TMCBLOG.com – Dalam balapan terakhir Piala Dunia FIM Enel MotoE yang menakjubkan musim ini di Le Mans kemarin, Niki Tuuli (Avant Ajo MotoE) finish di posisi terdepan. Pembalap Finlandia itu berhasil bertahan dari gempuran dari pahlawan tuan rumah Mike Di Meglio (EG 0,0 Marc VDS) sepanjang race. Sementara Di Meglio itu berhasil finish di posisi kedua, hanya tertinggal seperseratus detik dari Niki. Sementara Josh Hook (Octo Pramac MotoE) finish di posisi ketiga sekaligus podium pertama setelah akhir pekan yang mengesankan untuk pembalap Australia ini.

Dan, tentu saja, tajuk utama lainnya adalah Jordi Torres (Pons Racing 40) yang merengkuh gelar juara dunia dan piala gelaran MotoE musim 2020. Pembalap Spanyol hanya finish di posisi keenam. Namun posisi sudah cukup untuk mengokohkan keunggulan pointnya dari kejaran Ferrari dan merebut mahkota.

Torres tidak pernah membalap di venue Le mans selama beberapa tahun pasca hari-harinya di Moto2 (terakhir tahun 2014). Dalam Race 1 yang dramatis, dia berhasil menghindari drama yang menimpa pesaing lainnya dan berhasil finish di posisi terdepan sehingga ia bisa start dari posisi terdepan di Race 2. Pasca Race 1 ini Torres memimpin championship dengan jarak 18 point di depan juara dunia tahun lalu Matteo Ferrari.

Pada Race 2 sendiri ia finish di posisi 6 (10 Point) sementara Ferrari finish di posisi 5 (11 Point). Dengan hasil ini Jordi Torres mengakhiri tahun dengan piala dunia FIM Enel MotoE 2020 atas namanya, yang menambah sederet piala lainnya yang mengesankan termasuk kemenangan Grand Prix di Moto2, kemenangan WorldSBK dan kesuksesan Moto2 Eropa.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

24 COMMENTS

    • Setuju bro. Rosi harus ikut moto E biar bisa jadi sejarah juara dunia semua kelas.dari mesin 2 tak , 4 tak , Dan motor listrik.

    • Emang harusnya sih ke sana biar makin melegenda, masih satu paket sama ajang MotoGP, jelas kalo juara dunia kan totalnya jadi 10 dan cocok buat menarik minat penonton.

      • kalo kedepannya arah pengembangan kendaraan beralih ke motor listrik ya kan, mana tahu dgn rossi mempopulerkan ajang moto e kedepannya gelaran ini lebih besar dari motogp sendiri

  1. Ini dorna ga mau ya ngebebasin pabrikan lain buat ikut minimal ngembangin sasis sama aero motornya sendiri, kalo modelnya begini jadi kurang bergengsi

  2. Apa dorna gak kepikiran wak, bujuk Rossi ke moto e. Kan secara fans masih banyak yg militan(contoh mbah Darmo dan rekan). Kan lumayan buat rating moto e. Atau mungkin dorna ada pertimbangan lain?

  3. nah kan pembalap tua jurdun.
    coba mbah pindah kemari sejak awal mungkin uda nambah 2x jurdun kali
    nambah rekor yang sulit dipecahkan orang lain kan.

  4. Kenapa Dorna gak sekalian bikin balap MotoE jadi ajang yg berdiri sendiri gak sekedar supporting race MotoGP.karena secara teknis ini mesin bertenaga listrik bukan mesin bahan bakar,kaya Formula E yg berdiri sendiri,punya seri balap sendiri, dan punya fans sendiri

    • Namanya suporting klas bro, biar sekalian ada penontonnya.kalo Formula E kan bisa pakai sirkuit jalan raya yg bisa dimana saja.kalo moto E kan harus di sirkuit permanen.sekalian sewa sirkuitnya.biar nggak banyak dana juga.

    • Dikembangkan dulu sambil kumpulin fanbase nya soalnya kalo di balap motor itu petrolhead fansnya lebih bebal daripada mobil keknya wkwkwk,entar baru open manufacter,entah baterai atau keseluruhan motornya
      Terus kalo fanbasenya udah kuat baru pisah

      • Kalau open manufacture justru sangat bagus buat perkembangan teknologi balap motor listrik.mungkin pabrikan yg berpengalaman ngulik motor listrik kaya Mugen shinden di TT zero pasti bakal mikir mau ikut MotoE.BTW,kayanya sampai saat ini spek balap TT zero masih diatas MotoE,karena motornya sanggup ngitarin jalanan 60 km dgn avg speed diatas 180 km/h,kalau MotoE dgn jumlah lap dibawah 10 kan belum sampe jarak 60 km

Leave a Reply to tahilalat Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here