TMCBLOG.com – Paolo Ciabatti, Sporting Director Ducati Corse, diwawancarai oleh Sky Sport: “Kami sedang mendefinisikan pembaruan dengan Bagnaia untuk dua tahun Lagi, Nanti kami akan memutuskan, apakah akan ke tim Pabrikan atau apakah akan berlanjut selama satu tahun di Pramac. Kami berniat untuk melanjutkan dengan Zarco juga. Dan kemudian kami ingin menyertakan seorang pembalap Italia yang berasal dari Moto2 di salah satu tim kami ” Walaupun beberapa Kali sempat disebut sebut namanya Oleh Gigi dall’Igna, Dari apa yang dikatakan Paolo, jelas banget Jorge Lorenzo ‘tidak masuk radar’ Ciabatti Untuk Ducati 2021

Setelah Konfirmasi Andrea Dovizioso, yang tidak akan memperpanjang kontrak dengan Ducati Pasca Musim 2020, pabrikan asal Borgo Panigale – Italia tersebut menguraikan strategi line up Pembalap masa depan mereka. Idenya adalah membentuk tim pabrikan yang fokus pada pembalap muda asal Italia, referensinya jelas Pecco Bagnaia, yang tampil impresif di dua balapan pertama sebelum cedera di Brno.

Dalam beberapa hari ke depan, pengumuman pembaruan Bagnaia dengan Ducati disinyalir akan tiba dan Kita semua akan mengetahui secara resmi. Rumor yang berkembang sekarang adalah sangat mungkin Pecco akan bersama Tim Pabrikan. Alih-alih Bagnaia di Pramac, keinginan Ducati yang diucapkan Oleh Ciabatti mengenai Zarco Juga memunculkan spekulasi mengenai team satelit dimana kemungkinan Lineup Pasangan dari Ducati Pramac 2021 akan terdiri dari Jorge Martin, dipromosikan dari Moto2, dan pembalap Prancis: Johann Zarco dimana keduanya nanti kemungkinan besar akan menggunakan Ducati Desmosedici GP20

Sementara itu Untuk tim Esponsorama Avintia Racing, Posisi Seat Johann Zarco, kemungkinan yang sangat terbuka untuk Kehadiran Enea Bastianini yang tampil sangat baik di Moto2 dan tetap akan bersanding dengan Tito Rabat. Terlihat memang Tahun 2021, Ducati seperti membuka Strategi baru yang terfokuskan Ke pembalap Muda. Pembalap ‘Senior’ dan berprestasi memang membawa segala talenta dan Prestasinya, Namun kebanyakan mereka sudah mencapai sorry to say  . . . Tresholdnya, sukar untuk terjadinya Upgrade dan pengembangan. Namun Pembalap Muda walaupun membawa serta kebelum-pastian mengenai apakah mereka akan bisa menyesuaikan diri dengan Motor yang penuh dengan Electronic Aid, namun Potensi berkembang akan sangat terbuka juga

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

36 COMMENTS

  1. setuju.

    mending orang2 baru dibanding yang uda pada tua di masukin lagi.
    kecuali memang masih disekitaran podium performanya.

  2. Sama-sama produsen itali cuma beda induk group, tapi si april seret bgt kayanya yak..
    Ngeluarin duit buat rider yg bagus aja susahnya minta ampun, apalagi buat ngembangin motor ?

    • iya beda ya..
      apa jangan2 Aprilia istilahnya adalah brand nomer 2 italy kali ya?..
      padahal dari dulu yg konsisten di MotoGp ( dari italia ) ya Aprilia ini..
      Hmmm… seru juga sih nunggu fight back nya lagi tim Aprilia kayak kemarin…

    • Yang punya soalnya beda om. Ducati itu punyanya VW Group di bwhnya Lamborghini. Sedangkan Aprilia punya nya Piagio. Beda lah pendapatan Piagio jualan scooter dibanding VW dan Lamborghini jualan mobil 😀

      • Mau koreksi dikit, lebih tepatnya ducati di bawah payung Audi AG, posisinya sejajar sama Lambo dkk.

        Automobili sama Audi sport numpang pasang banner di pramac dan corse team sebagai tanda kalo mereka ada di keluarga besar yang sama

  3. tapi Paolo pernah bilang : team pabrikan diisi oleh pebalap yang siap langsung menang, bukan buat mengembangkan talenta!

  4. Kalo ngomongin mending, Ducati mending narik pembalap muda bertalenta, kemungkinan adaptasinya lebih oke ketimbang pembalap dari pabrikan lain, karena riding stylenya sudah terbiasa dengan pabrikan sebelumnya.

  5. Di musim Moto2 yg berjalan ini malah ane rasa Enea Bestiality yg konsisten didepan dan merengkuh poin lebih banyak dibanding Martin yg lebih naik turun,kalo jungkel di T2 kemarin

    Jadi menurutku he deserve on pramac

      • Trio joan mir-aron canet-anea bastiannini adlh seangkatan waktu di cev moto3 dimna joan mir lh bintangny dan aron canet saingan terkuatny… masuk ke moto3wc mereka bertiga juga sama2 kuat nmun canet-bastianini tidak konsisten. Mulai 2018 mereka udah beda kelas mir di moto2 sdangkan canet bastiannini masih stay d moto3, ditahun ini aron canet sempat redup sblm musim depany d rekrut tim max biaggi dan kembali bertaji. Dan 2019 mereka lebih pisah lgi dimna mir udah naik ke motogp enea bastianini ke moto2 sdangkan canet tetap stay di moto3 dan jdi musim terbaikny d moto3

  6. ya dengan gaya ducati dulu dan sekarang mah pembalap yang sudah eksis mau ke sana mah cuma gegara ga dapat tim lain doang wkwk.. kalau pembalap muda masi bisa disetir, ditawarin gaji rendah karna masi baru

    Dovi yang sudah sebagus itu selama ini aja sebenernya love-hate relationship kok sama ducati, akhirnya angkat kaki juga. malah bikin youtube got talent sekarang

  7. Gw setuju kalo Pecco yg gantikan Dovi karna idola gw, hampir seumuran, tuaan Pecco dikit.

    Serius nanya. Kenapa ya Moto2 kalo sesi latihan dan qualifikasi selalu setelah MotoGP padahal kalo race urutannya Moto3, Moto2 dan MotoGP.

  8. Susah sih ducati, ga bisa menilai “nilai” pembalapnya… Kalau ntar ada pembalapnya yg bagus, gampang banget dibajak pabrikan lain. Gaji sejuta cui level pabrikan ?

  9. ane curiga… jangan2 si tito yang biayain tim avintia ducati… soalnya dari dulu posisinya gak pernah diganti… malah si karel yg didepak

    • Ya kan udah jelas bingit om di fairingnya ada nama keluarga besar “RABAT” yg nempel, doi balap gak di gaji sama avintia tapi di gaji sama perusahaan babeh nya, dalam kata lain dia nyetor duid (sponsor) biar bisa ikut balap.

      Avintia sebatas nyiapin dana buat leasing desm

  10. Kenapa Tito Rabat yg stagnan dan lamban gitu msh dipertahankan ya? Gak ada fightny sama sekalai selama race…Mending ambil potensi baru dr Moto2.

Leave a Reply to puma Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here