TMCBLOG.com – Akhir pekan balap di Brno memang menarik. Diluar kemenangan gemilang KTM ada fenomena menarik lainnya yakni entah mengapa di Brno, motor lama lebih baik dari motor baru. Sebut saja, Franco Morbidelli dengan Yamaha M1 2019, Johann Zarco dengan Ducati Desmosedici GP19 dan Takaaki Nakagami dengan Honda RC2013V 2019. Atau memang begitu adanya, dimana motor baru malah lebih sulit?

Valentino Rossi sendiri akhirnya melakukan step back, dengan cara mengaplikasikan setup dan pendekatan Yamaha M1 2019 untuk Yamaha M1 2020 bersama David Munor dimulai sejak GP Andalucia 2020 kemarin dan hasilnya lumayan. “Kadang-kadang, para insinyur mencoba memperbaiki motornya dan angka di komputer terlihat seperti motor baru itu lebih baik, tapi setelah kita menggunakan motor di lintasan, pembalap merasakan lebih buruk. Ini sering terjadi dengan Yamaha! Jadi, ada baiknya hal itu terjadi juga sekarang terjadi pada produsen lain.”

“Juga Honda, motor baru lebih sulit dari motor lama, dan juga Ducati. Ini bukan situasi yang mudah karena Anda memiliki banyak harapan untuk motor baru, tetapi terkadang perasaan dan keseimbangan, keajaiban yang Anda miliki, lebih baik dengan motor lama.”

Ya memang perkataan Rossi bisa dibuktikan dengan raihan empiris di statistik, namun seperti apa penjelasan ilmiahnya? Masih sulit ditemukan, MotoGP itu adalah puncak pengaplikasian teknilogi di sepeda motor. Biasanya jika kita mengubah satu variabel di motor, katakanlah meningkatkan satu sudut variabel, maka perubahan di sisi ini akan menyebabkan ketidak-seimbangan di variabel lain dan menyebabkan hadirnya ketidak-seimbangan baru. Mungkin di sana masalahnya.

Yamaha misalnya, memiliki masalah soal power di masa lalu. Dikatakan tahun ini Yamaha mencoba meningkatkan power output dari M1, namun kenyataannya tidak semudah membalik telapak tangan, walaupun akhirnya Jerez dikuasai Yamaha, namun ketidak-seimbangan itu hadir sedikit demi sedikit, slide dan spin ban belakang sampai rumor soal durabilitas dari elektronik dan atau part mesin berkaitan dengan banyaknya alokasi mesin M1 yang dibuang dari list.

Itu Yamaha bagaimana Ducati. Andrea Dovizioso mengakui bahwa sebenarnya tidak ada perubahan sangat signifikan antara Desmosedici GP20 dan GP19. yang beda menurut Dovi adalah ban Michelin baru dan perubahan ini lah yang membuat Dovi kehilangan keseimbangan dari mesin V4 yang ia kenal.

“Yang pasti itu adalah bannya,” kata Andrea Dovizioso. “Itu satu-satunya perbedaan dibandingkan tahun lalu. Ini jelas yang ada dalam pikiran saya. Ini bukan alasan, namun kenyataan. Kami mengubah banyak hal tetapi sepertinya kami tidak mengubah cara ban belakang memengaruhi segalanya, Saya tidak bisa membalap dengan cara yang baik seperti di masa lalu.”

“Dulu saya bisa mengerem keras, mengontrol slide hingga tengah tikungan dan menekuk motor. (sekarang) Saya tidak bisa melakukannya. Inilah intinya. Kami mengubah banyak hal dan kami tidak dapat benar-benar memperbaikinya.” Bagi Dovi bukan fakta motor lama (GP19) masalahnya, pokoknya keukeuh dengan ban yang baru ini, ia harus dari awal lagi mencari pendekatan terbaik saat menebas tikungan dimana ban belakang memiliki karakter grip yang lebih baik sehingga jika digunakan teknis pengereman 2019 maka dipastikan gagal.

Taufik of BuitenZorg |@tmcblog

 

58 COMMENTS

  1. Dovi komentari ban seolah dia udah balapan se perfect mungkin. Padahal itu faktor skill dia yg mulai menurun. Usia di motogp ga bisa boong, kecuali lu alien. Alien aja cuma tinggal Sugiono yg masih bisa podium, lainnya (Stoner, Lorenzo, Pedrosa) udah pensiun di usia yg lebih muda dari Dovi sekarang.

    • Om mau nanya, apa yang menyebabkan ban Marc lebih awet dari pembalap lain padahal dia balap agresif dan suka ngepush? Jack sering keabisan ban gegara suka ngepush dari awal. Apa yang menyebabkan hal tsb om?

      • Pernah dibahas wak kaji, intinya Marquez terima saran Michelin yaitu panasin dulu ban di sirkuit baru dipanasin tire warmer. Trik ini sebelumnya ga ada yg mau pake selain Marquez, hingga setelah Quartararo blak2an pake trik ini baru dah banyak pembalap yg pake soft ikutan. Kemaren teepantau kamera ban Aleix Espargaro udah keliatan ‘bekas’, gw yakin dia udah panasin ban duluan kaya Quartararo di Jerez.

        • Pernah baca juga om. Ohhh ternyata hanya itu alasannya, gw kira ada alasan dari teknik yg lain, gw ga ngerti banget tentang ban dan teknik motor. Makanya tanya sama om. Kan om ada ilmu permekanikan.

          Banyak banget fans di Instagram pribadi dan akun gossip di FB nulis ban goib, padahal meraka ga ngerti tentang ban, insinyur bukan, mekanik balap motor bukan, ahli fisika bukan tapi sotoy. Gw ga percaya kalo ga ada bukti. Nyari di google alasannya apa ga nemu. Makasih ya om suka menjawab petanyaan gw.

        • Lah yg jawab kan Wak Kaji via artikelnya, gw cuma nerusin doang dan menurut gw itu memang cara paling masuk akal. Makasihnya ke Wak Kaji dong yg pertama nulis tentang trik awetin ban soft ini dalam Bahasa Indonesia wkwkwk

    • gancang
      Sama nih om kaya komennya si FQ, walaupun baca dari portal berita lain.. tapi kesan bahasanya senada.. pokoknya salah ban wkwkwk

      Klo sama” ngikutin pemikiran om cangkir, rider sekarang pada begitu mentalnya ya, giliran menang ga curiga giliran kalah baru curiga ke ban.. padahal tempo kemarin baru aja dibahas di blog wak haji ini klo si FQ ga pernah nyalahin external..
      Apa udh mulai ngikutin seniornya ya, gimana pendapatmu om cangkir ?

      Ini ane sertain link beritanya:

      https://m.detik.com/oto/otosport/d-5130262/nah-lho-quartararo-tuding-ktm-main-curang-dengan-michelin?tag_from=wpm_cb_lifestyle_4&utm_source=detik.com&utm_medium=referral

      • sebenarnya , Fabio nggak bilang soal curang2 . . tida ada kata kata curang dalam kata katanya, ini hanya permainan kata kata yang dibuat media saja berdasarkan penafsiran mereka sendiri, sebenarnya dia hanya Bilang bahwa ada sinyalemen KTM diuntungkan dengan test pendahuluan di brno yang memang memakai ban Michelin baru sehingga mereka bisa mengetahui semenjak awal. Di artikel analisis saya pun sudah infokan berdasrkan data data bahwa Perkiraan fabio Quartararo tidak sepenuhnya AKURAT . . Walaupun memang soal test dahulu di brno itu adalah benar

        • Hehe iya wak haji, paham ko.. ngerti juga kebiasaannya media mainstream gimana..
          Tapi mungkin ga sih wak klo si FQ ini bisa bertahan dg sifat yg digambarkan lewat artikel wak haji tempo kemarin (ga pernah nyalahin faktor external) ?

          Walaupun kita tau sih, itu cuma penilaian dari kacamata luar

      • Wkwkwk,jadi sekelas detikdotcom sekarang bikin click bait

        Entar masuk turnback hoax disinformasi. ??
        Sekarang kita harus percaya sama siapa?

        • Tidak ada yang salah, kata “curang” pun memunculkan banyak interpretasi. Media online sekarang kalo gak pake judul clickbait ya ga bakal dibaca. Kalo gal dibaca bisa gak lama riwayatnya, hehe…

        • biasa media mainstream sekarang sering judul sama isinya kadang kurang klop, pop up notif news sama isi juga kadang beda, statement utuh pun kadang dipotong untuk judul yang fantastis, semua buat orang tertarik baca, percaya siapa, ya banyak2 baca saja apalagi di motogp jarang banget statement dari orang2 di dalamnya to the point, bagi sebagian besar yang gak biasa bisa nganggap “ini ngomong apa sih orang”, disitulah peran newsmaker untuk meramu berita mau dibuat ngambang bisa, dibuat clickbait bisa, atau dibuat apa adanya statement bisa

      • makanya baca motogp di blognya wak haji aja udah di approve dorna wkwkwk yang pasti-pasti aja biar gak kena dissambiguitas berita sama klik bait wkwkwk

    • Ia om cangkir. Makasih wak haji.

      Maksud gw say thanks untuk komen-komen gw sebelomnya om. Kan gw suka nanyain tentang motor balap sama om. Dan nanyain tentang pembalap.

      Om nama aslinya siapa?

      • Wkwkwk jangan tanya nama asli gw, ntar Nugie bisa tebak siapa gw kan dia diem2 jg kenal penggede bengkel sejakarta. Rahasia yak

  2. Untuk Zarco kayaknya faktor pembalapnya deh, tahun lalu aja di Borno dia bisa bikin sejarah buat KTM start dari front row. Jadi gak heran tahun ini bisa dapet pole pake ducati. 2019 Pake motor “shiit shiittt” aja bisa start dari depan kok?

  3. Kirain ada komentar dari pembalap yg katanya pretdator. Yang pas sebelum gp brno sesumbar ini itu, punya sensor ini itu, kuat terhadap tekanan dan selalu jadi pemberitaan wartawan. Begitu usai gp brno langsung hilang gitu aja.

  4. Wajar Brad Binder menang di Brno kemarin, bisa dibilang itulah hasil dari private test KTM. Toh performa apik jg ditampilkan Pol (sebelom DNF) dan sesama rider KTM-Oliveira yang finish di P6.

    P2 punya Frangky juga wajar, dia kan pakai basis spek Yamaha M1 2019, so bukan gak mungkin dia pakai data Brno 2019 punya Vinales atau Rossi, apalagi Yamaha sekarang terbuka soal data setup motor.

    Juga capaian podiumnya Zarco yang pakai GP19, besar kemungkinannya doi pake data Dovi di Brno 2019 makanya dia bisa jadi Ducati yang kenceng sendirian ngacir di depan. Tambah lagi Brno gak ada update resurfacing track, jadi logis kalo data setup motor tahun lalu buat referensi pemakai motor spek 2019 di Brno kemaren. Sedangkan motor2 spek 2020 masih perlu penyesuaian setup motor (menurut Rossi dan Dovi di artikel) sedangkan waktunya singkat cuma ada dr Jumat ke Ahad pagi.

  5. motor lama adalah motor yang sudah beres, motor baru belum beres karena keterbatasan waktu tes, kurang waktu pengembangan karena pandemi, terpaksa disegel di saat yang tidak tepat, dan motogp baru jalan 3 seri.

    motor baru hanya kurang persiapan, dan bukan berarti salah arah pengembangan

  6. udah dibilang wak ini ban kaga konsisten macem bristun..bristun dipake ketauan jeelas…empuk ya soft sedeng ya medium keras ya hard…trus klo dirasa kurang keras dia bikin ekstrahard….trus klo tikungan kebanyakan dia bikin lebih keras sebelah…

    nyatanya jaman bristun gada masalah sama degradasi ban…yg ada tinggal masalah pemilihan ban…tinggal menyesuaikan motor…tinggal pilih yg mana…

    • Bener bro….semenjak seragam pake ban Michelin banyak banget pembalap yg ga puas dan penampilan di race day jadi ga all out,Rossi bisa fight buat podium kalo pakai bristun di 2015 ,muara permasalahan ini sebenernya cuma ada di Ban Michelin yg sangat sangat buruk performanya…

    • Jadi inget masalah michelin di formula 1, gak tau di tahun brpa, waktu gp indianapolis ban michelin bermasalah jadi mobil yg pakai ban michelin gak bisa ikut balapan, yg bapalan hanya mobil yg pakai ban bridgestone, itu pun hanya 6 pebalap kalo gak salah, team ferrari, honda sama toyota kaya nya.

  7. Dulu yg saya soroti d gp20 adlh komstirnya yg berbeda banget dgn gp19 yg gp20 komstir udh mirip punya honda yamaha. Saya curiga jangan2 pengeremannya berkurang mengejar speed corner pengen ngimbangi markes eh kok ada benarnya walau saya cuma sotoy aja..
    Jd mnurut saya d gp20 gaya dovi yg biasa hardbrake harus drubah mngerem lbh awal halaus n cornering lbh cepat.. maaf sotoy lg

  8. FQ dinobatkan oleh FB nya sebagai Predator alien,

    Mestinya sih ngak perlu bicara team lain menang karena diuntungkan kondisi tertentu.

    Karena predator levelnya lebih tinggi dari allien, apalagi dibandingkan yg bukan allien.

    Kan katanya menang yach menang. Apapun kondisinya.

  9. Kalo emang ga terima dgn performa bannya ya bikin petisi dgn mengumpulkan banyak pendukung atau melakukan mogok balap aja

    Soalnya hanya itu yg bs dilakukan dgn peraturan single supplier seperti sekarang,kalo dulu sih kalo kecewa dgn pelayanan yg diberi tinggal putus kerjasama terus kerjasama dgn penyuplai lain

  10. Apakah ada yang sependapat?
    Ban Michelin di MotoGP 2020 merupakan hasil riset dari motor-motor tahun 2019 dan sebelumnya,
    Misalnya diaplikasikan untuk motor versi 2020 yang pastinya sudah lebih update dari motor versi 2019, tentu hasilnya bisa jadi tidak 100% sesuai untuk spek motor 2020,

    • Oh yach itu begitu.

      Ban 2020 base on riset thn sebelumnya 2019.

      Yach tingaal pinter pinternya team rider adaptasi menyesuikan dgn motor barunya.

      Kan data 2019 juga mereka punya.

  11. Berarti Marquez bisa dibilang udah selesai/ udah pamungkas development RCV-nya di era Michelin karena RCV 2019 udah paket dengan setup terbaik. Bahkan masih sangat superior untuk 2020 ini

    Seperti halnya paket RCV 2014 yg juga setup terbaik dan paling superior di era Bridgestone

    Kalo mau menyamaratakan persaingan, harus ganti produsen ban lagi ke Pirelli

  12. Cukup melihat dua seri pertama 2020, saya dah bisa menyimpulkan bahwa Quartararo dan Binder belum bisa melengserkan Marquez di 2021 dan seterusnya (seandainya Marc tetep fit sampe tua)

    Fabio dan Binder belum bisa meniru kemampuan Marquez yg selalu bisa “menyiasati” setup motor yg buruk..

    Gonta ganti produsen ban, gonta ganti V4 – Inline Circuit, Clockwise atau counter clockwise, gonta ganti karkas ban, gonta ganti ECU, gonta ganti cuaca, Marquez selalu bisa maksimal dengan skillnya

  13. Intinya KTM-pedrosa-redbull emang kenceng di brno

    Btw, apakah begitu petrux pindah ke tech3, kedepannya KTM bakal punya “salad box” juga.

    Sejauh ini salah satu orang yg tau isi salad box ya si petrux ini

    • Wah iya, ketiban durian runtuh nih si petrux. Tahun depan dijamin minimal bisa langsung papan tengah, tinggal dovi yg masih di “tengah2 jembatan”

Leave a Reply to Dirtbike Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here