TMCBLOG.com – Foto di atas dan di bawah adalah foto Valentino Rossi saat sedang melakukan pengereman di atas Yamaha M1 pada sesi Sepang Test 2017. Terlihat Vale menggunakan 3 jarinya pada tuas rem depan saat megurangi laju dari Yamaha M1, itu memang style dari Valentio Rossi dalam melakukan pengereman beberapa tahun yang lalu, namun ternyata ada perubahan style mengerem yang dilakukan oleh Vale di musim 2019 kemarin sob.

Menurut informasi dari Motorsport-Total Valentino Rossi pernah berkata di musim 2019 ini  “Now I only brake with two instead of three fingers. I want to load the fork more evenly, ..” Yap Vale ingin melakukan pendekatan lain ke pengereman yakni mencoba memberikan beban kepada pegas suspensi depan lebih merata dengan cara menekan tuas rem depan dengan hanya dua jari saja sob. Namun yang jadi pertanyaan, apa yang menyebabkan Valentino sampai rela meninggalkan gaya pengereman lamanya?

Jadi ini tuh lebih dikarenakan persoalan pengendalian motor pada keadaan Under-Brake dan respon akselerasi pasca pengereman. Menurut Brembo engineer, Andrea Pellegrini pembalap jebolan Moto3 dan Moto2 saat ini malah kebanyakan hanya menggunakan satu atau dua jari saja saat pengereman.

Menurut analisa dari Pellegrini, keuntungan besar gaya pengereman dengan sedikit jari (dua ataupun satu jari) di MotoGP adalah kita bisa mempertahankan motor dalam kendali kita ” Jika hanya ada satu atau dua ruas jari pada tuas rem depan, maka akan ada empat atau tiga ruas jari bebas yang bisa digunakan untuk mengendalikan hal lainnya.”

“Makin banyak jumlah ruas jari pada handlebar, motor akan lebih mudah dikendalikan dalam keadaan dipengaruhi akselerasi negatif (deselerasi). Dengan style seperti ini, gas dapat dibuka lebih cepat setelah tikungan, Saya rasa ini juga tujuan yang diinginkan Valentino ketika ia menggunakan dua jari ketimbang mengerem dengan tiga jari.” Hmmm kemarin kita udah bicarakan soal flywheel kali ini soal jari yang melakukan pengereman, segitu detailnya teknis di MotoGP yah?

Taufik of BuitenZorg

40 COMMENTS

  1. Mengubah, karena kata dasarnya ubah bukan rubah–> rubah itu jenis binatang
    mungkin salah ketik seperti mengulur jadi mengulut, hehe salam discuss

  2. emang enak kok pakai 1 atau 2 jari aja, switch dari deselerasi ke akselerasi lebih sigap…
    satu lagi ilmu dari GP “leg wave” ala2 dirt bike, udh coba saya terapin di daily ride… bener2 ngbantu jaga balance pas hard breaking sebelum masuk tikungan/riding di jalan basah2 kyk musim sekarang…

  3. yg bikin over rev bukan ngerem sambil nge gas, tapi downshift yg trlalu cepat dg kecepatan yg masih tinggi keuntungannya dapet feel engine brake yg bisa membantu pengereman tapi mesin jadi meraung rpm lebih tinggi (over rev)

    • Mesin gampang over rev ketika sedang kecepatan tinggi misal 200kpj gear 6 (moto2) tarik tuas kompling langsung downshift ke gear 3 atau 2 lalu lepas kompling. Bisa jebol itu mesin aplgi moto2 blum pke ssg, tpi anehny motor moto3 yg hampir semua pmblap munggunakan teknik ini untuk mndapatkan engine braking ketika masuk tikungan dan torsi yg nampol ketika kluar tikungan jarang ada bhkan tidak pernah terdengar ada tim/pabrikan yg komplen, atau ketika moto2 msih pkai mesin cbr600rr juga gak pernah ada yg komplen, pdhal era marc marquez redding pol espargaro ianone tehnik macam ini adalah gaya blap mereka. Apa iya daya tahan mesin triumph skrg blum cukup kuat untuk ajg grandprix ya?

  4. Sepertinya totalitas VR46 musim 2020 meningkat pesat ya Wak?
    Betul2 dijadikan musim penentuan & bakal all out attack more than ever kayanya.
    Layak utk ditunggu krn bakal seru.

  5. Pak Tua nan megalomaniak ganti gaya pengereman 2019 kok malah anjlok dibandingkan 2018. Terkapar jika dibandingkan dengan MV12 & FQ20

  6. Saya mengendarai motor harian untuk mengerem msh kebiasaan pakai 3 atau 4 jari khusus rem depan. Kalo harian pakai 1 atau 2 jari, kadang gak sadar kita masih memutar handle gas.

Leave a Reply to jbat Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here