TMCBLOG.com – Di Artikel yang lalu sudah sama sama Kita simak bahwa Dorna Selaku Promotor MotoGP berkehendak menambah Jumlah Seri MotoGP sampai Maksimum 22 Seri sampai 2026 nanti. Penambahan Jumlah Seri diperkirakan tidak sebanding dengan keinginan negara negara Khususnya di Asia yang berminat Jadi Tuan Rumah sehingga menyebabkan Jatah Tuan Rumah bagi Sirkuit Spanyolpun terpaksa diRotasi Yakni 3 kali seri untuk Lima Tahun 2021-2026 nanti. Selain Itu ada Juga Imbas terhadap Jadwal test Resmi sob.

Dorna Baru saja Mengumumkan Jadwal test terupdate 2020 untuk Moto2 dan Moto3, namun belum Untuk MotoGP. Namun dengan penambahan Jadwal 20 Seri di 2020 dan kemungkinan bertambah lagi di 2021 ke depan Maka Mulai dari seri 2020  akan berubah. Perubahan ini dikisahkan Oleh David Emmet yang berasal dari Informasi sumber yang mengerti permasalahan ini. Seperti apa Perubahannya?

Yang pertama adalah Selain test Pra Musim Sepang – Qatar, Jumlah Test Resmi yang diadakan saat Musim Berlangsung akan dikurangi. Test Brno 2020 kemungkinan besar akan dihapus sementara test Jerez, Barcelona dan Misano yang semuanya akan dihelat setelah race weekend masih dipertahankan. Penghapusan test paling signifikan Juga terjadi di test Valencia Pasca race Finale MotoGP Valencia 2020 nanti sob.

Jadi Kalau saat ini Setelah Race Finale Valencia 2019 akan ada test Valencia dilanjutkan test Jerez pada bulan bulan terakhir 2019 sebelum Semua team memasuki Rehat Musim dingin ( winter Break ), Maka di 2020 nanti setelah race Valencia 2020 disinyalir tidak akan diadakan test Valencia, team Langsung persiapan ke Test Jerez sepekan setelahnya.

Menurut David Kebanyakan team akan menyambut Baik keputusan ini dengan dua alasan. Pertama Karena dengan waktu tengat cukup pembalap akan hadir lebih fresh dan Kedua Juga Karakter Sirkuit jerez yang memiliki Variasi kontur Trek yang lebih akan lebih mewakili mayoritas sirkuit lainnya ketimbang Ricardo Tormo.

Secara umum siyalemen pengurangan Jadwal test kedepan ini punya tanggapan berbeda antara team Factory dan team Satelit. Secara umum Jika Race weekend team satelit akan memperoleh ‘ uang balap’ dari Dorna, Namun saat test mereka tidak memperolehnya dan bahkan harus keluar biaya dari Kocek sendiri. Oleh sebab itu Team satelit buat team satelit, penyusutan Jadwal test menjadi Keputusan yang populis. Namun Tidak Buat team factory, mereka semua ‘sultan’, mereka lebih mementingkan kesinambungan Jalannnya development dari Motor ketimbang besarnya materi yang diperoleh dari Dorna. Buat team factory, Pengurangan jadwal test ditakutkan akan menjadi friksi dalam upaya membuat Motor yang kompetitif. . . Nah Kalau menurutmu Gimana sob ?

Taufik of BuitenZorg

62 COMMENTS

  1. Yaah harus agak menunggu lama deh kalo liat ada pembalap yg pindah pabrikan,biasanya kan minggunya balapan dgn motor lama besoknya udah nyemplak motor baru yg biasanya dilabur hitam hitam ?

  2. kita orang penonton mah seneng2 aja mau berapa seri, apalagi ditambah bumbu2 drama
    dorna senang, rating naik, penontonpun senang

  3. Makin banyak ronde nya, semoga sistem points juga gk berubah.. Dan apa nanti ada penyematan teknologi Hybrid kah buat MotoGP?

    • Boleh juga, tapi kapasitas bensinnya jg makin dikurangi jadi para insinyur dipaksa putar otak riset untuk membuat mesin yg efisien tapi tetap powerful dibantu mesin listrik dan akan bisa berguna untuk motor masspro nya kelak

  4. Justru pecinta balap motogp senang,sebagai penonton bisa lebih banyak hiburan neh. Bila perlu balapan tiap minggu saja. Break saat summer dan akhir tahun saja.

  5. Kebanyakan sih, jadi kasian aja bolak balik lintas benua yg iklimnya beda total dgn intensitas yg lebih banyak.
    Kalo mau seri Spanyol jadiin 2 aja, gantinya tambah seri asia, amerika latin, eropa timur, atau balikin tuh seri afrika selatan.

  6. Waktu tes team pabrikan berkurang, berarti harus lebih banyak menurunkan motor dengan spek terbaru untuk memperbanyak data, team satelit senang, dorna senang, penonton senang ?

  7. makin bnyk seri, makin sedikit waktu utk istirahat, nyantai atau kumpul dgn keluarga. jalan satu2nya yaa: kurangi test.
    keputusan tepat ??

  8. Lebih bagus kalau Libur tengah musim diperpanjang untuk tes dan update mesin, kasihlah 6 pekan liburan.
    Update mesin diperbolehkan hanya jika Tim pabrikan/satelit belum bisa finish 10 besar minimal 3 kali dalam setengah musim awal. Entah itu tim konsesi atau bukan.

    FAIR kan? Jadi bakal semakin keliatan pembalap mana yg bisa kompetitif dan tidak.

    Dan saya tidak merasa kebosanan nonton tipi lagi.

  9. kasihan yg sdh ‘tua’ klo sampe 20seri-22seri, jd gampang dredeg n ngos ngosan, jalan jurdun smakin panjang krn harus konsisten di 20-22seri

  10. Seharusnya..biar seru.. Di seri final atau maksud saya seri terakhir dilaksanakan di benua yg ekstream..”Antartika” Buar sicuit yg bener2 kenceng.. Trak lurus 5 km sebanyak 2 track, tikungan kanan dan kiri masing2 11, dan 6 coner speed kiri dan 6 coner sped kanan, 5 tikungan sempit kanan dan 5 tikungan sempit kiri.
    Nah.. Biar bener2 di uji mesin, ban, dan juga pembalapnya..
    Soalnya seri pembuka di katar kan sudah panas.. Jadi seri penutup harus dingin..xixi
    Saran wak k dorna.. Semoga terlaksana.

    • Too dangerous. G ada run-off, salah dikit langsung nabrak pager ato jatuh k jurang. tahun 2019 aja udah ada dua rider yang meninggal. Daley Mathison sama Chris Swallow. Itu aja model balapnya time-trial format yang ridernya dilepas satu-satu, gimana kl model mass start ky motogp

    • Drpd ngurusin beginian, mending DORNA ngurusin regulasi ban. Di page-nya di Instagram udah ada yang ngeluh tuh:

      “please change the MOTOGP regulation now. because MotoGP is not fun now. good for the regulation of electronic devices ICU may be the same but for tires please release. so that more racers can compete in the front row not just for one racer only. show that MotoGP is not a sport that has many conspiracies for business. but a fair and dignified sport”

      • Menarik nih, kalau menurut bung @AIM-1N di bagian mana dari regulasi soal ban yg bikin motogp jadi kurang seru?
        Menurut saya malah motogp sejak 2016 sudah semakin kompetitif dan seru dibanding sebelumnya, cuma yg saya masih ragu apakah ini disebabkan penyeragaman elektronik atau karena ban.

        • Postingan saya bukan bertujuan untuk mempertanyakan masalah regulasi ban saat ini, yang menimbulkan prasangka adanya ban ghoib (sekarang istilahnya ganti jd ban khusus). Jd, kl nanya saya, regulasi yg sekarang jg udah pas. Dg single tyre supplier, semua tim dapat pijakan yg setara dalam hal kualitas ban.

          Seperti yg K-to bilang, dg multy suppliers, akhirnya malah membuka celah overnight tyre, krn supplier ban pun g pingin motor yg mereka support kalah.

          Mau pake ban apa, terserah. Toh masing-masing ban pasti punya race craft sendiri. Ky misalnya dg Bridgestone kita bisa liat gilanya Marc ganti arah ban wlpun ban belakang masih di udara (saking pede ya sama front end). Dg Michelin pun kita bisa liat race craft Marc yg lain. Begitu juga dengan pembalap lainnya

          IMO, Unified ECU, dan single tyre supplier yg mendorong kompetisi bisa seketat sekarang

    • Ane rasa kalo supplier ban dibuka lagi,Michelin tetap akan memonopoli pengguna di grid,karena motor saat ini didesain dan dibuat untuk ban Michelin,akan butuh waktu dan budget yg banyak bila berganti supplier ban,apalagi supplier ban yg lain data nya tertinggal jauh pasti

      Yg akhirnya jika mayoritas dikuasai Michelin (seperti dulu) apalagi dapat pesaing kuat supplier ban lain kayak Bridgestone contohnya,untuk menyaingi rivalnya yg dapat update tercepat (ban ghoib) hanya urutan 10-8 teratas yg diperioritaskan,dan ini malah jadi tidak adil merata lagi

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here