TMCBLOG.com – Sedikit Flash back Kala itu Setelah puas factory visit Plant Ducati seluas 72.000 m² di Via Antonio Cavalieri Ducati – 40132 Borgo Panigale, Bologna, kala itu, tmcblog menyusuri nama demi nama Wall of fame Museo Ducati Bologna, Italia, pada daerah era tahun 1960 Hadir tulisan huruf full Kapital INDONESIA dengan dua nama tertera di sana. Salah satunya tertulis Gumilar M.A yang sukses kala itu menggunakan Ducati Mark 3. Siapa sebenarnya Opa M.A Gumilar ini ?

Ubek ubek data dari hasil interview TheGasPol, Gumilar M.A adalah Sosok pembalap Juara di Era medio tahun 1950-an yang dimiliki Indonesia. Bukan hanya Balapan Lokal, namun Juga balapan Internasional. Gumilar memulai balapan dari kelas ”Balap Kotak Sabun” di Sukajadi, namun semua Succes story ini berasal dari saat Ayahnya meninggal saat Opa Gumilar masih berusia 5 tahun.

Dan sejak saat itu ia merasa bahwa ia harus mulai mandiri. Diceritakan bahwa Hasil Panen sawah milik ibunya dijual dan dibelikan motor. Sesosok motor Ducati 50cc yang akhirnnya ia utak-atik sendiri dan lakukan berbagai cara untuk mendongkrak performanya. Akibat keterbatasan dana, Opa Gumilar terpaksa berhenti sekolah saat SMA. kemudian ia membuka bengkel sendiri, sebuah bengkel Ducati. Balapan juga tetap pakai Ducati.

Di tahun 1954 Opa nekat ikutan balap. Rutenya itu mulai dari Cihampelas sampai ke Siliwangi, berputar putar di daseah situ saja karena jalanan juga masih sepi. Setelah itu Kemudian naik kelas ke 98cc, pakai Ducati Moto Giro. Dan akhirnnya di tahun 1957 turun balap menggunakan Ducati 175 Sport. Prestasinya di arena balap kala itu sampai mengundang minat Majalah Ducati Italia yang akhirnnya sengaja hadir meliput.

M.A Gumilar sempat mencicipi Brand Lain Spemotri, BMW dan Harley-Davidson di Bandung. Di sana Ia dikontrak untuk menjadi joki BMW R27 milik mereka yang menurut Opa Gumilar Susahnya minta ampun. Mungkin karena peruntukannya bukan sebagai motor balap. Setelah itu ia Juga sempat menggantikan Cecep (Ewyong) yang pergi ke Jerman selama dua tahun menggunakan BMW R50 yang juga menurut Opa Gumilar Susah banget bawanya.

Mengenai Kiprah Internasional, Menurut Opa Gumilar, yang terlebih dahulu ke Belanda adalah istrinya yang Kemudian mengatakan bahwa kalau mau melanjutkan karir di dunia balap, lebih baik ke Belanda saja. Sebab di sana semuanya lebih well organized, lebih teratur.

“Di tahun 1968 saya pergi ke Belanda dan langsung bekerja di bengkel Ducati di sana. Karena dulu bengkel tersebut merupakan sponsor saya agar bisa mendapatkan ijin tinggal. “ Begitu Opa Gumilar sedikit Flashback ke saat awal Kiprah membalap Di Belanda. Namun ada sedikit diskriminasi yang dialami Oleh Opa Gumilar di mana setelah melihat postur khas Asianya akhirnnya bengkel tersebut tidak mau memberikan saya motor. Gumilarpun bertekat menabung beberapaa tahun sampai akhirnnya bisa membeli sendiri Motor Kawasaki 350cc

Dengan Kawasaki ini Ia turun 5 musim lalu lanjut 7 musim selanjutnya dengan menggunakan salah satu dari Edisi Produksi terbatas 25 unit Brand Motor Italia, Aermacchi. Saat ditanya Prestasi Balap Internasional yang paling berbekesan, Tanpa ragu, Gumilar langsung bilang Momen saat ia Naik Podium meraih peringkat tiga menggunakan Aermachi Harley-Davidson pada balap Assen International.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

46 COMMENTS

    • Luar biasa, ternyata orang Indonesia dari Bandung sudah ada yang berprestasi level internasional di Eropa..apresiasi tinggi untuk pembalap2 Indonesia

  1. Terus wak, sebab kenapa opa Gumilar bisa ada di wall of fame nya ducati kenapa? apa pernah mengikuti kejuaraan bergengsi atau naik podium dengan moto ducati gitu? “Saat ditanya Prestasi Balap Internasional yang paling berbekesan, Tanpa ragu, Gumilar langsung bilang Momen saat ia Naik Podium meraih peringkat tiga menggunakan Aermachi Harley-Davidson pada balap Assen International”… ini bukan ducati kan wak??

  2. Tapi tetap aja mereka cuma ikut balap kategori regional. ada jg rider kita yg motornya di museumkan (lupa namanya) yg katanya prnh ikut GP 500cc. ehh gak taunya cuma ajang 500cc regional ? masih Doni Tata sbg pembalap pemegang rekor, pembalap indo pertama yg turun full musim grand prix dan full musim WSS ?

    • Ada di Wall of Fame Ducati ga?faktanya nama opa Gumilar ada disitu dan tentunya mengharumkan nama Indonesia…

  3. Tapi tetap aja mereka cuma ikut balap kategori regional. ada jg rider kita yg motornya di museumkan (lupa namanya) yg katanya prnh ikut GP 500cc. ehh gak taunya cuma ajang 500cc regional ? masih Doni Tata sbg pembalap pemegang rekor, pembalap indo pertama yg turun full musim grand prix dan full musim WSS ?

    • Iya, Sonny Saksono dulu cuma ikut sekelas TT kejurnas, tapi media sini nyebutnya GP. Padahal cuma Suzuki T500 Cobra modif kalau jaman sekarang sekelas CRT. Ya memang GP, tapi kala itu semua balap motor juga disebut GP karena cuma dibedain kapasitas mesin aja. Motor bebas mau bangun sendiri dari produk massal atau pure prototype.

      • @Cangkir nah itu bro. dulu ada british 500cc tmpt dmn sheene memulai karir, ada nederland 500cc, trans atlantic trophy 500cc dll. tapi orang2 terlanjur percaya klo dia ikut GP500 ? oojh iya pake suzuki dia ya

        • Jangan kata Eropa, Indonesia aja punya lho GP sendiri, sirkuitnya Ancol, Tjurug, mana lagi gw lupa pernah diceritain bokap. Dulu istilah GP semacam istilah superbike di masa sekarang, hampir setiap negara ada balapannya. Yang bergengsi dulu GP-nya Singapura karena banyak orang barat ikut dan jadi semacam gerbang pembalap Asia yang mau ke Eropa. Kalo mau ke Eropa menang dulu di Singapura baru teruji. Cuma kalo GP regional kebanyakan motor harian di tuning, kalo GP dunia murni prototype kalopun ada motor harian paling tim privateer.

    • Suka gak suka kenyataannya begitu dota di tim yamaha pembalap indonesia pertama ikut full satu musim gp dan galang di tim yamaha pembalap pertama indonesia bisa podium 1 di wssp

      • Dan Dimas Ekky pembalap AHM pertama dengan raihan 0 poin setelah penggemblengan intensif di CEV sampai tua wkwkwk kalah sama lulusan bebek 115cc, bahkan Rafid Topan sanggup start ke 5.

      • @Astrea star
        galang rider indo pertama yg menang balap internasional ? 2x malah bro di jerez dan brno

        • Iya internasional, tapi rasa regional soalnya cuma muter² ngerofah ga ikut jalan² keliling dunia mengikuti kakak²nya yg 600cc dan 1000cc ?

    • secara umum sedikit data megenai Opa Gumilar ini, menurut saya ada di wall of fame karena prestasi yang sempat diliput oleh majalah ducati yang sempat meliput ke Indonesia kala itu

  4. Namun ada sedikit diskriminasi yang dialami Oleh Opa Gumilar di mana setelah melihat postur khas Asianya akhirnnya bengkel tersebut tidak mau memberikan saya motor.

    ~~~

    Ah Ducati,gak dulu gak sekarang manajemen orangnya selalu kayak Mafioso

    • Yang diskriminasi kan owner bengkel dia. Bukan Ducati. Wajar saat itu Indonesia baru merdeka, orang belanda masih anggap kita lebih rendah.

  5. “mendunia” tapi ga dijelaskan balapannya di kejuaraan apa, apakah grand prix atau apa? mungkin wak kaji bisa menerangkan lebih rinci. tapi saya salut atas perjuangan beliau walau sempat mendapatkan diskriminasi dari orang londo tapi beliau pantang menyerah.

  6. Pernah baca soal beliau waktu itu disalah satu media cuma lupa udah lama. Beliau masuk wall of fame Ducati dengan tulisan INDONESIA karena saat itu dianggap berhasil mempopulerkan Ducati dengan balapan menggunakan motor tersebut di Indonesia. Ini salah satu sebab media Italy dateng kesini karena dianggap Ducati berhasil populer di negara dunia ke3 spt Indonesia saat itu. Kalo istilah bebasnya jaman sekarang “ada bocah kampung balapan motor pake ducati” viral deh. Karena dianggap berita yg bombastis saat itu. Dan bisa dibilang beliau masuk bagian sejarah Ducati di muka bumi ini. Makanya masuk wall of fame.

    • Nahh ini baru betull..bahasa keren nya viral anak kampung bawa ducati..brarti anak orang kaya d zamanya n opa gumilar..jual sawah beli ducati 50cc,sawah nya luas ni mah

      • Jangan bayangin Ducati jaman dulu semahal dan se prestis sekarang. Dulu sebelum masuk pabrikan Jepang, motor2 dan sepeda mesin di sini ya dari pabrikan Eropa. Norton, Ducati, Vespa, BSA, Triumph. Harganya ya masih “wajar”. Bahkan om gw pernah punya sepeda mesin Ducati katanya dulu cuma seharga pedet (anak sapi). Jadj mungkin Ducati 50cc ya kurang lebih seharga sapi entah 1 atau 2 atau 3. Jadi cuma kisaran harga Verza – R15 kalo jaman sekarang.

  7. sebelum dirusak orba dengan astra dll nya….
    yg dengan leluasa membuat regulasi seenaknya
    dan sekarang penyembah astra sudah mendarah daging di republik tercinta

  8. Energi negatifmu terlalu kuat, lebih baik diam daripada menyebarkan energi negatif ke umum.

    Mau siapapun yg sudah pernah ke ajang dunia, apresiasi lah karena usahanya sudah mengharumkan Indonesia.

  9. wak, dulu pernah baca ada pebalap indonesia yg moncer jg di eropa, namum meninggal krna jatuh, kl ga salah jatuh krna rel kereta (dulu balap msh dijalanan umum)
    kl ada yg tau tolong dong namanya siapa

  10. Wah kalo pemkot bandung baca ini harusnya jadi inspirasi buat potensi wisata permainan tradisional “balap kotak sabun” di sukajadi…heheheh

    • hahaha susah Bro secara sukajadi sekarang satu jalur ke atas dan itu juga macet di PVJ. Dulu th 80-an seneng baca artikel PR ttg balapan kotak sabun ini. Sayang ga bisa liat langsung.

  11. Ada perbedaan yg sangat fundamental, ketika seseorang membeli motor dengan uang dari:
    1. Hasil menjual panen sawah
    dengan,
    2. Hasil menjual sawah.

  12. Kalo yg pertama ikut grand Prix bukannya yg ikut wildcard di 125cc saat seri Sentul 1997 lebih duluan dibanding Dota

    Itu kalo pengertian dr kalimat yg ente ketik sampe capslock jebol itu

Leave a Reply to Ganti cangkir Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here