TMCBLOG.com – Marc Marquez memang mau tidak mau akan dibanding bandingkan dengan Pembalap yang cukup sukses dan pernah meraih gelar Juara Dunia dengan Honda yakni Casey Stoner. Kita pernah membaca Perbedaan keduanya menurut pendapat Luccio Cecchinello dan Kita juga pernah mengetahui juga pendapat Sosok pembalap yang pernah bertandem dengan kedua sosok ini Yakni Dani Pedrosa. Kita Juga pernah mengetahui pendapat Paolo Ciabatti mengenai kelemahan Marc Marquez dibandingkan Dengan Stoner. Nah bagaimana pendapat team Manager Yang pernah menangani keduanya Yakni Livio Suppo . .

Kepada Sky Sports MotoGP Livio mengatakan : ” Dari sudut pandang karakter, Marc dan Casey saling berkebalikan. Sosok yang pertama ( Marc ) selalu Positif, selalu senang, ia selalu bisa mengelola dengan cara Melihat setengah gelas penuh. Casey memiliki karakter yang lebih sulit, Mudah baginya untuk marah dan jika ada sesuatu yang salah, ia bisa meningkatkan sisi Negatifnya sendiri “

” Di sisi lain Marc bisa mengelola sesuatu yang salah dengan cara yang positif. Menurut pendapat saya itulah kelebihan utama Marc yang telah memenangkan 6 dari 7 Kejuaraan dunia Terakhir. Dia selalu berhasil memanfaatkannya dan terutama mudah mengatasi saat-saat sulit. Jika ia bisa melakukannya dengan mudah, hanya ia yang tahu. Pada kasus apapun ia selalu bisa memberikan sisi positif. Pada olahraga yang membutuhkan isi kepala pembalap hal tersebut adalah mendasar dan Penting. “

” Marc masih sangat muda dan sulit untuk berpikir kapan ia akan mundur. Bukan kebetulan bahwa Honda telah melindunginya selama 4 tahun lagi, saya pikir mereka melakukannya dengan baik. “ Ini mengartikan bahwa menurut Livio, Bahkan dengan harga tinggi sekalipun, Marc Márquez adalah sebuah investasi. Kalau kamu sendiri pendapatnya seperti apa bro ?

Taufik of BuitenZorg

39 COMMENTS

  1. “Pada olahraga yang membutuhkan isi kepala pembalap hal tersebut adalah mendasar dan Penting. “
    ________________________________________

    Yup, isi kepala jauh lebih penting drpd isi mulut…

  2. dari sisi positifnya ini bisa kita liat betapa solid tim crewnya, gk ada yg disalah2in, sama2 membangun dan mengisi

    • Jadi inget kejadian black flag, marahnya dia mentok ngacir gitu aja pas dikasih tau krunya. Santi sdh deg2an kena pecat.

  3. Yupp marquez selalu menebarkan sesuatu yang positif, contohnya yak suka senyam senyum dan ketawa depan media itu loh ?
    Mau kondisi sesulit apapun dia minimal bakal senyam senyum didepan media ketika diwawancara. Gak pernah cemberut, masang muka asem apalagi menjatuhkan lawan depan media ?

  4. Btw suppo pas keluar dari repsol sempet rame beritanya bakalan nyeberang ke yamaho. Sekarang hilang gitu aja wakakaka

    • Betul. Stoner serba kesusahan, balap juga dipaksa bokap. Marquez sebaliknya, minta apa aja diturutin termasuk minta jadi pembalap didukung abis sama bokap. Stoner ini 11-12 sama Zarco, mantan orang susah. Masuk GP pakai keringet. Beda sama Marquez maupun Lorenzo, masuk GP tinggal gas aja. Makanya biarpun bakat sama-sama luar biasa, jumlah torehan juara dunianya beda. Udah hukum alam di bidang apapun mau olahraga, politik, akademik, bahkan agama (ustadz) kalau ada 2 bocah punya talenta sama tapi beda perlakuan di masa awal karirnya, bocah yang sedari kecil punya minat di suatu bidang kemudian didukung ortu pasti lebih banyak torehan prestasinya dibanding bocah yang harus susah payah dulu. Bakat dan talenta boleh sama, tapi prosesnya yang membedakan hasil akhir. Stoner harus susah payah mencintai balapan, biarpun ada bakat dia awalnya ga tertarik jadi pembalap, itu udah konflik batin dia di awal karir dan ujungnya mutusin pensiun pas merasa ambisi bokapnya udah dia penuhin. Zarco pengen jadi pembalap, tapi ortunya miskin sampai dia jaman masih sekolah anak seusia dia cuma sibuk sekolah dia sibuk nyari duit sendiri, numpang idup sana sini biar sekedar bisa sewa motor. Bakat memang bawa Stoner dan Zarco jadi juara dunia, tapi kondisi masa kecil yang bikin torehan juara dunia mereka lebih dikit dari Marquez, Lorenzo, bahkan Rossi. Kalau Rossi ga usah di tanya, jangankan sama bokap, sama Michelin dan Yamaha aja minta apa aja diturutin, pasti kinclong prestasinya melebihi yang sama-sama berbakat tapi punya keterbatasan macam Biaggi yang baru mulai balap usia 19 tahun, Gibernau yang melawan usia, dan Melandri yang cuma dapet motor dan ban alokasi satelit.

  5. ” Marc masih sangat muda dan sulit untuk berpikir kapan ia akan mundur. Bukan kebetulan bahwa Honda telah melindunginya selama 4 tahun lagi, saya pikir mereka melakukannya dengan baik. “ Ini mengartikan bahwa menurut Livio, Bahkan dengan harga tinggi sekalipun, Marc Márquez adalah sebuah investasi.
    —————————————————
    ‘Bisnis tak ada bedanya dengan bermain gambling yang terukur’ dan HRC dalam medan pertempuran MotoGP inipun gambling juga dengan menggelontorkan dana besar hanya untu mendapatkan “kartu AS” sekaligus mengunci untuk 4 tahun ke-depan di MotoGP ini.

    IMHO

    • Owh.. kalau manusia satu itu mah, hanya pentolan pemandu sorak yg berharap marquez hijrah ke sembahannya. Padahal biarpun marquez pindah ke yamalu, marquez bs ikut zonk saking lemotnya tuh mrongoz 1 ?

  6. Passion dr hati dibanding yg ada unsur paksaan dr ortu pasti ada bedanya,yg ada paksaan ortu ada keinginan untuk segera menggapai yg diinginkan ortu dan bisa segera bebas ngelakuin yg diinginkan sendiri

    Kayak anak yg ngambil mata kuliah sesuai passion sama ada paksaan ortu,pasti beda

    • Nah ini bener nih, dulu jaman gw kuliah kalo temen yang kuliah cuma dipaksa ortu lulusnya lama, 10 tahun ada yang 12 tahun tergantunh kampus dia batas studinya berapa tahun pasti baru lulus di semester terakhir. Beda sama yang sedari awal niat kuliah, 5 tahun 6 tahun udah lulus. Itu jaman 90an. Kalau jaman sekarang lulus 6 tahun udah dianggap aib ya

  7. Mwnurur gw suppo ini oaling ngerti maec sama stoner, dan betul menurut suppo marc selalu positif, masih inget saat marc black flag di PI, dia masih tetep positif dan mentalnya ga down, padahal masih rookie, dan akhirnya mampu juara dunia, bahkan menurut gw mentalnya lebih bagus drpd rossi, rossi 2006 race terakhir leading point sudah juara dunia 5 kali (bukan rookie) malah kalah mental dengan berbuat kesalahan sendiri sehingga juara dunia lepas ke hayden

    • Tapi kata yg bersangkutan itu salah Toni Elias di seri pertama, bukan salah dia sendiri di seri terakhir wkwkwk

  8. Selain dukungan dari sang ayah, Marc juga seperti punya motivasi lain yaitu “ngemong”
    dan jadi “coach” bagi si Alex adiknya.. Si Marc merasa harus terus menang dan memang harus terus bermental positif di depan sang adik.. Misinya berhasil karena adiknya mengikuti jejaknya jadi champion di dua kelas

    Hubungan Marc dengan Alex ini termasuk langka.. Kakak-Adik yg sangat sangat akrab, masih tinggal bersama, saling menjaga, satu profesi yg sama, hingga kini satu garasi yg sama

    Tanpa kita sadari, sedari awal Marc turun di MotoGP itu dia kerja keras menyiapkan suksesornya.. Dia menunjukkan “brother, begini lho caranya racing yg bener”

    Mungkin itu penyebab Marc selalu positif karena ingin jadi yg terbaik di mata adiknya

    • Indeed, gw juga mikirnya gitu.

      Coba aja perhatiin sosmed mereka berdua, terutama Marc, lebih byk postingan ttg Alex dan kegiatan mereka sehari-hari.

      Inilah contoh nyata bagaimana the older brother threat his younger.

      Kalo udah gini, gw prediksi duo Marquez akan dominasi total di MotoGP 2 atau 3 tahun mendatang. Unless, duo Yamaha dan Suzuki sanggup menahan mereka

  9. Sisi lainnya yang dapat kita tangkap adalah HRC yang sekarang bukanlah HRC yang dahulu. Sadar bahwa pembalap juga merupakan satu paket dengan motor, kini HRC lebih menghargai pembalap. Motor mantab tapi pembalap kurang atau tidak mantab ya sama dengan ampas. Begitu juga dengan pembalap mantab tapi motor nya kurang atau tidak mantab ya sama aja dengan zonk

Leave a Reply to tolete tebelum Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here