TMCBLOG.com – Ketika sedang membicarakan Soal Holeshot Devices 2.0 Ducati yang bisa diadjust ketinggian seat heightnya sepanjang race Dalam sebuah Podcast,  MotoGP technology Guru – Neil Spalding menginformasikan kepada Toby Moody Bahwa sebenarnya apa yang direalisasikan Oleh Gigi Dall Igna mulai Tahun 2019 adalah sesuatu yang berasal dari Temuan Ducati Tahun 2001 . . mendengar hal ini jelas tmcblog kepo bukan Main

Langsung saja tmcblog cari dan benar saja Tahun 2001 yang lalu Ducati Motor Holding SpA telah Mem-filekan satu Desain Paten di mana dua Orang Yang terdaftar namanya di sana adalah Claudio Domenicali dan Filippo Preziosi. Yap Nama yang pertama tentu Sobat sekalian Kenal karena sekarang ia adalah CEO Ducati sementara Nama Kedua Juga aktif di Team Factory MotoGP Ducati sebagai General Manager Team sampai mengundurkan diri karena masalah kesehatan di tahun 2013.

Yang menarik adalah File itu berjudul ” Motorcycle with active rear suspension unit providing improved braking  “ dan Benar saja bahwa Baik Domenicali dan Preziosi mendesain satu sistem mekanik dimana Rod dari suspensi belakang yang biasannya berbentuk besi pelat pejal digantikan dengan sesuatu yang berbentuk pompa hidorilis sehingga bisa berubah panjang – pendek bergantung pada banyaknya tekanan Hidrolik yang diaplikasikan kepadanya  . ..

Dalam Gambar yang bisa tmcblog peroleh terlihat bahwa ada dua keadaan dimana yang prtama terlihat swingarm posisinya standar sementara keadaan kedua terlihat posisi pivot dari swingarm terlihat agak turun. Dan jika pivot depan turun maka secara umum akan membuat ketinggian dari posisi duduk Motor jadi turun.

Tentu Pada Musim 2020 ini kreasi yang ditunjukan Ducati jauh lebih advance di mana Mereka bisa mengaktifkan ketingian naik dan turun melalui sebuah tombol di Handlebar. Perkiraan tmcblog, sistem Holeshot Device 2.0 Ducati saat ini menggunakan Sebuah Sistem Hidrolik dimana da sebuah reservoar besar yang berupa tekanan Yang disiapkan. Menruut tmcblog ini Mirip seperti reservoar tekanan yang disiapkan untuk sistem Valveterain Peneumatic.

Saat Pembalap Menurunkan seat Height, Maka seperti ada tekanan yang direlease (dilepas) dan sementara saat mereka mau membalikan lagi posisi Seat harus ada tekanan yang siap untuk membalikan posisi rod dari suspensi belakang. Karena menurut regulasi sistem beginian Nggak Boleh Elektrik, maka logikanya mereka akan mempersiapkan ‘cadangan tekanan Fluida besar’ dalam sebuah reservoar . Reservoar besar berisi tekanan Hidrolik ini disiapkan dan telah diukur bisa untuk dipakai menekan dan melepas tekanan sepanjang Race . . . tebakan tmcblog kalau ada foto bongkaran Ducati Desmosedici GP20, kayaknya akan terlihat tambahan reservoar ini dibalik Fairing.

Ducati diuntungkan dengan penggunaan Valveterain Desmoderomic sehingga mereka nggak Butuh Reservoar untuk menjaga tekanan dari sistem Pneumatic. Nah Sekarang mereka menggunakan reservoar ini untuk sesuatu hal lain yang beguna . . semua ini adalah perkiraan tmcblog berdasarkan gambar Patent Ducati – Domenicali – Preziosi di atas . . Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna.

Taufik of BuitenZorg

20 COMMENTS

    • Good sarcasm wkwkwkwk..
      Faktanya founding father beneran dari italia di motogp adalah MV Agusta. Ducati mah bau kencur klo dibanding merk italia yg kebanyakan udah bangkrut

        • Wkwkwkwk.. mv agusta turun di motogp ibarat ferrari yg ikut F1 murni buat ngelampiasin passion balap di tahun 45-50an.

          Gw lagi ngomongin siapa pabrikan italia yg duluan ikut & berjaya di motogp pertama kali, bukan ngomongin saham kepemilikan secara bisnis.

          (mungkin maksud lu mv agusta pernah di bawah bisnis ducati, tp itu bisnis & gw ngomongin soal founding father dari itali di motogp)

  1. Kalo reservoir apa gak nambah bobot signifikan secara berisi fluida. Imajinasi liar ini perpaduan hidrolik dngn mekanisme pegas.

  2. Wahh jadi di dalam fairing duc ada semacam tabung kompresor ya? macam rem angin di bus yang cus cus cus waktu ngerem.
    Mungkin bentuknya kaya tabung elpiji melon 🙂
    Manteb.

    • Tabungnya sebelum race di isi angin dulu yang siap cas cis cus sepanjang race. Jadi gak perlu ngandalin tenaga mesin buat isi angin

  3. Misal gini bro, sewaktu nurunin ketinggian tempat duduk kan mereka bisa memanfaatkan tekanan dari bobot motor di bagian belakang sewaktu berakselerasi. Saat itu kan suspensi belakang pasti terkompres, jadi fluidanya gerak dari tabung kecil di deket suspensi ke reservoirnya.
    Terus sewaktu ngerem bobot motor otomatis jadi ke depan, suspensi belakang yang tadinya terkompres jadi ketarik lagi (tekanan di tabung kecil lebih rendah dari di reservoar). Berarti tinggal ngatur katup di saluran fluidanya pake 2 tombol itu.

  4. Pengalaman saya malah kalau bikin technical drawing macam gini lebih mudah digambar manual lalu discan ketimbang bikin di kompi.

    Dari jaman nih orang masih pake nick “Profit???” hingga sekarang benar2 belagunya keterlaluan. Pinter boleh, sombong jangan. Keyboard warrior mah gampang belagak paling cerdas di balik layar, coba aja kalau ente berani bersikap kek gini di lingkungan kerja.

  5. sepakat sama sigembul di atas. saya pikir tekanannya dari angin, bukan dari cairan yang nambah bobot signifikan ketimbang udara.

    secara motogp itu kencang, jadi bisa nambah angin menggunakan udara yang dibelah. ketimbang terbuang, mampatkan saja.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here