TMCBLOG.com – Sobat sekalian, Gara-gara posisi Speed Trap, banyak yang berfikir bahwa list top speed motor MotoGP jadi nggak relevan. Yap, di MotoGP itu mengenai list top speed yang tertera pada list resmi sirkuit itu dihitung bukan dari pengukuran GPS terhadap kecepatan paling maksimum yang dilakukan oleh motor, melainkan dengan mengukur kecepatan yang terbaca/terekam oleh Speed Trap (semacam Speed Gun) milik sirkuit yang ditempatkan di ujung Straight sirkuit.

Hal ini mengemuka dan sempat menjadi perbincangan ringan di paddock saat #SepangTest kemarin. Karena ada fakta bahwa top speed Jack Miller yang tertera di list adalah 338,5 km/jam. Ya walaupun tidak ada yang membantah bahwa Ducati adalah rajanya top speed, namun 338,5 km/jam adalah kecepatan ‘terlalu’ tinggi, aneh, terlebih dibandingkan dengan pembalap lain yang sama-sama menggunakan Ducati Desmosedici GP20 seperti Dovizioso dan Petrucci. Yes, berbeda 7,8 km/jam dan itu gap yang besar banget. Dan ternyata setelah ditelusuri data detailnya seperti berikut ini.

Di data final ternyata 338,5 km/jam berubah menjadi 337,5 km/jam (lap ke 16) namun ini pun masih terlalu aneh bila dibandingkan dengan data top speed pembalap Ducati lain. Namun jika sobat lihat kembali data laptime di sektor 1 dimana Jack torehkan 32,564. Ini aneh, sektor 1 adalah sektor tempat Speed Trap sirkuit ditempatkan. Top Speed tinggi, tapi laptime ‘lambat’, dan setelah ditelusuri, ternyata Jack Miller telat melakukan pengereman di jelang tikungan satu dan Run Out Wide.

Nah karena lokasi Speed Trap di depan dari posisi Braking Point dari umumnya motor, maka saat kejadian membuat statistik top speed Jack Miller jadi luar biasa tinggi, iya soalnya di posisi Speed Trap jika pembalap lain sudah mulai deselerasi, Jack malah masih kencang sekencang-kencangnya. DORNA tidak menentukan posisi Speed Trap, mereka hanya mengikuti apa yang sudah disiapkan sirkuit dalam hal ini pengelola sirkuit Sepang.

Apakah ini mengartikan posisi Speed Trap harus direvisi? Yah bisa iya atau bisa juga nggak, namun patut kita sadari juga pembangunan Speed Trap di Sepang bisa jadi dengan pemikiran sirkuit tersebut juga pernah dipakai race Formula 1 dimana dengan banyaknya downforce, maka jet darat ini melakukan pengereman lebih lambat daripada motor MotoGP.

Di hari ketiga terlihat memang Jack Miller sepertinya adalah pembalap Ducati yang paling bisa dan berani mengumbar top speed Desmosedici GP20. Tanpa drama Out Wide pun Jack sanggup torehkan 333,3 km/jam di Speed Trap dan setelah itu memang Ducati masih merajai top speed Sepang ini diikuti oleh Honda, KTM, Aprilia, Suzuki dan Yamaha.

Buat Yamaha, dengan perbandingan saat kualifiaksi Sepang, dimana Vinales hanya berada di posisi top speed 325 km/jam, Maka pencapaian 327,2 Km/h bisa dianggap sebagai indikasi awal kenaikan top speed motor Yamaha M1. Namun seperti yang sudah TMCBlog tulis sebelumnya, dengan datangnya Jorge Lorenzo, sepertinya Yamaha mau melakukan keseimbangan soal performa speed corner dan top speed. Kita lihat nanti hasil test Qatar sob.

Taufik of BuitenZorg

 

 

42 COMMENTS

    • Klo dilihat lagi, sepertinya karakter ducati ini marquez banget. Saya yakin klo marquez pindah ducati, dunia persilatan akan lebih heboh lagi

    • Kalo speedtrap dianggap terlalu dekat ketikungan bisa diartikan bahwa rider duc ati lebih pede dengan sistem pengeremannya dong
      Krn dgn speedtrap yg sudah mepet ketikungan speed gp20 masih diatas rata2

  1. Sepertinya jurdun bakal diperebutkan fabio,mv,rins,jm dan MM. Namun perkiraan MM hanya bisa memberi perlawanan pertengahan musim saat cedera sembuh.

  2. kasian Jack….
    “…Jack Miller sepertinya adalah pembalap Ducati yang paling bisa dan berani mengumbar top speed Desmosedici GP20…”
    ada Bayliss ada Stoner, klo bos2 Ducati sadar bahwa ada yg spesial antara talenta orang aussie sama Ducati, Jack ini harusnya yg ngisi slot Petrux…

    • Itu di transponder yang terkoneksi ke ECU, cuma dipake pas event resmi aja. Kalau ted biasanya dari transponder biasa.

  3. Menurut gw selain dari keberanian late braking, Jack Miller bener-bener bocah paling berani yang mau lompat dari moto3 KTM ke Honda biarpun openclass. Pembalap lain butuh paling enggak coba dulu supersport atau superbike, tapi dia bener2 murni dari moto3 langsung ke motogp. Miller gak punya koneksi yang bisa pinjemin dia superbike, motor pribadi dia pun cuna NSF250R bekas Carreta Technology mantan tim dia dulu. Gw dulu memang pernah naik NSR250, begitu nyoba superbike jantung rasanya mau copot butuh beberapa hari penyesuaian sama respon gas dan rem yang super pakem. Apalagi Miller, dari moto3 langsung ke motogp, bener kata Crutchlow buah zakar Miller ini memang paling gede. Mungkin masih kalah bakat sama Marquez dan Vinales, tapi soal keberanian dan kenekatan Miller ada di nomor 1 dalam otak gw. Naik superbike pertama kali aja seremnya udah deg2an sampai gemeteran, apalagi motogp yang lebih ringan dan tenaga hampir 2 kali superbike standar.

  4. sebenarnya ya tetep relevan aja sih,namanya aja topspeed kecepatan yg paling tinggi,mau itu akhirnya melebar atau masuk gravel ya resikonya yg berani/nekat nekan rem paling lambat,pokoknya top speed ?

  5. kyknya semua pembalap n motor bisa meraih topspeed yg diinginkan tapi prhitungan end point apa yg mau dicapai setelah striaight dgn berbekal kemampuan rem, ban dan beban poin pembalap

Leave a Reply to Bdt Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here