TMCBLOG.com – Andrea Dovizioso, Mungkin memang belum pernah jadi Juara dunia MotoGP. Namun Pembalap Italia ini adalah yang paling konsisten meguntit perjalanan sukses Marc Marquez dalam 3 tahun belakangan ini. Ialah yang selama tiga Musim berturut turut mengakhiri posisi championship di urutan ke dua atau Runer up Championship dan berhak menerima Medali perak saat FIM gala tiap tahunnya. Sebegitu hebatnya Dovi, namun pemberitaan akhir akhir ini lebih banyak menyoroti misalnya Rookie Of The year Fabio Quartararo atau bahkan pembalap terbaik Yamaha Maverick Vinales. Dan ini lah yang mungkin membuat Team Manager Ducati factory – Davide Tardozzi sepertinya berang, menganggap ada ketidakadilan.

Kepada GPOne Ia berkata “Andrea adalah pembalap yang diremehkan dan anak emas. Dia diremehkan karena dia bukan manusia media sosial dan orang yang ingin muncul dengan segala cara. Bukan kebetulan dia 3 kali menjadi runner-up kejuaraan dunia di belakang pembalap seperti Marc Marquez, jadi mereka yang merendahkannya tidak mengerti sepeda motor.”

” Saya pikir dia lebih berharga daripada yang pernah dia tunjukkan. Jadi apakah karena dia tidak pernah memenangkan gelar dunia berarti dia memiliki kekurangan? Semua orang memilikinya, bahkan Marquez , jika dia finis kedua, dia mungkin memiliki sesuatu yang kurang dari Marc, namun pembalap lainnya bisa ngomong apa ? “

“Mari kita berhenti memuji semua pembalap lainnya. Jika Andrea telah menjadi runner-up 3 kali, itu artinya dia memiliki beberapa kelebihan. Saya muak mendengar bahwa semua orang yang selesai di belakangnya disebut sosok fenomena sementara dia hanya dianggap salah satu dari pembalap kebanyakan. Saya pikir kita harus memuji dia atas apa yang telah dia lakukan. Buat saya ia tidak seperti kehabisan sesuatu “

Jelas Banget dengan pemilihan kata kata ‘ muak ‘ Tardozi ingin semua orang kembali melihat sesuatu yang sebenarnya ada dihadapan mereka. Sesuatu yang posisi di championship berada di atas pembalap yang dipuji setinggi langit oleh mereka selama paling  tidak tiga tahun terakhir. Seseorang yang selama tiga tahun terakhir telah membuktikan secara empirik bahwa ia adalah pembalap terkuat kedua setelah Marc Marquez.

” . . . dalam 5 tahun terakhir Andrea sangat kompetitif. Saya telah berada di MotoGP sejak 2014 dan saya dapat mengatakan bahwa ia telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik, saya telah melihat motornya, dirinya dan mentalnya yang terus membaik. Dia berusia 34 tahun, tetapi dia adalah anak laki-laki berusia 34 tahun; jika Valentino di usia 41 masih dianggap sebagai pembalap top, saya tidak mengerti mengapa Andrea harus dianggap sebagai pembalap tua ketika dia dalam kondisi sangat baik secara mental, fisik dan merupakan runner-up kejuaraan dunia.”

pict : Chechu Lazaro

” Anda harus jujur secara intelektual untuk mengkritiknya tetapi juga untuk menggaris bawahi hal-hal besar yang telah dilakukannya.” Dan Tidak lupa tardozzi memberikan kalimat oenutup yang sangat memiliki arti dalam ” Dan dia (Dovizioso) melakukannya pada periode Marc Marquez. ” . . . Periode dimana hadir seorang pembalap Yang boleh dibilang Cukup Lengkap dan Balance, Seorang pembalap yang mau menyesuaikan gaya balapnya terhadap perubahan dari Karakter Motor dan banyak lagi Karakter Positif lainnya

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

37 COMMENTS

    • 2nd is the first looser..

      Winner take it all..
      Marq Triple Crown…
      Quatararo Independent & Rookie..

    • Jjur yg g intelektual gmn y?
      G jjur & g intelek pula?

      Kelingan tonggoq sing sugih tp mlipir luruh suket nang Vietnam ??

    • Ya pastilah, ducati sendiri mengiyakan kok. Buktinya mereka punya usaha mengontrak MM, MV dan F1/4. Artinya Dovi jg kaga dianggap sm mereka kok, cmn kehabisan opsi pembalap diatas yah balik muji dovi lagi ?. Setidaknya sampai 2022 merka harus berani memunculkan rider baru, itu lebih bagus.

  1. Harusnya doviyem ngebela lah dan musti percaya apa yg tardossi bilang..

    Eh masih ada ya doviyem..?

  2. Yup setuju.. selain MM adalah Dovi pembalap terbaik yg ada di era sekarang ini,.. sayang media sprtinya kurang perhatian dgn prestasi yg udh di raih dovi, media lbh tertarik membahas sampah motogp yg skrg hanya jd pelengkap,..

    • tp selama ini kan petingginya sendiri ga pernah sanjung pembalapnya. asik marq aja yg dia puji bahwa marq>honda. dan ngapain getol banget mau ngontrak 20, 42 dan 12 jelaskan dia aja ga puas dengan pembalapnya sekarang. petinggi ducati lucu juga ya

      • Saya rasa angka yg anda sebutkan itu untuk dimaksudkan ducati mengganti pebalap nomor 9.. kalo 04 ya jelas dipertahanin.. ya walaupun jebolan yamaha yg pindah ke ducati gk ada yg sukses di tahun pertama, terseok2 dulu, bahkan jurdun 3x harus nunggu musim kedua nya baru bs “kompetitif” di beberapa track

    • Karena media juga tau betapa dahsyatnya Desmosedici, sampai sekarang orang taunya ya Dovi = kelas 2. Yang cuma hoki aja masuk Ducati di jaman Ducati mulai ketemu keseimbangannya (itupun harus nunggu Lorenzo dateng). Kalo Dovi di Suzuki atau Aprilia, gw ga yakin dia bakal jadi runner up, bahkan sekedar podium pun sulit. Naik Honda aja kalah mulu sama Pedrosa. Disaat Stoner – Pedrosa berebut posisi 1 Dovi malah cuma sibuk ngejar podium. Sempat ada yang bilang mustahil trio Repsol kuasai podium, eh ternyata bener. Karena memang kualitas Dovi saat itu (sampai sekarang) cuma pembalap papan tengah aliah kelas 2, bukan kelas 1 yang naik podium udah hal ringan. Performa Dovi total cuma ketolong motor aja. Kalo memang dia pembalap terbaik setelah Marquez, harusnya dia runner up dari 2013 sampai 2019 dong, bukan begitu? Sementara kenyataannya dia baru bisa runner up setelah Ducati kedatangan developer rider.

  3. Jangankan Dovi, Pedrosa yg lebih sering jadi runner-up bahkan di berbagai lintas era masih aja dijuluki pedrozonk kok

    Tapi tetap, petinggi nya kagak protes,fans nya juga pada bersahaja dibanding fans barbar lain

    • Lebih lgi saat lorenzo jurdun, yg d angkat media & yamama malah si anu.

      Dalam hati lorenzo, woiiii……. Gw yg jurdun woi………..

      • Ini sama kayak kasus pada seri yg marc jatohin si kakek, dan yg jadi juaranya malah gak di anggep.. yg anget di media malah marc vs kakek.. “wooyyy gw yang juara seriii kamera pada kemaanaaaa..” wkwkwk

    • Dalam Kasus ini, Ada kesalahan d dalam kubu dukati sendiri, antara lain pernyataan para petinggi mereka yg suka ngurusin pabrikan lawan dari Pada dukungan moral terhadap ridernya sendiri.

  4. Lah media sorotanya ke petinggi ducati yg kbanyakan suka komentar nyerang tim lawan,,,,,dr kmrn knp gk komentar buat meninggikan motivasi pembalap yg ducati punya…giliran pembalapny ada niatan pindah baru komen ky gini….

  5. orang pendiam itu emang cendrung seperti tak terlihat karna dia tidak mencolok dari yang lain, saya rasa Dovi gak butuh pujian dari orang orang

  6. Tardozzi memangg tidak lebih nyiyir daripada petinggi Ducita yg lain. Apakah berarti kalau kita mau bekerja di Ducita Corse harus jago nyanyi? Ya mungkin karena kebudayaan yg berbeda karena mereka dari kecil terbiasa nonton opera

  7. Cuma menyadari pembalap itu sudah susah diharap berprestasi mereka ngangkat pembalap sepabrikan deh.
    Susahnya koment

  8. TARDOZ ITU EMANG KYK DOVI,GAK PERNAH NGACA,DOVI DIDUC2 SUDAH SEJAK 2013 anggap lah surah 6 tahun,TU RIDER KELIHATAN HEBAT JUGA PAS LORENZO GABUNG KE DUC,3 TAHUN SEBELUMNYA CM PENGGEMBIRA,EH LORENZO MULAI KLOP NAIK BANTENG DILEPAS??,YA UDAH NASIB NYA GAK JAUH BEDA PAS DI GP250,RIDER KELAS 2,

  9. Perasaan ga ada pemberitaan media yang menjelekkan dovi dah kenapa tardozi naik pitam? kalau karena kurang exposure ya wajar aja dovi kan bukan media darling, juga kepribadiannya yg introvert juga lebih banyak mempengaruhi dovi untuk ga lebih banyak mengekspos dirinya. di Motogp Esport aja dia ga nampil malah diwakilin pirro sama petrucci. So kayanya tardozi cuma pengen exposure mampir ke dovi aja sih 😛

  10. mungkin karena Dovi saat ini dianggap cuma menang motor

    dan performanya jg relatif “mediocre” di tim manapun yg dia naungi
    di Hon-hon masih kalah fenomenal ama Stoner dan Pedrosa
    di Duc-duc masih kalah fenomenal ama Lorenzo (di 2 musim pertama)
    di Yam-yam (tech 3) ??

    dan bukannya dulu waktu Dovi minta naik gaji, manajemen Duc-Duc mikir2nya lama banget, jadi seolah-olah Dovi juga sempat dipandang sebelah mata oleh kru internalnya sendiri

  11. Dorna gak ada keinginan merubah aturan software dan ecu lagi apa ?
    Kayanya semenjak ecu dan software pake magneti marelli lalu ducati merasa diatas angin. Malah jadi songong ini pabrikan ?‍♂️?‍♂️?‍♂️?‍♂️

Leave a Reply to Mulyadi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here