Home MotoGP Stoner ungkap alasan mundur dari posisi Test Rider Honda dan Ducati

Stoner ungkap alasan mundur dari posisi Test Rider Honda dan Ducati

57

TMCBLOG.com – Chris vermeulen mencoba menguak beberapa hal mengenai Casey Stoner dan Grand prix dengan bertanya langsung kepada Juara dunia MotoGP Asal Australia ini beberapa Pertanyaan cukup membuka informasi. Satu satunya Juara dunia ducati ini menjelaskanbahwa terkadang ia juga berfikiran untuk bisa balik lagi Ke Track . . . Kenapa bisa begitu? Padahal ia berkali kali seperti yakin banget tidak mau turun lagi Ke race weekend MotoGP . .

Menyukai Kualifikasi, namun tidak pada balapannya itu sendiri

” Beberapa kali saya kepikiran untuk balik kembali ( Ke MotoGP) terutama bukan untuk Balapan, hanya dikarenakan saya menyukai etos kerja dengan team. Ini mungkin terdengat bodoh, namun Saya menyukai sesi Latihan ketika cuaca baik dan Motor bekerja baik. Saya menyukai sesi Kualifikasi yang memberikan saya tekanan untuk memberikan segalanya untuk satu lap, saya menikmatinya. Saat Balapan bukanlah bagian Favorit saya, berusaha keras selama 20 lap, Kita nggak boleh melakukan kesalahan, dan kamu tahu – Chris – sangat mudah untuk melakukan kesalahan di Motor itu.

Satu tekanan jari kecilmu di rem depan dan kita bisa jatuh. Melibas bumpy dan mem-bottoming-suspensi depan, banyak banget tekanan di sana. Buat saya adalah ada sesuatu yang melegakan ketika saya bisa finish balap entah itu menang ataupun tidak. Saya merasa lega, saya telah melakukan pekerjaan saya. Hal hal itu lah yang tidak saya kangenin. Namun saya Kangen sama momen ketika saya bekerja di team dan saat Kualifikasi. “

Marc Marquez tidak menginginkannya

Chris vermeulen pun menanyakan kembali Stoner mengenai bagaimana Kedepannya. Apakah Casey masih ada rencana untuk bergabung dengan paddock MotoGP dengan Posisi yang berbeda semisal team Manager. untuk hal ini Casey Menjawab ” saya sudah melakukannya dengan Ducati, Saya juga sudah mencoba di awal dengan Honda, tapi pembalap muda yang menjanjikan itu tidak ingin saya di sana “  . . hmmm Casey tidak menjelaskan nama ‘ Pembalap Menjanjikan’ tersebut, namun diperkirakan yang dimaksud adalah Marc Marquez

Setupnya tidak sesuai dengan Gaya Pembalap Ducati

” Kami Juga melakukan hal ini dengan Ducati, Tetapi kemudian kami tidak dapat menemukan kesepakatan, saya mundur, saya merasa saya tidak bisa memberikan tim apa yang SAYA inginkan.

Saya tahu apa yang pembalap inginkan, saya tahu kami bekerja sama dengan sangat baik, tetapi sayangnya kadang pembalap mereka tidak mendapatkannya. Selalu ujungnya Pabrikan yang menentukan, mereka ( Pabrikan) melihat data dan apa yang mereka yakini adalah arah yang benar namun tidak selalu sesuai dengan gaya balap Pembalap mereka.

Adalah sebuah perjuangan yang konstan untuk membuat hal yang benar, merubah Motor ( desmosedici) untuk bisa lebih baik, itu adalah kerja keras dan (Dengan Kenyataannya) tinggal di Australia (membuat) sedikit lebih sulit untuk mengadakan pertemuan untuk mendorong mereka agar lebih keras, jadi saya mundur selangkah. “


Sepertinya apa yang diungkapkan Stoner di atas sedikit banyak ada hubungannya dengan apa yang pernah diungkapkan Michele Pirro mengenai Pembalap Australia ini. Pirro Bilang mapping elektronik Desmosedici yang dipakai Oleh Stoner Sangat tidak manusiawi ( Un-Human) karena mungkin malah minim setup . .

 . . . Casey memiliki karakteristik yang tidak dapat ditiru, dia adalah satu-satunya yang benar-benar mengesankan saya. Dia memiliki style berkendara yang luar biasa. Saya pernah mencoba Mappingnya selama test dan tidak dapat menyelesaikan bahkan satu Lap-pun di Sepang. Dia biasa Riding tanpa setup Kendali (tractiin Control) dan mampu mengatur semuanya dengan pergelangan tangannya, saya pikir dia adalah satu-satunya yang memiliki karakteristik ini. ‘Mapping Stoner’ adalah sesuatu yang tidak manusiawi. “


Lebih lanjut Casey Stoner mengatakan untuk masa depan  “Saya masih berpikir bahwa saya harus memberikan banyak hal kepada olahraga ini dan bahwa saya dapat membantu dalam beberapa hal, di luar kotak dengan memberikan visi yang berbeda. Saya tidak mengatakan untuk memperbaiki semuanya, tetapi saya tahu apa perlu dilakukan untuk menang.

Pada saat yang sama saya harus menunggu (penyakit) kelelahan kronis ini berlalu, karena sekarang saya mengerahkan semua upaya saya untuk menyelesaikan penyakit ini dan keluarga saya, maka mari kita lihat apa yang akan terjadi di masa depan. Sejujurnya, saya ingin lebih terlibat dalam MotoGP.

Taufik of BuitenZorg | IG@tmcblog

57 COMMENTS

  1. Saat itu Marquez sadar masih rookie, stoner in his prime, takut itu manusiawi, mungkin saat ini marquez dah siap bila diadu dngn stoner disatu sisi stoner pasti ada penurunan krn lama g balap secara reguler

    • Marc ini ambisinya kaya rossi, merasa tersaingi itu pasti ada,sama kaya rossi y ngambek krn yamaha memperpanjang kontrak lorenzo lalu ke ducati,marc pasti ada rasa kawatir tersaingi stoner

    • IMO, apa yang terjadi saat Casey jadi test rider di dua pabrikan cukup jadi bukti bahwa dia tidak cocok sebagai test rider. Setting motor, feeling, dsb yang digunakan dan dirasakan oleh Casey tidak bisa diduplikasi oleh rider lain. Sementara fungsi tst rider adalah ride the bike through it’s limits, not his limits. Sehingga apa yg sudah dilakukan oleh Casey datanya menjadi tidak berguna.

      Jangankan sebagai test rider, sebagai rider utama pun, motor yang bisa dengan mudah dia kendalian, menjadi liar karena minim front end feeling saat digunakan rider yang lain yang baru pindah pabrikan (dan dengan ringannya Casey bilang “I enjoyed those two years). Atau saat motor open class dia kendarai dengan mudah selisih waktu dari motor utama tidak terlalu jauh berbeda, saat digunakan oleh pengendara lain langsung terlihat perbedaannya.

      Ada rider yang base set upnya bisa digunakan rider lain dengan mudah. Ada yang base set upnya tidak akan bisa digunakan rider lain dan tidak akan banyak berguna saat dia menjadi seorang test rider, dan Casey Stoner seperti halnya Gardner, Doohan, dan Marquez termasuk dalam kategori yang kedua.

        • iya bisa dipakai (yang lain), tapi ga jaminan menang.
          sama hal nya seperti settingan Stoner, dia pernah bilang kan kalau misal balapan tanpa elektronik mungkin yang menang cuman dia (Stoner) dan Rossi.
          saya sih yakin kalau MM skillnya bukan di pergelangan tangan, tapi siapa yang tahu juga ya kan semua butuh pembuktian.

        • Omong kosong Jon. wkwkwkwk

          Masih bisa dipake tapi kalo zonk ya sama aja tepok jidat. Rider-rider yang gak bisa bikin motor terasa ‘umum’ mending gausah jadi test rider.

          Tuh liat RCV versi 2019. Di desain untuk “keperluan khusus” kata Yokoyama. Preeet, Marquez-sentris yang ada. Asli udah kayak motor GAGAL TOTAL buat orang lain.

          Bandingin ama versi sebelumnya, Cal aja masih bisa menang dan dapet beberapa podium. Dani juga masih lumayan pas nyemplak versi-versi sebelum 2019 itu.

        • Somehow saya lebih percaya omongan Cal:
          “… But he’s not unbeateable, because he’s been beaten in certain races, but he’s an incredible, incredible talent. And it’s good to learn off him in one extent. But on the other hand you don’t want to learn off him because if you try and do what he does, it doesn’t end well. You’ve got sometimes do some of the stuff he does, but filter on the stuff that you can’t do and go from there.”

        • Jon Jon…,nagih nagih orang ,giliran ditagih link tentang pengakuan furusawa yg lu omongin malah AFK
          Wkwkwk

    • Kangen liat 2 pembalap ini turun lagi di track. Chris Vermeulen mungkin bisa bantu proyek Suzuki GSX-RR. keliatan doi masih nyimpen wearpack Suzuki Rizla nya yg dulu.

    • Bisa jalan aja udah syukur. Dia cedera lutut parah sampe hampir lumpuh di musim terakhirnya di superbike. Akhirnya pensiun setelah itu.

  2. Bukannya marc memang komplain soal stoner jadi test rider, karena test rider harus melakukan banyak lap. Sedangkn stoner jarang melakukan test gara gara fisiknya.

    • Betul, waktu itu dia bilang Bradl lebih baik.
      Karena tugas rest rider itu jauh lebih capek dari rider reguler, meskipun jadwal nya di musim berjalan nggak sepadat rider reguler.
      Kelebihan Stoner,bisa bikin lap2 cepat aja,di luar itu ya lebih sering ngambek nya.
      Wajar klo rider utama nggak rekomendasi test rider dipegang orang kaya Stoner.
      Stoner ini cocok di superbike, lapnya lebih dikit,setup electrical nya lebih dikit.
      Dan ada Aprilia RSV disana yang cocok banget ama rider beginian.
      Cuma bayaran nya aja yang jauh banget dibandingkan MotoGP

    • Stoner test privat di Sepang, waktunya se Pedrosa, tapi ditolak jadi pengganti daped yg cedera..

      Kata Stoner dia di-block Marc.

      Wajar sih, namanya 2015 juga Marc gagal, bahkan sampai dibawah Rossi.

      Tapi kalo emang benar bakal lebih parah ada rider yg diblok masuk team satelit gara gara Abangnya.

      Wakakakaka

  3. Mestinya dgn karakter dan kelebihan Stoner yg dibilang pirro, semua tau Stoner tidak cocok jd test driver.

    • ya paling kentara pas test RC1000R dibawa Stoner cuma selisih dikit, dipake pembalap laen hasilnya gak karuan

  4. mungkin aja stoner ini adlh reinkarnasi dari pembalap era 500cc seperti barry sheene, jarno saarinen. mungkin di kehidupan sebelumnya dia adlh mereka ? krn karakternya sngt cocok bawa motor tanpa kontrol elektronik era 90an kebawah

    • Menurut gw karakter balap Stoner lebih ke Doohan ato Hailwood. Sheene orangnya rewel dan perfeksionis mirip Lorenzo, Saarinen butuh part gaib kaya Rossi di jamannya.

      • Kl baca diskusi penggemar GP senior di forum, satu-satunya yang gaib dari Saarinen cuma skillnya. Dari Saarinen juga Roberts meniru gaya knee out setelah liat Saarinen di Speedway.

        • Skill Saarinen ga gaib, orang keliatan kok. Tapi kala itu Saarinen selalu dapet part terbaik dibanding pembalap lain yg pake motor sama.

        • Sekali lagi, kata penggemar gp senior. Baik di forum motorsportmagazine.com maupun pembahasan di twitter masing-msaing. Ada beberapa username yang sering diskusi satu sama lain, sering kali bareng Mat Oxley juga. Ada beberapa user name seperti ***ham, Sul****, von *****, K***, No1****, sf****, t****gap, dll. Dibaca dengan cermat dong tulisan saya…………

        • Jon Jon…,nagih nagih orang ,giliran ditagih link tentang pengakuan furusawa yg lu omongin malah AFK
          Wkwkwk

  5. “Saat Balapan bukanlah bagian Favorit saya”
    Berarti pilihan saat ini udah bener.

    Seperti nya sembalap motogp kalo udah keluar dari lingkungan motogp, kaya nyesel bgt gitu kesan nya.

  6. Sulit mencari orang yg punya karakter kuat seperti stoner.
    Dan banyak lainnya seperti rossi.lorenzo dan tentunya marquez.
    Mereka yg terhebat di era motoGP namun dr stoner kita jd tahu rossi,mungkin karakter berhadapan dengan rossi yg dicontoh oleh marquez dr stoner dengan sedikit gaya yg lebih santai.

  7. Jika ingin hasil yg Instan, KTM cb rayu stoner buat jd ridernya. Cm ya itu, settingan pedrosa ga kepake buat stoner, begitupun settingan stoner ga kepake buat rider lainnya di KTM. Stoner pernah pake chasis kandang tp melesat bak peluru, apakah KTM ga kepikiran? Setidaknya walaupun berat buat kompetisi champion, paling ga podium masih bisalah, atau bikin gerah dan ngerecoki Ducati masih bisalah.

  8. Berarti dr awal dia emang ga suka race,cuma suka hotlap sekali dua kali

    Pantes aja sejak dr KTM Redbull 125 sampai ke LCR langganan crash Sampai bikin penampilannya inkonsisten

  9. Mungkin stoner mau comeback klo jumlah lap race nya dikurangin, jadi 11 ato 12 lap maybe…., jadi semua pembalap push dari awal sampe akhir balapan. Saling tikung sampe akhir balapan… Gak kayak sekarang, saling tikung nya cuma di pertengahan race, di lap lap akhir pada main aman, karna ban udah pada abis.

    • Jangan.. ini bukan UB150 yg selalu hotlap dr awal sampe akhir om.. wkwkwk
      Dibikin macem race kyk wsbk aja kali ya (lupa nama balapannya saking suwi gk liat wsbk), balapan cm 8-10 laps, saling tikung ntr dr awal wkwkwk
      Yg paling nekad+konsisten dijamin menang tuh

  10. Bisa kliatan wak haji, sampe penaiun pun kliatan kalo casey ini bener2 ada di luar “circle” dorna, casey datang dan diterima murni karna bakatnya dan itupun awalnya hanya segelintir yang tertarik padanya kalo gak ada yang melirik gak akan ada nama casey di GP, sayang dan kasian dengan potensi outstanding yang dimiliki tapi opportunity dan kepercayaan gapernah bener2 didapet jadinya gini

  11. mau siapa dan team apa yg di wawancara, selalu ada marc dan TRH..emang udah nasib marc ada di otak semua warga planet motogp….hahaha

  12. Tipikal orang gak mikirin perasaan orang lain ni, iya dia bisa, orang? Jumpalitan gara gara dia, wkwkkwwk

  13. Stoner The Baby Alien….

    sedangkan M Pirro sukses jd Test Ride membawa set up motor Ducati menguasai Top seperti saat ini termasuk sedikit racikan stoner

  14. Kesimpulannya stoner cocok di yamaha yg selama ini selalu juara pramusim dan free practise. He he

  15. nah ini lebih make sense dibanding jd test rider. skill dia itu adaptive. ibarat gerobak dimesinin jg bisa kenceng dipake dia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version