TMCBLOG.com – Dalam grup Interview dengan Carmelo Ezpeleta bertajuk GPRoundTable, Matt Oxley bertanya kepada CEO Dorna Sport tersebut mengenai apa yang akan terjadi pada MotoGP pasca 2020 ( 2021, 2022 dan seterusnya) mengingat Pandemi 2020 ini ditengarai akan menghasilkan Efek jangka panjang baik di protokol kesehatan dan Juga Segi ekonomi yang mungkin akan masih terasa dalam 2-3 tahun setelah 2020 nanti. Ada kemungkinan terburuk orang secara umum tidak memiliki kondisi Keuangan yang cukup untuk sesuatu yang sifatnya Tersier seperti Nonton balap MotoGP dan Juga Bisnis ( terutama yang selama ini menjadi tulang punggung/ sponsor MotoGP) Juga ditengarai akan mengalami struggle dan ‘kekurangan ‘ Finansial’ . . Apakah ada pemikiran untuk mengurangi Jumlah Grand prix ?

Seperti biasanya seorang Carmelo Ezpeleta, Ia menjawab pertanyaan Satu menit dengan jawaban bermenit menit. ” Hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah Konsentrasi untuk Musim 2020. Pekerjaan pertama adalah kami bersama dengan MSMA, FIM dan IRTA adalah bersepakat untuk melakukan pembekuan terhadap pengembangan Teknis dari motor untuk mengurangi pembiayaan. Dalam skenario kami juga telah memasukan kemungkinan bahwa besar (partisipasi) Sponsor akan berkurang. Yang kami harus lakukan adalah mempertahakan sisi Sport. Kami tidak mau mengurangi hal hal yang berkaitan dengan ‘show ‘. ”

“Mengenai Jumlah race di 2021, kami masih memiliki kontrak penyelenggaraan sebanyak 20 seri balap, kami tidak dapat membatalkannya. Di sisi lain semua promotor yang telah berbicara pada kami mereka senang untuk melanjutkan. Ketertarikan negara negara untuk melakukan Balapan tidak berkurang. bahkan dalam keadaan ini kami telah menerima dua tambahan lagi di masa yang akan datang”

” Kita butuh untuk mengurangi biaya biaya yang tidak perlu, untuk membuat Budget rendah dan membuat team team independen bisa berkonsentrasi di sana. Tentunya kejuaraan (nanti) akan berbeda dengan apa yang telah diadakan sampai saat ini, namun bukan di sisi sport di mana kita harus mempertahankannya atau membuatnya lebih baik. Tentunya kita akan memiliki kesempatan lebih kecil di sisi marketing. Satu satunya jalan, Jika kita memberikan dana ke paddock bahkan lebih banyak kami berusaha untuk mengkompensasi kemungkinan kekurangan (dana) dari team dari sisi Sport, dan ini adalah Ide kami.  “

”  selama diskusi dengan pabrikan dalam upaya Pembekuan development mesin dan Aerodinamika awalnya mayoritas Pabrikan menyatakan tidak. namun setelah menyadari situasinya, mereka setuju dan disetujui oleh Suara mayoritas ”

” Contoh kedua kami membicarakan kemungkinan penggunaan hanya satu Motor ( per-race weekend) dibandingkan dua motor akan mengurangi biaya. Dan akhirnnya kami mengatakan tidak. Pengurangan biaya (penggunaan 1 Motor) dibandingkan dengan Penggunaan dua motor. Akhirnnya kami memutuskan tetap menggunakan dua Motor (per pembalap per akhir pekan balap). Sebab pertama adalah situasi Flag to Flag masih menarik dan yang kedua jika ada pembalap Crash saat warm-up jika hanya satu motor maka ia tidak memiliki kemungkinan untuk mengikuti Race. Kita bisa mengurangi biaya di hal hal lain “

Dari apa yang disampaikan oleh CEO Dorna Sport di atas, terlihat bahwa Dorna Tidak mau mengubah banyak hal hal yang bersifat sport. mereka akan berupaya menghitung beberapa hal yang tidak penting untuk bisa di maksimalisasi. Dorna Juga tidak berfikiran untuk mengurangi jumlah seri Grand prix di tahun tahun pasca 2020, sehingga dengan demikian menurut tmcblog, Kans MotoGP Indonesia 2021 secara silogismenya Juga masih terbuka lebar

setelah mulai merencanakan race 2020 pada Juli – November hanya di eropa, Mengenai race MotoGp 2020 di Luar eropa sendiri Dorna baru akan mulai menawarkan kepada team di Bulan September 2020 nanti. Namun Tentunya dorna terlebih dahulu akan berkomunikasi dengan Promotor lokal dan Sirkuit terlebih dahulu karena tentunya buat dorna sendiri Butuh Biaya besar untuk menerbangkan Staff Dorna TV dan Staff lapagan mereka ke Asia ataupun Amerika/ Oceania dan salah satunya bersumber dari Fee Lokal dan Penjualan Tiket

taufik of BuitenZorg

18 COMMENTS

  1. Ini sirkuit kan kalo dari ibukota jakarta jauh nih. Ketika nanti ada event disana, pasti kan promosinya ada yg ke ibukota. Kira kira pembalap pada tau gak yak jarak jakarta – mandalika, soalnya yg selama ini gencar dipromosikan itu keindahan alam mandalika jadi aksesnya harus bener bener diperhatikan nih.
    Jangan sampe timbul keluhan kaya dithailand yg jauh dari ibukota bangkok.

    • Lombok beda kasus kayae bro..
      Lombok kan punya bandara sendiri ga perlu jauh untuk menuju ke mandalika, sedangkan jkt sentul lumayan maceeet, apakah bandara lombok siap untuk mendarat pesawat berbadan besar..??

    • Gak perlu dekat ibukota,yg penting dekat peradaban bukannya di tempat antah berantah,itulah blunder yg dilakukan waktu pembangunan Chang Buriram

    • dunia internasional tidak lagi mencari jakarta …

      BALI lah yg di cari secara dari mandalika terlihat dekat ke BALI

      so lupakan lah jakarta … apalagi itu ibukota baru ? …
      hahaha ga ke pake vro

      • Gini loh maksud saya bro bro semua.
        Saat ini pusat pabrikan motor itu kan diwilayah jakarta, dengan adanya event tersebut biasanya kan tiap pabrikan punya event sendiri. Dengan adanya event di jakarta nanti otomatis kan mobilitas para pembalap untuk rute jakarta – lombok akan sangat tinggi.
        Kalo diliat dari beberapa video di youtube itu pembangunan masih sangat terpusat disirkuit, padahal kan ada pendukung lainnya. Kaya rumah sakit, akses jalan, bandara siap menampung pesawat berbadan besar, hotel dll.
        Kalo diliat dari thailand sendiri awal awal event itu kan sangat dikeluhkan sama pembalap. Sebelum event dimulai mereka mempromosikan event ke bangkok dan setelah itu harus balik ke buriram dengan akses yg agak sulit lalu memakan waktu.

        • beda kasus om kalau di tailand dari bangkok ke buriram kalau ga salah lewat jaur darat yg memakan waktu kalau ga salah ya, sedangkan di lombok jikapun promosinya di jakarta naik pesawat ke lombok di sana bandara sudah kelas internasional. dari bandara ke mandalika sekitar 30-40 menit jalan darat dan access jalan juga lancar

        • Ya bikin hall dekat sana untuk keperluan meet and greet atau kegiatan sponsor,Motegi yg tempatnya ada diatas bukit bahkan bus tour nya harus lewat jalan naik turun lenggak lenggok aja gak ada masalah banyak event yg dilakukan hodna disana

        • Jangan diliat dari kacamata kelas bawah. Sekarang mah tinggal pilih dari Jakarta terbang ke Bali atau langsung Lombok. Kalo pola pikirnya jauh secara jarak emang pembalap mau naik bes Jakarta -Lombok kaya anak SMA study tour? Indonesia transportasi lumayan maju, Jakarta – Jayapura aja ga sampai setengah hari kalo ga transit. Lagipula ngapain promk di JKT? Kalo pemandangan Lombok lebih bagus dan layak masuk media?

  2. Status Lombok dr covid-19 masih aman kah?kalo ditetapkan psbb apa proyeknya masih tetap dilanjutkan?

  3. Tanya wak…apa bner klo race jd d slenggarakan scr tertutup awak media akan di minimalisasi,trmasuk crew tv ,nah kan dnger2 cman di siarin di media intern/dorna….pdhl dorna bilang dgn tegas tidak mngurangi sisi “show” itu sndri,lhaa uda ga ada yg nonton d sirkuit trus g di siarin tv jg…brrti kan ga sejalan wak…race itu brrti cman buat championship g ada sisi show entertainernya ke publik….?????(msih g faham waak)

    • Ya benar, bahkan worst Case akan Tanpda Media Di paddock
      Kru TV eksternal tidak ada, mereka hanya akna menerima feed dari Dorna TV
      pada dasarnya TV Sport sekelas Kayak DAZN, Sky Sport, dan Fox Sport pun tidak take shot race sendiri kegiatan Pitlane, dan Di Track, mereka hanya shot sekitaran kegiatan paddock seperti wawancara contohnya

  4. Ini sirkuit tikungan ke kiri cuma 6 sedangkan tikungan ke kanan ada 13, berarti anti Marquez kayanya, kemungkinan Marquez jarang menang di sirkuit ini.

  5. Emang sudah brp persen sirkuit dibangun??? Jangan menghadirkan generasi halu, kayak rencana sentul. wkwkwk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here