TMCBLOG.com – Dalam mengenal tipe suspensi depan sepeda motor saat ini kita kebanyakan membedakan dua tipe yakni Teleskopik dan Upside Down. Namun perlu untuk sobat ketahui nama tipe teleskopik sebenarnya merupakan nama umum dan bukan kebalikan tipe dari upside down. Jadi upside down sendiri sebenarnya merupakan jenis dari suspensi teleskopik . . Nahhh ternyata selama ini mindset penamaan kita kurang tepat ya? 😀
Saat TMCBlog baca dari beberapa buku dasar mengenai cara me-maintenance sepeda motor seperti salah satunya buku karya Mark Zimmerman, model suspensi depan paling banyak hadir di sepeda motor adalah jenis teleskopik yang terdiri dari sepasang tabung male dan female dimana koneksi keduanya dijepit pada bagian atas di Triple clamp. Kedua tabung ini bergerak secara sliding satu sama lain. Cuma masalahnya siapa yang dijepit oleh triple clamp . . Tabung male atau female ? Ini lah yang akan membedakan kedua suspensi tipe teleskopik ini.
Jika yang dijepit adalah tabung male maka suspensi depan (fork) teleskopik tersebut dinamakan Suspensi Telescopic Male Slider. Sementara jika bagian tabung fork female yang dijepit di triple clamp maka suspensi depan (fork) teleskopik tersebut dinamakan Suspensi Telescopic Inverted, atau yang biasa kita sebut upside-down.
Pada suspensi teleskopik Male Slider, tabung berdiameter lebih kecil (inner tube/Male) terjepit di triple clamp, tempat dimana beban kelenturan hadir paling besar. Biasanya hal ini membuat mereka cenderung lentur dalam kondisi berkendara yang berat, seperti saat melakukan hard braking atau saat melintasi medan kasar dengan kecepatan tinggi. Oleh karena itu jangan heran pada beberapa sepeda motor tipe dual purpose masih setia mempergunakan suspensi tipe ini.
Sementara itu suspensi teleskopik tipe Inverted menempatkan tabung berdiameter lebih besar (Female) terjepit di triple clamp. Hasil yang akan dirasakan oleh pengendara adalah support terhadap front end sepeda motor yang lebih sensitif dan resistensi terhadap flexibilitas yang lebih baik (lebih stiff). Artinya, pengendara akan bisa merasakan sesuatu yang terjadi pada roda depan dengan lebih teliti. Dan biasanya kebutuhan ini diperlukan dalam bidang road racing dimana feedback roda depan sangat dibutuhkan untuk diketahui pembalap. Jika suspensi depan terlalu flex, maka feedback ke-sensitifitas-an pada roda depan agak sedikit ‘tertutupi’ oleh fleksibilitas si suspensi tersebut.
Sprung weight adalah berat body dan lain-lainnya yang ditopang oleh pegas.
Unsprung weight adalah berat roda dan komponen-komponen mobil/motor yang tidak ditopang oleh pegas. Dan karena suspensi inverted biasanya letak tabung kecilnya berada di bagian bawah dan ini akan menyebabkan Unsprung weight suspensi teleskopik tipe inverted lebih kecil ketimbang suspensi teleskopik Male slider. Dan fakta ini biasanya akan membuat sensitifitas berbelok/cornering akan bisa lebih terasa.
Namun begitu melihat bagian tabung besar (female) lebih dominan pada suspensi tipe inverted maka biasanya suspensi jenis ini akan memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan suspensi teleskopik tipe Male Slider atau jamak orang-orang sini sebut ‘sok teleskopik’.
Jadi seperti itu sobat sekalian sekedar penjelasan mendasar dari kedua tipe suspensi depan ini. Kedua tipe suspensi ini ada karakter dasarnya sendiri sendiri dan akan maksimal jika memang dipergunakan sesuai dengan kebutuhannya. Patut dicatat, penjelasan diatas hanya merupakan penjelasan mendasar karena dalam perkembangannya model suspensi tipe inverted misalnya tetap banyak digunakan untuk motor motor dual purpose (bahkan cross/trail) yang selain butuh durabilitas dan kelenturan saat ngehajar jalanan keriting, Namun butuh pula hadir kombinasi feedback terhadap feeling pada area front end sepeda motor yang sensitif buat pengendara/pembalapnya. Jika ada yang perlu ditambahkan , kolom komentar sangat terbuka untuk diskusi. Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna.
Taufik of BuitenZorg
Selalu dapat ilmu baru kalo mampir di blog ini. Gak sekedar jass joss cuk.
kemaren sudah d jelaskan mendetail di blog kang iwan motogokil
Mantap
joss wak,, tambah lagi ilmu saya nih,,
jadi wak,, yg digambar ilustrasi yg ada orangnya itu yg Upside-down itu sebelah kiri atau kanan ?
Gambar sebelah kiri.
Inverted fork (upside-down): Unsprung weight > male, sprung weight > female
Oke2,,thank you kang,,
tapi ane kurang ngerti nih, kan yg Upside-down sebelah kiri tuh, tapi kok ilustrasi orangnya kok terlihat nyaman ya malah seperti sifat sok teleskopik male slider yg flexible dan menghilangkan rasa sensitifitas ? ga seperti yg sebelah kanan yg orangnya terlihat merasakan obstacel dijalanan yg seperti sifat inverted teleskopik yg sensitif terhadap jalanan ?
maaf kang mohon koreksinya,,
redaman pada tipe inverted (kiri) memang lebih baik dibandingkan dengan yang model umum (kanan). bahasan ini untuk ukuran dan spesifikasi teknis yang sama ya, jangan diaduin shock 41mm standar dengan USD 37mm.
kalau lagi nikung tipe USD lebih stiff, dan mungkin akan lebih ga nyaman ketikan nikung dibandingkan model biasa (untuk jalan keriting). jadi efek nyaman atau tidak itu ada faktor karakter akibat fisik juga (selain (un)sprung mass), dan masi banyak faktor lainnya. jadi apakah USD lebih baik daripada model biasa? belum tentu (jika spesifikasinya berbeda), dan tergantung kebutuhan
terima kasih ilmunya, wak…?
Artikel jos
Kosakata baru “ke-sensitivitas-an”.. Padahal sensitivitas aja dah cukup lho wak.. ?
Male,female,dijepit
Pikiranku mengarah ke yang iya-iya ?
Jadi pada dasarnya suspensi tipe inverted (upside down) enggak secara langsung ngaruh ke performa?
Klu ngomongin high end inverted fork, yang kaya dipake di motogp yang ada tabungnya itu gimana wak?
damping mechanism fluctuation bukan lagi terjadi di fork, tp di cartridge kecil diluar fork ditambah pressurizer tank nitrogen yang agak gede. prinsipnya mirip mirip shock belakang yang punya cartridge nitrogen tp penerapan nya jelas berbeda.
fungsinya apa? agar silinder fork utama hanya untuk kompresi dan dikompresi oli saja yang menghasilkan “feel” yang lebih terasa.
jadi kerjaan mekanisme damping shock dan fluktuasi oli dan gas nitrogen dipisah. yang dulunya biasanya di high end upside down digabung sekarang dipisah. coba cek ohlins fgr atau showa bff
mirip mirip yss dtg hybrid sma yss sport lah prinsipnya kalau shock belakang
Jd yg bener sebutannya apa ?
terima kasih.
kalo suspensi roda belakang itu yg mana ya?
Kalo suspensi roda belakang kan pegasnya yg di luar jadi namanya bukan upside down tapi inside out Wkwkwk..
USD lebih mahal dari IDR
Pada tipe inverted telescopic, case (female) biasanya jauh lebih panjang daripada female tipe konvensional… Apa aja yang bisa didapat dari female lebih panjang iki wak ? Apa aja isinya female ini ?
Rutam nuwuw
Female itu tabungnya asnya male
Tabung lbh kokoh n rigid d banding as
Jdi dg tabung d atas dan memanjang sampai bawah, jelas keunggulannya rigiditas front end lbh baik terutama ketika menikung, dg rigiditas lbh baik maka flex lbh minimal, keuntungannya feedback front end lbh terasa oleh rider, sehingga rider lbh mudah memprediksi limit front end, selain itu karena unsprung weight lbh rendah artikulasi pegas n peredam lbh akurat handling lbh presisi
Kekurangannya dg bahan sama suspensi inverted telescopic lbh berat d banding conventional telescopic ini d luar reliability ya
Salah satu hal yg krusial malah ndak dibahas wak, shock USD sealnya hadep bawah vs shock teleskopis konvensional yg hadep atas. Seal hadep bawah lebih riskan kalau stanchion (pipa shock) kotor bakal lebih cepet bocor… palagi kalau suspensinya kelas menengah kebawah (atau bisa dikatakan yg murah) macem bawaan kawasaki klx/dtracker dan honda crf150, pengalaman pribadi pake dari kawasaki dtracker dan crf150 semua pernah bocor sementara klx lama yg teleskopis biasa malah gapernah bocor.
Mantap ulasannya, wak. Tambah ilmu ane.
Nimpalin ah…
Makin kecil unsprung mass, makin ringan kerja suspensi, makin nyaman dikendarainya…
Logikanya versi saya kurang lebih begini:
Misal saja, massa sepeda motor 100 kg, dan massa unsprung roda depan 10 kg.
Saat menghajar gundukan di jalan, paling idealnya roda depan bergerak ke atas, dan bodi sepeda motor tetap diam. Gerak roda vs. bodi arahnya berlawanan, diredam sempurna oleh suspensi…
Gerak dengan arah berlawanan itu, bolehlah sy analogikan dengan tabrakan frontal, misal antara truk 10 ton dengan citycar 1 ton, masing-masing melaju dengan kecepatan yang sama. Maka, yang akan mental balik ya citycar yang massanya ringan… Sedangkan penumpang truk akan merasakan tumbukan yang lebih ringan, karena truk masih bisa bergerak ke arah depan/ punya energi gerak yang lebih besar…
Misal si truk cuma menabrak bajaj yang bobotnya cuma 200 kg, tentu impact yang diterima oleh penumpang truk akan lebih tidak terasa lagi…
Di sini juga berlaku hukum inersia/ kelembaman massa, dimana massa bergerak akan cenderung mempertahankan arah geraknya, selama tidak ada gaya luar yang mempengaruhi… Pada sistem sepeda motor yang melaju melewati gundukan, arah geraknya ke depan, gaya luar yang mempengaruhi arahnya ke atas… Semakin ringan unsprung mass, gaya luar yang mendorong ke arah atas itu juga makin kecil…
Nah, kalau unsprung mass roda depan sepeda motor di permisalan tadi <10 kg, getaran yang diterima bodi dan pengendara pasti akan lebih kecil…
keren wak, hal yang kayanya njelimet jadi mudah dimengerti
Intinya..ati2 menggunakan kata “masih” atau “belum”..kya masih teleskopik..belum usd..masih halogen..belum led..masih manual..belum otomatis dsb krn itu pilihan dg teknologi sebanding dg harapan fungsi.
Ini yg ane suka dari tmcblog.com
Pembahasan otomotif nya lebih ke teknis
kalau boleh saya tambahin sedikit wak kaji, kok kebetulan bisa saling menjelaskan dengan yang ada di sini (maaf wak kaji njemur artikel barangkali bermanfaat, aku ojo sampyak kick yo ) :
https://motogokil.com/2019/12/28/perkembangan-teknologi-suspensi-teleskopik-dari-konvensional-sampai-ke-yang-tercanggih/