from : MotoGP Technology – Neil Spalding

TMCBLOG.com – Mat oxley mengahdirkan satu lagi premis bahwa Salah satu perubahan besar besaran yang akan dihadirkan Aprilia RSGP 2020 adalah perubahan Derajad sudut antara dua Silinder depan dan Dua silinder belakang dari Mesin V4nya. Walaupun Aprilia sendiri Tidak pernah menginformasikan secara resmi mengenai Jati diri Mesin prototipe V4 RS-GP, Namun Sudah bukan rahasia umum bahwa Mesin yang dipakai Oleh Aleix espargaro dan Andrea Iannone sampai di Musim 2019 adalah mesin V4 dengan sudut 75 derajad.

Yap dalam kenyataan sudut Mesin V4 Yang digunakan Oleh Aprilia ini boleh dibilang cukup berbeda dengan mesin V4 yang dipakai Oleh Honda RC213V dan Ducati Desmosedici GP yang disinyalir menggunakan Platform sudut tegak lurus 90 derajat. Yang jadi pertayaan adalah kenapa akhirnnya Nyerah dan Pakai konfigurasi Paling mainstream yang biasa disebut Juga Konfigurasi mesin L4 karena sudutnya yang tegak lurus ini.

2018-Ducati-Desmosedici-Stradale-V4-Engine4

Oke Mesin V4 dengan sudut 75 derajad jika dilihat tentu ‘Bongkahan mesinnya’ tidak akan selebar Mesin V4 90 atau mesin L4. Dan menurut Neil Spalding di Buku MotoGP technology Dengan Sudut 75 derajad ada dua hal yang diraih yakni yang pertama membuat kepala silinder berada di posisi lebih rendah dan yang kedua membuat throttle Body bisa ditempatkan persis di tengah tengah antara kedua pasang Vee dan membuat keseluruhan paket menjadi lebih kompak.

Yap namun Mesin Vee 75 ini punya beberapa kendala yang pertama mau nggak mau akan membuat mesin terlihat ‘lebih panjang’ karena mau nggak mau orientasi kemiringan dari mesin lebih mengarah ke depan. Dan Jika masih di kombinasikan dengan bentuk kebanyakan Gearbox maka mesin akan membuat Motor lebih Panjang lagi. Butuh Desain gearbox  khusus yang lebih pendek bahkan dengan sistem Suply Pelumas yang terpisah, agak sedikit ribet.

Kendala Kedua adalah Countershaft/ Balance Shaft. Mesin 4 silinder mayoritas memang mengguankan Balance shaft. Namun Ketika Mesin Vee menggunakan Sudut 90 derajad maka tingkat keseimbangannya akan lebih sempurna secara jelas banget sudutnya tegak lurus dibandingkan dengan Sudut 75 derajad. Lalu apa Lagi ? yang jelas soal Firing order dimana Mesin V4 90 derajad atau L4 ini akan menghasilkan firing order Natural yang sudah berkarakter Un-event dimana bahkan Oleh mesin Inline-4 tetap dikejar dengan menggunakan perubahan Model Crank . . Yamaha Menyebutnya dengan Crossplane Crankshaft dan bahkan Inline 4 Suzuki GSX-RR pun disinyalir Kuat menggunakan Firing order Un-Event ini walau tak mengguankan Nama Branding Khusus.

Atas Honda RC212V Vee 75, Bawah RC213V Vee 90, Neil Spalding

Oh ya ketika MotoGP mulai berubah menjadi 800 cc dan meninggalkan Masa kebebasan hampir unlimited yang membuat Honda sempat membuat Mesin Gila 5 silinder RC211V, Honda RC212V hadir dengan menggunakan Mesin V4 Juga menggunakan konstruksi 75 derajad ini. Silahkan sobat sekalian tambahkan jika ada Yang mau ditambahkan, selamat berdiskusi  . .

Taufik of BuitenZorg

51 COMMENTS

    • Hmm… V4 ??
      Andai jk seumpama aq bkn gembel & bodoh gini y psti udh beli V4R… Trs aq bongkar & oprek sndr jd lbh high sgini (dg gestur tangan)! ?

      • Kalau gw kaya sih pengen beli V4R, kemudian kontrak Suter sama mantan karyawan2 WCM dan Ilmor buat bikin motor MotoGP sendiri, pake V4R buat basis macam R1 yang dibikin WCM dulu. Bedanya dulu motor 1000cc massal gak ada yg V4, kalau ada pasti saat itu juga WCM bakalan pakai buat basis mesin motogp mereka. Juga di saat ini gak ada larangan pakai basis motor massal, beda jaman dulu sangat dilarang ada komponen yg sama dengan massal. Sekarang malah kebalikannya, sampai Michelin aja rubah ban dari 16,5 ke 17 biar sama dengan diameter superbike massal dengan alasan risetnya linear ke produk massal. Jaman sekarang bisa aja jadi pabrikan privateer, tapi biaya risetnya jauh dibanding era dulu.

        • @Ganti Cangkir:
          Mesin V4R Aprilia
          rangka Suter
          teknisi Harris WCM dan tim nya
          Desain bodi Bimota
          Ban Pake Bridgestone atau Swallow ( biar Michelin ngambek,.. )
          hahahaaa..

        • Sejujurnya kalau desain bodi gw lebih suka Cagiva di gp500 dulu, atau PBM era CRT dulu. Khusus PBM gw rasa memang orang Inggris pinter bikin desain bodi balap, gak heran PBM kala itu bagus banget kalau pas manasin di paddock keliatan motor meyakinkan dan kenceng, gak keliatan kalau cuma CRT murahan, begitu balap baru dah keliatan itu motor asal bisa nyala doang. Cuma herannya gak ada pabrikan Inggris yang serius bikin motor balap. Norton V4 aja cuma dijual buat iseng doang, padahal keren juga tuh. Dulu WCM juga keren, malah R1 2020 bentuknya lebih mirip WCM daripada M1, berarti desainer fairing Inggis cukup futuristik wkwkwk

  1. wak ngakalin motor ke jebak banjir matic lg ….mau balik ngk bisa, mau terjang takut knapa2x dlm, mau nunggu surut malah ujan…..ama klw matic adv150 kelelep di ruang tamu …apa yg baik dilakukan utk kurangin kerugian /kerusakan ….

    • Diemin aja bro, nt copotin smua body, keringkan kabel2 sama soket. Mesin kuras oli, bilas bbrpa kali, paling bener sih hrs smpe buka habis mesin buat cuci, bersihkan smua air, krn air g bs dibilas oli apalagi msuk sela2 lahar… skedar info.

    • Simpelnya sih gini: 1.) Buka area cvt dan box filter, bersihkan air.. 2.) Lepas knalpot, buang airnya.. 3.) Ganti oli mesin + filter oli.. Udah gitu aja cukup kok. Kalo mau dinyalain mesti udh kering semua dulu.

  2. No,L4 lebih panjang,lebih ribet.
    Lebih kaku.
    Ducati pakai L4,tapi ga tau gmn caranya sejak ada gigi daligna ini mesin kompak banget,hampir 40% lebih kecil dari jaman preziozzi
    Honda pakai v4 65 derajat,dan really mastered the balance in the middle of the frame.
    Itu yang bikin motor ini susah banget belok,karena center of gravity nya low,di tengah,dan bikin frame sangat stiff.
    Kelebihannya,bisa di push sampai kemiringan yg ga masuk akal,meskipun butuh effort yang gila2an dan menguras tenaga.
    Aprilia bikin L cuma buat pengembangan ke arah ducati,semacam copy cat,buat mereka ini kebih masuk akal secara cost dan sumberdaya.
    Bikin pengembangan ke arah honda butuh pembalap yang susah di dapet.
    Sementara bikin inline lebih ga masuk akal lagi karena butuh sumberdaya lebih lagi karena mulai dr nol.

    • L4 Ducati jaman Gigi keliatan kompak karena sedikit diputer ke belakang dari tadinya silinder depan tidur dan silinder belakang berdiri jadi silinder depan agak naik macam mesin A100 dan silinder belakang makin tiduran macam mesin YZ450. Bahkan ini nurun ke motor produksi massalnya, Desmosedici RR yang dibikin jaman Preziosi mesin kalau dari samping kayak L, kalau mesin V4R lebih mirip Desmo jaman Gigi yang macam V (tapi jarak antar silinder tetep 90 derajat).

  3. Tanya: selain sudut antara 2 silinder, apakah besar sudut antara silinder dgn bidang datar juga pengaruh thd performa mesin (selain pengaruh CoG)? Misal sama2 90 drajat tapi satunya V satunya L

  4. Aprilia ini kayanya ikut motogp hanya sebagai team hore aja ya Wak? Prestasinya selama ini bisa dibilang biasa aja, jarang podium pula, kaya KTM. Dikupas juga dong seluk beluk pabrikan Aprilia ini, mulai dari sejarah pertama kali ikut motogp sampai sumber dana nya. Hehe.

  5. Baca di lapak sebelah sih katanya keunggulan v 90° ini adalah suplai udara yang diberikan dimesin jauh lebih optimal karena penempatan ruang airbox jadi lebih lapang dan luas, Ya Secara cukup kaget juga ya. Aprilia yang saya tau punya gagasan ideologi ala jan witteveen akhirnya mencoba juga pengaplikasian mesin ala honda dan ducati, Tapi bagaimana lagi Biar bikin motor jadi lebih kompetitif pasti ada hal yang harus dilakukan.

  6. Padahal motor Aprilia model semprot pairing masspro nya terkenal kentjang dari dulu..
    Kayaknya ini motor di ambil dari basic masspro nya bukan full prototipe

  7. Bikin mesin kenceng itu ‘mudah’, tapi bikin motor balance di semua aspek itu yg susah. Apalagi kalo ada regulasi teknis yg dibatasi macam unified ECU+software.
    Inilah yg membuat Motogp dan F1 menarik selain balapannya sendiri. Dan tetep, F1 juaranya soal ginian. Sayang belum banyak blog yg bahas F1.

  8. Alasannya ya karena fakta dilapangan L4 punya potensi power lebih dibanding V4 75 derajat (RS-GP) atau 65 derajat (RSV4). Dengan pemasangan krengsef alias bandul (kalau kata pengamat supranatural dimari) mainstream yang dari 4 piston masing2 2 diatas 2 dibawah alias antara 2 piston di 0 derajat jaraknya 180 derajat dengan 2 piston lain, gampangnya piston 1-2 0 derajat, piston 3-4 180 derajat, piston 1 dan 3 ada di silinder depan, piston 2 dan 4 ada di silinder belakang, maka dengan L4 akan didapat meletiknya busi di piston ke 1-2-3-4 (anggap 1 paling kiri, 4 paling kanan) busi meletik di 0-90-180-270. Sementara kalau 75 derajat maka busi di piston 1-2-3-4 meletik di 0-75-180-255. Itu kalau sama-sama big bang ya, jadi dalam sekali putar krengsef mesin L4 punya rentang lebih luas dan rata sementara mesin V4 75 derajat lebih sempit dan gak rata, juga jeda meletiknya busi di V4 75 derajat lebih lama. Efekny tentu power lebih kecil, biarpun torsi lebih gede. Sekali lagi ini kalau big bang ya, jadi dalam 360 derajat putaran krengsef pertama semua busi meledak dan 360 derajat berikutnya (karena 4 tak butuh 720 derajat buat masing2 piston dapetin ledakan busi) semua piston di fase buang. Beda cerita kalau screamer. Cuma buat mempermudah aja. Jadi kesimpulannya adalah mesin L4 lebih punya potensi power lebih ketimbang V4 65 derajat. Kalau V4 65 derajat pengen punya power lebih harus dirubah ke screamer, tapi di era modern dengan elektronik seragam dan teknologi motogp sekarang, justru mesin screamer akan susah dikendalikan. Solusi mudah ya ikuti 2 pabrikan terkuat bikin L4, karena V4 65 derajat terlalu lembut buat motogp. Kalau dari suara sih jujur aja makin kecil sudut V nya suaranya makin gagah. Gw sampai sekarang masih favoritin suara RSV4 ketimbang R1, kalau Ducati V4R gw belum pernah denger langsung karena udah beberapa tahun gw keluar dari bengkel moge dan balik kampung pelihara lele.

    • 1-2-3-4 (anggap 1 paling kiri, 4 paling kanan) busi meletik di 0-90-180-270. Sementara kalau 75 derajat maka busi di piston 1-2-3-4 meletik di 0-75-180-255.

      Sori untuk bagian ini ada koreksi, yang bener urutan meletiknya busi di piston 1-2-3-4 L4 0-180-90-270 dan V4 75 derajat 0-180-75-255. Kalau yang diatas itu firing ordernya berdasar putaran krengsef, sementara gw padahal lagi jelasin kapan piston 1-2-3-4 dapet lentikan api busi

  9. Halahh aprilia pabrikan bodoh ? melandri aja udh bilang bbrp hari lalu: mereka seharusnya menetap di motogp, mereka tidak punya pengalaman, tapi bos aprilia pny keinginan lain

      • Karena Aprilia udah terlanjur punya brand image di balap prototipe kali bro, beda sama BMW dan MV Agusta yang punya brand image di superbike mewah. Jadi mau gak mau Aprilia ikut motogp dan pertahanin brand image mereka. Mau sebagus apapun spek RSV4 dibanding S1000RR dan F4R, tetep brand nya tenggelam kalau disandingin head to head. Promo terbaik ya ikut motogp biar naik reputasi mereka.

      • Sayangnya mereka kan terikat kontrak sampai 2021. Gak kayak dulu pabrikan setahun dua tahun doang ikut kemudian kalau gagal bisa kabur, era sekarang pabrikan harus ikut sampai sekian musim. Makanya pabrikan bajing loncat macam Kawasaki atau BMW pikir2 kalau ikut motogp, karena kalau gak kompetitif gak bisa seenaknya kabur, klo nerusin balap harus mau gak mau modalin lebih banyak lagi biar lebih kompetitif atau kalau seadanya bakal semakin malu karena penampilan buruk. Yang ada brand image tercoreng

  10. Aprilia dan pastinya kontestan “balap prototype” yg lain “terpaksa” mengikuti engineering yg paling tepat utk diterapkan karena batasan regulasi teknis yg skrg berlaku.
    Lain cerita klo misalnya regulasi teknis dibebaskan. Mau pakai teknologi apapun, bgmnpun, pasti tiap pabrikan akan pakai prinsip & filosofi engineering nya sendiri-sendiri.

  11. *derajat, *uneven, sama penggunaan kapital banyaak banget yg ngga pas om taufik. Blog lama lho tulisannya masih begini, suka kontennya tapi jengkel bacanya 🙁

Leave a Reply to jarko Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here