TMCBLOG.com – Yamaha Jelang MotoGP Aragon 2019 berada dalam mentalitas yang cukup baik secara mereka berhasil menempatkan 4 pembalap mereka semua di Top 5 Hasil race sebelumnya di Misano. Sepanjang 2019 Yamaha telah melakukan berbagai macam upaya untuk membuat pembalap Mereka kompetitif.

Hal hal radikal yang di Tahun tahun sebelumnya tidak dilakukan, diujicobakan di Musim 2019 ini mulai dari memberikan semua pembalap Motor 2019, sampai melakukan Perubahan Personel seperti pergantian Tsuya ke Sumi san sampai Update terakhir digantikannya Kouichi Tsuji. Maverick Vinales merasakan adanya perubahan Management dalam melakukan ‘Handling’ ke Pembalap. Kini lebih Cepat dan responsif menurut maverick.

Dari segi support teknikal, Sampai hadirnnya Part Part solusi yang cepat sepanjang diperbolehkan Oleh regulasi seperti hadirnya 3 Part baru Mulai Misano Yakni Swing arm Carbon, Tutup Cakram depan dan Muffler double Barrel. Namun begitu Aragon adalah Sebuah Venue benchmark Lanjutan yang penting untuk Yamaha Ke depan . .

Yaps Valentino Rossi mengakui bahwa Aragon adalah Venue yang terbilang merupakan salah satu Sirkuit paling Sulit Buat Yamaha di tahun tahun terdahulu sepanjang kalender MotoGP. Artinya Jika nanti di sepanjang race-weekend Aragon 2019, Yamaha Bisa merasa Nyaman dan Tidak Struggle berarti ini adalah Pertanda yang cukup Positif.

Tracknya Memiliki arah berkebalikan dengan Arah Jarum jam, Sirkuit ini Secara putaran memang dikonotasikan dengan Marc Marquez karena seringnya Pembalap Repsol Honda ini berlatih dengan metoda dirt Track. Namun Begitu Aragon Bukan seperti Austin ataupun Termas De rio Hondo Di mana hegemoni Marc begitu Kental. Di sirkuit ini Marc tidak setiap tahun Juara koq, Ia memang Juara di Aragon 3 Musim terakhir berturut turut ( 2018, 2017 dan 2016 ). Namun 2015 dan 2014 Bukan Marc yang menang di sini. Ini menandakan bahwa Kans pembalap Non-Marc Marquez sebenarnya tetap ada untuk bisa menang di sini.

Secara Karakter Sirkuit aragon ini Boleh dibilang memiliki hampir semua Variasi Handicap Sirkuit. Mulai dari Straight Panjang yang bisa mengail Top speed sampai 320 km/jam di Back Straight Yang emnanjakan Power Desmosedici GP sampai tikungan sempit berkebalikan arah yang sangat teknikal seperti di T8 dan T9. Yamaha ( dan juga sebenarnya Suzuki ) Punya Kans Performa di T3, T6, T10,T11, T13, T16 dan T17 dimana di tikungan-tinkungan berjenis speed Corner ini jelas pembalap Yamaha bisa kembali show-up kemampuan Mid-Corner speed mereka yang aduhai.

Ducati dan Honda yang terkenal stabil di Pengereman bisa ambil Keuntungan di Spot Hard Brake T1, T12 dan T16. Sementara itu Kemungkinan overtake biasannya bakalan terlihat antara T12 sampai T15 yang ideal buat Melakukkan Tusukan dan Counter-Tusukan tentunya. Honda, yamaha dan Ducati pernah Menang di Aragon, namun hati Hati Karena suzuki Juga punya History Podium di Sikuit yang letaknya sangat dekat dari tempat tinggal Alex Rins ini . . Kita akan lihat Progressnya beberapa jam Lagi Via FP1 sob

Taufik of BUitenZorg

43 COMMENTS

    • Ya pattern selama musim 2019 kan gitu. Kl semua kondisi mendukung, Marc menang (analisa: Boring race). Kl kondisi g menguntungkan, Marc posisi dua (analisa: great race, and he is embarrassingly loss), padahal sama title contender terdekat, dia cuma kalah dua kali (Kalah dan di posisi dua pun masih di depan Dovi)

    • sirkuit yang paling dibenci, bahkan kalau maen online game motogp, sirkuit ini jarang ada peminatnya. butuh kepresisian terutama saat masuk tikungan yang tak terlihat T8-T9.
      kalau marc mau sedikit kasih hiburan mending dia pura pura lambat, terus fight di 5 lap akhir, toh nilai dia sudah ga mungkin bisa dikejar, karena 5 kali jatuh di sisa seri itu ga mungkin (dukun).

    • ane jd inget ketika jin jarvis nyindir c mbah , dy bilang bakal ada perubahan besar besaran, bahkan dirinya sendiri pun mungkin kena perubahan, dan terbukti semenjak perjalanan tsb banyak orang hilir mudik di yamama. apakah di sini titik nya? atau bakal berlanjut sampe taon depan? cmiiw

      #menarik

    • Waduuh. Klo dilempengin gitu, alamat ducati & rcv digdaya. Bisa tertawa tanpa henti. Percuma jg nyalip sebelum itu, toh dibalas tiada ampun saat straight.

    • bukan mesin yg ambyar, tapi rider MotoGP yang akan ambyar jika T12-T15 dilempengin karena akan jadi tikungan high speed corner paling mematikan, jika si rider melakukan kesalahan….
      sudah banyak high speed corner yg makan korban di masa lalu, yg kemudian layout nya diubah atau sirkuitnya gak digunakan lagi untuk ajang balap tertentu…
      contoh:
      Tamburello, Imola tahun 94 (mendiang alm. Senna & alm Ratzenberger)
      130R, Suzuka tahun 2003 (mendiang alm. Kato)

    • 93.04 dan 20 setuju tp kalau 42 maksa banget dimasukin keknya.padahal 12 lebih stabil selama berjalanya musim 2019(ndelosorpun gegara rider lain).

      42 buktikan dulu dg kekosistenan.

        • Kenapa 42 ane masukin? Krn musim lalu dia ke 4 dengan performa yg 11-12 dgn musim ini. Menang, podium, gak podium atau jatoh sekalipun gpp, yg penting ada tontonan warna warni di barisan depan.
          Lagian kalo ngomongin konsistensi, 04 harus di usir juga dong?

      • MV gausa dimasukin…dogfightnya kurang…mentally down kalo uda disalip lawan..keliatan banget ga ngototnya bin cari aman..bukan typikal fighter tapi cocoknya typikal pembalap time trial awkwkwk..qualifikasi tokcer,fp123 tokcer,race????

    • morbideli, tuh udah moal bacot kyk gurunya, F1/2 bilag dia pengen terus dan terus belajat, morbideli bilang f1/4 ngom,ong gitu cuma buat gentar lawan lawannya, morbi ngemeng gitu karena di belajar analisa dari si ntu n katanya


      Pernyataan Quartararo tersebut menurut Morbidelli hanya sekadar taktik untuk membuat para pesaingnya gentar kepada pebalap kelahiran Nice ini. Ia merasa rekan setimnya tersebut saat ini telah memiliki kemampuan yang luar biasa.

      “Ini adalah hal-hal yang Anda katakan ketika Anda masih muda untuk sedikit menakuti pesaing Anda. Dari Valentino (Rossi) saya bisa belajar beberapa hal soal ini, tetapi saya tidak tahu apakah ini bisa digunakan dalam kesempatan lain,” ujar Morbidelli dikutip dari Yahoo Sport.

      “Menurut saya Fabio tidak perlu belajar banyak hal lagi di MotoGP: dia melesat, dia lebih kuat dari semua orang, jadi dia tidak harus belajar banyak hal lagi.”

      “Dia menjadi yang terdepan di setiap putaran: apa yang tersisa untuk ia pelajari? Bagaimana berada setengah putaran di depan semua pebalap?”

      “Saya merasa itu lebih merupakan langkah (strategis) untuk membuat saingannya berpikir kemampuannya bisa lebih meningkat lagi. Ini merupakan taktik, karena sekarang Fabio tidak punya banyak lagi untuk dipelajari,” ungkap pebalap Petronas Yamaha ini.”

  1. speed corner ada, straightnya panjang, stop n go, hard brake… harusnya sih jalannya race seru secara tiap motor bisa nunjukin kelebihannya masing2 di spot2 tertentu… yamaha dan suzuki di speed corner, ducati di pengereman dan akselerasi dan honda punya marc (apapun layout sirkuitnya tetep aja juara/podium*)…

  2. Yamaha ( dan juga sebenarnya Suzuki ) Punya Kans Performa di T3, T6, T10,T11, T13, T16 dan T17 dimana di tikungan-tinkungan berjenis speed Corner.

    Ini sirkuit lebih menguntungkan buat i4 dong

    • 1. Kalau dihalangi sama yang V4 di tiap tikungan itu ya percuma, begitu di backstraight ditinggal jauh, sisa 1 tukungan, terus finish = gagal

      2. Gak ada yang menghalangi, motor V4 ngikuti di belakang, begitu di backstraight dilibas, sisa 1 tikungan, finish = gagal

      Mesin inline cuma bisa menang kalau bisa ngacir duluan dan jaga gap supaya gak diganggu, syaratnya harus punya laptime cepat dan konsisten. Sayangnya ban michelin ga bisa diajak begitu, jadi ya gitu deh ?

  3. gw pegang marquez lg ah..secara sircuit ini berlawanan arah jarum jam. apa desainer sircuit ini dulu terinspirasi dari keris ya? bentuknya ky keris…??

  4. Di sirkuit ini Marc tidak setiap tahun Juara koq, Ia memang Juara di Aragon 3 Musim terakhir berturut turut ( 2018, 2017 dan 2016 ). Namun 2015 dan 2014 Bukan Marc yang menang di sini. Ini menandakan bahwa Kans pembalap Non-Marc Marquez sebenarnya tetap ada untuk bisa menang di sini.

    Hemm memang benar kang marc tahun itu g juara aragon tp datanya 2014 dan 2015 itu marc ke duanya crash n malah yg 2014 karna ujan jadi flag to flag tp marc masih ngotot g ganti motor kayak sionoh .. dan terpleset .. mungkin marc belajar dari kejadian ini wak, sekarang flag to flag nya msrc moncer mulu

Leave a Reply to Asli Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here