TMCBLOG.com – Di artikel yang lalu kita sudah panjang lebar membicarakan berapa uang yang ‘dibakar’ oleh team MotoGP untuk meng-handle masalah crash saja, yakni antara 9,3 milyar Rupiah hingga 15,5 milyar Rupiah dalam satu musim. Nah, bagaimana hitungan biaya operasional team MotoGP itu sendiri? Beruntung Corsedimoto mengulasnya dengan cukup lengkap dimana untuk team papan atas seperti Repsol Honda beserta seluruh kegiatan HRC bisa mencapai angka 1,5 triliun Rupiah per-musim, berikut paparannnya sob  . .

Itu untuk top team alias team papan atas, bagaimana untuk team papan bawah? Untuk team ‘biasa-biasa saja’ seperti Avintia Racing saja uang yang harus siap ‘dibakar’ dalam satu musim diperkirakan bisa mencapai 8 juta Euro (123 milyar Rupiah) untuk satu musim kompetisi, lalu team diatasnya seperti misalnya Pramac ataupun Petronas SRT diperkirakan sampai menghabiskan dana 30 juta Euro (463 milyar Rupiah) per-musim.

Salah satu pos terbesar dari biaya operasional team, terutama para top team adalah membayar gaji pembalap. Repsol Honda saja diperkirakan butuh dana sebesar 13 juta Euro (200 milyar Rupiah) di tahun 2019 untuk menggaji Marc Marquez. Silahkan bandingkan dengan perkiraan Avintia yang menghabiskan 8 juta Euro untuk  . . Literally . . everything 😀

Di luar angka Marc Marquez, tentu ada angka-angka fantastis lainnya seperti contohnya angka kontrak Jorge Lorenzo saat digaet ducati dulu. Salary yang diterima oleh Andrea Dovizioso berdasarkan kesepakatan awal musim 2019 yakni 6 juta Euro (92 milyar Rupiah), berapa gajinya tahun 2020? Belum tahu deh. Secara rata-rata, Ducati, Honda dan Yamaha menghabiskan 15 juta Euro (231 milyar Rupiah) per tahun di pos penggajian pembalap ini.

Selain pembalap tentu team memiliki banyak staff. Team factory boleh dibilang memboyong rombongan sebanyak rata-rata 50 orang ke setiap race, sementara itu untuk team privateer sekitar rata-rata 30 orang termasuk mekanik, teknisi, pekerja hospitality dan staff staff lainnya.

Selesai sumber daya manusia, kita ngomongin senjata tempur masing-masing team, khususnya pengeluaran komponen sepeda motor prototipe. Harga tiap mesin MotoGP berfluktuasi antara 200.000 Euro (3 milyar Rupiah) sampai dengan 250.000 Euro (3,8 milyar Rupiah) silahkan saja dikalikan sob. Tiap pembalap memiliki 7-9 mesin dan setiap team rata-rata punya 2 orang pembalap. Untuk motor komplit rata-rata team butuh dana sekitar 2 juta Euro (30 milyar Rupiah) per pembalap setiap musim. Khusus untuk RC213V-nya Marc Marquez diperkirakan value-nya sekitar 45 milyar Rupiah (3 juta Euro).

Semahal itu? Yes jika di-breakdown sedikit misalnya ke sistem pengereman, menurut regulasi FIM, pengereman depan terdiri dari 3 pasang kaliper (kanan dan kiri), 10 cakram  karbon dan 28 kampas rem. Dengan kit pengereman ini saja angka yang harus dicapai adalah 1 milyar Rupiah sob (70.000 Euro). Corsedimoto menambahkan biaya pengadaan ban, namun TMCBlog mau cari konfirmasi dulu, karena saat zaman Bridgestone yang lalu, team pada dasarnya tidak membayar buat pemakaian ban.

Lalu hadir informasi lain yakni penggunaan serat karbon yang biasa digunakan untuk bodywork motor, dimana harganya 20 Euro per-Kg, velg magnesium berharga sekitar 4.000 Euro (61 juta Rupiah). Elektronik juga mengambil peranan dalam pendanaan team. Tidak ada part elektronik MotoGP yang berharga 1.000 Euro (15 juta Rupiah) sehingga untuk satu set elektronik pun harganya sekitar 100.000 Euro (1,5 milyar Rupiah)

Balik lagi ke masalah crash, pada artikel yang lalu, LCR Honda harus menganggarkan biaya penanganan motor pasca crash seorang Cal Crutchlow antara 600.000 Euro (9,3 milyar Rupiah) sampai dengan 1 juta Euro (15,5 milyar Rupiah) dalam setahun. Secara rata-rata dan secara keseluruhan jika kegiatan di Jepang juga ikut dihitung, Honda atau Yamaha secara rata-rata memiliki sekitar total 250 orang yang fokus ke MotoGP dan membutuhkan biaya tak kurang dari 100 juta Euro (1,5 triliun Rupiah) per tahun . . .

Taufik of BuitenZorg

42 COMMENTS

    • Logikanya kalo memang benar ada pembalap yg dikasih special treatment contohnya ban gaib, ngapain juga pabrikan lain bakar2 uang? bukan begitu wak?
      saya heran, masih banyak aja yg percaya teori gaib2 club.

    • Justru yang ada ban ghoib itu pas jaman Bridgestone, cz sering banget dia bikin ban khusus buat Rossi yang dibikin menjelang race, makanya pas ganti ke Michellin perlakuan ban sama jadinya Rossi nyungsep gak ada ban khusus buat dia

  1. Moto gp gak ada hadiah uang,kalau pengen gak tekor ya cari sponsor ?
    Moto gp ngejar gengsi bukan ngejar untung dari hasil balap ?

  2. Wak haji mau nanya, utk tim tim MotoGP mereka pendapatannya berapa ya dari hak siar,,, ? Karena yg punya properti MotoGP kan para tim peserta,

    • Sulit dapat info finansial dr dorna, krna itu perusahaan private (cmiiw)
      Kalo tbk. Mungkin ada laporan keuangan yg dirilis ke umum

  3. Dapet mbah, cuma bukan prize money.
    Dapat duitnya dari pembagian hasil dari hak siar, nah urutan terbesarnya dari posisi finish teratas di akhir klasemen

  4. Kawasaki:” that’s why i don’t play in here”

    Apalagi sampe Rea juara berturut-turut pun masih belum ada yg mau jadi sponsor utama di KRT WSBK

  5. Dengan electronic mm harusnya lebih kurha dong wak dr pada electronic in house, harusnya di subsidi dorna. Ini kok makin mahal

  6. Repsol Honda 100 juta Euro
    Di F1, Honda juga mungkin keluar biaya ratusan juta Euro buat riset dan suplai mesin ke redbull

    Kebayang kan seandainya regulasi MotoGP mengubah spek mesin ke Hybrid mirip F1.. Honda dah punya segudang data

  7. Gw tau nya dari artikel berita LN udh lama, cuma itu F1 sih
    Ya kurleb utk sebuah tayangan motorsport ya income bagi pabrikan peserta selain jualan motor ya dari panitia

  8. Penuh teknologi kelas atas, tapi kalah sama yg modal “dengkul” yaitu pemain sepak bola. kemarin baru baca berita bola nilai pasar seorang Neymar 1,5 triliun diposisi 19 termahal. Kadang dunia ini gak adil

  9. …tapi tiket masuk VIP village+hospitality yg 1000yuro (sabtu dan minggu) itu menurut saya boleh dianggap murah untuk ukuran skala perlombaaan kelas dunia.

  10. hannya orang-orang yang mengerti dunia motorsport yang bisa menghargai jerih payah orang-orang yang terlibat didalamnya.
    orang awam hannya bisa mencibir team gurem, pembalap ampas dll, padahal dibalik semua itu penuh perjuangan dan doa.
    siapapun pasti ingin menjadi yang terbaik, tp apa mau dikata jika kita dan para pesaing kita memiliki sumber daya yang berbeda.
    amarah dari kekalahan yang tidak bisa diungkapkan karena terbentur suatu masalah yang tidak bisa dipecahkan.
    selama masih ada harapan maka kita wajib untuk terus berjuang, pensi adalah jalan terakhir jika dirasa kita sudah tidak mampu untuk bangkit dari semua tekanan yang dihadapi.

Leave a Reply to Andre Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here