TMCBLOG.com – Kasus Marc Marquez Ingatkan Suppo Mengenai kasus Jack Miller 2016. Livio Suppo menempati Posisi yang diperkirakan sama seperti yang sekarang ditempati Oleh Alberto Puig. Dan melihat apa yang terjadi secara berlarut larut dengan Marc Marquez, Suppo terlihat cukup geregetan. Ia menilai ada kesalahan dalam memanage situasi dari Orang orang yang menjadi ‘PR’ di HRC sekarang “Komunikasi Honda jelas salah dalam beberapa bulan terakhir. Mereka telah membiarkan hadirnya terlalu banyak  tentang cedera ini, saya prnah bekerja dengan Jepang dan saya tahu betapa rumitnya meyakinkan mereka untuk melakukan hal-hal tertentu tetapi saya pikir kali ini seharusnya ditangani secara berbeda, juga karena tidak ada yang disembunyikan. “

” Carlo Fiorani akan menanganinya secara berbeda, masalahnya sekarang ada orang Jepang dan Alberto Puig. Dimana Mantan pembalap Spanyol itu seorang pendukung teori ‘tidak pernah mengatakan apa-apa’. Ketika Anda memiliki kepala tim yang sangat cocok dengan Jepang, itu akan sulit “. begitu Livio Suppo mengawali opininya kepada GPOne.

Sudah menjadi Insting umumnya Pembalap terutama yang sudah masuk dalam kategori Pembalap kelas primer MotoGP untuk tidak memperdulikan Kondisinya Jika memang dirasa tidak bermasalah. Bahkan jika mereka merasa tidak enak atau mungkin dalam keadaan terluka parah pun mereka tetap ingin balapan.

Pernah lihat Kisah perseteruan antara Niki Lauda Dan James Hunt di mana 42 hari semenjak kecelakaan hebat di Jerman yang dialami Oleh Lauda sampai membakar Wajah dan membuatnya Harus melakukan transplantasi Kulit dari daerah lainnya ke Wajah? 42 Hari dengan kondisi Wajah masih dibebat, Niki memaksakan diri turun balap dan Finish P4 . . . Yap kadang dengan kombinasi dari adrenalin, emosi dan lain lain mereka seperti menjadi tidak terlalu memperdulikan mengenai resiko. Jadi butuh diberitahu dengan tegas oleh profesional yang lebih ngerti mengenai resiko tersebut . .

Alberto Puig – Livio Suppo

Dan balik lagi mengenai marc Marquez, mau nggak mau kasus Marc ini mengingatkan Livio Suppo mengenai kasus Cidera yang pernah dialami Oleh Jack Miller tahun 2016  “Saya selalu mengatakan bahwa kesalahan dalam cerita ini terletak pada para dokter. Hal serupa terjadi pada saya pada tahun 2016 ketika Miller mematahkan tulang belakang. Dokter yang sama yang memberikan izin kepada Marc, Mir, dan Charte juga memberikannya ( Lampu Hijau Untuk membalap ) kepadanya, dan saya bingung.”

Setelah mengalami secara dekat kecelakaan Filippo Preziosi – seorang teman – saya memintanya untuk mengambil Opini kedua dan mereka semua mengatakan kepada saya bahwa Jack tidak boleh balapan karena dalam setiap kecelakaan  (lagi) risiko kelumpuhan akan sangat tinggi. Saya tidak bisa langsung meyakinkan Jack, dia membalap di 3 GP sebelum berhenti , saya katakan kepadanya ( Miller ) bahwa orang-orang menilai dia Tidak berguna ( Lambat ) dan bukan karena cedera ( yang dialami ) “.

Perkataan Suppo ini seperti membawa pesan bahwa harus ada seseorang yang berani mengatakan STOP Bagi pembalap Untuk mengambil resiko Yang tidak perlu Jika masih dalam kondisi recovery cidera parah . . Bukan hanya untuk Marc Namun Buat siapa saja Di paddock

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

20 COMMENTS

  1. Kedepannya sebelum men-declare fit seorang pembalap,minta jg seorang dokter yg biasanya menangani orang ‘biasa’ pada umumnya aja apakah pembalap itu memang fit to race apa memaksakan diri,siapa tahu dokter yg udah terbiasa menangani para atlet secara tdk sadar mindsetnya jg sedikit berubah menganggap bahwa atlet itu super human

  2. Siapapun dokternya yg menangani pembalap motogp pasti akan declare utk race saat lihat pasiennya yg baru operasi sudah melakukan push up dan hal2 fisik gila bbrp hari setelah operasi.
    Jika ada dokter normal yang bener dan gak kasih clearance utk race kemudian keluarin surat istirahat total selama 3 bulan penuh utk pembalap (utk kasus ini MM), maka nasibnya sudah jelas akan dihujat dan full pressure kemudian berakhir jadi dokter rujukan BPJS di puskesmas daerah terpencil.

    Emang siapa yang bisa menghentikan MM, HRC dan Dorna utk turun race lagi next week after crash ?
    Kita harus fair, disini rem nya adalah pembalap itu sendiri, siapapun itu.

    • Final OK ada ditangan masing2 tim prinsipal gan (Brivio,Puig,Jarvis,Dall’igna,Rivola,Berier,dll).Mreka pnya hak untuk melarang/membolehkan balap pmbalap ditimnya turun (balapan) srta menentukan pmblap pngganti jk ada yg cedera.Koreksi jik salah

      • @nubie itu kan jelas yg dibilang suppo, klu ada kepala tim yang karakternya sama kaya org jepang (tidak mengatakan apa2). Ya begini hasilnya.
        Mungkin maksudnya tidak mengatakan apa2, org2 di blkg marc diem2/ga melarang marc mau balapan abis operasi.

        Tapi dr pengalaman penanganan suppo thdp miller sebenernya sama aja, abis operasi si miller bisa ngelakuin 3 balapan. Baru abis itu stop. Coba klu di balapan pertama miller crash lagi. Amsiong suppo.

        Sebenernya agak susah ngatur superstar macem marc, egonya dan ambisinya pasti tinggi bgt. Ga bisa dibandingin sama miller. Tim mau larang2 takut doi ngambek.

        • @Mamad.Spkat gan,td aku jg komen sm kyak agan tapi kok gak ke-upload/gak muncul.Om Simon Petterson & Simbah Pernat jg spkat Puig itu tetap salah walopun porsinya lebih kecil dibanding Dokter yg menangani,pelatih Marc,Orang2 terdekat Marc,& Marc Marquez sendiri

  3. Mgkin Puig tpikal org yg nurut dgn atasan (Japan) & sama2 pnya rs hrga dri bsr.Andaikata Nakamoto ato Suppo msh dibox Honda,mungkin Puig bkl lngsung dgmpar & Marc diiket+diisolasi+diawasi smpai cederanya mendingan (80-90%) srta mreka (Suppo/Nakamoto) bkl bsa menekan + meyakinkan pihak Japan soal Marc.Kalo smpai Marc smpai trpaksa pensiun dini ato min. performanya ngedrop jauh bnget,kira2 Puig bkl ngomong apa (baik ke publik,paddock,maupun ke Japan) ?

  4. “I have always said that the fault in this story lies with the doctors. Something similar happened to me in 2016 when Miller fractured a vertebra. The same doctors who gave the go-ahead to Marc, Mir and Charte

    also gave it to him, and I was perplexed. Having experienced closely the accident of Filippo Preziosi, a friend, I asked him to point me to other doctors who could give me an opinion and they all told me that Jack should not race because in every crash the risk of paralysis was at maximum. I couldn’t convince Jack right away, he raced in 3 GPs before stopping, I told him that people thought he was useless and not that he was going slowly because of the injury “.

  5. Untuk kasus seperti ini apa bisa dibilang malpraktek ya? Apa rider/ keluarganya bisa menuntut tim dokter yang kasih izin? Apa rider/ keluarganya bisa mengajukan protes ke Dorna? APa Dorna melakukan evaluasi untuk setiap dokter yang menangani Marc?
    Soal nya ngeri juga kalo sampe harus rehat lebih dari 1/2 tahun. Saya bukan fans marquez, tapi saya berharap Marc baik2 saja, dan bisa kembali ke trek. Dan tentu saja berharap akan muncul sosok juara dunia yang bisa mengalahkan Marc dalam kondisi terbaik nya. GWS Marc Marquez!

    • kalo gitu semua dokter di team motoGP melakukan malpraktek dong.
      Kalo ikut SOP nya patah tulang itu kan harus istirahat minimal 3 bulan untuk penyembuhan standar, bagian tubuh yang bekas patah tidak boleh diberi beban dulu.
      Pasti bisa diprotes dan dituntut, tinggal yg mana yg kena apes aja deh, hehehehe

  6. Sama stressnya Marc & Livio. Dokternya jd kambing hitam. Ini blm operasi ke selanjutnya lho, nanti serba awkward, malah keliru amputasi…
    Klo digmbrkan seperti di Rush, bknnya mmg Lauda sendiri yg bersikeras ya? Apa daya keluarga/dokter klo yg dinasehati begitu? Masak perlu dibius spy melewatkan race?

  7. marq ini sayang bener ga memanfaatkan besarnya fans rossi….
    coba dia kasih jalan rossi buat jurdun ke 10
    trus bisa kerja sama apapun sama rossi…karna sebelumnya mereka dekat…

    berapa cuan aja yg bisa didapet dr kerja sama ini…bisa aja sewaktu2 si marq jadi pembalap sky..ketika rossi dah pensiun…

Leave a Reply to Balung emoh nyambung Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here