TMCBLOG.com – Team Factory Yamaha belajar dari kesalahan yang mereka buat di pekan pertama Jerez. Saat race kedua GP Andalucia yang digelar pada sirkuit yang sama persis, semua pembalapnya mengikuti jejak pilihan ban yang dipilih oleh Fabio Quartararo sebelumnya yakni Hard-Soft. Namun yang bikin TMCBlog concern adalah, pertama soal bagaimana cara semua pembalap Yamaha saat ini menghadapi race-start di mana mereka terlihat sangat terbantu oleh holeshot device yang hadir mulai musim ini dan sempat tertunda penggunaannya selama beberapa bulan akibat lockdown . . Silahkan sobat lihat data pada grafik berikut ini.

Coba lihat deh grafik di atas. Boleh dibilang saat start kemarin dari 6 pembalap yang start dari dua row terdepan hanya Miguel Oliviera saja yang motornya tidak dilengkapi oleh holeshot device. Semetara itu Miller start menggunakan holeshot device dari row ke tiga. Lihat deh laptime Quartararo, Vinales, dan Rossi yang menggunakan motor spesifikasi 2020 dan holeshot yang sama. Ngeriiii banget laptime mereka pada sektor pertama di mana salah satu part sirkuitnya adalah tempat mereka start sampai T1 yang butuh holeshot devices. Sementara Bagnaia sendiri yang start juga dari row terdepan menorehkan laptime sektor 1 ini dengan catatan satu detik lebih lambat dari dua pembalap Yamaha tercepat, dan setengah detik lebih lambat dari Rossi.

Ada dua analisanya, yang pertama entah alat holeshot milik Ducati Desmosedici kalah canggih dibanding dengan yang dibuat Yamaha atau mungkin ada juga andil kombinasi hebatnya Yamaha di exit Corner saat ini. Miller sendiri sempat bilang “Yamaha kencang di exit corner jadi saya tidak bisa melewatinya semudah pekan lalu,” . . Ini pula artinya Vinales sepertinya sudah mulai menemukan solusi dari permasalahannnya selama dua tahun ke belakang bersama Yamaha di mana dengan kondisi tangki penuh bahan bakar ia seringnya sulit menekuk Yamaha M1 dengan maksimal di T1 dan beberapa tikungan pertama setelah start dimulai.

Selain Yamaha dan Ducati, Suzuki dikabarkan juga melakukan debut penggunaan holeshot device pada race di GP Andalucia ini. Namun hanya Alex Rins saja yang dikabarkan memakainya sementara. Datanya? Walaupun Rins mengaku melakukan start yang hebat, namun data miliknya di sektor pertama Jerez ini tidak terlalu wow. Ia masih lebih lambat 3,5 detik dari pembalap tercepat Yamaha dan juga 1,5 detik lebih lambat dari Joan Mir yang startnya di posisi lebih depan dari Rins namun tidak dibenamkan holeshot device pada Suzuki GSX-RR nya. Berikut ini kita akan bahas laptime darti Top-10 Finisher Grand Prix ke-2 kemarin sob.

Yap walaupun grafik yang mirip ‘cacing tawuran’ dan benang kusut tersebut memang bisa bikin pusing kepala, namun sobat bisa lihat laptime yang dibukukan oleh Fabio Quartararo di awal race sangat ‘berbeda’ . Dia getok palu sekuat-kuatnya sob dan Ia terus mempertahankan pace ini sampai akhir race. Sobat bisa bayangkan dari 25 laps yang dilangsungkan, Fabio torehkan 15 lap sebagai penoreh laptime tercepat dan menurut TMCBlog ia adalah pembalap di GP Andalucia yang paling konsisten menahan gempuran panasnya track dan cuaca dengan tetap menorehkan laptime 1:38, sekian. Dan karena ia lakukan ini berkali-kali, tidak mengejutkan jika melihat gap begitu menganga sampai tembus lebih dari 4 detik. Yap Quartararo seperti berada di level yang berbeda sendiri pada seri Andalucia kali ini.

Takaaki Nakagami juga merupakan salah satu yang jadi pusat perhatian pada race kemarin di tengah belum full recoverynya dua pembalap cepat Honda Marc Marquez dan Cal Crutchlow. Pada race ini Taka finish di posisi yang sangat baik yakni di posisi 4. Saat di cek ke Taka, pada dasarnya ia tidak melakukan banyak ubahan teknis di motor pada race weekend Andalucia ini. yang ia lakukan adalah mengombinasi banyak sekali part part menjadi motor Honda RC213V 2019 dengan kombinasi pilihannya sendiri. Seperti kita ketahui tahun 2019 Jorge Lorenzo banyak sekali request part baru buat RC213V 2019. Dan lungsuran part-part ini lah yang menurut Taka ditengarai turun kepadanya.

Taka dan team pun mengaku tidak mengubah pendekatan balap mereka di akhir pekan yang super duper panas tersebut. Kata Taka salah satu yang berbeda adalah keberadaan Takeo Yokoyama yang terlihat jauh lebih sering berada di boxnya karena mungkin ada waktu lebih luang karena nggak harus melihat Marc Marquez. “Kemarin malam (malam sabtu) kami berdiskusi dengan Takeo, kami melakukan pengecekan ulang data dan apa yang terjadi dalam lomba, kami melakukan pengecekan ulang data Marc, dan saya dapat dengan jelas melihat perbedaannya. Pengaturan motor juga sangat berbeda, jadi kami mencoba untuk menjadi sedikit lebih dekat dengan pengaturan Marc yang sangat membantu bagi saya. Secara keseluruhan, Takeo berbicara dengan teman-teman kami dan dia banyak membantu, ini bagus.”

Valentino Rossi jika kita lihat di grafik Top-3 juga cukup amazing race pacenya. Walaupun jika dibandingkan dengan Fabio Quartararo terlihat memang masih kalah, namun jika dibandingkan dengan Maverick terlihat pace Rossi cukup bejaban. No wonder Maverick tidak mudah untuk bisa menaklukan Valentino Rossi di pertengahan pertama balap. Pasca race ini Valentino Rossi menyambut podium tiga dengan sangat sumringah. Bisa dibayangkan ini adalah podiumnya yang ke 199 di kelas MotoGP dan diperoleh setelah menunggu lebih dari satu tahun setelah sebelumnya finish P2 di seri CoTA 2019. Bisa dibayangkan juga 25 tahun karir di Grand Prix semenjak tahun 96 bersama Aprilia di kelas GP125, Vale tidak pernah tidak podium dalam satu musimnya.

BTW, podiumnya di GP Andalucia ini juga seakan memperkuat pressurenya ke Iwata mengenai beberapa permintaan supportnya yang menurt Vale akhir-akhir ini seperti terbentur oleh halangan ‘politik’ di internal pabrikan garputala ini. “Kami harus bekerja keras karena dengan David (Munoz) kami harus menekan Yamaha, karena kadang-kadang itu sesuatu yang politis, itu adalah masalah politik saat kami ingin mengganti (setup) motor.”

Yang dimaksud Valentino dari ‘penggantian setup motor’ adalah part-part yang secara regulasi bisa diganti seperti permintaan pergantian swingarm-sasis baru sesuai dengan kemauannya “Saya sudah lama di Yamaha, tapi saya pikir itu normal. Ketika Anda mengendarai motor yang sama dengan Fabio dan Maverick dan mereka bisa begitu cepat, begitu kuat, Yamaha berpikir bahwa saya harus bisa mengendarai seperti mereka. Tetapi mereka perlu mendukung saya, karena saya (saat ini) di sini di tim pabrikan dan tahun depan saya akan balapan dengan Petronas. Jadi, mereka harus mempercayai saya. Mungkin saya tidak lebih cepat di lintasan tetapi saya bisa melakukan balapan yang bagus.” Begitu kata Vale pada post race interview kemarin di press converence room Jerez.

Sebelum ini Lin Jarvis pernah mengungkapkan bahwa adalah benar Valentino Rossi meminta Yamaha untuk melakukan setup ulang Yamaha M1 kembali ke setup yang lama, namun pabrikan memang tidak langsung menanggapinya secara all out karena berpendapat bahwa setup lama digunakan untuk M1 yang menggunakan ban Michelin lama dengan karakter berbeda.

Sebagai penutup bahasan TMCBlog mau membandingkan data Alex Rins dan Joan Mir dari Suzuki Ecstar. Terlihat memang level dari recovery Rins belum 100% dan belum bisa paling tidak menyamakan race pace dari Mir. Namun begitu dengan kondisi yang seperti terlihat, respect kepada kondisi fisik Rins yang kuat menahan pace 1:39 dengan motor prototipe yang menghasilkan deselerasi hebat saat pengereman.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

74 COMMENTS

    • seandainya, jika, seumpama, kalau bisa mmarc ikut pasti bakalan……..kengerian itu telah datang….saatnya era prancisss……wekekekekekeke

      • bs podium 123 karena lawan2nya yg sepadan pd cidera…..mbok mikirnya pake logika.jangan cm mikir pake nafsu birahi krn kalah laris jualan akhirnya komen ngawur didunia maya????

        • sory bro meang ttp meng..
          saktu rossi gagal juara dunia ttp aja lorenzo yg juara dunia, mau disebut juara bantuan atau apa lah. yg menang ttp menang
          waktu hayden juara dunia, nama dia yg di catet bukan rossi.. walau dia cuman 2kali juara seri..
          juara ya ttp juara gk peduli siapa yg menang atau bagai kenapa dia bisa menang

  1. FQ20, mirip JL99 dan memang seperti itu seharusnya motor online digunakan.

    Rossi masih menjadi master of late braker, defensenya sempurna. If you can’t ride faster, ride smarter. Dan kegagalan MV12 overtake Rossi di banyak kesempatan semakin menunjukkan kl emosinya masih kurang matang, saat keadaan tidak berjalan sesuai rencananya gaya balapnya mulai kacau dan sering bikin kesalahan.

    IMO, Jerez masih menjadi track yg sesuai dg mesin Inline (apalagi kompon Michelin musim ini jg mendukung), pertanyaannya apakah M1 akan bisa menutupi defisit power dg corner speed di track selanjutnya (Brno 2x, Austria 2x). Apalagi di Jerez kmrn keempat Yamaha sudah menggunakan hampir seluruh mesinnya musim ini.

    Kondisi track yg super panas akhirnya membuat mesin dibawa over limit, sehingga banyak mesin yg rusak seperti milik Rossi, MV12, Peco, Morbidelli (yg sedikit banyak membantu podium Rossi dan MV12). Di track selanjutnya, saat mesin lain memiliki kelebihan power dibandingkan Yamaha, apakah para rider Yamaha (terutama MV12) berani over limit untuk menandingi motor lainnya.

    Progress yg dialami Taka menunjukkan kl berada di tim pabrikan adalah keuntungan

      • Phillips Island juga secara layout lebih cocok untuk mesin Inline. Tapi, di track itu juga MM93 berulang kali mempecundangi motor inline, bahkan saat motor inline lebih cepat dibandingkan RC213V (2015)

    • Gini om, mungkin ya, cuma prediksi, kalau di brno katakanlah yamaha ada di depan tapi di sektor terakhir yang lurusan plus tanjakan itu ducati atau marc marquez masih nempel deket, besar kemungkinan yamaha akan kalah. Mirip kejadian lorenzo yang disalip pedrosa tahun 2012 itu.

      Kalau di redbull ring, mungkin bakal bikin penonton nahan nafas lagi di lap lap akhir, di situ kebetulan sektor terkakhir bagus buat yamaha, cuma ya tikungan terakhir itu yang masih jadi kendalanya.

    • Wkwkwkwk ngapa gua disebut2, jadi berasa omongan gw terlalu menyentuh hati dan perasaan orang lain. Ya mohon maap kalo banyak komen gw yg menyinggung, gw hobi ceplas ceplos pake kalimat sarkas dan ga pandang bulu jadi siapa aja pasti kena orang yg punya warung aja jg sering gw senggol kok. 1 yg pasti, gw selalu berusaua objektif, bagus bilang bagus, jelek bilang jelek. Entah itu pembalap, komentator ato siapa aja. Kalo lu perhatiin komen gw pasti lu tau di suatu artikel seolah gw temenan sama komentator A, eh di artikel lain kaya musuhan. Ya simpel aja sih, kembali ke awal gw selalu mencoba objektif jadi gw ga peduli sama nick, yg kebetulan sejalan sama fakta lapangan ya seolah temen gw, yg kebetulan gw tau itu salah dan kebetulan ybs terlalu baper ya seolah musuh gw. Kalo memang ada yg gw ga suka, ya satu2nya yg gw ga suka si munafik yg suka kabur pake nick baru. Karena childish dan kalo didunia nyata pasti karakternya muka dua dan ngerugiin orang.

  2. vinales setelah nyalip rossi langsung bikin gap hampir 1 detik ? rossi joss defensive ridingnya, vinales joss pacenya

  3. Taka: “sedikit lebih dekat dengan pengaturan Marc”.. smoga Taka bisa berdiri di podium untuk race selanjutnya dengan menggunakan data super Marc.. Asian pride

  4. Berarti settingan Marquez gak hanya dia aja yg bs make seperti yg banyak orang katakan,buktinya Taka malah lebih klop dgn RCV nya

    Beda cerita kalo yg dipake settingan Stoner,mungkin malah jumpalitan karena settingan TC nya ga manusiawi ?

    • pertanyaannya diganti bos, Taka yg jago dan cocok trus rider lain yg gak bisa ato emang setingannya gak dikasih ke rider lain selama ini ?

      • Mana gw tau,, itu rahasia internal mereka,klo lu naya gua,gua nanya siapa?

        Mencoba sok tau:
        Mungkin emang ga dikasih,karena permintaan tim markes karena yaaa tau toh semua pembalap yg ada dalam satu track adalah musuh yg harus dikalahkan ga peduli dia teammate atau satu pabrikan sekalipun,jadi mungkin itu strategi mereka untuk tidak memberikan setingan terupdate pembalap mereka,sapa tau

        Dan akhirnya Takeo datang dan mungkin mendesak tim Marquez untuk kasih data mereka Minggu lalu ke Taka karena toh itu ga dipake karena Marquez sedang cedera dan baru nunggu tahun depan ke Andalusia lagi(itupun kalo datanya kepake karena beda musim lagi),dan berharap Taka bs jadi penyelamat hodna biar ga malu malu amat race weekend kemaren

    • Klo ngeliat “cacing tawuran” diatas, sebenernya pace TN ‘B’ aja. Kalah malahan sama pace Joan Mir. Cuman kok TN bisa P4 yak? Mungkin itu pertanyaan yang tepat 😛

    • “jadi kami mencoba untuk menjadi sedikit lebih dekat dengan pengaturan Marc”
      ——————————–

      Seperti kata Cal, “lu bisa aja niru apa yang Marc lakukan, tapi lu g bakaln bisa memperoleh hasil yang sama. Yg mungkin adalah menyesuiakan dengan apa yg bisa bisa lu lakukan”. Dan itu yang Taka lakukan kemarin.

      Kenyataannya, hampir g ada rider yg sukses dengan menduplikasi apa yang rider lain lakukan. Bahkan Rossi pun kesulitan saat mencoba menduplikasi apa yg MV12 dan FQ20 lakukan….

  5. jdinya menang di moto2/moto3 lebih susah daripada menang di MotoGP bagi Fabio

    dan gw jg inget dlu juga Fabio ini pernah viral sbg “The Next Marquez” krn juara di usia yg masih muda (mungkin klo g salah inget) .. tp ada jg yg sebaliknya kya Bagnaia & Alex Marquez juara di Moto2 / Mir & Binder juara di Moto3

    yaa di samping mereka masih pakai motor satelit atau pabrikan yg masih belum kompetitif ….hmm banyak faktor yg mempengaruhi ?

    • Waduh ente kejauhan bro ngebandingin sama yang pernah jurdun moto2 kaya bagnaia atau alex yang beda motor. Bandingin sama teamatenya aja yang katanya putra mahkota, konon setelah bawa motor sulit rcv. Bawa motor M1 yang friendly itu mudah bagi dia. Tapi nyatanya tahun lalu pake spek A dan taro pake spek B, kena tampol bolak balik si morbidelli sama taro. Tahun ini motornya dituker dan makin tambah parah aja dia kena tampol taro wkwk

      • @Plat nomor wkwkwk iya lupa nambahin Morbidelli itu musim kmarin yg pke full spec Factory dan mantan juara dunia Moto2 di kalahin Quartararo dgn spec B yg di Moto2 cuma sperti medioker tpi meskipun di akhir2 tahun di Moto2 mulai bisa menang

        @Ceker iya gw juga tahu klo itu Honda kompetitif klo yg pke Marquez yg Marc , lihat kondisi sekarang sih sperti itu

  6. Mbah rossi balapan karena passion.
    Untuk jadi jurdun lagi sangat berat.
    Berjuang untuk podium finish atau beberapa kali juara seri, sudah cukup bagus untuk ukuran atlet berusia 41 tahun.

  7. apakah fabio bisa jadi juara termuda ?
    eh btw umurnya berapa nanti ya kalo dia jurdun tahun ini sama mm#93 ?

  8. Ya sama aja kaya TN sama AM dapet yang kata ente HIBAH. sekelas CC aja yang tangannya udah kesakitan dan masuk pit, balik lagi kok ke track gara2 Ngejar HIBAH!!! CC35 pabrikan mana ya?
    Hargai donk pembalap yang udah berusaha keras kagak jatoh…

    • Wah komen saya jadi parent. Padahal niatnya bales komen ‘someone’ malah komennya di blok
      Maaf kalau ngelantur 😛

  9. Klo dari saya hny 3 :
    1. yamaha mutlak unggul di race ini, entah apa bs dikatakan sbg hasil dari “keseriusan” thd race yg terlihat dari pemakaian mesin yg cukup agresif..
    2. performa tim factory tdk semaksimal fabio..
    3. sbg rider factory, race style vinales monoton, sekian lama line nya mudah ditutup oleh rossi, bs nyalip terlihat krn rossi sengaja beri jalan..

    • Dari keempat pengguna motor Yamaha, cuman tim Quartararo yang mendengarkan saran Michelin untuk menggunakan ban yang sudah digunakan sebanyak 3 lap yang didinginkan dan kemudian baru diselimuti untuk memperkuat compound dan memperpanjang umur ban. G heran, FQ20 lebih pede push motor dari awal.

  10. sepertinya quartararo lah jawaban buat yamaha selama ini..setelah sekian lama jadi kambing hitam rossi dan vina

  11. Gile dari lap 1 sampe 10 Quantaroyo cetak best lap terus, setelah lap 12 pun pace dia masih bagus. Pantes ada pens pembalap yg tulangnya patah akibat jatoh sendiri karena tertekan bocah kemaren sore ga terima dan ngatain balapan kok touring. Prospek bagus ini bocah, pens MM bahkan MM sendiri pasti ketar ketir liat calon bintang baru, percis gerombolan Paleban saat liat Stoner dan Lorenzo waktu muda. Gw khawatir setelah Quantaroyo masuk pabrikan jangan2 MM ga bakal sanggup menyamai jumlah gelar Sugiono.

  12. Nakagami itu sebenarnya gaya ridingnya sangat cocok dengan rcv, ditambah naka pakai data marquez sangat berguna buat naka. Sebab crutchlow pernah bilang data marquez tidak membantu dirinya karena gaya riding crutchlow amat berbeda dari marquez.

    Kalo ngomongin vinalez itu dia juga bisa sangat cepat kalau pakai rcv, gaya balapnya sangat cocok dan sangat mirip dengan marquez. Sebab akhir2 ini sepertinya vinalez kesulitannya dengan motornya, kengarangannya malah tidak sekuat seperti di suzuki dulu.

    • HRC itu terlalu Marquez sentris, jgn harap ada pembalap satelit yg diperlakuin kaya duo Pramac di HRC.

    • andai Corona tak ada
      andai bukan korban H-10 lebaran kemaren
      andai punya duit banyak jadi gak perlu relakan semua tunggangan
      andai harga2 gak pada naek

      andai apalagi ya?

  13. ahh seneng bgt bisa liat nakagami finish p4 dikit lagi pdahal nyalip rossi.. but ok lah good job
    next di brno smoga bisa podium ?

  14. Cuacanya bikin elektrik nya Motbidelli overheat dan tiba tiba shut down???
    Bagnaia black flag, olinya bocor???
    Race terlucu nih

  15. “Kemarin malam (malam sabtu) kami berdiskusi dengan Takeo, kami melakukan pengecekan ulang data dan apa yang terjadi dalam lomba, kami melakukan pengecekan ulang data Marc, dan saya dapat dengan jelas melihat perbedaannya. Pengaturan motor juga sangat berbeda, jadi kami mencoba untuk menjadi sedikit lebih dekat dengan pengaturan Marc yang sangat membantu bagi saya. Secara keseluruhan, Takeo berbicara dengan teman-teman kami dan dia banyak membantu, ini bagus.”

    Akhirnya dibuka sendiri sm rider tim satelit.. berarti klu tiap fp/qualif data mm93 boleh dishare k pembalap lain ada kemungkinan bs dpt hsl yg bagus..
    Yah namanya jg rider utama ga mungkin lah mau bagi2 resep.. paling cuma dikasih buat adenya..
    Ternyata sm aja.. “sekat garasi yg tak terlihat”

Leave a Reply to AIM-1N Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here