TMCBLOG.com – Sistem valevetrain dari Kawasaki ZX10R masih DOHC, namun Saat awal kawasaki memperkenalkan sistem ini terlihat ada semacam ‘lengan’ ( warna Hijau) yang hadir antara Camshaft dan Valve. Namun ternyata itu Bukan ‘lengan’ seperti yang lumrah kita lihat di mesin mesin SOHC dan dinamakan sebagai Rocker-arm. Oleh Kawasaki dinamakan Finger Follower sistem.

Di Sistem Penggerak Valve Biasa dari sistem DOHC Kita bisa melihat antara Lobe dari Camshaft hadir semacam ‘Bucket’ / Topi dari Valve. Nah Bagi kawasaki Kehadiraan ‘topi’ dari Klep ini harus ”disingkirkan” karena buat ZX10R dan ZX10RR yang berkompetisi secara agresif di Track ada hal hal yang merugikan menurut perhitungan mereka yakni :

Yang pertama Dengan menggunakan Finger follower maka sistem valve akan lebih ringan 20% dari bobot Valve dengan Topi/ Bucket valve sehingga jelas akan menguntungkan pergerakan. Ini dikarenakan bucket/ topi dari vale akan ikut bergerak turun naik sesuai gerakan valve sementara Finger follower nggak. Logikanya Lebih mudah bergerak naik turun dengan sesuatu yang lebih ringan dari pada sesuatu yang lebih berat.

Yang kedua Menurut kawasaki Bentuk fisik dari Finger follower lebih sederhana dibandingkan dengan Bucket Valve. Dan Buat Motor dengan bentuk Lobe dari Camshaft yang agresif maka Diameter dari bucket valve yang lebar akan melimitasi space pergerakan dari Valve. Coba sobat Lihat deh . . bentuk dari finger follower hanya membatasi bagian depan dari, sementara Bagian belakangnya nggak ada Finger follower tho dan ini berbeda dengan bentuk Bucket valve dimana Bagian belakangnya ada bagian yang tetap terkena lobe camshaft . . . Harus pakai Foto nih jelasinnya.

Untuk ‘Camshaft agresif’  sendiri tmcblog sudah bicara dengan Mas Imam bengkel sepeda motor dan menurutnya jenis Cam seperti ini membuat Valve membuka bahkan sebelum Piston turun dari TMA setelah seklus Exhaust . . . tujuannya macem macem, salah satunya adlaah membersihkan ruang bakar dari sisa pembakaran di siklus sebelumnya.

Namun Negatifnya tentu secara umum Biaya total Produksi bentuk finger Follower akan lebih mahal bila dbandingkan dengan Bentuk Bucket valve. Bucket valve lebih mudah dibuat, pada dasarnya hanya selembar metal yang dibentuk seperti bucket. Sementara bentuk dan material pembentuk dari finger follower nggak main main. Sebenarnya dulu kawasaki pernah pakai sistem Finger follower ini di GPR750 dan ZXR750 namun dihentikan karena hadir permasalahan durabilitas dari permukaan kontak dengan lobe camshaft. Nah saat ini kawasaki balik lagi dengan menggunakan Bahan yang lebih kuat dan durrable yakni melapisi daerah permukaan kontak dengan DLC ( Diamond Like Carbon).

Taufik of BuitenZorg

44 COMMENTS

    • @alan: anti folowerr gimana wong cbr150 yg katamu dohc hello kitty udah pakek “finger follower” ini duluan.. gimana sih..
      Buta merk boleh, buta ilmu jangan

  1. “sistem valve akan lebih ringan 20% dari bobot Valve dengan Topi/ Bucket valve sehingga jelas akan menguntungkan pergerakan”

    saya rasa ini kurang lengkap kalimatnya.. kalau lebih ringan dibagian yang ditekan iya, sehingga dapat mengurangi “float”, tapi kalau secara keseluruhan sistem valve ya jelas lebih berat donk (lom lagi bobot head bertambah).
    sebagai contoh dibutuhkan as untuk poros finger follower yang mana sudah lebih berat dari bobot bucket itu sendiri, belum lagi dimensi head yang harus sedikit lebih lebar untuk mengakomodasi sistem finger follower (penambahan material aluminium pada head dan finger follower itu sendiri.

    untuk sistem finger follower yang termasuk efisien saya rasa ada di cbr250r dan cbr150r overstroke dimana cukup 1 lobe untuk setiap 2 valves

    • yg dipake cbr 150 & 250 lebih baik, situ nglawak, ini mesin 1000 cc bos, performance oriented
      masak kelas atas teknologinya dibawah kelas bawah

        • @Draco
          maklum netizen indo kalau komen paling hebat, nambahin kecap juga ga kalah..

          @sokyouknow
          pegang dulu barangnya baru counter ya..

    • sama2 ngejar efisiensi namun sepertinya yg di cb150r/cbr250 single cyl bertujuan ngirit cost prod, sedangkan di zx10r lebih kearah performance

      • @aris
        kalau jumlah cam lobenya lebih sedikit, seharusnya beban untuk muterin camshaft lebih kecil ya.. ujung2nya ke performance juga sih. selain itu kalau di cbr250r itu pakai roller pada bidang yang bergesekan sama cam lobe, saya kurang tahu juga friksinya besaran mana klo dibanding “flat” surface dengan DLC. bedanya klo di cbr250r itu armnya jadi lebih panjang (nanti berhubungan dengan rasio lift, bobot total, dan dimensi head).

  2. Rocker arm di sohc bukannya kerjanya di ungkit di ujung ketemu lobe camshaft…dan nekan ujungnya di pelatuk klep…
    Ya lain lah kalo di samain sama ini…

  3. Utk harian ga perlu sendal swallow mahal.

    Jd inget saluto, imut² gmn gitu.
    Apkh wak haji bisa tanya petinggi sis, nex II bgs, tp bagasi terlalu kecil & blm keyless.

  4. DLC ( Diamond Like Carbon), material mantab yang pernah ada di ring seher Yamaha V-ixion dengan kode 3C1. Tapi semua berubah ketika negara vampir menyerang, DLC hilang entah ke mana dan menjadikan manusia sebagai ternaknya.

    Hiks….hiks….DLC pada 3C1….sekarang hanya menjadi kisah klasik saja.

  5. apa ZX25R mungkin juga pake sistem sperti ini? karena koko Mike bilang ada turunan teknologi dari ZX10RR ini

    • Masio gk dikasi kayak ginipun masih sanggup std geber 20.000 rpm bos.. soalnya stroke super pendek sangat memungkinkan sekalipun dikasi material gak super spesial..

      Tp apapun itu mudah2an sih zx25 dikasi teknologi bener2 turunan zx10rr sih biar makin afdol hehehe

  6. menurut ane (sebagai tambahan aja sapa tau bisa salah)

    1. Sepertinya bukan masalah bobot lebih ringan atau berat tujuan aplikasi finger follower ini. Tapi nambah DOF gerak dari mekanis cam dan valve. DOF singkatan dari Degree of Freedom. Sering dipakai di Sistem Dinamis dan Mekanika Struktur, tapi dibahas juga di statistika (iya, bukan cuma engineering yg pake DOF, anak MIPA juga pake DOF di statistika). Nambah DOF dari gerak sistem mekanis ini bertujuan untuk rekayasa formulasi gerak dari valve. Ane contohin: Klo pake sistem bucket (ane nyebutnya direct shim tap) semisal cam memberikan gerak ke sumbu x sebesar 5mm, maka valve (seharusnya) gerak ke sumbu x sebesar 5mm juga (asumsi belum floating, dll) itu sistem 1 DOF. Dengan tambahan finger follower, maka gerak cam tadi ke sumbu x sebesar 5mm, maka valve belum tentu gerak ke sumbu x sebesar 5mm juga (bisa kurang bisa lebih) karena formulasi geraknya beda (biasanya di kuliah namanya persamaan gerak). ini baru gerak ke sumbu x, bisa jadi ada tambahan ke sumbu y, dll. G usah bingung sama DOF, klo mau tau lebih banyak ambil jurusan fisika sama teknik mesin, kalo nggak ya gak perlu dipikirin dalem2 soalnya tidac berguna.

    2. Klo dilihat dari geraknya cam ke valve, di direct system, pressure point dari cam itu cuma di satu titik lokal dari bucketnya. biasanya di tengah2 bucket. Sedangkan jika pake finger follower sepertinya pressure point akan lebih menyebar g cuma di tengah aja tapi nambah ke samping2nya di finger follower alias pressure area lebih besar di sistem ini (kemungkinan besar). Artinya dengan gaya penekanan yang sama oleh camshaft, maka tekanan dihasilkan lebih kecil karena area lebih besar. Artinya tegangan lokal di sistem finger follower akibat cam’s pressure lebih kecil, artinya apa? material lebih aman, artinya apa? durabilitas meningkat (baik deformasi plastic maupun fatigue)

    3. Tapi kalo area pressure lebih besar artinya area gesekan lebih banyak? lebih berat dong gesekannya? lebih gak efisien? Belum tentu. Karena ada treatment, tadi dijelaskan diberikan DLC, DLC ini meningkatkan kekerasan dan juga mengimprove surface condition. Artinya? Lebih kuat? tidac lebih kuat dong. Lebih keras belum tentu lebih kuat. Keras tidac sama dengan kuat. Keras didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk dapat tahan menerima indentasi. Contoh keramik lebih keras dari aluminium. tapi aluminium lebih kuat dari keramik. Makanya bahan rem ada yg pake keramik komposit tapi bukan aluminium. Karena material yg keras memiliki wear resistance yg baik. Jadi fungsi DLC ini meningkatkan surface hardness material finger follower dan juga memperbaiki surface condition. Maksudnya surface condition adalah keadaan permukaan yang biasanya dinilai dari kekasaran permukaan, bisa jadi DLC mengurangi kekasaran permukaan dari material finger follower. Kombinasi keras dan permukaan yang baik akan meningkatkan wear resistance dari material = improve durability.

    Kayaknya itu deh alasan KHI pake sistem ini di ZX10R atau RR. KHI jago klo buat metal, mereka kan punya pabrik baja, biasanya klo punya pabrik metal, jago main treatment juga.
    Background ane Mechanical Engineering, sekarang Postgraduate program di ITS (sapa tau ada yg opini ane cuma ngaco doang ngomongnya)

    • Yup
      Wow this is the real engineer
      Not that one that claim to be
      1. Betul tpi memang dof ini gak banyak yg paham terutama ane yg skip elemen mesin hadeh puyeng, ini kelebihan finger follower, kalau gampangnya dg finger follower bsa d set rationya sehingga dg lobe sama bsa menghasilkan lift yg berbeda (bsa lbh tinggi atau lbh rendah) dsini engiineer bsa bermain dg lift lbh tinggi tpi pakai lobe yg sama. Sehingga potensi power mesin lbh besar.
      2.yup bucket tidak memiliki mekanisme lagi hanya d tekan saja, selain dof cma sgtu, ya pressure point pas 1 titik saja, pakai finger follower justru pressure akan melebar mengurangi resiko fatigue material.
      3. Kelemahan bucket jga surface treatment terbatas, entahlah ini secara manufaktur benar atau tidak, tpi gak pernah lihat bucket dg surface finishing khusus. Dg finger follower, bsa dilakukan surface treatment dg dlc untuk meningkatkan kekerasan sehingga lbh tahan wear, dan mengurangi friksi dg lobe cam, atau bsa d gunakan roller yg memiliki friksi lbh rendah lgi dg kompromi durability. Dg surface treatment ini jga menguntungkan secara sifat mekanik, misal. Bahan finger dri campuran almu alloy yg ringan ulet n tangguh, tpi kekurangannya lembek, maka d treatment dg dlc sehingga permukaan gesek dg lobe cam lbh tahan wear dan licin, tanpa mengurangi ketangguhan finger sendiri, cba kalau finger d buat keras dia jdi brittle gampang retak n patah walaupun keras

      • Bener banget, alumini harus di treatment dulu buat komponen dalam mesin (karena ekspos thermal dan juga mungkin chemical misal oli, grease, dll).

        Trus juga sepertinya bucket susah untuk treatment lanjutan, karena thickness partnya sepertinya.
        Sesuatu yg tipis dan kecil (relatif kecil) agak susah sepertinya diberikan treatment mekanis (ane blm tau DLC diberikan melalui treatment mekanis, thermal, chemical, atau gabungan) karena jujur aja ane blm pernah pake DLC, coating yg pernah ane berikan ke benda terbatas pernis cat dulu buat gunpla dan paint job motor, sama rubber coating buat sasis mobil.

        Tapi berdasar gosip di IRC 2017 dulu, ada tim di honda dan yamaha camnya dicoat DLC klo g salah. Jadi DLC sebenernya udah diaplikasikan di ranah balap tanah air kita.

        Sayang metalurgi di Indonesia untuk aplikasi bidang otomotif agak melempem, beda dengan aplikasinya di bidang industri misal piping boiler, dll udah agak maju lah se ASEAN.
        Piston FIM aja metalurginya pake resep jepang
        #maafmelenceng hehe

  7. hm komentarnya pada cerdas semua kaya yg bikin artikel… artikel nya mencerdaskan…. sampai2 di kolom komentarnya jg

  8. …..komentar cerdas diambil ilmunya aalau sebatas permukaan , kan ngk semua background keilmuan dan tingkat yg sama, yg ngeyel jg ngk berilmu (maaf kurang ilmu nya) anggap pengembira ,yg negatif semoga jadi positip …. amin

Leave a Reply to nedar Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here