TMCBLOG.com – Beberapa jam yang lalu dalam semua media scrum pasca sesi hari Jumat MotoGP Brno 2020, Fabio Quartararo dirempuk sekitar lebih dari 20 jurnalis peliput MotoGP termasuk TMCBlog. Sebagai bayangan di hari Jumat, Franco Morbidelli lebih banyak menorehkan konsistensi dalam pace bagus, sehingga ia dengan mudah mencapai top time sheet, sementara Fabio Quartararo Boleh dibilang mengalami masalah . .

Masalah yang menghinggapi Fabio adalah masalah kurangnya ban belakang memperoleh grip di aspal. Namun ini memang agak sedikit bertolak belakang dengan apa yang telah diupayakan oleh Michelin di musim 2020 ini dimana untuk ban belakang mereka menyediakan ban dengan grip yang lebih baik. Namun kenapa masalah tetap ada di Yamaha khususnya Quartararo?

Selain karena aspal Brno yang sudah lama tidak memperoleh re-surfacing, salah satunya menurut Fabio adalah karena layout dari Brno yang turun naik. Masalah ini membuat dimana ada perubahan elevasi maka posisi roda belakang dan roda depan tidak lagi balance, butuh strategi fisik tertentu untuk memberikan load/beban hadir pada roda belakang dan itulah yang menurut Fabio Quartararo rasa roda belakang seperti ‘floating ‘ atau melayang. Fabio merasa ia belum menemukan style yang pas untuk permasalahan ini.

Namun ini yang positifnya dari seorang Fabio Quartararo. Ia tidak menyalahkan aspal, ia tidak menyalahkan ban. Ia masih percaya ini lebih kepermasalahan dirinya sendiri yang belum menemukan solusi.

Ditengah tengah media scrum, jurnalis Crash.net-Peter McLaren mencoba menanyakan Fabio mengenai Ride-height adjuster, apakah di Brno ini ia mencobanya? Dan yang mengejutkan dari jawaban Fabio adalah ia sudah mencoba holeshot device yang bisa dipakai juga ketika sedang berada di track (bukan hanya saat start).

“Sejujurnya saya telah mencobanya, namun itu terlalu sulit. Karena sistemnya berbeda dengan yang dimiliki Ducati. Sejujurnya saya telah mencobanya tiap kali run. Namun ini sangat sulit digunakan dalam mencari momen yang tepat untuk menggunakannnya. Oleh karena itu sementara saya baru akan menggunakannya saat start.”

Yap semenjak Jerez, tiga motor Yamaha M1 pabrikan yang digeber oleh Rossi, Vinales dan Quartararo tidak lagi memiliki tombol yang letaknya disamping motor, Yamaha mengantikannya dengan sesuatu di sisi kiri handle bar, semacam tuas switch. Sangat sedikit foto yang hadir, namun beberapa foto dari Skysport ini mudah mudahan bisa memberikan gambaran.

Semalam TMCBlog coba diskusi online Via whatsapp sama Peter dan diperkirakan memang cara pengoperasiannya adalah dengan cara menekan menggunakan jari tangan kiri untuk menurunkan ketinggian motor dan disinyalir bisa dilakukan bukan hanya saat start saja . . . wahhhh

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

37 COMMENTS

    • Dia waktu ngobrol ama Vinales kalo gak salah malah kok spanyol ya?
      Atau bukan ya?

      Kebangsaannya sih perancis ?

      • Iya memang bahasa spanyol.
        Karena pas taro memutuskan untuk terjun balap dia pindah ke spanyol.
        Makanya ada anggapan zarco lebih diterima sama warga prancis karena hal itu, makanya dorna sempet perjuangin kursi zarco buat merebut hati warga prancis.

  1. bnyk tuas bnyk tombol, mg2 smbalap gk lupa ?
    penggunaannya jg g tiap korner, mgkin d korner yg akan menjelang straight yg lumayan panjang… ducati d jerez menggunakannya 2 kali dlm satu lap..

    • Itu si miller pernah hahaha
      Pas tahun kemarin di gp mana sih itu yang dia dapat pole position. Mau aktifin holeshot malah mencet tombol matiin mesin, alhasil mati mesin motornya pas mau start wkwkwk

  2. Dilihat ajah balapannya gmn apakah #20 bisa menghandle kekurangan grip di sirkuit brno dan bisa menang melawan rin,dovi,nakagami,dll apakah bisa tetep didepan … Menang di jerez bukanlah hal sulit soalnya itu sirkuit yang masa lampau yamaha berjaya,coba di brno,austin,sama austria masih bisa dominan ga #20 dengan segala kekurangan grip ban dan masalah m1 yg dikeluhkan pembalap yamaha lainnya

  3. Wiiih ada Nora Lantschner. Manis banget itu bocah, gw pernah ketemu pas MXGP Indonesia 2018. Waktu itu sih masih imut2, sekarang pasti udah mateng yak wkwkwk. Logat Jermannya itu kentel banget bikin keinget masa2 gw ngegembel di Eropa karena dulu jg sering interaksi sama orang Jerman. Asli ini bocah (mungkin bagi komentator remaja sini nyebutnya cewe ya) manis banget! Wkwkwk

  4. kalau pake waktu race semakin berpotensi mendistraksi konsentrasi ridernya, akhirnya malah enggak maksimal masuk keluar tikungan

    • M1 mungkin terlalu cepet ketemu limitnya. Sdgkan RCV masih banyak area abu-abu yg masih bisa di explore supaya potensi motor yg belum di unlock bisa keluar semua. Sejauh ini baru Marc yg berani masuk area itu.
      Tapi ya bener-bener harus fokus, kalo enggak bahaya banget. Kalo kata mbah Dharmo sih tulang jadi taruhannya ?

  5. sekali kali lek iwebeh dijak liputan jg wak, biar dpt berita yg imbang biar gk cenderung berat tim warna kunyit ?

  6. Brno naik turun… Bikin distribusi beban shockbreaker pindah pindah secara alami?
    Biarlah pembalap belajar dengan alam

  7. legal, sebenarnya itu adalah sebuah Holeshot devices, namun dikembangkan jadi bisa diaktifkan bukan hanya saat Start, dan semuanya Mekanis tidak ada yang elektronik

    • Menarik nih, menurut gw yavwak kaji, kayanya kalo semua part yg sekarang masih mekanik mulai jamak, kayanya ga bakal lama bakal dibolehin secara elektronik. Asal ada yg mau aja ngisi algoritmanya di ECU itu. Selama ini teknologi ECU seragam terbelakang karena pabrikan yg dulunya punya elektronik ajib ga mau ngisi ECU yg sekarang takut malah jadi senjata pabrikan lain. Jadi ya update ECU seragam sekarang tergolong lambat.

      • wak kalo elektronik dibolehkan secara bebas banget . . . Kebayang saya , Bakalan Rocket Science banget MotoGP Nanti 😀

  8. Untung aja phillip island tahun ini gak ada.
    Brno yang layout naik turunnya gak parah aja repot, apalagi phillip island yang bener bener naik turun + tiupan angin laut. Bisa kaya vinales tahun kemarin ?

  9. Itu namanya per pembalik, karena per master baliknya termasuk lama jadi butuh per pembalik. Tapi kalo di moge harian ato motor apa aja kan bisa dipasangi per di tuas, kalo di motor balap dgn pijakan kaki cuma sebatang, pernya dipasang tepat di tonjokan master belakang. Di balap lokal jg banyak yg pake itu kok.

  10. Teruslah seperti ini bang taufik memberikan informasi yang begitu informatif kepada pembaca. Tidak seperti blog sendal swallow yang makin kesini tulisanya kurang informatif dan semakin kelihatan condong ke salah 1 pabrikan. Kami mohon dengan sangat untuk selalu menjaga komitmen dalam menulis. Tetap idealis bang taufik

Leave a Reply to Lessuz Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here