TMCBLOG.com – Test pra musim Formula 1 dimulai dan di hari pertama ini langsung ada berita-berita inovasi baik itu teknologi maupun inovasi sistem mekanis baru yang ditampilkan oleh pabrikan balap jet darat ini. Dan salah satu yang cukup menggemparkan media sosial adalah apa yang disebut oleh akun Twitter Formula 1 sebagai Mercedes’ My-steer-ious wheel”.

Yes dalam video tersebut diperlihatkan bagaimana ada aksi mendorong dan menarik (Push and Pull) terhadap setir kemudi mobil Fomula 1 dari Mercedes AMG W11 yang memiliki efek terhadap perubahan sudut Toe dari kedua ban depan. Saat Lewis Hamilton melaju di straight ia menarik setirnya ke arah dalam atau mendekat ke badan dan dengan serta merta membuat kondisi kedua ban depannya Toe In beberapa mili meter atau dalam posisi tracking. Sementara saat mau memasuki area pengereman, Lewis mengembalikan posisi setir mobil W11-nya ke posisi normal dan saat berbelok ia menekan serti kemudi mobilnya ke arah depan untuk membuat posisi Toe Out. Mercedes telah mengakui sedang mengembangkan sistem yang mereka namakan sebagai DAS atau kepanjangan dari Dual Axis Steering.

Toe sendiri adalah perbedaan jarak antara sisi depan dan sisi belakang dari roda depan. Jika jarak sisi depan kedua ban menjadi lebih dekat dibandingkan posisi standar dinamakan Toe In sementara jika jarak sisi depan kedua ban menjadi lebih jauh dibandingkan posisi standar dinamakan Toe Out. Silahkan simak gambar di atas ini sob.

Saat straight, posisi toe in dibutuhkan karena akan membuat drag fisik berkurang, mengurangi gejala oversteer dan tentunya akan membuat stabilitas straight-line menjadi loebih tinggi. Mobil akan tetap stabil meskipun ada gangguan (angin, over input steering dari driver, dan lain-lain) – Tambahan dari Mas Yoga di IG. Sementara Toe Out biasannya akan beimbas pada berkurangnya understeer dan akan mempermudah berbelok terutama saat memasuki tikungan.

Dan efek yang sedang diriset oleh Mercedez AMG F1 ini terlihat bisa 3 macam, yakni :

  • Kondisi posisi steer normal, maka kedua roda memiliki sudut Toe yang netral.
  • Kondisi posisi steer ditarik melebihi posisi normal, maka kedua roda depan akan memiliki sudut Toe In atau sudut Toe + .
  • Kondisi posisi steer ditekan melebihi posisi normal, maka kedua roda depan akan memiliki sudut Toe Out atau Sudut Toe – .

Yang jadi pertanyaan apakah hal ini legal atau ilegal? FIA sih belum berbicara, namun direktur teknis Mercedes AMG F1, James Allison cukup pede terkait teknologi tersebut adalah sesuatu yang legal. Ia menjelaskan “Hal ini bukan sebuah berita (baru) buat FIA, ini adalah sesuatu yang telah kami bicarakan dahulu dengan mereka, peraturan sangat jelas tentang apa yang diperbolehkan pada sistem steering dan kami sangat percaya bahwa semua ini sesuai dengan semua kebutuhan (regulasi tersebut).”

pict : Craig Scarborough

Jika kita lihat analisa dari Craig Scarborough, sepertinya Mercedes telah berhasil mengembangkan sebuah sistem mekanik yang menghubungkan poros steering wheel ke bagian dari steering rack sehingga dapat membuat steering rack seakan nge-slide dan membuat roda depan mengubah derajat Toe-nya . . . Damn Smart Merc!

Taufik of BuitenZorg

81 COMMENTS

    • Kalau di variem ada fitur slip pulley belakang untuk mendapatkan efek “Gredek”
      Sementara di miong ada fitur toe in toe out di ban belakang baca “geyal geyol” inovasi
      F1 jadi terlihat biasa aja hanya menggabungkan keduanya. wk wk wk

      • Gak bisa dipungkiri F1 pasarnya lebih subur, MotoGP pasang surut. Mau ga mau ikutan nyemplung ke F1 juga. Kalau terlalu idealis ntar bisa kaya Mbah Dukun komentator bisa sampai 0.

        • Rider roda dua udah cukup banyak kok, n tmcblog udah hampir mengcover semua.

          Kalo mau ditambahin udah ga banyak lagi, misal artikel soal lokasi mana yg enak buat touring, update aktivitas/eksistensi beberapa klub motor yg positif. Update aturan/hukum seputar roda dua… Seperti soal fidusia dll. Ngulik pilihan roda duanya selebriti, Part substitusi (sesekali udah ada sih) lokasi rawan begal, kota yg market roda duanya unik dll.

          Soalnya bukan apa-apa… Tmcblog udah leading imagenya sebagai blog roda dua terdepan. Bukan personal blog kayak mang Kobay misalnya… Yang lebih diterima kalo bahas roda empat juga.

          Tmcblog juga menurut gw cukup idealis sebagai media. Ga cuma ngejar klik doang, sehingga kalopun memperluas bahasan ke F1 pasti punya alasan kuat. Cuma … Ya menurut gw udah terlalu sesak aja. Masih ada room to improve buat pembaca baru.
          Cuma gw kan bukan komisaris atau pemilik saham, jadi mana bisa ngapa-ngapain, hahaha. Paling ya gak gw baca.

        • @GantiCangkir Dari sudut entertainment aja Formula 1 jauh jauh lebih menarik ketimbang MotoGP.
          Di Formula 1, fans disajikan banyak fitur di sosial media (kecepatan update dan report pun F1 menang jauh) dan keseruan driver di dalam dan luar trek dengan sangat mudah yang hanya perlu mengakses situs resmi F1.com . .
          Apalagi bicara teknologi dimana mobil Formula 1 jauh lebih advance ketimbang motor MotoGp..

        • ah akhirnya ada ulasan f1 juga. hehe..
          semua tim sudah meng-up grade teknologi masing2. mau tidak mau tim merc dan ferrari harus tampil all out, karena ada “satu pabrikan” yang sangat terpacu dan terobsesi untuk menjadi penguasa kembali di f1 seperti era senna.
          merc dan ferrari sangat menyadari hal tsb

    • ah kata siapa?
      malah F1 menurut saya lebih banyak aturan yang membatasi. Konfigurasi mesin aja sama semua. Justru Motogp lebih bebas, bis pake v90, inline, musim kemaren ada si april yang pake v75. Chasis juga boleh pake perimeter twinspar, kandang ayam punya KTM, monokok punya dukati dulu.

    • Kalo gak dibatasi regulasi, balap apapun ya hampir pasti didominasi tim yang punya uang paling banyak. Mana ada tim lain yg mau ikutan balap kalo kesempatan menang nya aja segede upil ato mesti keluar duit gede banget. Motogp/f1 sekarang aja udah mahal apalagi kalo ga dibatasi regulasi.

  1. Kenapa f1 sbg balapan tertinggi mobil balap, tapi mobilnya trondol bentukannya ga kaya mobil normal woy tmc? Ini yg bikin kurang bisa nikmatin balap f1. Beda sama motogp masih 95% mirip motor umum meskipun versi prototipe kecuali soal winglet yg aneh ngikutin f1.

    • @uzhenx Belom pernah. Tapi di taun 2018 lap record Spa Francorchamps Formula 1 punya Lewis hampir dikalahkan Neel Jani pake Porsche 919 Hybrid Evo, yang dimodif lagi plus di kondisi trek yang cuma ada mereka sendiri. Sayangnya abis itu dibabat lagi di taun yg sama sama Vettel saat QTT GP Belgia.

    • Makanya itu dibikin adjustable on the fly. Karena masing2 kondisi memberikan kelebihan dan kekurangan di bagian yang berbeda. Pada kasus merc ini, saat straight sudut toe dibuat mendekati 0 yang artinya mengurangi gesekan akibat dua roda beda arah. Namun kondisi beda arah (toe out) ini sangat menguntungkan pada kondisi belok. efek gesekan ban dalam kondisi toe out saat berbelok tidak akan terlalu signifikan, namun sudut toe nya akan memberikan efek yang sangat baik untuk ber manuver di tengah2 tikungan.

    • Karena chassis lentur, dan toe hitungannya milimeter. Rata2 rwd umumnya toe in, fwd toe out. Tapi belum tentu jg, ada juga yang toe nol. Toe ini bersinergi dengan camber, caster, biarpun kelihatannya miring tapi sangat membantu traksi dan kestabilan. Seandainya tanpa suspensi, tanpa kemudi, tanpa banyak beban, dan lurus2 saja, toe nol itu sudah ideal.

  2. Dulu f-duct mclaren diaktifkan dengan dengkul…
    Ketika butuh downforce tambahan, ditoel itu tuas dengan dengkul sehingga terbuka/berfungsi…

  3. Dan Ducati juga ngelakuin hal yang sama soal holeshoot device, om Taufik posting gini biar ada sedikit gambaran holeshoot device terbarunya Ducati yang bisa dipake saat race.

    • Ini Merc emang gila sih. Musim terakhir sebelum tahun depan ada overhaul regulasi besar2an. Di saat tim lain hanya melakukan evolusi dr design mobil musim lalu, Merc hadir di test pramusim dengan inovasi DAS.

      Alhasil tim lain pada keder. Redbull lewat Helmut Marco lgsg vokal kalo DAS ilegal. Dan yakin dah, tim2 besar dgn budget byk kayak ferrari, redbull, mclaren, pasti teknisi lg pusing buat adaptasi teknologi DAS ini skrg.

      Spekulasi yg beredar di paddock Catalunya, sebenarnya DAS ini hanya jadi inovasi yg sengaja diliatin sama Merc buat ngedistract tim lain dan menyembunyikan inovasi mereka yg lain yg kemungkinan ada di ‘grey area’ dr peraturan teknis FIA.

      Yg jelas, Merc dan Hamilton kayaknya sangat serius buat ngincer gelar world champion ke 14 mereka di musim ini.

  4. Congrats, ya Wak…?

    Rupanya mulai berevolusi jg nih materi blognya… Mantappp…??
    Mulai merambah F1 dan juga melengkapi liputan balapnya scr lebih komprehensif (Moto 2 & 3, juga WSBK & turunannya, dan Rally/Off-road)..
    Reader pun sudah mulai ter-peta-kan…
    Semoga semakin sukses dan kelak bisa menjadi Badan Usaha Media Otomotif/Balap…

    Aamiin…

      • tp wak coba cari konsep toe in toe out secara umum, biar ga miss informasi ke reader.. saya soalnya maen setingan ini di mobil2an RC

        • @emge Mas bro pasti paham kalo mobil Formula 1 (danmobil balap lain) sudut camber roda depan disetel negatif. Nah dengan posisi roda depan dgn camber negatif ini menimbulkan rolling camber pada roda depan dan efeknya ke steering (bergetar atau tidak stabil).

          Dengan DAS-nya Mercedes AMG W11 posisi toe in di straight justru mereduksi gaya rolling camber (ke arah luar mobil) dari roda depan tsb yang muaranya steering jadi ‘anteng’ tidak timbul getaran dan mobil lebih stabil di straight. (steering mobil Formula 1 rasionya hampir mendekati 1:1 dan ini jauh berbeda dari rasio steer punya mobil jalan raya).

          CMIIW

          BTW, sampeyan main mobil RC drift electric ya?

    • Om coba sharing ilmunya
      Saya yg awam koq jd bingung
      Ente bilang TO stabil dilurus n TI cenderung oversteer
      Bukannya kalo stabil di lurus konsekuensinya cenderung oversteer ya?

    • salam mas nugie, dulu saya maen RC touring mas, tp bukan pembalap pro yak.. ?

      setau saya chamber sm toe beda lagi mas, klo chamber negatif itu buat dapet grip lebih pas nikung..

      sedangkan Toe di ban depan intinya:
      Toe In -> steering lebih agresif, bayangin aja sudut belok ban jadi lebih, karna ban ngehadap makin kedalam, kayak kita belokin stir lebih besar sudutnya
      Toe Out -> lebih stabil, steering lebih anteng, belok jd agak *maaf ‘bego’

      untuk kasus mobil F1 merc, detail teknisnya gmn ya, teknisinya juga bilang rahasia.. pastinya simple hanya toe in-out..

      itu sih pandangan saya

      • Yes memang ga sesimple kelihatannya.

        Saya jg tau sudut camber dan sudut toe itu berbeda, sama halnya dengan sudut caster. Namun semua masih satu kesatuan dalam sektor steering roda depan mas bro.

        Maksud saya di atas, karena sudut camber (-) tertentu tsb menghasilkan rolling camber. Dan salah satu fungsi dari menyetel toe angle lebih masuk (toe in) itu untuk mereduksi rolling camber roda depan yg ke arah luar (akibat negative camber).
        Bisa disimak lebih jauh di banyak video2 soal ini di YT, bahwa sudah jamak camber negatif mempegaruhi setup toe angle. IMHO

        • oiya maap, saya kurang meresapi komen mas nugie sebelumnya hehe..

          tp balik lagi mas & wak haji

          saya yakin pernyataan ini yg di artikel, fatal kebalik:
          “Saat straight, posisi toe in dibutuhkan karena akan membuat drag fisik berkurang, mengurangi gejala oversteer dan tentunya akan membuat stabilitas straight-line menjadi loebih tinggi. Mobil akan tetap stabil meskipun ada gangguan (angin, over input steering dari driver, dan lain-lain) – Tambahan dari Mas Yoga di IG. Sementara Toe Out biasannya akan beimbas pada berkurangnya understeer dan akan mempermudah berbelok terutama saat memasuki tikungan.”

  5. Tolong artikel tentang Formula 1 jangan berhenti di sini saja. Masih buanyak bgt teknologi alien di F1 yg patut kita bedah. Buat beberapa orang bahkan lebih menarik dibanding balapannya sendiri.

    • Toe in yang terlihat dari kamera on board memang sepertinya memaksa roda untuk ‘masuk’ ke arah dalam mobil. Padahal ketika DAS (Dual-Axis Steering) dalam posisi aktif toe in saat di straight ini membuat roda lebih sejajar dengan arah mobil melaju. Atau dalam derajat mendekati 0.

      Sedangkan ketika DAS mode 2 mengaktifkan toe out pada saat mobil memasuki tikungan, roda steer jadi membuat derajat yang sudah disetup teknisi dan sesuai kemauan driver, yang terlihat arahnya lebih ‘keluar’.

      Di lain sisi, ban Pirelli Formula 1 makin lama makin awet komponnya, meskipun tipe Hypersoft nya pun tergolong cukup awet (untuk ukuran spesifikasi sebuah ban balap loh ya)

      • ooh… jadi simple nya posisi default roda (derajat 0) itu ada pada saat stir ditarik, yang digunain di trek lurus. Pada saat nikung stir kembali dimajukan, roda dalam keadaan toe out, memang jadi lebih banyak gesekan dan jadi lebih nge grip juga ya nikungnya. betul ga? apa saya salah nagkep? hehe…

        • @iman787 Iya, bisa dikatakan begitu, pake bahasa simpelnya. Tapi soal “jadi lebih banyak gesekan dan jadi lebih nge grip juga ya nikungnya.” saya gak bisa mengiyakan yak karena setup toe in/out itu cukup kompleks, dan gak semata2 persoalan grip ban kang. cmiiw

          Itu di video, steernya mobil W11 Lewis seperti ‘maju sendiri’ karena G-Force pas masuk tikungan. Coba peratiin deh.

      • Terimakasih jawabannya kang nugi. owalah jadi konsepnya bukan toe in tp lebih ke toe out ya? kirain pas straig itu bannya yang in. Kenapa gak ngisi kolom F1 aja kang? kag motoGP udah sama kang taufik.

  6. Selalu mantap lah merci.. seolah olah segmentasi persaingan di F1 itu ada Papan Merci, isinya mersedes doank. Papan atas, isinya Ferrari sama redbull, dan seterusnya ke bawah…

  7. semua ini demi peningkatan sepersekian detik saja. Tapi buat saya sih F1 lebih enak main game nya aja. kalo liat balapannya ngantuk, Lap nya kebanyakan soalnya… haha…

  8. Semoga konsisten Wak Haji,,
    berita in balap prototipe F1,,
    Karna nanggung Wak, sebagai Blogger Top dan Seorang Prototipe Entusias kurang afdol kalo Wak Haji gag bahas F1 juga,
    Sesuai kondisi masyarakat kita Wak, yg sudah banyak yg pada naik kelas, ?

  9. yg lagi rame during Barcelona test, Protes nya Steiner (HAAS F1 team principal) yg menuduh Team BWT Racing Point F1 dulu Force India = Jordan F1, berbuat curang Wak Haji karna mobil Racing Point 2020 adalah Mercedes W10 (tahun 2019) yg cuman ganti livery, itu diluar kesepakatan aturan F1 Wak,,

  10. Baru aja liat video di youtube buka IG taunya TMCblog ngebahas F1 parah banget sih Mercedes steering wheel bisa ditarik sama LH44 pas belok steer ya keliatan maju banget. Katanya sih bikin suhu ban lebih cepet dingin terutama yang straight ya panjang banget kaya di sirkuit Russia, SF1000 kayanya bakal kalah sama RB16 ngeliat Verstappen sama Albon push limit banget

  11. teknologi das ini bukannya tidak ada kelemahan, saat race baru terlihat keunggulan dan kelemahannya. hal ini dikarenakan, pengoperasian teknologi das saat ini masih manual oleh driver. menarik saat terjadi pertarungan “side by side” atau hot pursuit di tiap tikungan, apakah teknologi das ini efektif atau justru menjadi titik lemah.
    mengingat tim lain seperti ferrari dan hadno redbull juga berinovasi “sangat ekstreme” untuk mengejar, menyamai, atau bahkan mengungguli tim merc saat ini.
    pertarungan lewis vs para driver muda bertalenta. pertarungan antar pit-crew, pertarungan strategi pit-stop, dan tentunya pertarungan “teknologi” dari mobil f1 itu sendiri. adrian newey memang sesuatu. hehe..

Leave a Reply to 27 Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here