TMCBLOG.com – Di mata tmcblog, tren supermoto kembali naik setelah Honda mengeluarkan CRF150L. Sebelumnya, hanya ada Kawasaki KLX 150 dan D-Tracker yang bermain di kelas 150cc. Saat ini baru Kawasaki saja yang menyiapkan versi Supermoto dari KLX atau yang biasa kita kenal dengan nama Dtracker Series. Supermoto sendiri sebenarnya termasuk ke dalam salah satu olahraga di bidang otomotif. Kendaraan yang digunakan dalam olahraga ini memiliki kemampuan ekstrim, maksudnya dapat dipacu di tiga lintasan berbeda, antara lain road race (aspal), off road (tanah), atau flat track (pasir). Karena memiliki kemampuan untuk melintas di berbagai medan, maka kendaraan tersebut juga dikatakan sebagai motor super.

Tak sedikit dari pengunjung tmcblog yang menganggap bahwa supermoto adalah motor trail atau off road yang dibekali dengan ban aspal dengan ukuran roda yang sama antara depan dan belakang. Anggapan tersebut ada benarnya, namun masih kurang tepat. Umumnya, supermoto menggunakan velg ukuran ring 17. Berbeda dengan motor trail yang menggunakan ukuran berbeda antara ban depan dan belakang, seperti depan ring 19 dan belakang ring 16, atau depan ring 21 dan belakang ring 18.

Perbedaan supermoto dengan motocross dari segi spesifikasi juga bukan hanya terletak pada bannya saja, tapi juga terletak di bagian setang. Untuk supermoto, lebar setang yang digunakan tidak selebar motor trail. Sementara di sektor pengereman, supermoto menggunakan spesifikasi cakram yang lebih lebar dari yang digunakan motor trail pada umumnya. Kenapa? Karena biasannya dengan ban street dan digunakan di jalan aspal kecepatan dari supermoto umumnya lebih tinggi dibandingkan saat motor trail digunakan di jalan off road. Jadi butuh peranti pengereman lebih baik yakni salah satunya dengan diameter cakram lebih besar.

Jalanan yang tak selalu aspal mulus, model motor tinggi, tapi ban tak pakai jenis ”pacul” membuat supermoto cocok sebagai kendaraan harian. Apalagi motor model ini juga sudah lengkap dengan lampu-lampu, termasuk sein, kaca spion, dudukan pelat nomor, membuat motor jenis supemoto siap meluncur di jalan raya.

Jika bicara ban untuk supemoto, salah satu dari banyak pilihan bannya, Sobat bisa coba ban FDR Maxtreme karena cocok untuk di jalan aspal, tanah dan berbatu. Ban FDR Maxtreme dirancang dengan horizontal groove pattern (kembangan melintang) agar bisa menjaga traksi saat melintas di jalan tanah dan berbatu. Jika sobat lihat patern dari ban supermoto juga special, ada guratan lateral di bagian tengah dan ini yang membedakan dari patern ban street biasa. Selain itu, kontak area yang luas membuat ban juga stabil di jalan aspal dan membuat pengereman baik di kondisi jalan basah

Menurut informasi yang tmcblog peroleh dari FDR, Ban Maxtreme menggunakan intermediate compound yang memberikan daya cengkram, keselamatan  dan kenyamanan yang seimbang dan maksimal saat berkendara. Maxtreme sudah tersedia dalam 3 pilihan ukuran, yaitu 110/70-17 TL, 130/70-17 dan 140/70-17 TL.

Untuk kompetisi balap supermoto, FDR bahkan sudah punya ban balapnya, yaitu Maxtreme SE. Kembangannya sama dengan Maxteme, tapi bedanya Maxtreme SE punya konstruksi yang lebih kokoh dan menggunakan soft compound sehingga cocok untuk dipakai balapan.

Maxtreme SE ini sebelumnya sudah dipakai di Kejurnas Supermoto 2018, seperti diantaranya ada Farudilla Adam, Raden Aludona, H. Momo Suparmono. Tahun ini untuk 2 kelas supermoto di Honda Dream Cup, semua pembalapnya menggunakan ban Maxtreme SE. TMCBLOG sendiri sudah melihat dari dekat dengan mata kepala sendiri seperti apa kehebatan performa dari Maxtreme SE ini baik di Trial game  Asphalt maupun di Kelas Supermoto Honda Dream Cup. #Artikel ini hadir atas kerjasama TMCBLOG dan FDR Tire

Taufik of BuitenZorg

 

19 COMMENTS

    • Kejurnas ada kelas 4 kelas utama yaitu 450 build up, 250 build up, 175 Trail lokal, 150 Trail lokal dan beberapa kelas pendukung

  1. Patut diapresiasi, ban lokal berani mengeluarkan ban khusus supermoto. Dipakai kejurnas supermoto cocok karna ada track tanahnya. namun untuk pemakaian di event aspal saja seperti HDC dan TGA butuh efort yang lumayan untuk mengimbangi ban Impor hehehe

Leave a Reply to Agista Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here