TMCBLOG.com – Dari Thailand, Marc Marquez tidak langsung ke jepang. Pasca mengunci gelar Juara Dunia MotoGP ke-6nya Marc Pulang Kampung ke spanyol dulu dan disambut Oleh banyak Fansnya di Campus Repsol headquarters. Di Sana Marc melakukan press Converence dan dalam Penjelasan resminya Marc Banyak menyinggung apa yang telah disampaikan Oleh Giacomo Agostini dan Juga Valentino Rossi saat memberikan Selamat akan pencapaiannya di Thailand. Berikut ini adalah Terjemahan Bebas yang bisa tmcblog peroleh seperti yang tercantum dalam Protected Pagenya GPOne . . Cekidot deh

” Saya mendengar Giacomo bicara di radio dan menurutnya saya akan bisa mencapai 15 gelar (Juara dunia ). Untuk melakukan hal tersebut, pada prakterknya saya harus melakukan dua kali lipat dari apa yang telah saya menangkan selama ini dan saya melihatnya sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Realitasnya saya tidak menyukai kata ‘tidak mungkin’, Namun saya akan katakan bahwa hal tersebut hampir tidak mungkin.

” Saya tidak terlalu memikirkan hal ini , saya jalan dengan cara saya sendiri walaupun melihat nama saya selalu diasosiasikan dengan para legenda biasa membuat saya merinding. Namun ini adalah sesuatu yang saya coba untuk hindari. Ketika nanti saya memutuskan untuk pensiun, saya akan tahu bahwa saya akan bangga terhadap apa yang telah saya Lakukan “

” Kita berada di era keseragaman Mekanis MotoGP, walaupun angka di championship tidak merefleksikan hal tersebut. Saya mengatakan Hal ini karena ada empat pabrikan yang memiliki kemampuan memenangkan Race dan bertarung untuk Juara Dunia. Ini artinya paling tidak ada delapan motor yang memiliki kemungkinan menang balap, dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kamu harus tahu bagaimana cara menemukan kembali dirimu sendiri, belajar sperti para Veteran seperti Valentino Rossi, Jorge atau Dovi dan Juga belajar dari Pembalap Muda Seperti Fabio dan Vinales “

Di Buriram valentino Rossi sempat bicara mengenai beberapa moment yang membuatnya gagal meraih Gelar Juara dunia salah satunya adalah tahun 2015 dimana Vale berkata Bahwa kehilangan gelar di tahun tersebut adalah karena gelar itu ‘direnggut dari dirinya’ . . Mengenai Hal ini Marc merespon :

” Ya saya (seperti) kejar kejaran dengan statistik, namun saya ingin hidup di saat ini, Saya tidak pernah terobsesi dengan jumlah rekor. Menurut saya target 2020 tetaplah sama yakni Menang. Setiap tahun Punya kesan sendiri. Untuk sekarang masih 8 gelar, ke depan kita lihat nanti. Perkataannya ( Vale ) ? Ia mengucapkan selamat kepada saya secara terbuka dan berkata bahwa saya Pantas memperoleh gelar ini.

(jika bisa) Balik kemasa lampau saya akan merubah banyak hal, seperti misalnya kegagalan saya di 2015. Namun pada akhirnnya perkataannya ( Vale) adalah Reaksi dari seseorang pembalap yang telah melakukan banyak hal untuk sepeda motor dan saat ini masih ia lakukan. Saya tahu cara mengevaluasi sesuatu dan apa yang ia lakukan di usianya adalah sesuatu yang tidak banyak orang bisa melakukannya “

Kalau dilihat memang benar sih, tidak ada alasan bagi setiap pembalap untuk tidak respect terhadap pembalap lainnya. Mereka melakukan semua itu berdasarkan passion, berdasrkan hasrat mereka di dunia yang mereka sukai dan mereka dedikasikan hidup mereka di sana . . Sudah saatnya paddock damai dari segala kegaduhan yang disebabkan hal hal selain persaingan di dalam track mulai dari hal kecil, mulai dari kolom komentar ini, mulai dari sekarang . . . Biarkan hanya track yang jadi ajang pembuktian

Taufik of BuitenZorg

105 COMMENTS

    • kalo lawannya juga sama2 konsisten maka jurdun akan ditentukan lebih akhir, kita tunggu saja apakah tahun depan quartararo bisa konsisten.

  1. bijak banget respon mm93 terhadap perkataan rossi mengenai kehilangan gelar tahun 2015. ternyata pikiran mm93 tidak lebih muda dari usianya panteslah jadi salah satu calon legenda balap motor.

    • Rasanya artikel analisis ga perlu banyak nyeritain Marc lagi. Sudah terlalu jelas. Hahaha.

      Akan lebih menarik kalo porsi Dovi, Rins, Mir n Rossi yg dibahas. Kenapa dua yg pertama loyo, yg ketiga stagnan, yg keempat ga ada perubahan.

      • ya kali ini gue setuju

        jadi ingin tau mengapa Ducduc, dengan segala “improvement” di fitur, ternyata performanya tidak lebih baik dr musim lalu dan/atau 2 musim lalu, malah makin mundur dan mundur.
        bahkan (CMIIW) belum sekalipun ada rider Ducduc yg bisa meraih pole position di musim ini (bahkan di Mugelo sekalipun). Beruntung mereka punya fitur Holeshot.

        Jgn2 justru Ducduc sejatinya udah STUCK dlm hal performance keseluruhan, dan Trio Japon (hon, yam, suz) yg mengalami improvement signifikan.
        Jika ini berlanjut, maka di musim depan (2020) jgn kaget bila Ducduc diakhir musim udah kaga masuk tim 3 besar lagi.

        • Ducati yg stagnan sebenarnya udah kebaca saat Dovi ditanya improvement apa awal tahun ini. Dia jawab improvement ga selalu kecepatan atau akselerasi. Eh ga taunya peningkatan mesin hon-da jauh diatas peningkatan handlingnya Ducati. Dovi kecewa, terus minta development fokus ke turning ability.

          Secara garis besar begitu, cuma gw bingung kok sejauh itu gap Dovi dgn Vinales. Padahal Dovi ga kejebak traffic di awal race. Langsung P4. Kalo Petrucci ga heran deh, panas Buriram udah musuh bgt ama dia.

          So menurut gw start Dovi berhasil. Cuma race sisanya jeblok ga kayak tahun kemarin.

          Gw ga masukin Fabio soalnya tahun lalu dia ga ada, tahun lalu Yama-ha struggling. Fabio sekarang dapat motor m1 yg mendingan. Sama kayak Zarco 2017 dapat M1 2016. Fabio ga megang Suzuki 2015 atau 2017 kayak Vinales atau Iannone. Bisa jadi yg dibilang ama Vinales benar, setting motor Fabio lebih oke. Toh beda ama dia finishnya ga jauh-jauh amat kalo dibagi jumlah lap.
          Nah Dovi jauh ama Vinales. Rins yg kadang dgn enteng nyalip rider lain mentok disitu aja. Mir bisa ngalahin Rossi.

          Balik lagi Dovi n Ducati, Lorenzo pernah bilang Ducati kayak kapal, ngandelin slide rear tyre buat belok. Bukan lean angle kayak Hon-da n Marc. Nah keduanya sudah dipake Stoner n dia juara…

          Ada coach apa crew (lupa gw) cerita, “give me front,” sisanya beres. Itu kata Stoner. Marc malah kok kayaknya kebalikannya. Front feeling-nya yg ghaib. So walaupun sama sama v4 tetap aja beda. Ducati ama Hon-da. Marc super adaptif kata Wak Haji, gw ga bakal ngasi nick itu sebelom ngelihat dia menang pake motor yg ngandelin rear tyre slide kayak Stoner. Tapi entah karena itu obsesi gw aja pengen lihat mereka adu cepat di lintasan.

        • Marc Punya karakter adaptif yang Kuat, Banyak Pembalap lain di Paddock yang berpendapat bahwa jika Marc dikasih Motor Aprilia dan KTM sekalipun maka Ia akan bisa Podium. Jika ada yang berpikir sebaliknya, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi

        • kalo ane liat ada faktor 04 di sana yang kurang greget taon ini. beda cerita nya ketika paduka di ducduc. atau waktu masih ada ianone . kayanya emang harus ada rider tangguh di dalam garasi ducduc. biar melecut dovi untuk figt lebih ok. di banding sekarang yang team mate nya bestfriend forever gt ???.

        • Lh MM sendiri bilang mau pindah ke KTM jika DP bisa membuatnya KOMPETITIF, artinya MM masih ada keraguan dengan KTM sekarang ini.

      • Katanya sih Jack salah pencet tombol jadi mati mesinnya
        Andai motor MotoGP ada starter elektrik dan ACG, bukannya alat starter Segede bor listrik,, hidup mereka pasti lebih mudah ?

    • Saya rasa bukan ducati menurun tapi yamaha yg ecunya membaik meski power mesin masih rendah krn disegel.

    • Anak bawang gk melulu soal performa motor, bisa jadi selain faktor gaji juga kenyamanan dan totalitas tim juga sangatt dibutuhkan. Tim yg solid pasti jadi bahan pertimbangan sendiri. Kalo boleh jd klub mending bin andai2 nih, seandainya ktm dan aprilia punya atmosfer kyk hrc skrg, bukan gk mungkin marc jg mau kesitu. Btw ane rasa sih marc jg ada rasa “sungkan” sama repsol juga nih terlepas dr profesionalitasnya. Ya jgn sampe habis manis sepah dibuang, kacang lupa kulitnya, gak bagus juga buat “sejarah” yg akan ditulis nanti. Living legend nih

  2. Kenapa namanya Campus ya?,kirain itu semacam universitas ternyata kantor pusatnya ?
    Kalo ada kan lumayan,pasti ada lulusan Insinyur Repsol ?

      • Andai Daijiro Kato masih hidup aja gak bakal ada goat yang seolah gak terkalahkan di era 990. Dan terbukti munculnya Stoner, Pedrosa dan Lorenzo di era yang sama (800) udah bikin si goat empot2an sampai harus rajin karaoke di mikropon buat jatuhin mental kali aja lawannya keder, artinya dia gak sehebat gembar gembor dedoktornya.

        Gak usah banyak berandai-andai, nikmati aja yang sekarang. Kebanyakan berandai2 cuma bikin otak jadi ngehalu, persis minions koplak.

  3. Melalui pernyataan Marquez sendiri, bisa dilihat bahwa keduanya saling menghormati satu sama lain, dari Rossi yang memberikan selamat secara terbuka atas pencapaian Marquez hingga Marquez yang memberi pujian terhadap Rossi bahwa tidak semua orang bisa melakukan apa yang Rossi lakukan pada usianya sekarang.

    Sementara penggemar batu akut nan keras kepala dari kedua kubu yang tidak bisa berpikir rasional dan hanya mengandalkan ego masing-masing saling cucuk menyucuk pada kolom komentar, situ sales?

    Kalau mau jualan motor bawa-bawa MotoGP, saran saya cuma satu, sekolah lagi sana.

  4. Permisi pak haji kalau boleh saya kutip:

    “Kalau dilihat memang benar sih, tidak ada alasan bagi setiap pembalap untuk respect terhadap pembalap lainnya. Mereka melakukan semua itu berdasarkan passion, berdasrkan hasrat mereka di dunia yang mereka sukai dan mereka dedikasikan hidup mereka di sana . .”

    Mungkin maksudnya tidak ada alasan bagi setiap pembalap untuk tidak respect terhadap pembalap lainnya. Atau saya yg salah tangkap ya pak haji?

  5. Jurdun 2015 direnggut??
    Sungguh komentar yg childish

    Kalo memang Rossi layak jurdun 2015 harusnya bisa fight lawan Lorenzo di front pack

    • efek post power syndrome
      seolah-olah yg balapan musim 2015 hanya antara dia dan Lorenzo,
      yg lain kaga boleh deket2, harus menyingkir, kaga boleh ganggu

      • Padahal si mikropon sendiri juga pernah GANGGU Lorenzo pas yang fight cuma tinggal Lorenzo vs Stoner, salah satunya di Motegi 2010 si mikropon berkali2 pepet Lorenzo biar out. Tapi anehnya minions justru anggap itu seru, enak ditonton dll padahal satu tim, satu pabrikan. Giliran sendirinya digituin sama Marquez di Sepang 2015 kaki ikutan main dan koar2 yang udah gak ikut perebutan jurdun gak usah ganggu yang lagi berebut, standar ganda

    • Mulutmu harimaumu…itulah rossi 2015, rossi salah kalkulasi ternyata mental marc tidak sama dengan Stoner! Dah gitu aja…hahahaha

  6. Scroll atas sampai bawah nyari komen Joni Leno alias Jono kok belum muncul ya? Baru inget ini artikel pagi, seperti biasa ingsinyur yang suka gonta ganti nick itu masih sekolah jadi belum bisa nimbrung komen.

    Btw selain saya ada yang ngeh gak sih kalau si Jono sebenarnya adalah Mentogog karena karakter, cara debat dan wakti kemunculanya sangat mirip (kalau gak boleh dibilang persis) sama si Mentogog??

  7. apa kolom komentar damai? kami team hujat siap demo menentang kebijakan tersebut….kami butuh drama

    pedrozonk rosikil markesot lorencong

  8. “Tidak ada alasan bagi setiap pembalap untuk respect terhadap pembalap lain”.

    Padahal MotoGP itu salah satu yg trmasuk kategori dangerous sport. Dan limit dr sbuah persaingan nya, mnurut sy adalah respect, khusus nya ktika di track, mulai dr FP smpe Race.

    Track, objek dmn anda jadikan tempat pembuktian, sbg arena pertarungan, dan tidak ada respect?. Wow, disaster…

    • Dikasih spion sama klakson aja motornya…
      Jadi kalo mau nyalip klakson dulu trus yang mau disalip bisa liat spion dan minggir masih jalan….
      soalnya kan respek…

  9. Mereka bekerja dapat gaji besar,kita hanya penonton saja. Nikmatin balapan sajalah,komen boleh asal jangan saling bully lagi. Semua ada masanya,bukan gak mungkin tahun depan fabio dan ada pembalap baru yang lebih hebat lagi. Who knows?

  10. Garak gerik mbah e pas race kemarin mau nunjuk in kalau dia juga mampu jegal MM juara di buriram .. liat tayangan ulangnya .. tp apa daya lututt udah dimakan usia .. malah kojel2 dibelakang kehabisan ban .. sampek2 kalah sama mir

  11. nama lengkap Marc Marquez Alenta karena marga ayah dan marga ibu disertakan dalam penulisan nama. Marga ibu selalu di tempatkan dibagian akhir.?OOT

  12. menurut saya ni yaa di 2015 ..

    mm sperti minder dgn “siapa” yg akan jurdun 2015 … masa gw lagi gw lagi,
    so dia ambil slow calm aja .. eh ada yg tersungging .. trus masa si itu yg akan jurdun… ah dari pada si itu yg jurdun tapi tidak fair lebih baik kasih temen gw aja deh

    karena scara slogan darno kan ingin membuat motogp lebih kompetitif dan jarak point antara 1 pembalap dgn pembalap lainnya di harapkan tidak berbeda jauh sperti 2 thn ini .. itu yg MM93 pegang di 2015 dan itulah juga MM93 belajar dan terus belajar sperti ngesot-2 dgn rc213v nya .. push the limits

    mnurut kamu ya suka-suka kamu lah…
    toh juga kenyataan sudah tidak bisa kau rubah

  13. Note boss:
    1. Biarlah berjalan apa adanya berjuang sebisanya….
    2. Tunjukan di track…

    Itu saja jgn gaduh…

  14. Kita berada di era keseragaman Mekanis MotoGP, walaupun angka di championship tidak merefleksikan hal tersebut.

    dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kamu harus tahu bagaimana cara menemukan kembali dirimu sendiri,

    Juga belajar dari Pembalap Muda Seperti Fabio dan Vinales

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here