TMCBLOG.com – Valentino Rossi, Honda dan Yamaha tentu terus menjadi sebuah epic jangka panjang yang terus teringat sepanjang Massa. Bagaimana Ceritanya seorang Pembalap No 1 nyebrang Ke Pabrikan kompetitor dan mengubah Motor Prototipe di sebrang sana dari Zero menjadi Hero. Ternyata ada Cerita dibalik itu dan salah satu yang cukup komprehensif meceritakannya adalah Sosok Eddie Lawson kepada jurnalis Nick Ienatsch- CycleWorld. Jadi Pada bulan Agustus 2003, Yamaha telah memutuskan untuk menarik Project MotoGP yang bermasalah. Dua faktor mendorong keputusan mengejutkan ini: uang dan kekalahan mereka dari Honda.

Yamaha sebelum itu adalah Brand yang memenangkan sembilan kejuaraan dunia dengan Kenny Roberts sr, Eddie Lawson, Wayne rainey … dan kemudian di saat MotoGP beralih ke empat Tak tidak bisa menemukan puncak kedigjayaannya kembali. Beberapa sumber mengatakan saat itu bahwa Biaya pergantian dari mesin 2 tak ke mesin 4 tak ke MotoGP memakan lebih dari 35% dari modal Yamaha. Meskipun menyedot Asset besar, namun YZR-M1 tidak juga berprestasi dan ini lah yang menyebabkan kala itu Mr Himatsu – Presiden Yamaha akandigantikan Oleh Mr Takashima. Ia merupakan insinyur desain yang menciptakan grand piano Yamaha terlaris 22 tahun sebelum GP empat tak dimulai

Pada pertengahan tahun 2003, pertempuran antara kedua faksi di dalam Yamaha ini akhirnya menjadi besar dan rencana untuk keluar dari MotoGP dibuat … dengan satu pengecualian yang memasukan nama Valentino Rossi. Jika tim Himatsu dapat meyakinkan Rossi untuk bergabung dengan tim, dana akan masuk untuk tiga balapan pertama tahun 2004. Dan Syarat ini tidak berhenti sampai di sana. Jika Rossi dan kepala krunya Jeremy Burgess tidak bisa langsung mengalahkan Honda pada 3 seri pertama ini, Yamaha keluar dari MotoGP, Himatsu turun dari posisi presiden dan Takashima. Sampai akhirnnya Valentino Rossi bergabung dengan Yamaha di 2004, ia tidak mengetahui Skenario ini. Yang tahu justru Kepala Mekaniknya Jeremy Burgess Via Eddie Lawson.

Lawson  berkata “Saya mengetahui semua ini pada akhir Agustus 2003, karena Himatsu tiba di tempat peristirahatan saya di Danau Havasu. Kami duduk di dapur dan dia memberi tahu saya tentang Takashima, Rossi, dan tiga balapan pertama ’04. Sikapnya memberi tahu saya lebih banyak lagi: Dia lelah dan kehabisan energi, tetapi saya bisa melihat kekuatan lama di matanya, pandangan yang sama yang saya pernah lihat di tahun ’84 ketika kita pertama kali mengalahkan Freddie Spencer dengan Honda. Kami menghabiskan tiga hari berikutnya berbicara di rumah, di restoran dan di kapal saya. Pada akhir hari ketiga itu, Himatsu-san meyakinkan saya untuk membantu. “

“Saya berjanji kepada Himatsu bertemu dengannya, Burgess dan tim di sirkuitWelkom, Afrika Selatan, pada tanggal 1 November 2003. Dia terus mengoceh tentang kecepatan saya di OW01 empat-tak di Suzuka dan Daytona, bersumpah bahwa saya akan menjadi Pembalap pengembangan (test) bagus yang akan menempatkan tim di jalur yang benar untuk perjalanan pertama Rossi pada Awal Musim 2004 . Saya sudah bertahun-tahun tidak mengendarai Motor balap, tetapi kenyataannya adalah bahwa satu-satunya motor balap yang saya inginkan adalah Motor Grand Prix, baik dua atau empat-tak. “

“Saya mulai berlatih pada hari berikutnya dan pada pertengahan Oktober 2003 saya menghabiskan tiga Tangki bbm penuh bensin per hari dengan YZF450 saya. Enam hari sebelum terbang ke Afrika Selatan, saya mengendarai Superstock R1 milik Jason Disalvo di Las Vegas pada tes tertutup dengan hanya Burgess, Himatsu dan dua mekanik. Michelin mengirimkan ban (16,5 inchi agar sesuai dengan roda yang dibawa Burgess) dan saya menghabiskan sekitar 10 jam dengan motor milik Disalvo, merasakan ban yang berbeda dan menyesuaikan kembali ke feel roadrace.”

“Jeremy dan saya berbicara sepanjang perjalanan ke Afrika Selatan. Tas kerjanya menyimpan setiap stat dan data dari Rossi selama dua tahun di RC211V, termasuk pengaturan geometri dan detail yang belum pernah dilihat orang di luar HRC. Kami menuangkan informasi, mempelajari segala sesuatu mulai dari waktu pengapian pada gear hingga perkembangan pengembangan geometri sasis. Tapi kejutan yang sebenarnya adalah ketika tas Jeremy memperlihatkan catatan pengembangan dari masa saya di NSR500 dengan Erv Kanemoto ketika kami memenangkan kejuaraan dunia 1989. Ketika saya bertanya bagaimana lembar-lembar tim itu masuk ke dalam koper itu, Jeremy memandang saya dengan ekspresi bersalah dan berkata, ‘Percayalah, Anda tidak ingin tahu.’ “

” Pada saat itulah saya menyadari ada banyak Potensi Masalah menunggu di tiga balapan pertama ’04. Jika Yamaha tidak menang, Karir Burgess Selesai di GP karena Honda tidak akan pernah memaafkan dan melupakan hal ini.

” Tidak banyak orang yang tahu berapa banyak Kanemoto dan saya merubah Honda di tahun ’89. Perkembangan Wayne Gardner sebelumnya tidak berhasil,  Setidaknya tidak untuk gaya dan kecepatan yang harus saya jalankan untuk dekat ke pembalap lain. Lihat foto-foto balapan awal ’89 saya dan Anda akan melihat saya menggantung secara radikal diatas Motor, mengimbangi posisi tubuh saya untuk mengimbangi keragu-raguan sasis dalam melakukan perubahan arah. Dan itu bukan satu-satunya masalah. Pada pertengahan musim kami berada di sasis kelima dengan Mounting mesin jenis keempat, dan hasilnya kami berada di depan dengan jauh lebih mudah. Burgess memiliki semua catatan ini dan kami mulai membandingkan musim ’89 saya dengan Rossi ’02. “

” Semakin dilihat, semakin terlihat banyak kesamaan dalam arah pengembangan dan input kontrol. Itu menakutkan, sangat menyeramkan. Melihat throttle dan data pengereman kami, meskipun 500 dua tak dan 990 empat-tak sangat berbeda, rasanya seperti melihat data satu pengendara, bukan dua. Tepat sebelum kami mendarat, Jeremy bilang kesaya seperti ini : ‘Eddie, saya telah mempelajari bagan ini selama berminggu-minggu. Saya memberi tahu Yamaha bahwa satu-satunya cara agar saya setuju untuk menandatangani kontrak dengan mereka adalah dengan membuat Anda menggunakan M1 sebelum akhir Musim ’03 Saya menatap keluar jendela pesawat dan merasakan tambahan beberapa kg  beban di pundak saya yang berusia 44 tahun ini … “

” Saya menghabiskan dua jam memutari Sirkuit Welkom dengan mobil sewaan VW diesel kami dan satu jam lagi mengelilingi trek dengan skuter pit untuk melihat lebih dekat trotoar, curbs, run-off, camber … segala sesuatu yang membuat saya bisa lebih familiar dengan Trek ini. Pada jam 9 pagi, kedua M1 itu hangat dan siap, begitu pula saya.

Ya, M1 cepat dan ringan tetapi pada lap ketiga setelah menyesuaikan dan menemukan diri, saya terkejut dengan respon throttle awal yang lemah dan kurangnya Gigitan top-end di atas 12.000 rpm. Mesin bisa meraung sampai ke 15.500 rpm, tetapi satu-satunya tempat daya yang membuat saya terkesan adalah dari 8.700 menjadi 11.500 rpm. Di bawah range RPM ini akselerasinya membosankan dan di atasnya aku mendapati diriku mengharapkan lebih.

” Dengan kata lain Motor ini memiliki tarikan awal yang malas saat keluar tikungan, aliran akselerasi yang terburu buru di RPM menengah, dan kemudian tidak power yang mengakhirinya. Saya mengharapkan hit top-end nyata dari inline-Four, tetapi hanya midrange atas yang saya rasakan. Saya melakukan pada dua putaran terakhir dari segmen 12 putaran pertama saya, dengan cara berpindah ke gigi berikutnya pada 12.500 rpm, dan hasilnya bukan hanya waktu putaran yang lebih cepat, tetapi jugatop speed  yang lebih tinggi.”

Setelah 12 Lap, Eddie Lawson balik ke pit dan menatakan kepada Burgess ” Untuk sekelas Motor Grand Prix Modern, Handling motor ini buruk. Apakah Motor ini sempat di Cek sebelumnya ? ” dan Burgess Langsung menjawab ” Ya, ini Motor A Barros dan disegarkan di pabrik minggu lalu.”Lalu saya pun menimpali kembali  “kurasa lebih baik aku mencoba Motor -B juga.”

” Saya menghabiskan 30 menit di Motor kedua (B) dalam upaya untuk mengubah persepsi saya tentang M1 dengan mendapatkan lebih banyak putaran dan mencoba beberapa hal berbeda dengan cara berkendara saya. Terlepas dari putaran tambahan dan berbagai percobaan saya, saya hanya menyamai catatan waktu putaran dari 12 putaran pertama saya (Motor A), dan itu adalah 4,5 detik Lebih lambat dari laptime Pole Possition ’03. Ketika saya berhenti di garasi, saya memberi tahu Jeremy, “Yah, wajar kalau ini disebut Motor B ini.”  Burgess tertawa. “Itu bukan Motor B, itu sepeda motor Checa!” . . dan saya pun berkata ” Astaga, Saya harus mulai dari mana? segini buruknya kan Yamaha M1 ? “

Jeremy dan Paul Phillips mengunduh data dan saya mengisinya kembali dengan menambahkan Setup top-end throttle awal yang hilang. Mereka menarik semua detail mesin di laptop mereka, tetapi akhirnnya mereka menyerah dan berhenti ketika saya berkata, “Hei, jangan buang waktu kita dengan mesin ini, kita punya masalah yang lebih besar. Sasis itu sampah. “

Selama 45 menit berikutnya kami membahas masalah yang saya pikir paling penting. Saya merasa Posisi Mounting mesinnya pada sasis terlalu jauh ke depan , front end terlalu kaku dan rangka sama sekali tidak bisa merasakannya apakah kita sedang melakukan akselerasi, pengereman atau menikung.Terlebih lagi Pivot swingarm yang serasa bergerak kiri dan kanan ketika melibas dua speed corner sirkuit Welcom. Burgess dan saya sepakat bahwa penempatan mesin, kekakuan front-end, dan pengencangan semuanya terkait. Kurangnya Feel pada sasis adalah sesuatu yang kami bicarakan lama dan pada akhir diskusi, kami punya rencana. . .

Di 24 Lap pertama  mencoba Yamaha M1 Lawson mengatakan bahwa Yamaha M1 banyak masalah terutama di Sasis dan penempatan Posisi Mesin empat silinder segarisnya yang terlalu ke depan.

” Pada akhirnya, kami membuat M1 menorehkan Laptime secara konsisten pada kisaran 1,8 hingga 2,2 detik lebih lambat dari waktu pole ’03, tapi itu tidak cantik. Burgess benar-benar menempelkan Balast ke rangka bawah persis di belakang mesin untuk mengubah titik pusat massa (CoG) Motor. Ini dilakukan Karena untuk menggerakkan mesin ke arah belakang harus dilakukan di factory. Ekstra bobot ini dapat menyeimbangkan berat motor bagian depan dan membantu beberapa masalah pemindahan berat yang saya rasakan. Setelah sekitar dua jam mengutak-atik, Burgess menemukan masalah lain bahwa tarikan rantai mengubah posisi adjuster tinggi pivot swingarm dan itu adalah masalah lain yang hanya bisa diperbaiki oleh factory “

Perbaikan front-end adalah ide saya,  Saya menyarankan melepaskan salah satu dari dua baut di setiap sisi triple-clamp yang lebih rendah karena klem-klem itu dibuat terlalu lebay sehingga terlihat seperti penopang jembatan. Pasca mencoba (setup ini) selama satu putaran Saya tahu bahwa solusi kasar saya ini berada di jalur yang benar. Anda seharusnya bisa melihat wajah Jeremy ketika saya mengatakan kita harus mengeluarkan salah satu dari dua baut penjepit tiga teratas juga. Hasilnya Front end menjadi lebih baik.

Setelah makan siang walaupun Yamaha Tidak menyukainya, Burgess dan anak buahnya menarik salah satu penutup cam Kaget setelah menemukan kenyataan bahwa sprocket cam tidak memiliki Adjuster . “Itu benar,” kata salah satu insinyur Jepang Yamaha, “Sudah diatur di pabrik dan didasarkan pada tes dyno kami.” Jeremy membuatnya sangat jelas bahwa sprocket yang dapat disesuaikan diperlukan karena kami tidak sedang balapan di atas mesin dyno. Penemuan lain yang membuatnya gila adalah mengetahui bahwa perangkat lunak injeksi bahan bakar Yamaha membaca suhu/ temberatur dari gas buang pada Knalpot . Sementara berdasarkan apa yang diperlajari dari Honda RC-V bahwa pembacaan suhu ini harus datang dari jarak 55mm dari katup buang (manifold exhaust) Kenapa ? karena suhu berubah cukup besar pada saat mereka mencapai knalpot sehingga Anda tidak bisa mendapatkan pengaturan throttle awal dengan benar.” Rossi benar benar pintar membawa Burgess bersamanya ke Yamaha.

Momen selanjutnya saya melihat M1 adalah ketika Valentino mengendarainya di sesi tes di Welkom pada 6 Januari ’04. Himatsu-san telah meminta saya untuk melakukan Laptime di atas Motor juga, dan saya tetap mengikuti latihan dan diet saya sehingga siap untuk pergi. Masalah mesin yang saya rasakan pada bulan November 2003 hampir dihilangkan, tetapi baik Rossi dan saya mengatakan Power mesin di ujung atas masih lemah. Saya pikir itulah yang diharapkan Burgess karena dia dan Yamaha sebelaumnya berargumentasi tentang ukuran piston dan getaran mesin. Sangat menyenangkan memiliki motor yang cepat di tikungan, tetapi Rossi mengatakan hal lain ketika ia memberi tahu Burgess, “Tanpa kekuatan di bagian atas setiap gigi, maka Overtake lintasan lurus tidak mungkin dapat dilakukan ”

Motor A- dan B Rossi masing-masing memiliki penempatan mesin yang berbeda, tetapi Burgess tidak memberi tahu kami sampai kami berdua menunjukkan preferensi untuk sepeda Motor-B. Yamaha telah Mundurkan mesin 15mm ke belakang pada A-bike dan 22mm ke belakang pada B. Baik Rossi dan saya lebih cepat dan lebih konsisten terutama pada ban ‘ bekas’ dengan B-bike. Kami berdua hanya lebih lambat satu detik dari Laptime Pole ’03, Itu dengan kondisi lintasan kurang sempurna, dengan angin yang kencang dan dingin  . . persis seperti apa yang mungkin Anda harapkan pada bulan Januari. Sebelum saya meninggalkan Welkom, saya memberi Burgess daftar yang sangat singkat tentang apa yang saya pikir dibutuhkan M1 selanjutnya. Sejauh yang saya ketahui, sepeda motor semakin Bagus. Rossi, yang saya kenal selama bertahun-tahun, menjabat tangan saya dan berterima kasih atas bantuannya. Itu sangat berarti bagi saya.

Himatsu mengantarku ke bandara dan memintaku untuk menghadiri tes Yamaha tertutup di Welkom seminggu sebelum GP pembukaan. Dia ingin saya menjalankan balapan simulasi pada motor dan ban yang berbeda untuk Rossi, dan menjalankan beberapa lap dengan motor ketiga dengan Firing Order yang berbeda. Saya bertanya kepadanya apakah Rossi sudah diberitahu tentang kesepakatan tiga Seri balapan, dan dia mengatakan tidak. Aku bisa merasakan keputusasaan Himatsu-san yang tenang dan saya pun mendaftarkan diri untuk melakukan Pengetesan.

Tes berjalan sangat baik … sampai sekitar jam 2 di hari kedua di mana ketika itu Valentino yang sedang menguji ban Khusus race mengalami Crash yang akhirnnya membuat ibu jarinya membengkak seukuran bola tenis. Dia punya empat hari untuk pulih sebelum FP1 Di race Pembuka Musim 2004. Ketika saya meninggalkan Welcom untuk kembali ke Arizona, Valentino berada di motornya bersama dokter tim dan mereka sedang mendiskusikan pilihannya. Kedengarannya dia akan berlomba, atau setidaknya mencoba.

Seperti yang bisa Anda tebak, keterlibatan saya dalam seluruh proyek ini telah dirahasiakan. Himatsu dan Burgess menyiapkan dana Pribadi untuk membuat saya Melakukan pengetesan. hal ini dikarekanak Pertikaian di Internal Yamaha akan mencapai kehancuran jika Himatsu mengusulkan untuk membawa saya sebagai konsultan. Jadi alih-alih tinggal di Afrika Selatan untuk melihat GP, saya terbang pulang Ke Amerika dengan rencana untuk menonton balapan dengan teman-teman saya di layar lebar.

Setelah itu Eddie menceritakan hal Mendebarkan yang bermula ketika ia sedang beristirahat setelah sampai di Rumahnya di Arizona. ” Panggilan telepon Himatsu pukul 3 pagi mengejutkan saya, tetapi dering telepon menjadi tidak terasa mengejutkan dibandingkan dengan kata-kata yang saya dengar dari Afrika Selatan. “Eddie-san, ibu jari Valentino mengerikan. Dia tidak bisa naik lebih dari tiga putaran berturut-turut. Bisakah Anda kembali ke Welkom dan balapan M1? Please !” Himatsu mengambil 10 menit berikutnya untuk menceritakan rencananya, rencana yang tidak bisa kupercayai. Itu gila … tapi mungkin berhasil. “Aku punya tiket untukmu di bandara dan kamu harus pergi sekarang untuk sampai pada hari Minggu,” pintanya.

Himatsu menemuiku di bandara pada jam 5:30 Minggu pagi dan kami menyelinap ke Pit Yamaha saat matahari terbit. Dia membawa saya motorhome Valentino, tetapi pemuda berambut ikal asal Italia itu tidak terlihat di Sana. Himatsu pergi dan saya beristirahat sampai jam 9 pagi, ketika dia tiba ia datang dengan perlengkapan balap saya. Atau haruskah kukatakan perlengkapan mengendarai Rossi?

Sesi Warm Up MotoGP berlangsung dari jam 10 hingga 10:30 dan saya keluar dari motorhome pada pukul 10:05, Sudah menggunakan gears kombinasi berwarna kuning dan biru dari helm ke sepatu bot. Dengan faceshield gelapku yang tertutup rapat, aku cepat-cepat berjalan melintasi Pit kami yang mengakses garasi, melewati garasi, dan meluncur ke M1 yang sedang lengang. Burgess menurunkanku dari dudukan, menampar punggungku dan aku berhenti di pit lane. Himatsu telah mengingatkan saya untuk melakukan streching di atas Motor di tempat-tempat strategis sambil berdiri di atas kaki ketika saya melaju menyusuri pit lane dan saya melakukan yang terbaik meniru Rossi. Tepat sebelum saya memasuki garis straight sirkuit Welkom langsung, saya dilanda kepanikan: saya lupa berjongkok dan berdoa ke Footpeg motor sebelah kiri, ritual pra-naik Motor khas Rossi! Saya harus memperbaikinya sebelum lomba nanti.

Bayangan Capirossi dan Melandri yang terlintas dan pikiranku langsung hilang dan dikalahkan oleh kesulitan mengendarai sepeda Motor MotoGP dengan Full gass. Dua puluh menit kemudian saya menyadari bahwa enam bulan terakhir pekerjaan membangun sepeda Motor telah berjalan Bagus dan Yamaha #46 terdaftar sebagai yang tercepat keempat dalam sesi warmup di ahad pagi. Rossi sendiri entah bagaimana caranya dengan mengertakkan gigi dan melawan rasa sakit pada hari Sabtu bisa menghadirkan raihan start di posisi Grid ke tiga .

30 menit sebelum dimulainya balapan MotoGP adalah bagaikan pertunjukan sirkus, dan sebagian besar pertunjukan sirkus itu melibatkan dua putaran pemanasan. Yang pertama adalah sebuah Sightning lap, hampir bagaikan sebuah putaran parade bagi para Fans untuk melihat motor dan pembalap Idola mereka dengan kecepatan lambat, dan yang kedua adalah putaran Warm Up yang sebenarnya. Masalahnya adalah 10 menit antara dua putaran itu ketika pengendara duduk di atas mereka, Pembalap biasa mencopot helm mereka, melakukan wawancara atau hanya mendiskusikan hal-hal dengan kru mereka ketika fotografer mengambil foto.

Sementara saya, mungkin terlihat seperti Rossi dalam helm dan kulit karena kami berdua relatif tinggi dan kurus, tidak mungkin penipuan kecil kami bisa lolos inspeksi. Ketika klakson berbunyi untuk mengumumkan mdimulainya sightning Lap, Himatsu mengingatkan saya untuk berdoa ke footpeg dan mengikuti rencananya.

Sekali lagi, aku keluar dari Pit Garage dengan werpak lengkap dan berjalan ke Motor M1, ingat untuk berjongkok di depan footpeg dan beberapa saat kemudian  menyusuri Pit Lane tepat di sebelah Hopkins dan Roberts yang berada di atas Suzuki. Dengan sekitar tiga tikungan terakhir Sightning Lap, saya mulai memutar-mutar tombol engine kill switch yang terpasang di bar dan semua orang di sekitar saya dapat mendengar Suara M1 padam ketika saya melihat ke bawah ke mesin dan menunjukkan perasaan tertekan. Alih-alih berbaris di grid start, saya membawa Yamaha M1 kembali ke Pit Lane dan berhenti di depan garasi kami.

Burgess memegang Motor ketika aku melompat dan berjalan ke garasi tempat Himatsu meletakkan kursiku di sudut box. Semua orang bisa melihat kaki dan telapak saya, tetapi tubuh bagian atas dan kepala saya tersembunyi. Anda bisa membayangkan besarnya perhatian yang diterima masalah ini dan saya hanya duduk diam menghirup air melalui sedotan sementara Burgess dan kru membuat pertunjukan pembongkaran M1.

Seperti yang mungkin sudah Anda duga, Burgess menemukan “masalah” tepat saat lap pemanasan kedua disinyalkan dan Himatsu memberi saya tanda untuk pergi. Kami berdua sepakat bahwa ritual ‘berjongkok di sisi samping motor’ harus dilewati karena terlalu banyak orang yang berkeliaran di sekitar Motor, meskipun security terus meniup peluit mereka saat mensterilkan daerah itu. Saya pada dasarnya berlari ke motor dan saat saya duduk di atas Jok, Burgess mendorong saya. Aku melihat sekilas wajah Himatsu dan dia tampak berumur 10 tahun dalam dua hari, tapi dia memberiku kedipan dan senyum khasnya.

Saya yakin Anda semua melihat balapan pertama Musim 2004 itu, melihat saya dan Biaggi bolak balik, Saling kontak beberapa kali, kami berdua mengendarai di limit. Jika saja Biaggi saat ini menggunakan apa pun selain Motor Honda RC211V, saya Mungkin tidak akan berusaha keras untuk mengalahkannya, tetapi saya tahu bahwa masa depan Yamaha benar-benar bergantung pada Satu hal : mengalahkan Honda. Ketika putarannya berakhir saya berharap bahwa motor ini masih bagus untuk ban yang yang telah lama digunakan, dan tentu saja itu benar. Apa yang saya rasakan pada saat itu hampir tidak dapat dilukiskan karena saya dapat melihat Max struggle dan saya tahu Yamaha saya telah mengalahkannya. Saya ngacir pergi dari kejaran Biaggi untuk meraih kemenangan — dan saat itulah segalanya menjadi rumit.

Dua hal membantu merumuskan bagian akhir dari rencana Himatsu. Pertama-tama, Afrika Selatan adalah balapan yang kurang banyak ditonton dan kedua, Rossi menyukai selebrasi yang agak agak bergaya konyol. Jadi inilah yang terjadi: Di ​​Cooling down Lap saya menepi  di tikungan 6, jauh di belakang sirkuit tempat trek menurun ke lembah dan praktis tidak terlihat oleh semua orang … kecuali kamera TV. Saya  menetralkan gear dan menyandarkan M1 pada sisi samping tumpukan ban dan memberikan pelukan dan ciuman besar kepada sang M1, ya . . . bergaya Rossi.

Lalu aku berlari melintasi rerumputan, menanjak dari stasiun sudut pekerja ke tempat sekelompok toilet portabel telah dirakit untuk para Marshall. Himatsu telah memberitahuku untuk mencari pispot biru dan aku melihatnya saat aku berlari. Benar saja, tanda Out of Order merah putih terpampang di pintu. Sejauh ini bagus.

Aku berdesakan di pintu, membalikkan faceshieldku setengah inci dan berkata, “Vale, ini Eddie.” Saya mendengar kunci terbuka, dan Rossi langsung menarik saya melalui pintu, meraih dan mengguncang bahuku dengan gembira. “Aku mendengarkan seluruh balapan … kamu menang, tapi yang bikin lebih baik lagi adalah kamu mengalahkan Biaggi!” Di sanalah kami, saling berpelukan, di toilet portabel Afrika Selatan, mengenakan werpak kulit, helm, sarung tangan, dan sepatu bot yang identik. Tentu saja momen paling aneh dalam karier saya, tetapi juga salah satu yang paling berkesan.

Pakaian Rossi identik dengan milikku, kecuali untuk jubah Superman, semacam syal oranye aneh dan mahkota biru Yamaha yang hadir di atas AGV-nya. Dia memeriksa ulang mahkotanya, keluar dari Toilet dan pergi menuju podium kemenangan  M1 kami yang hebat. Sementara Saya duduk di satu-satunya kursi di dalam toilet portabel tersebut, mendengarkan perayaan podium dari sound system Sirkuit. Saya tahu Himatsu akan menjemput saya nanti dalam beberapa jam setelah trek sepenuhnya dibersihkan. Jika Anda menonton rekaman itu, Anda akan melihat bagaimana Rossi memegang trofi hanya di tangan kirinya dan Glove kanannya tidak pernah terlepas.

Sebuah Artikel Alih bahasa April Fool yang diterbitkan akhir maret 2007 oleh CycleWorld

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

77 COMMENTS

  1. jadi selama ini GP pertama Musim 2004 yg balapan bukan rossi.. Tapi eddy lawson.. xx Pantesan kaca helm gak dibuka.. tapi bagus aktingnya..

  2. ah sial, padahal ane tau dr awal kalo ini artikel April Fool’s, tapi semakin dibaca sampe akhir semakin lupa ane kalo ini artikel boongan,, ?

  3. Oke masih sepi belum rame?, pertanyaan apa mungkin problem yang di derita yamaha terulang terjadi bencana di sistem manajemennya sehingga performanya tak setabil cenderung menurun?. Terlepas dari masalah mekanikal.

  4. Mohon maaf lahir dan batin wak haji..smoga tmcblog dan wak haji sehat , semakin sukses dalam memberi info dunia permotoran…amiin

  5. aku jadi mencari2 video welkom 2004.

    ceritanya halus banget, seperti itu beneran terjadi..

    akhir kata.

    minal adin wal faizin..

    mohon maaf lahir dan batin.

    sukses dan sehat selalu buat wak haji Taufik dan bang Nugi

    • artikel udah dibuat bulan april…. tapi biar luwes translatenya ngeditnya kelamaan gak kelar2, sampe masuk bulan puasa….. kan puasa ga boleh ngerjain pembaca….

    • Bahkan Majalan Mid-Season MotoGP 2007 halaman 51 sampai 53 pun menuliskan Artikel ini, walau di sana tanpa dituliskan keterangan bahwa ini adalah Artikel Khayalan

  6. Setelah tahu kejadian yg sesungguhnya, saya makin kehilangan rasa hormat terhadap rossi. Akhirnya setelah pengaruhnya mulai hilang di motogp, dibuang dan tidak ada tim yang berminat, aib dibongkar satu persatu, dan makin kelihatan busuknya. ? udah mirip haters belum?

  7. Seandainya kamu tahu sejarah di balik april fool, tentang siapa mengapa dan bagaimana, sudah sepantasnya kamu muntah dan jijik of disgust, instead of turut terlibat atau ikut terhibur karenanya…

    • Mungkin karena itu April fool nya Spanyol bukan dirayakan di 1 April,tapi 28 Desember “seperti berita Pedrosa yg pindah ke F1 toro rosso setelah pensiun,atau Marquez ganti ke no.1 2020” tahun kemarin

  8. Baca artikel ini, berasa kayak kejadian beneran. Padahal cuma April Fool. Tapi enak banget dibaca, terima kasih uda ditranslate sama disusun bahasanya wak. Dan, gak ada yang typho kali ini.

    Mohon maaf lahir batin wak, salam dari Kota Malang.

  9. Yg satu ter-berita-kan karena torehan prestasi…
    Yg satu ter-berita-kan oleh fake-story…

    Jauh banget yah bedanya??

  10. saya ga ngerti dengan orang orang di kolom komen ini padahal cukup membaca judulnya saja sebenarnya sudah ditau apa isinya atau konteksnya

    tapi masih ada aja yang kemakan…

    mental mental pendemo memang, teriak dulu bego dlu paham belakangan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here