TMCBLOG.com – Pekan lalu, Yamaha telah mengumumkan dan mengambil banyak sekali keputusan penting yang mengubah secara masif tatanan team Yamaha ke depan. Dimulai dari proses suksesi dimana akhirnya Yamaha bersepakat dengan Maverick Vinales untuk lanjut bersama Yamaha di 2021 dan 2022 dilanjutkan dengan konfirmasi Fabio Quartararo sebagai pembalap kedua di team Factory Yamaha mulai musim 2021 nanti. Komitmen Yamaha kepada Valentino Rossi dan akhirnya pengumuman Jorge Lorenzo sebagai test rider. Di antara rentetan berita ini ada beberapa hal yang sudah dapat ditebak dari awal seperti upgrade Fabio Quartararo dan merangkul lagi Jorge Lorenzo, namun keputusan menduetkan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales jelas tidak disangka-sangka. Di sepanjang 2019 kebanyakan kita mengira bahwa dengan hadirnya Quartararo, maka Maverick akan hengkang entah kemana. Adalah Fabio yang akan ditandemkan dengan Rossi, dan ini membuat posisi Maverick seperti pembalap ‘Nomor 3’ Yamaha kala itu.

Dan seperti yang kita ketahui bersama, Maverick Vinales melakukan perubahan pendekatan terhadap race weekend yang luar biasa berbeda di tahun 2019 kemarin atau mungkin lebih tepatnya semenjak seri Catalunya 2019. Dimana saat itu terlihat dia merasa: cukup sudah, enough is enough mengikuti arah development Yamaha M1 2019 yang sepertinya memang di nahkodai oleh Valentino Rossi kala itu. Yamaha secara birokratis di depan media biasanya selalu bilang yang lurus-lurus aja mengenai rider developer mereka di 2019. Mereka selalu bilang bahwa semua pengembangan berbasiskan masukan dari kedua rider (Rossi dan Vinales). Yap, kenyataan klaim Yamaha tersebut jelas tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Carbon swing-arm, double barrel exhaust adalah bukti empirik betapa kuatnya pengaruh Valentino Rossi dalam penentuan arah development Yamaha M1 musim lalu.

Double barrel muffler Yamaha M1

Yap, cukup sudah, semenjak GP Catalunya 2019, Maverick Vinales hanya percaya pada kata hatinya. Swing-arm carbon, double barrel exhaust boleh dibilang ia coba hanya sekali. Ibarat karyawan atau anak sekolah nitip absen doang, atau cuma ‘asal tahu doang’, mungkin begitu Maverick berujar dalam hati. Parts yang jelas dibuat dengan biaya riset mahal dan tentunya berbahan dasar/material yang tidak murah tersebut hanya bisa teronggok di pinggir box tanpa mau sebenarnya Maverick menggunakannya apalagi menyentuhnya lebih lanjut . . No Way !! . .

Dalam beberapa kesempatan pencarian informasi ke para jurnalis di paddock Sepang, akhirnya TMCBlog tahu bahwa selama seri Catalunya sampai akhirnya Vale ‘menyerah’, Maverick selalu ‘dipaksa’ untuk paling tidak icip-icip dua parts ini di setiap serinya. Kepada beberapa jurnalis Maverick menyampaikan perasaannya bahwa hal yang dipaksakan kepada dirinya ini sudah sampai ke tahap ‘distraction’ terhadap apa yang telah ia bangun pasca menemukan base setup di MotoGP Catalunya 2019.

Dan seperti sobat ketahui, Valentino Rossi sendiri akhirnya ‘menyerah’ dan akhirnya tidak menggunakan dua parts yang merupakan bagian dari paket permintaannya sendiri tersebut. Dan ia pun segera balik ke swing-arm alumunium dan knalpot slash cut biasa. So, dari sini terlihat Maverick memperlihatkan kepada Yamaha dan kepada dunia Ia menang dari Valentino 1-0. Bahkan sebelum musim 2019 selesai!! Jarang yang terlihat menulis hal ini, namun TMCBlog berusaha berani bilang bahwa arah pengembangan Yamaha M1 di awal 2019 dimana saat itu disinyair kuat Valentino Rossi sebagai nahkoda development motor (Rider nomor 1) adalah kurang solid. Namun untungnya semua itu dipahami dan segera cepat diantisipasi oleh petinggi YMC di Jepang.

Seperti kita semua ketahui Takahiro Sumi adalah personal paling muncul di sepanjang 2019 dan awal 2020 ini. Berbeda dengan Tsuya-san yang ia gantikan, Sumi-san lebih sering muncul ke permukaan di pertengahan musim kedua 2019 sampai saat ini. Dan menurut TMCBlog pengaruh Sumi-san memang baru terasa di pertengahan musim MotoGP 2019. Mungkin karakter engineer Jepang yang masuk ke posisi decission maker memang begitu ya. Kalo sobat lihat bagaimana dulu Masao Furusawa hadir, atau Shuhei Nakamoto hadir di HRC. Mereka di bulan-bulan pertama hanya sekedar melihat lihat situasi. Membaca semua sisi, dan baru di sekitar setelah bulan ke-6 mereka buat keputusan penting seperti, “Baiklah, sekarang giliran saya ambil role ini” . .  Contohnya adalah : meng-hire kembali Stoner adalah moment terpenting buat kasus Shuhei Nakamoto. Buat Sumi-san? Kita terusin dulu ceritanya yaaah . .

Yap segala kemajuan yang dilakukan Yamaha ini juga berhubungan dengan rotasi dari management mereka di tatanan orang Jepang. Boleh dibilang ada bantuan dari sana walaupun mungkin tidak langsung. TMCBlog  tidak bisa membayangkan apabila tidak ada rotasi Hiroshi Ito menggantikan Kouichi Tsuji atau pun Sumi san sebagai suksesor Tsuya san di akhir 2018, Mungkin Yamaha masih akan struggle sampai saat ini alias jalan di tempat!!

Salah satu keyakinan TMCBlog akan angin perubahan yang dibawa oleh Takahiro Sumi di Yamaha Factory Racing adalah ketika ditanya oleh sahabat TMCBlog Manuel Pecino Di GP Australia 2019. Saat itu Manuel bertanya kepada Sumi san “Lin Jarvis mengatakan pada banyak kesempatan berbeda bahwa Valentino akan menjadi pembalap Yamaha selama yang ia inginkan. Ini akan menimbulkan masalah di Yamaha karena kalian punya dua pembalap cepat, muda dan cepat : Vinales dan Quartararo. Apa yang terjadi jika Valentino memutuskan untuk melanjutkan balap pasca 2020? “ dan Jawaban Sumi san kala itu adalah “Saya masih belum tahu, Kami akan benahi hal ini ketika saatnya tiba nanti. Sekarang saya konsentrasi sepenuhnya untuk melakukan segala yang diperlukan untuk bisa kembali memenangkan balap dan championship. Perasaan dan kondisi pembalap bisa berubah bergantung pada performa dari motor. Kami harus melihat bagaimana reaksi Valentino di motor baru dan saat ia bisa memenangkan balap lagi.”

Pernyataan Sumi san kepada Manuel Pecino ” . . . Kami akan benahi hal ini ketika tiba saatnya nanti . . . “ mungkin terdengar ringan ringan saja, namun menurut TMCBlog artinya sangat dalam dimana bisa saja sebagai clue terhadap apa yang akhirnya diputuskan oleh Yamaha factory 2021 pada akhir Januari 2020 kemarin.

Latar cerita sementara pindah dulu ke Maverick Vinales, Di musim 2019 terlihat ia sangat puas bisa membuktikan ke Yamaha bahwa ia sudah merubah pendekatannya terhadap race weekend dan Ia sudah punya kapabilitas yang kuat sebagai rider developer. Atau dengan kata lain siap sebagai nakhoda development Yamaha M1 ke depan. Hanya Maverick yang bisa menang dengan Yamaha M1 di dua tahun ini, Maverick lah yang menghentikan torehan memalukan Yamaha yang tak kunjung menang di tahun-tahun sebelumnya, Maverik lah pembalap Yamaha yang finish di posisi tertinggi klasemen championship dan You Name it sob.

Buat yang nge-fans ke valentino jangan dibaca ini sebagai hal yang mendikreditkan Vale, TMCBlog hanya menceritakan berbasiskan data dan statistik yang terlihat dan shahih menjadi data. Dan satu lagi, keputusan Maverick untuk jalan sendiri dengan pilihan setupnya di sepanjang 2019 dan akhirnya membawa fakta bahwa akhirnnya Vale mengakui secara tidak langsung bahwa arahannya dengan swingarm carbon dan double barrel end muffler adalah keliru juga semakin memperlihatkan kepada Yamaha siapa pembalap yang siap dan memiliki kapabilitas dalam penentuan arah development. “So, saya atau dia?”

Sampailah pada moment akhir musim 2019 dan menjelang awal musim 2020. Berita bahwa pabrikan lain seperti Suzuki dan Ducati yang mengincar Maverick dan Fabio adalah benar adanya dan semua itu berjalan seamless masih di tataran dimana tidak mudah terdeteksi secara nyata oleh media. Namun bisa TMCBlog ceritakan bahwa Ducati adalah pabrikan yang sangat ngebet sama Maverick Vinales. Menurut beberapa cerita paddock, pada awal januari 2020 Ducati disinyalir sudah memberikan proposal solid kepada Vinales mengenai keinginan mereka agar maverick bisa membesut Desmosedici di 2021 nanti. Dalam proposal itu sudah ter-list dengan sistematis apa yang diperoleh oleh Maverick bukan hanya soal materi namun seperti apa support dari factory jika ia mau nyebrang ke pabrikan Bologna ini tahun 2021 nanti.

Bahkan level ketertarikan itu sudah dalam tahap di mana segalanya sudah tinggal soal finalisasi saja. Level di mana Ducati hanya butuh Maverick yakin dan menandatangani kontrak buat 2021. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa Ducati sangat ingin menggaet Maverick agar bisa berwearpack merah? Karena Ducati sangat yakin hanya Maverick lah yang sanggup meladeni dan memiliki potensi mengalahkan nama yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi Ducati, Marc Marquez.

Yes, wong Spanyol harus dibentrokan dengan wong Spanyol. Entah kenapa memang pembalap Italia di pabrikan Italia akhir-akhir ini memang punya karakteristik hanya bagus ketika memperoleh tekanan. Kita bisa lihat bagaimana Dovizioso terpecut ketika Jorge Lorenzo mulai menang dan lihat bagaimana Petrucci ngamuk ketika di awal musim 2019 di saat Jack Miller mengancam posisi seat-nya di Ducati factory untuk musim 2020. Namun setelah pressure itu hilang, seperti hilang pula lah adrenalin mereka terhadap musuh yang sesungguhnya. Lihat deh Petrucci ketika sudah memperoleh kepastian kontrak 2020. Perfomanya, sorry to say : melorot dan sepertinya ini disadari oleh Ducati. Ciabatti dan Dall’igna kalo nggak salah juga pernah mengatakan hal ini akhir-akhir ini.

Nah disepanjang Januari 2020 ini lah Maverick dihantui banyak pertimbangan dan pertanyaan mengenai bagaimana ia akan mengambil jalan untuk masa depannya, Maverick tentu tak ingin salah langkah. Selama ini ia hanya bisa menurut dan request hal-hal ‘receh’ kepada Yamaha Factory Racing dan ujung-ujungnya referensi developement belum 100 dipercayakan padanya. Sampai akhirnya pada moment ulang tahun Maverick Vinales di pertengahan Januari 2020 menjadi momen penting di mana setelah bertanya ke banyak orang yang dekat denganya mengenai apa yang ia inginkan ke Yamaha di dan pasca 2020, akhirnya hadir keberanian Maverick dengan level yang lebih tinggi lagi dibandingkan keberaniannya saat mengatakan tidak kepada dua part swingarm dan knalpot double barrel di 2019.

Sobat sekalian pasti kepo memangnya apa sebenarnya yang menjadi permintaan Maverick? Menjadi pembalap referensi Yamaha (rider No.1) adalah keinginan Maverick. Dan untuk hal ini Maverick mencoba menghubungi secara soft salah seorang petinggi dari tingkat management team Monster Energy Yamaha (kayaknya namanya nggak perlu TMCBlog sebutkan) Namun entah karena automatic reply atau memang sengaja, permintaan tahap pertama Maverick yang masih bersifat soft ini serasa hambar dengan jawaban bahwa orang yang dihubungi Maverick belum dapat memberikan keputusan karena sedang LIBURAN.

Vinales tambah bingung kala itu, bukan apa-apa, Ducati sudah di ambang pintu dan ia yang masih sangat percaya pada Yamaha M1 diharuskan memutuskan segalanya dengan cepat. Karena merasa jalur petinggi team di sisi Eropa sangat tidak memuaskan, Maverick yang sepanjang rehat musim dingin 2019 berkegiatan di Doha-Qatar teraebut melakukan perubahan drastis terhadap pendekatannya ke Yamaha. Dari awal nyelondroh nyelondroh kepada management team yang berbasis di Eropa menjadi memberanikan diri potong kompas bertanya ke Jepang dengan bahasa yang setengah terasa meng-ultimatum. Maverick menurut rumor menanyakan langsung ke Takahiro Sumi mengenai permintaannya menjadi rider no. 1 dan sebagai Reference rider buat Yamaha dan meminta jawaban Yamaha dilakukan secepatnya karena Ducati sudah diambang pintu dalam memperoleh tanda tangannya. Dan gilanya Maverick ketika memberikan pertanyaan ke Iwata ia juga menyisipkan ( baca=attachment) fakta mengenai seperti apa management team di Eropa memperlakukannya ketika ia tanyai soal hal ini (perihal ‘saya sedang liburan’ itu).

Dirumorkan Maverick mengirimkan pertanyaan ke Iwata setelah hari ulang tahunnya pada pertangahan Januari dan pada keesokan harinya setelah mengirim pesan, sekitar jam 14 siang Maverick memperoleh call dari Lin Jarvis. Isinya kira-kira meminta Maverick untuk tidak membubuhkan tanda tangan kontrak kepada pabrikan manapun dan segera setelah itu Maverick dipanggil ke Jepang dan berbicara soal finalisasi kontraknya dengan Yamaha untuk 2021. Sobat bisa lihat betapa cepatnya eskalasi ini terjadi. TMCBlog nggak mau menceritakan detail soal kapan Maverick kirim pesan ke Iwata dan kapan ia memperoleh jawabannya walaupun tahu secara jelas dan detail. Namun secara umum jawaban tersebut ia dapatkan kurang dari 24 jam setelah ia mengirim pesan ke Iwata. Dan jelas-jelas merubah jawaban “sorry saya sedang liburan” ke pernyataan penting untuk menahan semua deal dengan Ducati. Phyuuuhhh. . . 

Dan seperti yang sobat bisa lihat akhirnya Yamaha berhasil menyelamatkan aset mereka dari bidikan Ducati. Dan jika sobat bisa lihat ketika Yamaha secara resmi telah mengumumkan kontrak dengan Fabio dan Maverick, pabrikan pertama yang langsung merespon adalah Ducati. Baik Paolo Ciabatti maupun Gigi Dall’Igna saat itu langsung koar-koar di media tho? Ini jelas menggambarkan bertapa kesengsemnya Ducati untuk bisa memperoleh tandatangan satu di antara kedua bidikannya ini.

Balik lagi ke persoalan Yamaha, fenomena bahwa akhirnya duet Maverick Vinales – Fabio Quartararo yang akhirnya dipillih untuk menjadi punggawa Yamaha Factory 2021-2022 menunjukan bahwa memang lagi-lagi ada perubahan paradigma dari petinggi Yamaha di Iwata – Jepang soal bagaimana mereka ingin kembali bisa kompetitif, ingin bagaimana mereka bisa segera mengalahkan kompetitor abadi mereka yakni Honda. Terlihat bagaimana mereka memikirkan kembali cara lain yang win – win solution mengenai soal apa yang terjadi jika kharisma Rossi lepas dari Yamaha dan berefek ke marketing. Memberikan support motor factory spec ataupun menjadi brand ambassador adalah hal yang dikejar. Jadi itulah sedikit cerita yang bisa TMCBlog berikan hanya kepada pengunjung tmcblog.com mengenai ada apa dibalik switch Rossi dan Quartararo untuk 2021. Silahkan dikunyah-kunyah sob.

Taufik of BuitenZorg

187 COMMENTS

    • bisa disimpulkan bahwa yfr sudah tidak percaya sama kakek legend tentang pengembangan m1 kedepan ya wak? apakah riding style f1/4 dan mv mirip? cz mv dan f1/4 mempunyai pendekatan yang berbeda. menurut saya ini belum terlambat daripada tidak sama sekali oleh yfr. dan menurut pribadi saya yamaha eropa perlu direset karena kultur dan prinsip yang benar2 berbeda dengan jepang. kalo perlu reformasi semua karena yamaha terkenal bukan karena vale, tetapi memang karena dia berani berinovasi yang tentu itu bukan dari seorang vale. saya tidak setuju vale jadi brand ambassador karena dia tidak mempunyai pengaruh penjualan di eropa meskipun dia punya pengaruh di south east asia. kalaupun punya pengaruh, lihat data penjualan di italia dan perancis apakah masih sepadan dengan tugasnya sebagai brand ambassador? klo dibandingin dgn indonesia emang berbeda, tapi apakah benar penjualan yimm yang nyungsep juga adalah karena vale ga bisa jurdun? atau mungkin karena vale yimm masih bisa bertahan jualan di indonesia?

    • Intinya sih emang setiap pembalap punya masa keemasan. Dulu eranya Doohan dikalahkan oleh seorang rookie Valentino Rossi, lalu Vale dikalahkan rookie bernama Marc Marquez, lalu sekarang wajar saja Marq khawatir oleh kehadiran seorang Fabio Quartararo. Karena cepat atau lambat dialah yg akan mengalahkannya.

    • Sengaja baca komenan 2 kok saya gak menemukan dua makhluk yg rajin komen di artikel2 sebelumnya ….tumben nih Mbah Darmo dan mba hokya yoga gak mampir di mari…adanya cuma Jono kw,statisfication yg muncul…

  1. Bakal rugi besar yamaha kalo 2021 malah out ke pabrikan lain. Aprilia misalnya. Vale masih bernafsu untuk menang.
    Ane sebage fans vale hanya support terus pilihan dia.slama dia masih punya passion utk balap. Oya mbah, bahas dong kaitan vale tiba2 ganti galbusera dgn munoz? Apa ini jg bentuk intervensi yamaha jepang?

    • Pak tua ganti mechanic chief dengan harapan kompetitif di 2020 dan mampu bertahan di kursi pabrikan 2021. Sayangnya Yamaha Jepang berkata tidak. Ditunggu apakah si itu akan termotivasi atau malah sebaliknya turun motivasi seperti Pedrosa di 2018 yang sempat ganti chief mechanic di 2017

  2. Begitu kuatkah rossi di mata jarvis?padahal yg beri juara seri vinales…masih saja pertahankan si legend yg redup.mending tendang saja dari yamaha… bernostalgia masa lalu yg gak bakalan kembali….sudah waktunya rotasi yg muda

  3. No matter what… Forza Vale!

    Tapi dia sudah tua, sudah habis. Sudah bertahun2 lalu sy pribadi lebih sreg jika Vale jadi pembalap kedua, atau bahkan turun ke tim satelit.

    Dia adalah macan ompong, pernah digdaya di jamannya. Tapi memang sudah waktunya melipir ke belakang panggung. Mempersilakan Fabio, anak muda yg berumur setengah dari usianya.

  4. basis tim eropa Yamaha kan di Italia ya wak haji ??
    apa respon mereka yg acuh tak acuh terhadap pertanyaan Vinales itu ada sangkut pautnya dgn tak inginnya mereka kalau2 nanti mbah Rossi disingkirkan ?? maklum aja sampai saat ini org2 Italia masih kuat pengaruhnya di YFR,, kalo kehilangan mbah tentu mereka kehilangan banyak pengaruh dan pridenya,,

      • menurut saya itu pas.karena seredup2nya seorang vale diatas M1 masih moncer sebagai brand ambasador yamaha secara marketing global,duit juga yg jd pertimbangan yamaha utk tetap HATI-HATI dalam BERTINDAK DAN BERTUTUR KATA mengenai masa depan vale.HANYA seorang VALE yg masih mendapat perlakuan SEISTIMEWA itu di seluruh paddock MOTOGP walau 2 thn ndak pernah juara seri.sudah terbukti TERDEPAKNYA lorenzo walau JUARA DUNIA.bahkan vale masih diberi kesempatan seat petronas jika masih merasa kompetitif.tetap UUD drama ini tercipta.SEANDAINYA tidak ada PEROMBAKAN di iwata SANGAT YAKIN SEAT 2021 YRT tetap ada rossi.haluan YAMAHA sdh mulai berubah utk 2020 dan seterusnya bahwa mereka tdk hanya mikirin sales aja tp tetap ingin mengejar championship,sungguh menarik melihat RACE 2020 bakal pasti lebih seru.

  5. Dunia balap itu dinamis.. saat ini dominasi Marqu3z+RCV memang luar biasa..
    Tapi pasti tiba saatnya decline..
    Yam*ha ingin prepare sedini mungkin ketika masa itu tiba, dgn buat fondasi yg kuat.. jgn sampe keduluan H*nda… Mungkin target utama mulai di 2022

  6. 2017 ketika M1 Mencret berdasar arahan MV yg diakui Maregalli sendiri, kenapa wak haji gak nyinyir ke MV?????silahkan dihapus asal dibaca dulu ya wak

    • saya tulis sekarang gitu, trus ada yang bilang, kenapa baru ditulis sekarang, ini 2020 whooi . . . kesiangan bangun ?
      i m not gonna erase your comment . . biar semua tahu isi pikiranmu 😛

    • @jono…anda benar ..kalo anak kecil yg di ributin soal tahunnya ?
      …tapi poinnya ketidak konsistennya analisa thdp rider mana yg sukses sbg developer…kalo memang vina bagus knp 2017 gagal…tukang hapua komen wkwkwk

    • Biarin aja wak Haji, orang nglindur ya pikirannya ngelantur, 2017 itungannya Rossi masih bertaji, tapi vinales masih termasuk rider baru yg blm berpengalaman dalam development motor, apalagi dy belum klik dengan head chief nya saat itu Ramon forcada cmiiw, bukan gt wak

    • IIRC, di musim 2017, sampe seri Mugello Yamaha udah menang tiga kali dan MV12 jadi pemuncak klasemen sementara, dan Rossi di posisi tiga tanpa kemenangan sama sekali. Masih sama-sama menggunakan motor yg basisnya 2015 dengan sedikit evolusi. Dan semua berubah setelah seri Mugello………

      *Atau yg saya lihat seri untuk alternate universe ya

  7. Wow panjang sangat artikel nya wak ??????, memang benar yimihi hrs berubah total klau tak ingin terus”an di permalukan team sultan, jika tak mau ambil resiko artinya mereka akan trs kalah sblm perang xixixixixixiiiii……
    Gk sabar ngu tabokan super marq di taun ini wkkwkwkwkkwk….

  8. dari 2017 MV sudah DIGADANG2 bakal menjadi musuh utama MM, lah nyatanya Duel aja baru sekali sepanjang 3 musim dan itupun NYUNGSEP

    • Terus selain MV, dari Yamahud siapa bisa menang lebih banyak pasca 2018-2019?
      Masih ngandalin VR? Jelas jelas wasted semua arah developmentnya.

      Ngaco dan mencret itu kata Italiano, yg sebenernya Yamahud mencret itu setelah VR ambil arah devlooment

  9. sy punya teman yg selalu mengagung-agungkan rossi era 1999-2005 rider pengembang sejati, rider full skill NO Elektronik. jaman udah berubah, smoga dia baca ini hehehh ?

    • nah lucunya pas vale tergeser quartararo di yamaha factory 2021 dia gak ada ngepost di medsos. biasanya lumayan sering ngepost. sepertinya sakit hati wkwkk ?

    • Sohib gw yang valeban kelas akut saja bilang Yamaha melupakan jasa benalu tua. Ditambah tunjuk hohe pula sebagai role model development M1 jadi alasan sohib ane Dorna sudah mensetting Yamaha buat bikin performa pak tua anjlok buat meraih gelar juara dunia ke 10 yang cuma mimpi

    • @Dista
      “mensetting” hehehh, gak mau ngakuin faktor umur berperan besar ya bro ? dibalik itu semua ada jasa mekanik handal om JB tapi mereka pada lupa

  10. “Lin Jarvis mengatakan pada banyak kesempatan berbeda bahwa Valentino akan menjadi pembalap Yamaha selama yang ia inginkan”
    Dan juga kalo ketik petinggi Yamaha,text predictionnya ya lin jarvis ?,masa jawabannya “kita sedang libur” gitu doang giliran diserobot Ducati nyesel belakangan
    ___
    Berarti tinggal satu benalu di dalam diri Yamaha yg harus di singkirkan agar bisa bersaing jadi top team lagi,sorry to say

    • Nah dr tengah taon kmrn. Ketika jin jarvis bilang vr bukan masa depan yamama lagi. Dy jg udh bilang bahwa nggak nutup kemungkinan dy jg di ganti. Berarti emang ada ultimatum di pertengahan tahun kmrn. Cmiiw

  11. Pertukaran dalam tanda kutip
    Hal yg logis bahkan seorang agostini pun mengatakan hal yg sama
    Dibalik itu yg menarik adalah keberanian maverick dalam bersikap dan bagaimana pihak iwata mengambil keputusan secepatnya hingga tersirat tanpa komunikasi terlebih dahulu dengan vale
    Yg artinya pihak iwata sudah siap dgn konsekuensi jika vale kemudian memutuskan pindah atw pensiun (diluar opsi satelit tentunya)
    Disisi lain akan menarik untuk ditunggu adalah respon dr duc ati yg hingga saat ini seperti belum ada pegerakan (baca bocoran)

  12. Kalau di bilang pertukaran berarti udah fix valle mbalap di musim 2021….
    Padahal valle bilang lihat konsistenya sama 7 _ 8 seri mendatang….
    Bisa juga kan valle ambil pensiun di 2021 jalo gak kopent
    itif….!
    Makanya kok bisa nyimpulkan pertukaran dgn fabio…
    Kayaknya terlalu dini…!

  13. menurut saya ini seperti sudah terlambat tapi masih lebih baik, daripada selalu menunggu Rossi mengundurkan diri. Kalau ini dilakukan di tahun 2018 sepagai rider no 1 adalah vinales mungkin M1 perkembangannya akan beberapa langkah lebih maju.

      • 2017 awal m1 d develop maverik dan hasil 3 kemenang di 5 seri pertama tpi krna dominasi vinales ini pdhal masih bru d ymha dan rossi gak sanggup menang dan bahkan klah tragis dgn maverik di kemenangan ke 3 maverik dgn ymha dri situlh karakter rossi kmbali muncul mengintervensi ymha dang mengambil alih nahkoda pengembangan ymha m1 dan dari situ juga era kelam ymha mulai. Relasi rossi d tubuh ymha sangat kuat dan vinales msih baru d ymha dan blum punya power lebih untuk melawan hingga dia nurut aja. Lihat aja sebelum melengserkan rossi dri ymha factori lebih dulu d “lengserkan” orang2 penting dlm tubuh ymha hingga tinggal jarvis yg tersisa(yg rossi sentris). Mkany waktu vinales hubungi ymha eropa d tolak mentah” (oleh jin levis) dan begitu ngadu ke jepang langsung d respon. Klau seandainy sumi san tidak masuk menggantikan pendahuluny(yg jua rossi sentris) permintaan vinalea itu juga akan mentall…..
        ketahuilah d balik kesuksesan dan nma besar rossi ada ke egoisan dan kecemburaam yg terlalu berlebihan, tidak bisa ada yg lebih baik dari saya di tim itulah gambaran. Sebenarny ini umum bgi semua pmbalap tpi untuk kasus rossi ketika d atas lintasan dia klah dia menggunakan nma besarny untuk ‘menekan’ orang dalam di tim

        • Nah ini betul bngt…
          Seri2 awal 2017 MV bisa raih 3 kemenangan dgn M1 hasil set up yg didevelop MV, dan pasti ada “sisa” set up dasar peninggalan Paduka yg set upnya tinggal diteruskan MV, di sisi lain VR pasti jg pgn hasil serupa tp set up dasar M1 2017 racikan MV ternyata gak cocok sm VR, seyakin-yakinnya pasti ada intervensi dr VR cs, jadinya apa???sisa musim 2017 Yamaha nir-kemenangan, jadi sudah paham kan siapa yg mencrett??!!!!!

        • Setuju bgt, si Jono emang modal otak dengkul..2017 sebenarnya adl momentum buat vinales bersinar , berbekal motor warisan dari paduka hohe, dia mampu trengginas..perlu di catat 2010-2012 yamaha masih menjadi motor juara tanpa andil dari rossi..

  14. Yahh… Pilihan yg memang sulit jika melihat apa yg telah VR46 lakukan dan atmosfer fansx terhadap motogp, tp melihat dominasi honda bersama marc 7 tahun terakhir maka perubahan radikal emang lebih “berpotensi” menghasilkan output yg lain dibanding komposisi yg sama yg outputx sdh bisa ditebak.

    • tulisan ini masih saya sedikit cover, dengan menuliskan sinyalemen, rumor dlsb
      atau mau saya tulisakan atau post isi message dari petinggi tersebut biar gempar ? 😀

    • Pembaca zaman sekarang juga sdh pintar dalam menyaring informasi, kalau masih ragu ya ga usah di baca, gitu aja repot.
      Saya sih bersyukur banget masih ada yg mau menuliskan sampai sedetail ini
      Thanks wak haji buat tulisannya

    • Klo menurut sy, artikel ini menghibur dan menyenangkan bwt haters VR46, sebaliknya menyinggung dan menyakitkan bwt fans nya, andaikata isi message itu ada beberkan semuanya saja dgn bukti2, fakta dan screen shot, jgn sampai ada asumsi2 yg ujung2nya artikel ini bikin saling ejek, hina, hujat, nyinyir sana sini jadinya mlh g bermanfaat (sy inget pesan terakir wak aji tiap akhir artikel, semoga berguna), sy takut artikel ini mlh jd mudarat, lhawong tiap artikel yg menyangkut vr pasti geger ntah di blog mana aja, oke.. hit, traffic, rating blog naek, tp apa guna klo mlh jd saling bermusuhan, apa bedanya blog ini dgn artikel2 media laen kdg artikelnya ‘memancing’ sentimen tiap pribadi, sesuatu yg diperbuat di dunia ini ada pertanggung jawaban nya esok, maaf sedikit out topic bkn mksd menggurui.. sy jg org biasa cm penikmat adu balap dan adu jumping di gundukan tanah, tp sy lbh suka jg damai,guyup,akur.. kita nikmati aja motogp musim ini,monggo silakan di bully

      • @trabaser Artikel yg Wak haji tulis ini bukan ditujukan buat memancing nyinyiran, bro. Apa yg Wak haji sampaikan, pastilah ada “basic info” nya. Dari sumber-sumber yg bisa dipercaya. Kalau akhirnya malah menjadi nyinyiran serta perang opini orang lain. Bukan salah Wak haji.

  15. Bernas artikel nya. Sangat bergizi. Tambahkan lg dong wak detil bgmn yfr ngomong ke Rossi klo dia mau di lengserkan, dan bgmn komunikasi dgn Petronas soal fabio mau di rekrut. Krn rossi sdh sempet ngomong duluan ke media jauh sblm pengumuman kontrak vinales dan Fabio, klo dia no problem klo turun ke satelit selama msh dpt full support pabrikan. Artinya Rossi sdh di beritahu soal pelengseran dirinya

  16. kenapa yamaha akhir akhir ini terkesan seperti itu juga di produk facelift mereka. apa kasus di moto gp ini mirip di kasus produk mereka di tanah air? kok kebetulan banget yah. moga moga ke depannya lebih baik. kangen yamaha jaman dulu yang pendekatanya lebih “komengsentris”.

  17. Pak Haji memang luar biasa kalau mengulas mslh motogp, selintas artikel receh, tapi ulasanya luarbiasa menawan hati, andai blogger Ina spt Wak Haji semua, betapa fansboy bisa menjadi cerdas dan santun. Bravo TMC

  18. artikel yang super sekali nih wak aji..terimaksih banyak wak aji udah kasih info yang luar biasa jarang dibahas sama blog2 lainn..sukses terus wak..ditunggu artikel supernya lagi gosip gosip pedocknya wak….

  19. Hati2 Wak..anda akan dimusuhi oleh valeban…nanti para valeban ngambek gak akan baca tmcblog lagi..?
    Mulai panas nih para gerombolan kuning..?

    • @Allinone
      Rossi emang fanbase nya paling besar, tp itu tidak selalu berimbas naiknya jualan produk. Ambil contoh di negara kita deh, betapa banyak valeban disini, to nyatanya jualan YIMM cuman 20%an kan? Temen ane yang valeban akut aja naik c70, wkwkwk.

      “win the race is hard”? ini guyonan apa beneran? mungkin dlu emang iya, tp sekarang? Rossi terakhir menang tahun berapa sih? kok rasanya sulit banget nerima kenyataan kalo Rossi juga bisa berakhir eranya.

      (panggil kembali Komeng dan Tessa Kaunang, biar jualan yamaha mocer!) ?

      • sebenarnya bukan salah bintang iklannya, petingginya yg saat ini banyak strategi yang gak masok entah itu desain atau counter kalo ada isu tertentu kayak modif SPBU lah,kesalahan standar samping lah
        lebih masuk waktu jaman Eko Prabowo dulu

    • Masih banyak valeban yang menganggap anjloknya M1 karena Vinales. Dulu waktu hohe masih di YFR valeban juga banyak yang protes M1 terlalu hohe sentris dan jadi salah satu alasan bagi valeban yang buat si benalu tua gagal jurdun 2015 selain konspirasi Spanyol dan settingan Dorna

    • Ga ada olahragawan yg lebih besar dibanding eventnya.
      Pembalap datang dan pergi, Motogp ttp bakal selalu menemukan legend2 berikutnya.

      Kebanyakan Valeban emg sudah cukup berumur. Jadi mohon maaf pasti literasinya kurang, serta kesulitan menerima realita pujaan sudah tua.

      Vale adalah Arsene Wenger.

    • @Smoke
      nah ini ? teman yg sy bilang dikomen diatas td sudah berkeluarga, masa remajanya jaman 1999-2005 termasuk barisan yg gak bisa menerima kenyataan, hidup di masa lalu

  20. sepertinya andil dari org eropa jg cukup banyak mempengaruhi prestasi yamaha belakangan…

    mulai berasa berasa kek org indonesia jg sepertinya yamaha eropa yg mesti org memelas melas…

    bagus vinales lapor ke jepang lgsg di approve.. persis kek di dunia pekerjaan jg kadang banyak cincong org org bawah ntar lapor keatas lgsg OK

    saya rasa yamaha jepang harus lebih sering atau audit lg yamaha eropa mereka itu

  21. Saya suka perubahan yg terjdi dlm tatanan pimpinan ymha. Tpi ada satu org yg menurut saya sudah lyak d ganti tpi masih tetap d pertahankan ykni lin jarvis. Org ini sangat susah move on dari rossi dan menyadari bhwa rossu udah berumur dan sudah kurang kompetitif. Sejak dominasi maverik d awal debut ny bersama ymha awal musim 2017 dgn 3 kemenangan sdangkan vale tidak menang (sblm assen) aplg kemenangan ke tiga vinales bersama ymha merupakan momen penting bgi ymha dan didapat setelah duel dgn rossi dan rossi jatuh, dari situ rossi mulai mengambil alih nahkoda pengembangan m1 dan dri situ pula ymha sperti kehilangan arah pengembangan

  22. Sekarang yg msh jadi tanda tanya buat Y, mereka merombak massive struktur organisasinya mulai dr petinggi sampe divisi elektro,sudh jelas jg dgn merekrut FQ20 ditandemkan dgn developer no.1 MV12 plus rekrut developer ulung sekelas JL99, klo 3 musim kedepan sampe kontrak mereka habis dan belum bs juara dunia ngalahin MM93 (klo menang seri msh mgkn), berarti M1 nya yg bossok.. motornya msh dibawah level H dan D, dah gtu aja..

  23. Memang sudah tepat langkah yamaha lebih realistis drpd terus terjebak dalam romantisme bersama Rossi dimasa lalu yg justru membuat makin terpuruk

  24. Ga rugi nunggu ini keluar ?
    Yg jadi pertanyaan kenapa ga milih ducati aja ya wak? Apa ga ada jaminan jadi rider no. 1? Makanya lebih berharap jadi no. 1 di yamaha ? kan asik tuh, kayak jamannya simbah “mutung” pindah ducati gara2 lorenzo ?
    Pertanyaan lain, yamaha eropa bakal dirombak apa kagak wak gara2 “liburan”? ?

  25. Satu hal yang terjadi di yamaha, keempat pembalapnya saling memotivasi dr musim ini. Mv gak mau kalah dengan fabio begitupun sebaliknya, rossi ingin buktikan dia msh bs kencang dan morbidelli ingin terpacu lbh baik dr fabio yg dpt motor spek full bahkan sdh dpt kontrak pabrikan.

  26. sejak dulu gue gak pernah ngefans berat ama VR, tapi salut dan admire selalu, and memang era nya dia sudah lewat, yang muda yang harus berperanan penting sekarang, visi ke depan Yamaha harus bagus, MV dan FQ ke depan jika sering menang dan juara dunia, pasti bisa membantu juga secara marketing

  27. Hanya Maverick yang bisa menang dengan Yamaha M1 di dua tahun ini, Maverick lah yang menghentikan torehan memalukan Yamaha yang tak kunjung menang di tahun-tahun sebelumnya, Maverik lah pembalap Yamaha yang finish di posisi tertinggi klasemen championship dan You Name it sob.

    Saya lupa sudah berapa kali vale membawa yamaha juara dunia :v

    • Kalau menghasilkan tinggal bilang wau..
      Kalau masih gagal balik bingung lagi…
      Dari tulisan ini yamihi Masih ada sisa2 kesan kepanikan karena takut kehilangan MV12 diantara ketakutan kehilangan king46 dan kemonceran FQ20 yg sifatnya sementara atau lama.
      Kalau king46 gagal menang setidaknya penjualan masih tertolong.
      Kalau proyek MV12 gagal penjualan?
      Tinggal sama2 buktikan.
      #Enaknya jadi netijen ?

  28. rasanya cuma sedikit om tmcblog beritanya bisa di tambah lagi ga? atau disambung lagi di lain waktu wkwkwk…. 2000-an kata masih kurang om.

    • Meski panjang Ji, tapi gw bacanya degdegan, kaya baca novel mistery yang ditengah tengah penuh labirin tapi punya ending yang happy.. mantaaappp

      Fabio akan jadi idola gw ke depannya selain MM93, karena selain kita sama sama pake helm Scorpion, KBY melihat potensi Fabio sangatlah bagus! Semoga tebakan gw ini bener dan kita bakal bisa liat trio MM, MV dan FQ di depan sepanjang musim 2020.. ditambah gangguan dari Alex Rins.. seru lah musim ini

    • Jia dicerna dengan kepala dingin, tidak ada maksud tulisan ini yang seharusnya mengarah ke persoalan pilihan arah pengembangan vale yang salah, keputusan yang membuat Vale Menjadi Rider No1 lah yang jadi Fokusnya, . . . sang decission Maker

  29. Feeling saya rossi akan pensiun scra tragis. Dia pensiun setelah performany d lintasan udah menurun drastis dan ‘keburukannya’ didalam tim terbongkar….
    pensiun ala duo aussi (doohan-stoner) itu saya pling bagus. Lihat saja era rossi, orang”pada bilang coba klau doohan gak cedera dan pensiun rossi pasti gak bisa dgn mudahny jurdun. Begitu juga era marc marquez skrg banyak kan yg penasaran da bilang klo cs27 tidak pensiun mm93 gak bkal bisa menang mudah…

    Btw. Cerita masukny alex ke motogp ini mirip2 ketika dulu marc masuk motogp. Sama2 menggantikan posisi sang rider jurdun yg pensiun dadakan

  30. Mas opick…g ada yg salah jika vr46 leader dr pengembangan di 2019 soalnya di 2018 posisinya lebih baik dr vinales…vinales bisanya cuman keluh kesah aja tapi minim ide waktu itu, parahnya ndlosor wae..kalau skrng kebalik juga g masalah itu dinaminis atas hasil yg dcapai

    • Kenapa 2018 vinales hanya mengeluh terus dan sllu bilang “saya tidak tahu”?? Krna mulai seri mugello 2017 pengembangan m1 sudah diambil alih valentino rossi. ‘Salah pilih’ bobot crankshaft adlh slah satu pengembangan rossi yg gagal total yg meminta ymha menambah top speed. Mulai mugello 2017 sprti yg d tulis wak hji d atas vinales hanya mentok meminta hal” receh mkany ketika dia tampil buruk sllu bilang “saya tidak tahu”. Vinales skrg ini berani menggedor petinggi yamaha adlh karna dia sadar bshwa maverick vinales adlah pembalap top atau pembalap yg ada d peringkat terataas dlam list bursa transfer pembalap 2020 yg pling di incar pabrikan besar. Knp bukan marc marquez? Krna pabrikan lain khusus ny ducati sadar marc feat honda masih sangat solid masih sangat susah untuk menggaetny atau 99%mustahil untuk memusahkan honda feat marc marquez d bursa tranafer pmbalap musim ini. Cara yg cukup kasar sudah d lakukan ducati tapi tetap tidak tergoyahkan(pernyataan petinggi ducati yg sllu menjelekkan honda dan mengunggulkan marc bhkan sampai melakukan hal konyol yg bilang kmi puas posisi 2 championship tetapi kedua pembalap kmi bisa menang di banding juara tpi hanya dengan satu pmbalap saja)….

      Ingat lh prestasi rossi memang heboh sanfat heboh khususny ketika dia pindah ke ymha dan langsung jurdun. Nmun d balik itu semua keborokan rossi juga tak klah hebohny

  31. kesimpulan boroknya ada di jarpis n vale,,mana ada bisa kasih jurdun di sela2 kejayaan marc malah ditendang lari ke ducita n pesiun 98% di hodna

  32. Akhirnya artikel niat nya keluar lagi. Kemaren2 seuprit banget. Saya yg gk punya bacaan jadi bingung mau baca artikel apa lagi.
    Kalo. Gini kan baca satu artikel aja kan udah bisa kenyang lebih lamaaa..
    Heheeh

  33. Artikel yang bagus wak, jadi ngerti latar belakang keputusan cepat Yamaha di awal musim…btw, kok saya serasa dapat jawaban soal knp MV bisa bagus pertama kali megang M1 dan tiba2 drop gak jelas…mungkin itu juga yang jadi alasan knp Yamaha ambil JL lagi buat bantu develop M1…hehehe

  34. Dulu saya pernah kesal dgn vinales waktu dia ngambek lntaran motorny klah ceoat dri kompetitor. Tpi thun 2018 saya kasihan dgn viinales krna tiap dia meraih hasil buruk dan ditanya knp bisa speti itu jawabany sllu “saya tidak tahu”. Disitu dia diolok-olok oleh para penggemar motogp. Bukan hnya fans honda atau marc bhkan oleh fans rossi dan ymha sendiri dan mlah sering d sebut sbg biang kerok keterpurukan ymha. Pdhal saat itu dia bhkan tidak tahu kemna arah pengembang ymha m1 krna pengembangan m1 di nahkodai dan lebih terpokus pda sang legend.
    Skrg sya berpikir mental anak ini kuat juga. Mentalny Udah sangat jauh berbeda ketika masih d moto3. Bayangkan saja dgn keadaan terpuruk dan tertekan scra tidak langsung sprti itu dia masih bisa santai dan bangkit lgi pdhal musim llu juga masih dlm tekanan. Bergantiny nmor start vinales dri 25 ke 12 adlh slah satu bukti ‘stress ny’ vinales musim 2018 yg tidak banyak orang menyadariny

  35. “buat yang nge fans sama Valentino, jangan dianggap artikel ini untuk mendiskreditkan Vale”

    Kok jadi kepikiran kepikiran” orang dalam” ya Wak,,

    Hahaha,, peace Wak haji??

  36. Hmm.. kalo baca dari artikel, secara tersirat pejabat Yamaha yg bilang “lagi liburan” itu si Lin Jarviz ya Wak Haji??

Leave a Reply to Smoke Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here