TMCBlog.com – Beberapa hari yang lalu Jorge Lorenzo mengemukakan ketidaknyamanannya atas pernyataan Giacomo Agostini kepada Gazzetta dello Sport bahwa “Bagi saya, Lorenzo adalah sebuah resiko. Ini adalah kedua kalinya hal ini gagal dan tidak memperoleh hasil, setelah Ducati dan Honda ” Jorge Lorenzo mempertanyakan opini Ago yang mengatakan bahwa Ia gagal bersama Ducati sembari penasaran mencari tahu apakah ia punya masalah sebelumnya dengan Legenda Hidup dan Juara GP 15 Kali ini. Dan Ternyata Ago pun membaca respon Jorge ini.

Dan respon terhadap respon pun hadir kembali, kali ini dari Ago. Kenyataan memang menyakitkan, Saya nggak perlu menjilat kaki seseorang. Dan karena saya selalu memberi selamat saat Lerenzo melakukan Hal hebat, maka saya bebas mengkritisi ketika Ia Gagal. Saya selalu suka Jorge Untuk bagaimana Ia bisa menang, Bagaimana Ia membalap, dan Bagaimana Ia menangani balapan.

Saya selalu memberikan penilaian yang positif terhadapnya. Begitu banyak, sampai sampai bagian Box Yamaha yang mengikuti Valentino menatap buruk ke saya. Sayangnya dan saya akan katakan ini dengan menyesal bahwa Lorenzo tidak melakukan apa yang diharapkan dari dirinya saat di Ducati

Kepada Motosan, Ago mempertegas Ungkapannya dengan menghubungkan Value 12 Juta euro per-musim yang diinvestasikan Ducati ke Jorge dengan apa yang Ducati peroleh “Jika Anda mempekerjakan seorang direktur hebat di sebuah perusahaan dan membayarnya banyak, Anda mengharapkan hasil tertentu.”

Pada akhirnya, yang terpenting adalah hasilnya. Dia adalah seorang juara yang hebat, sudahkah (Investasi Ducati) dibayarkan dan berapa balapan yang telah dimenangkannya dalam dua tahun? Tiga balapan dan itu sedikit. Ini mungkin merupakan kegagalan 70% dan bukan kegagalan 100%, tetapi tetap saja sebuah kegagalan. ” Wah, tajem juga omongan Ago

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

42 COMMENTS

  1. Pertanyaannya kenapa jorge harus pindah dari yamaha yg telah jelas bisa buat ia jurdun? Dan dari ducati yg jelas2 udah mulai keliatan hasilnya, dan akhirnya ke honda lalu pensiun?

    Apakah semata2 karna cari tantangan?
    Seperti yg selama ini digaung2kan bahwa rider yg pindah2 pabrikan itu untuk cari tantangan baru?

    Atau ada faktor lain? Jgn dibully ya suhu, maklum newbie di dunia sejarah motoGP☺️?

    • faktor rivalitas iya, faktor performa Lorenzo juga iya …
      faktor tantangan iya…

      tp sekarang Lorenzo Yamaha membuka lembaran baru jd Test Rider semangat baru cari positifnya…

    • Gak ada pembalap yg pindah tim karena cari tantangan,itu Bullsh!t !,dibalik kepindahannya pasti ada konflik antara dia dan orang2 di lingkup tim tsb

      2016 memutuskan pindah karena dia yg jurdu 2015 tapi dia seperti dipojokkan mungkin oleh orang2 di garage sebelahnya bahwa dia adalah pelaku yg mendzolimi pembalap mereka,dan gelar dia saat itu seperti tidak dihargai oleh seluruh tim dan sponsor dan suasana makin Paddock tidak nyaman

      2018 memutuskan pindah karena Domenicali meremehkan dia,juara gak bisa memaksimalkan Desmo padahal Dovi aja lebih baik dan mengancam akan ganti dia dgn petrux,dan akhirnya Lorenzo telpon Puig duluan

  2. Wah berarti rossi 100% gagal di ducati? ago ada ni kayaknya obkektif, kalo bagus dia puji, kalo jelek dia kritik, tapi ya namanya fanboy pasti tidak terima idolanya di kritik, fanboy memgkritik balik seolah2 dia lebih hebat, padahal yg dikritik balik pembalap terhebat sepanjang mada

    • Seandainya jg Yamaha lbh menghargai Lorenzo sbg pembalap utama di track sdgkn Rossi sbg pembalap utama di branding jualan mtr. Sebab diganti Vinales pun kala itu angin2an. Vinales cm cepat di sirkuit yg dia suka, sedangkan Lorenzo rata2 mmg cepat. Terlepas dr mmg Yamaha menurun di kala itu. Entah krn murni mslh ECU atau krn perginya pembalap nahkoda utama Yamaha selama ini yakni paduka. Paduka dikenal sbg salah satu pengembang mtr yg memudahkan pembalap lain jg memakainya.

  3. sepertinya kata2 “jangan mengurusi urusan orang lain” yg terkenal di dunia peradaban barat modern ga berlaku utk org2 yg terkenal disana ,,,

  4. Mbah ago cari sensasi ditengah libur corona. ini sebenarnya setingan dorna supaya pemirsa tetap antusias mengikuti perkembangan motogp ditengah pandemi wabah… ?

  5. Harusnya sikap yg lebih bijaksana sebagai orang yg lebih tua dan punya lebih banyak pengalaman mending ngalah aja,gak usah ditimpali lagi,toh yg diomongin dia juga itu udah jadi rahasia umum yg kebanyakan orang yg ngikutin MotoGP udah mengetahuinya

    Apa ini pesenan Darno,biar tetap ada berita untuk MotoGP yg hot?
    (Kontraproduksi wahyudi)

  6. Ini yang gw kurang suka dari Dorna, bikin drama. Si A dibenturkan dengan si B biar berita selalu ada.

  7. Support Ducati utk Hohe itu lambat. Bahkan hanya utk cover tank pad saja sampai setengah musim balapan. Ditahun kedua ketika mulai ada progres, Ducati memutuskan mengakhiri kontrak/tidak ada perpanjangan Ditahun ketiga. Saya yakin Ducati menyesal melepas Hohe,bisa saja ditahun ketiga klau Ducati membuka negosiasi baru dan menurunkan nilai kontrak Hohe dibawah 12 juta Euro/musim, Hohe sampai sekarang masih di Ducati. Tapi mrk lebih memilih ber investasi dengan pembalap yg lebih murah. Bgmn hasilnya petrux??

    • Petrux pernah juara dan podium bro. Dan bayaran lebih murah. Jadi untung make petrux. Dan juga dia no drama person. Gw dukung petrux di ducati!!!!

    • Opini saya sih kalo Petrux malah sebanding.

      Katakanlah bayaran dia 1 juta euro aja, dapet 1 kemenangan.
      VERSUS Hohe 12 juta euro (kalo mau pake konversi ngasal 1 jt = 1 kemenangan) maka harusnya Hohe bisa kasih 12 kemenangan.

      Tapi gak gitu..

      Bicara bisnis ya pihak Ducati rugi
      Tapi bicara entertainment… rugi juga sih ?

      • Gaji petrus gak sampe 1 juta bro,ada yg memperkirakan antara 600rb sampe 750rb euro saja,soalnya kan katanya gajinya hanya sepersepuluh dr gaji Dovi yg 6 jutaan euro

      • Tapi Petrux ga akan sanggup menang kalo Lorenzo ga pernah masuk Ducati. Dovi aja baru bisa runner up saat Ducati dapet masukan2 dari Lorenzo. Jadi Ducati ga rugi2 amat, 12 juta itu masuknya investasi jangka panjang. Menurut gw yg paling rugi ya Repsol Honda, memang cuma bayar 6 juta buat 2 tahun. Tapi sampai dibelain bikin sasis khusus ternyata malah harus bayarin jamkesmas Lorenzo karena tulangnya hampir rontok. Baru setahun udah lambai tangan ke kamera pula. Dan dapet ganti cuma Alex Marquez, pembalap yang sempat ga laku di motogp

  8. Poinnya adalah, jurdun yang 3kali juara seri pake ducita itu gagal 70%, lha si legend itu piye, apa dia bertranformasi jadi failed legend yang legend ???

    • Kan udah dikasih kesimpulan oleh Stoner “his ambition outweight his talent”
      Podium 3 itu capaian yg luar biasa loh,Bagnaia aja belom bs mencapai nya ?

  9. “As a rookie the right bike is Yamaha, at least as far as I have seen so far,” Marc explained. “Even Suzuki. If you have to try Honda, it is better to get there without having driven a Yamaha.”

  10. Ducati gak menuai hasil karna kesalahan pihak managemenmya sendiri, gak sabaran…
    Padahal saat itu Gigi udah mulai klop dengan lorenzo.

  11. Abis ini siapa nih yg diangkat,king Kenny?, Schwantz?, Spencer?

    Asal jangan angel Nieto aja,seremm!! soalnya orangnya udah gak ada,hehe

  12. Lorenzo “gagal” di Ducati kan gara2 permintaan spek motor yang gak cepat di turuti oleh Ducati nya sendiri, giliran udah klop eh malah di buang di tengah musim. Di Honda tau sendiri kan dia cedera tulang ekor sejak akhir2 seri bareng Ducati, gak bakalan sembuh 100% cedera fatal itu.

  13. Bikin polling aja wak, dengan tema utama:

    seandainya kamu adalah triumvirat domenicalli, tardozzi dan dalligna, Puaskah anda dengan kinerja jorge lorenzo selama di ducati???

  14. Lorengso dan Rossi gagal di Ducati memang benar Puas lu!!. Tapi Rossi masih bisa perbaiki kalau jadi Balik Ducati musim depan lah lorengso wkwk bye bye

  15. yg keburu baper jgn lupa, motogp skrg blm ada kepastian race. Pastinya dorna antisipasi adanya penurunan minat viewer. jadi, mereka perlu membuat sesuatu untuk tetap” menghangatkan ” dunia motogp. salah satunya yg sudah ada hasilnya #STAYATHOMEGP. tapi itu pun dipastikan pamornya tentu jauh dari gelaran race sesungguhnya, GP tetap perlu bumbu pedas. Yes, gossip terbukti jadi solusi samping yg manjur. toh bukan kali ini sj dorna menggunakan strategi ini. GP is a race, a show, but the most important thing … a businness

  16. Opa yg banyak omong. Jangan lupakan faktor di luarnya juga dong, ini jamannya Marc dengan Honda terbaiknya.
    Jangan samain kyk jaman dia pake motor tercanggih segrid sing tak ada lawan.
    Ngiri kali gaji dia dulu ga sebombastis sekarang (di luar inflasi).

  17. berapa investasi ducati untuk rossi ? 0 kemenangan dan hanya 3 podium itu sangat sangat sangat … ? ? ?

    I smell racism here .. ntah apa masalah ago sama jorge kok dendam amat n kritisi terus2an ..

    prettt ..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here