TMCBLOG.com – Pada dasarnya tahun 2020 ini adalah kali ketiga Ducati menempelkan tag Superleggera pada superbike-nya. Dimulai pada tahun 2014 dengan 1199 Superleggera bersasis monokok Magnesium di mana power maksimum 200 hp dihasilkan dari mesin motor yang hanya berbobot 155 kg. Tahun 2017 Ducati merilis 1299 Superleggera yang lebih ekstrim dengan sasis dan swingarm carbon yang menghasilkan power maksimum 215 hp dengan bobot 156 kg dan di tahun 2020 ini dengan Ducati Superleggera V4 yang secara umum juga memanfaatkan penggunaan material carbon untuk membuatnya super-ringan.

Walaupun lebih berat dari 1299 Superleggera, namun pada kenyataannya Dry weight yang 159 kg dari Superleggera V4 artinya 16 kg lebih ringan dari Panigale V4 biasa. Masih kurang ringan? Jangan khawatir, jika kita copot semua road legal kit-nya seperti spion, bracket plat nopol, dan katalitik converter maka Superleggera V4 akan berbobot hanya 152,2 kg. Kalau digabung dengan semua fluida seperti bensin, pelumas dan lain-lain maka Superleggra V4 homologasi berbobot 173 kg.

Mengenai power yang dihasilkan juga cukup mencengangkan karena pada dasarnya Ducati Superleggera V4 punya power maksimum 3,6 hp di atas motor homologasi WSBK Panigale V4R. Power maksimum 221 hp @15.250 rpm yang dihasilkan oleh mesin V4 90 derajat berkubikasi 998 cc bisa lebih tinggi dari V4R dengan menghadirkan camshaft yang ringan dan penggunaan kopling kering yang juga notabenenya bisa membantu menghemat bobot sampai 2,8 kg dan menambah Revving mesin lebih tinggi.

Jika 221hp dirasa masih kurang juga, Ducati sudah menyiapkan dalam paket penjualannya knalpot Akrapovic yang menjadi racing kit official di box. Saat knalpot ini dipasang maka power akan melonjak sebanyak 10 hp menjadi maksimum 231 hp. Selain knalpot, racing kit Superleggera V4 juga menghadirkan cover kopling berbahan serat karbon, bracket plat nopol belakang dan juga cover penutup lampu depan-belakang. Dengan racing kit ini saat dikombinasikan dengan ban slick akan punya potensi menorehkan laptime 1:52,450 detik atau hanya 2 detik lebih lambat dari spek motor WSBK Panigale V4R ketika dibesut oleh Michele Pirro.

Sebenarnya apa yang membuat Superleggera begitu ‘ringan’ untuk kelas superbike? Salah satunya adalah dengan keputusan penggunaan material carbon di beberapa detail parts yang memungkinkan penggunaannya. Sasis utama carbon yang menghemat bobot 1,2 kg, sub-frame carbon juga menghemat bobot sebanyak 1,2 kg. Sementara itu swingarm carbon 0,9 kg lebih ringan dibandingkan dengan penggunaan material alumunium dan tentunya yang paling besar menyumbang sisi ringan dari Superleggera ini yakni penggunaan sepasang velg carbon yang secara total bisa hemat 3,4 kg. Bahkan detail lain seperti rantai plus gear sprocket dari Superleggera 1,4 kg lebih ringan dari part serupa yang dipakai di Panigale V4.

Yang cukup ironi adalah secara emisi Ducati Superleggerea V4 ini hanya lolos emisi Euro 4 yang mengartikan bahwa secara umum Superbike yang super ringan yang hanya diproduksi 500 unit ini hanya bisa dijual di tahun 2020 ini. Karena mulai 1 Januari 2021 tidak lagi diperbolehkan produk Euro 4 yang dijual di Eropa. Mesin sekencang itu harus dibarengi dengan suspensi dan pengereman yang canggih. Ohlins menyuplai NPX23/30 Front Fork dan TTX36 Shock dengan per dari bahan titanium sementara Brembo menyuplai kaliper Stylema R.

Bicara soal Ducati tentu akrab dengan aerodinamika, Ducati Superleggera V4 diberikan aero-wing yang lebih heboh dari Panigale V4R. Aero wing/winglet ini benar-benar terinspirasi dari winglet Desmosedici GP16 yang pernah bikin heboh MotoGP pada musim 2016. Winglet ini menurut klaim Ducati dapat menghasilkan downforce sebesar 50 kg (tentu dikali percepatan grafitasi) ketika Superleggera digeber dengan kecepatan 270 km/jam dan ini 67% lebih besar dari Panigale V4R dan bahkan Ducati Desmosedici GP19.

Bukan hanya jualan motor, Ducati juga memberikan tawaran dan experience menarik kepada pembeli Superleggra V4 yakni memperoleh wearpack/race suit dengan Airbag System ditambah dengan helm carbon, plus juga layanan dimana semua pembeli Superleggera akan memperoleh track test experience dengan salah satu unit motor Panigale V4R WSBK spec. Sementara itu 30 dari 500 pembeli Superleggra yang di Amerika dibanderol 100 ribu dolar ini akan memperoleh kesempatan emas mencoba Ducati Desmoseici GP20 MotoGP.

Taufik of BuitenZorg

36 COMMENTS

    • Skrg cm produk masal nya aja yg cakep dr nih borgo, begitu liat protonya d motogp, jd yg paling ancur… Kebalik ama motor kecil si demenannya nobita,

    • Honda beat sudah Superleggera dari lahirnya jika di bandingkan dengan motor ini, timbang aja beratnya masih lebih ringan beat ???

    • Beat Superleggera pasti se enteng sepedah anak anak
      Racing kit nya knalpot mberrr gledek dan ban cacing,dijamin motor Moto3 pun lewat ?

    • Ada nya beat supermbeeeerr,, ketika gas di tarik suara adem, begitu gas di lepas sensasi mbeeerrr begitu menggelegar di telinga

    • Keknya nyoba pakai deh, macam yg beli cbr disini dikasih kesempatan naik rc213vs. Kalo di gonceng gitu biasanya namanya taxi experience

      Se awam nya yg beli panigale superleggera, ya msh ada skill bwt bawa motor diatas track apalagi produksi terbatas hanya 500 unit

  1. 30 dari 500 pembeli bisa cobain gp20 ?

    Ternyata yg beli tim pabrikan sebelah semua ?bisa trial curicuri data impresi gp20 milik tetangga kan lumayan hahaha

    • ? entah siapa pencetus ide dagangnya… Don Claudio Domenicali kah…? ?
      klo iya wajar sih, beliau kan sudah riang gembira dengan jadi runner up… ?

  2. Superleggera=super ringan
    Masuk Indonesia bisa lebih ringan lagi, modif alay copot body, kasih part cnc alu, ban cacing -<20kg, 0 downforce..

  3. Ga yakin itu ironi cuma lolos EURO 4 atau mungkin strategi marketing aja biar cepet laku di tahun ini juga.
    bisa jadi buat homologasi WSBK tahun depan untuk wingletnya biar h2h sama new CBR

  4. Apa mmg motor jalan raya sampai butuh ya aero wing seperti itu? Di Italia sendiri bukannya jalanan kecil ya? Ato sekedar sbg “bonus” merasakan sensasi downforce seperti pada GP skrg?

    Setahu saya ide aero wing ini awalnya muncul sbg solusi “praktis” atas masalah baru yg timbul dari unified ECU yg lebih minimalis dibanding inhouse dan Michelin (yg notabene kmrn kalah telak), sdngkan V4/R (dan WSBK) tdk terikat dng regulasi tsb. Atau mmg ini jg sbg solusi “keterbatasan” ECU inhouse Ducati?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here