TMCBLOG.com – Dalam Sebuah Serial Dokumenter yang dirlis Oleh DAZN dan sempat dipublish Gazzeta, Marc Marquez mengungkapkan apa yang ia bisa jelaskan mengenai batas batas antara pertemanan ( friendship) dan Rivalitas Kompetisi terutama di Arena balap MotoGP. “Kami adalah pembalap dan petarung : Ini adalah sesuatu yang kami lakukan semenjak kecil dan ketika kita ingin bisa masuk di celah kecil itu (Ruang ketika Overtake) maka hal tersebutlah yang membuat makin menarik. “

” Jika ada kontak dari belakang, hal pertama yang saya lakukan adalah berbalik badan untuk melihat siapa yang melakukannya. Saya ingin tahu siapa yang menyentuh saya, itu adalah hal pertama yang saya lakukan dan itu semua adalah reflek. Faktanya saya selalu bertanya kepada diri sendiri ‘ ngapain saya bebalik badan dan membuang buang waktu ? ‘ , namun saya memang begitu, itu hadir dari diri sendiri, lalu kemudian kita bisa melupakannya dan kembali ke ritme semula “ Dari pengakuan Marc di atas, jadi cuma buat memenuhi ke kepoan saja ? Asal tahu doang ?

Lalu Marc Marquez juga berbicara mengenai Rivalitas dengan Pembalap lain termasuk dengan Valentino Rossi. ” Apa yang saya pelajari selama ini adalah ketika berada di atas Motor, kita itu sendiri. Kita memiliki team di belakang yang bekerja dengan keras dan menjadi bagian kesuksesanmu, namun ketika di atas Motor maka keputusan terakhir terserah dirimu dan disanalah kamu harus mengikuti instingmu. Balap di motoGP artinya berkompetisi dengan mereka yang menjadi Idolamu seperti Valentino Rossi, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, orang orang di mana kita bisa lihat mereka melakukan hal hal yang berbeda. Membalap bersama mereka adalah sesuatu yang luar biasa”

” Dengan Valentino banyak hal yang bisa dipelajari : Hubungan kami baik, seperti juga dengan pembalap lain. Namun hubungan akan bagus ketika kita tidak memperebutkan tujuan yang sama . Hal yang sama terjadi antara saya dan pedrosa, kami adalah teman, namun ketika berjibaku untuk satu kejuaraan yang sama , ketegangan itu hadir dan Hubungan antara kami hanya sekedar mengatakan ” Hai, apa kabar mu ?”, ” Baik, terimakasih dan lain lain. Namun ini adalah ketegangan yang sehat, Dibutuhkan untuk sebuah kompetisi ” 

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

45 COMMENTS

  1. Bener sih..
    Apalagi posisi finish menentukan besaran bonus, tambah “individualistis” lah mereka di atas track…

  2. Gue rasa rossi jg berteman baik (bukan akrab) sama marq di lusr lintasan, yg ribut2 diluar lintasan cuma fans2nya aja si..

    Nonton balapan buat gue gk harus fanatik sama 1 rider atau brand motornya. tp bisa nikmatin fight antara 1 rider dgn lainnya.

      • Kan gue bilang gk harus fanatik, gue ngedukung semua pembalap biar bisa kasih hasil maksimal buat dia sendiri.

        Sama aja kayak nonton bola, gue gak fanatik sama 1 club manapun, tapi gue ngedukung club manapun yang bisa bikin enjoy ngeliat pertandingan.

        Paham? Mudah2an nyampe otaknya.

  3. masih menunggu teori konspirasi dr para FB,,
    menurut ane ya inilah jawaban yg paling tepat dr rivalitas Marc dgn yg lainnya,

  4. Kecuali melambat di tikungan dan memaksa menggiring orang lain keluar track bahkan menendang dengan sengaja.. itu bukan kompetisi sehat… IYKIM

  5. Sangat berfaedah…
    Ketika di atas track maka kompetisi membakar tensi, coolernya adalah sportifitas.
    Ketika di luar track kembali bersilaturahmi sebagai insani, heaternya adalah egoisme.

    Marq sepertinya telah belajar ilmu nahwu/shorof waktu ke Indonesia….

    • Bukan nahwu shorof lebih tepatnya telah belajar TA’LIMUL MUTA’ALIM lanjut belajar FIQIH dan diolah dg belajar ILMU MANTIQ di pesantren NUsantara makanya marqez kalo bicara itu seperlunya/sesuai apa yang ada dan selalu ANDAP ASHOR.

  6. Sayangnya Rossi cenderung memusuhi siapapun yang jadi rival beratnya wkwkwk

    Segala ngajak gelut yang lebih tua sebelum prescon lah, nyumpahin orang lah, ngatain pembalap lain menang karena motor lah, tembok cina lah, teori kontrasepsi lah, sepak takraw lah wkwk

  7. MarqueZ emang manusia yg disiapkan jd idola baru di motogp, blm pernah kepleset lidah, bahkan saat masih belia digp 125

  8. Tapi memang keakraban rider skrg gak seperti dulu, seperti yg diungkap schwantz: habis balap dulu masih bisa pesta, main ke motorhome rider lain, atau seperti yg dia buat dgn om lawson jalan2 ngebut2 nyewa mobil porsche dan berakhir masuk jurang ? klo skrg mereka terikat sponsor dan kontrak, udh diatur apa yg bisa dan tdk bisa

    • Ngak usah jauh jauh om,

      Jaman kita kecil dan sekarang juga jauh,

      Jaman kita kecil di desa, lebaran keliling rumah rumah, salaman, kaya di film upin ipin.

      Sekarang tradisi di desa juga dah ngak ada.

    • Bentar bentar kayanya ada deh di salah 1 artikel wak haji yang sempet membahas pesta. Sekarang masih ada, ketika itu rossi diundang pesta sama crew repsol kalo gak salah. Bentar saya cek artikelnya

      • Ini kutipannya disalah 1 artikel
        Hodna selalu menyelenggarakan pesta di venue Phillip Island dimana pembalap lain juga datang: malam itu juga Rossi datang.

    • @Abdul
      itu pesta resmi bro kalo gak salah, HRC dan sponsor. klo jaman dulu pesta bebas, alkohol, rokok aja boleh ?

      • Pembalap sekarang pake pola hidup dulu auto jurukunci. Kebanyakan alkohol aja bikin penampilan ga konsisten, apalagi nyedot asap rokok.

    • @Ganti cangkir
      emang iya malah merusak karir ya ? cuma aku berpikir gmn kalo ikatan sponsor gak terlalu ketat, rider gak mesti hadiri segala macam acara, pasti kekraban akan lebih terbangun….

      • @ridhojms bisa aja bro pembalap, tp kerjanya cuma mbalap, ga harus hadir ke macam2 acara. Asalkan pembalap itu gak membutuhkan sponsor..wkwk jdi ga perlu jadi brand ambassador produk apapun.?

  9. Ada seorang tokoh legenda, yang kalau menang nganggap semua adalah karena jasanya, tapi kalo kalah adalah salah kru, tim bahkan yang buat motor disuruh sungkem.

  10. Terlalu normatif kalimat si markes..
    Mestinya yg rada2 keren donk supaya jadi legendary quote seperti : your ambition outweighed your talent

  11. Sebenarnya mm ini mirip sama si anu. Bedanya, markes menoleh kebelakang untuk sekedar kepo. Si anu menoleh kebelakang untuk bersiap-siap melancarkan jurus tendangan tanpa bayangan, dan usahanya sukses mengantarkan P3 di sepang.

    Pernah saya baca di media, sebenarnya tipikal si anu ini memang licik. Tapi dengan pengalamannya, semua terlihat alami padahal sudah direncanakan.

Leave a Reply to Debat Cerdass Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here