TMCBLOG.com – Akhirnya terkuak kebenaran atas kesaksian yang sempat dikatakan Alex Rins mengenai sinyalemen Holeshot Device GP19 yang digunakan Jack Miller yang bisa digunakan sepanjang race. Pada hari kedua #QatarTest, Jack Miller akui telah gunakan Ride Height Device sejak MotoGP Thailand 2019. “Yang bisa saya katakan adalah saya telah menggunakannya semenjak Thailand tahun lalu – Alat itu terbukti berkerja dengan baik.”

Pict : Neil Morrison

Menurut Jack tidaklah mudah mengoperasikan alat ini di awal pengaplikasiannya terlebih lagi versi pertama 2019 dari alat ini. “Tidak mudah, tidak mudah sama sekali . . . “. Namun begitu Miller mengatakan bahwa versi 2020 dari alat ini sudah lebih baik dan lebih memudahkan dibandingkan versi 2019.

pict : MotoGP

Kesulitan penggunaan di awal ini juga diamini oleh Pecco Bagnaia yang mengaku bahwa ia baru menggunakan Ride Height Device di #QatarTest 2020 ini. Menurut Pecco kepada jurnalis dan komentator MotoGP Neil Morrison, konsep penggunaan alat ini tidak natural, agak aneh dan sedikit banyak mengganggu jalan pikirannya ketika di atas motor. Pecco mengatakan bahwa saat belum terbiasa kita bisa kehilangan waktu karena ‘telat mikir’ kapan harus menggunakan dan kapan tidak menggunakannya.

Namun begitu Jack mengungkapkan sisi positif dari alat ini yang ternyata lebih luas dari apa yang kita bayangkan. Awalnya TMCBlog membayangkan bahwa alat ini hanya akan berguna saat motor berada di posisi adu kencang di straight dengan meminimalisasi gejala wheelie. Namun ternyata bukan itu saja sob. Menurut Jack Miller dengan merendahkan posisi rear-end dari Desmosedici pasca pertengahan tikungan, maka Ride Height Device ini juga bisa membantu akselerasi pada saat keluar tikungan.

Taufik of BuitenZorg

35 COMMENTS

      • @dulkempul: Honda sedang mengandalkan perkawinan power dengan rider nya..
        Ducati sedang membangun motornya.. dengan future oriented dimana mereka berharap motornya yg kompetitif bukan orangnya.
        sebab talent rider perpaduan genetik lahir ( bakat dsb ) plus latihan, yg mana hal ini bisa dibentuk tapi sulit ditemukan. sedangkan ducati sedang membuat alatnya, dan saat ketika bertemu rider yg tepat akan menjadi senjata yg menakutkan… kebayang gak, misal yg bawa adalah MM93 atau malah Quartararo?.. penasaran kan? sama… saya juga penasaran…

  1. Sepertinya ride high device ini terinspirasi saat hole shot device Jack Miller malfungsi di race silverstone, mungkin Jack merasa saat hole shot device malfungsi di silverstone ada keuntungan saat berakselerasi selepas keluar tikungan..sehingga muncul ide untuk membuat hole shot device yg bisa di aplikasi kapan saja saat race..

  2. apakah cara kerjanya mirip seperti pada Jok sepeda ( biasanya di gunakan pada sepeda all mountain atau downhill ) yang bisa naik dan tutun sesuai medan yg di lalui dan di operasikan mirip tuas untuk mengatur kecepatan ( group set )

  3. Ducati ini inovasinya sangat jos banget dan dapat ditiru oleh pabrikan yg lain tapi kenapa masih belum juara dunia juga, satu faktornya yaitu pebalap. .

  4. Mantab…membantu akselerasi saat keluar tikungan, merendahkan posisi tinggi motor bagian belakang artinya menekan suspensi belakang yg akan menekan ban spy traksi ban maksimal ke aspal. Klo spt biasa akan goyang2 ban blk shg slidenya tidak terarah.

  5. sebuah keterbatasan akan menghasilkan sebuah inovasi,, Bayangkan kalo ECU ga diseragamkan, supplier ban ga diseragamkan, software ECU yg ga begitu canggih dibanding ECU in-house pabrikan, pasti engineer ga bakal kepikiran hal2 bisa dibilang yg biasa dilupakan kyk gini,,

  6. Kalau “telat mikir” nanti bisa bikin “telat ngangkat” mungkin itu maksud Pecco…
    hahaha…

    *telat ngangkat motor buat masuk straight lagi maksudnya… hehe

  7. Sebenarnya meniru underbone RG Sport pembalap indo era 2tak.. dimana kebanyakan area rear dibuat celup semua..?? cb liat RG sport Felix J, SHRT, lavida dll… ban blkg kanclep smua..dan mmg kentjang..hahhaa

    • Saat itu GP500 juga ceper2, memang eranya waktu itu jok serendah mungkin biar stabil. Kalau era sekarang dengan sudut kemiringan motor waktu nikung gila2an udah gak bisa pakai jok ceper lagi

  8. Rider bagus dari Ausy, lebih bagus lagi kalo pinter manajemen keausan ban yang dia pake’ gak asal agresif aja. Udah pas sebenernya di tim kencang

  9. Ducati motor terpowerfull dan inovatif..sayang beribu sayang..faktor pembalap tok..marquez udh dpagar, kykny cocok tarik iannone lg wlw sruntulan tp dia mampu jinakin desmodromic

  10. Ban belakang gak lebih boros ya?(terutama dinding ban yg dipake waktu keluar tikungan) karena shock belakang tertekan, beban yg diterima ban belakang lebih maksimal karena gak ada redaman dr shock

Leave a Reply to mulyadi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here