, jadi siapa dong yang akan punya kemungkinan menduduki salah satu kursi KTM RC16 2020 di team RedBull KTM ? Mike Lietner mengatakan bahwa pada dasarnya setiap pembalap yang tidak memiliki kontrak di 2020 menjadi konsideran KTM

” Pit, Stefan Piere dan saya  . . kami sedang memikirkan solusi mana yang paling berarti dan paling mungkin. Bradley (smith) adalah salah seorang kandidat, namun kami belum akan bilang bahwa keputusan ini final. Masih ada beberapa pembalap masuk seleksi dan Mika Kallio adalah salah satu dari mereka. Kami harus tetap fleksibel karena di tahun mendatang akan banyak pembalap mencari team baru. Kami harus ‘santuy’ dalam mencari solusi yang meungkinkan untuk 2020 ” Begitu Kata Mantan Crew Chief Dani Pedrosa ini

Bahkan ketika ditanya apakah tiga pembalap jerman seperti Stefan Bradl, Marchel Schrötter dan Jonas Folger masuk List, Lietner bilang Ya, namun ada beberapa konsideran lanjutan seperti misalnya kedekatan Bradl dengan HRC

Taufik of BuitenZorg

16 COMMENTS

  1. Wkwk ngeliat Zarco ampe sebegitunya, pembalap ambis (yg 2020 gak ada kontrak) yg namanya cukup baik mending cari opsi lain. Pembalap moto 2 juga mending ga naik dulu, pada takut namanya ilang dari daftar pembalap bagus soalnya haha

    Trus kalau Bradl deket ama HRC knapa ? Mau -seperti musimmusim kemarin- ngerasa bisa saingan nantang HRC ? Ama Yamaha yg terlihat kacau musim ini aja masih dikentutin mulu, kepedean ah wkwk

    Terimakasih KTM drama kalian selama ini cukup menghibur. Untung ada Pedrosa di sana bisa sedikit menolong perkembangan.

  2. Lagi..dan lagi tetep ada HRC(honda) di setiap perjalanan team2 motogp, bisa ga sih team2 motogp moveon dari HRC, coba cuek gitu sama HRC, coba cari bibit pembalap sedari dini tanpa harus mampi ke HRC dulu…apa coba istimiwirnya HRC(honda)…mreka bisa menang kan cuma ada marquez katanya…apa-apa HRC?!

  3. Miguel Oliviera berarti nggak ada kesempatan naik ke tim factory dong berarti padahal cukup bagus loh untuk seorang rookie yg mengendarai motor setengah mateng
    Masih ada kontrak dgn Herve 1 tahun lagi itu mungkin ya

  4. Serius nanya.
    Emang susah banget ya cari sembalap kek Stoner?
    Waktu di kelas capung, namanya sama sekali gk moncer, cuma menyaingi papan atas aja. Tetiba di kelas gajah bisa jurdun ama motor celeng. Masa sekelas motoGP gak punya scouting staff?

    • Menurutku Stoner ibarat pembalap sekarang itu Jonas Folger, hanya saja nasib Folger gak baik, sih. Jonas Folger itu pembalap yang gak begitu bagus di moto3, meski beberapa kali di posisi depan, tapi dia sering banget nyetak fastest lap. Bahkan pas di Moto2 juga beberapa kali nyetak fastest lap. Di MotoGP juga, hanya saja ya itu, nasib berkata lain, beberapa kali sempet di papan tengah pada tahun 2017, sih. Kalo di tahun ini bisa saja seperti Quarataro, tapi saya gak yakin juga, karena takutnya kayak Zarco, hehe.

    • Stoner di kelas capung nggak buruk buruk amat,waktu pake LCR aprilia cukup sering juara 1 tapi pas pindah ke KTM dia sering didepan juga sih tapi sayang malah sering crash juga,di gp250 balik ke LCR pake Aprilia dia bisa menantang Pedrosa buat perebutan juara,sayangnya dia cedera di Australia dan harus absen jadinya cuma dapat runner-up

      • 1. Level kompetisi sekarang bisa dibilang lebih berat drpd dulu. Too much electronic. Membantu sekaligus memperumit.
        2. Zarco dan FQ20 klo gw liat di kelas capung still a bit better than Stoner waktu di kelas capung.
        3. Justru karena dia gak konsisten penampilannya di kelas capung (kalah konsisten dr Pedrosa dan Jorge ), makanya mentok posisi runner-up dan yg menurut gw jadi sisi magis ya tetiba di motoGP, justru dia dengan mudahnya bawa Ducati ngacir trus jurdun. Bawa RCV, jurdun. Sebegitu sulitkah nemu sembalap kek gitu? Makanya gw juga nanya apa motoGP gk pake scouting staff?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here