TMCBLOG.com – Safety Bisa didapat dengan penambahan Top Speed Kata Petrucci. Yap Perkataan Danilo Petrucci ini sejalan dengan raihan Top Speed yang diperoleh Ducati Tahun 2019 lalu dimana Top Speed Musim tersebut berhasil meraih Angka 356,7 km/jam (221.6mph). Kepada Crash.net Danilo Berkata ” salah  satu Titik Kekuatan motor kali adalah kecepatan di Lintasan Lurus “

” Tentunya, Kami selalu butuh Lebih cepat lagi karena itu merupakan cara teraman Untuk Bisa memperuncing Laptime. Karena Kita bisa lebih cepat sepersepuluh detik tanpa ambil resiko di Tikungan. Di tahun lalu (2019) Kami mendapatkan tantangan, Pabrikan Lain torehkan Top Speed yang cukup dekat, Namun (kecepatan) tidak hanya bergantung pada Mesin saja “ Begitu Kata Danilo Sekan merujuk pada Top Speed Honda yang mulai mendekati Ducati di Tahun 2019 dan sekaligus menjelaskan Bahwa Top speed tidak melulu diperoleh dari Mesin yang kuat namun Juga ada andil dari Hal lain seperti elektronik, Aerobody dan Lain lain.

Namun begitu jika di analisa lebih lanjut, sebenarnya seberapa Persen sih area straight itu dalam sebuah komplek sirkuit? Mungkin di antara kita akan protes terhadap apa yang dikatakan Oleh petrucci ini . . Apakaah Danilo Tidak pernah melihat Bagaimana Yamaha? Yamaha ini merupakan salah satu Pabrikan yang mengakui Bahwa Kecepatan mereka Bukanlah yang terbaik di keals primer ini ( Maverick Mengaku kepada tmcblog dalam Waancara terakhir ) Namun efektifitas mereka dalam Melibas Daerah lain selain straight Boleh dibilang sangat Tinggi. Itulah mengapa Maverick Vinales bisa berhasil menampatkan diri Di Posisi 3 Klasemen akhir, Walaupun di awah Dovi, namun yang jelas di atas Danilo.

Jika masih belum Puas Juga bisa lihat Bagaimana Rookie sekelas Fabio Quartararo bisa sangat Cepat saat Kualifikasi denga Motor yang notabenennya Punya Top Speed di bawah Ducati dan Honda. Namun sepertinya Danilo mengungkapkan perkataan Bahwa ‘Safety Bisa didapat dengan penambahan Top Speed ‘ hanya Terbatas untuk para Penunggang Ducati.

Karena memang faktanya adalah Sampai Saat ini Ducati masih punya permasalahan pelik yang belum terjawab secara menyeluruh dari Dulu saat berhadapan dengan yang namanya tikungan ” Kami kehilangan sedikit soal Handling dan Stabilitas dari Front (end), Atau bisa dikatakan (masalah) saat Menikung ” . . jadi sekali Lagi Perlu dicatat bahwa Omongan Petruci tersebut jangan digeneraslisasi, Hanya terbatas Buat motor sulit belok Macam Ducati

Taufik of BuitenZorg

30 COMMENTS

    • Kenapa petruci merengek topspeed? Yah karena hanya itu yang dia (petrucci) andalkan. Kalau dia bisa mendapatkan cornerspeed lebih bagus masalah selesai. IMHO.

    • jadi bani ngandai dikit ahh… ?
      “andai Stoner punya fisik yg lebih bakoh….”
      dikasih celeng masih aja bisa nikung, dan asik lihat slidingnya…

  1. Nikung dan mengerem itu sangat bergantung juga pada skill pengendaranya,apa dia bisa memaksimalkannya tapi resiko crash jg makin tinggi kayak seberapa rebah,seberapa bukaan gass,atau seberapa dekat mengerem saat masuk tikungan

    Tapi kalo di straight, pembalap hanya bergantung pada kemampuan si motor,jadi kalo di straight nya jempolan,pembalap gak perlu ambil resiko lebih di entry corner atau tikungan

  2. Ngerem, belok, ini tergantung sikil rider
    Akselerasi. Ini tergantung rider dan mesin
    Top speed. Ini tergantung mesin.

    Kalo mau menang ya kuasai tu semuanya..
    Kalo cuma pengen speed dan speed.. Ikut balapan drag aja..

    • Kalo twik yg dimaksud menaikkan akselasi via mesin saja,kalo exit corner overpower ban spin malah akselerasi lemot jg rawan slide .beda kalo mesin udah tegak,sudah 90% ranahnya mesin. Kenyataannya tidak sesederhana di game

        • Tidak juga dengan ban radial yg profil V. Saat nikung gesekan banyak, saat tegak gesekan sedikit. Sesuai kebutuhan balap

        • Kalo gak salah sebelum struggle dngn aisiu pirelli mak makez pernah menggunakan gaya nikung yg tidak terlalu rebah dibanding pembalap lain agar tapak ban yg kontak dngn aspal lebih bnyk,kalo g salah pernah dibahas jg diblog ini.

  3. krn muaranya mmperuncing laptime, bs memilih untuk dpt dr area straight atau corner, dn mmang bnr kata ptruci kl d area straight minim resiko crash drpda area corner.. mgkin safety kata ptruci lbh mngarah k meminimalkan resiko crash…

    • Saat nikung lebih sedikit permukaan ban y kontak dngn aspal. Saat lurus lebih banyak. Motogo vs f1 kalah telaknya jg ditikungan, krn jauh jauh lebih sempit kontak ban dngn aspal. Bukan krn kalah topspeed. Meningkatkan kecepatan ditikungan jauh lebih berbahaya, para pembalap f1 pun salut dngn pembalap motogp krn bs miring bgt saat nikung yg mana semakin sedikit sekali kontak ban dng aspal

  4. Mungkin kalo dinilai
    Cornering yamaha 90 top speed yamaha 60 total 150
    Cornering ducati 60 top speed ducati 95 total 155
    Cornering honda 80 top speed honda 80 total 160 plus kelebihan marquez + 10 = 170 ?

  5. jgn lupa Stoner jg bro… satu lagi anomali yg bikin semua konsep fisika di motor jadi mentah… ? sayang belum sempat duel satu aspal…

    • Iya kangen masa masa 4 alien, marquez datang saat rossi bener2 di ujunh senja,lorenzo dan pedrosa badan penuh pen operasi, stoner kena penyakit aneh dan pensiun.

  6. Masalah susah belok ducati dari dulu gak selesai2… Apa karena men”dewa”kan top speed jadi masalah itu gak kelar2?

  7. sejalan dengan marc kah yg tahun 2019 pengen akselerasi dan topspeed lebih tinggi untuk mengurangi resiko jatuh dari tahun2 sebelumnya

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here