TMCBLOG.com – Sobat seklaian, masih ingat artikel sebelumnya TMCBlog mengenai Yamaha yang telah mendaftarkan desain paten Mesin 3 silinder segaris CP3 mereka dengan tambahan turbocharger? Ternyata menurut Bike Social, upaya realisasinya sedang dalam tahap akselerasi.

Berbeda dengan supercharger di mana sistem induksi udara yang masuk ke filter udara menggunakan motor yang dikendalikan oleh elektrik, turbo atau turbocharger menggunakan ‘energi yang sengaja dibuang’ dalam hal ini gas buang di sistem knalpot (78) dari mesin 3 silinder dengan desain awal body MT-09 untuk memutar kitiran turbin (No. 81 pada gambar) dari sistem turbo.

Turbin dalam sistem mesin turbo ini lah yang akan menginduksi (menyedot) udara dengan tekanan tinggi agar bisa mampat (dense, padat) dan kaya oksigen untuk kemudian dimasukkan ke ruang bakar. Udara yang kaya oksigen akan membuat ledakan di ruang bakar meningkat dan hasilnya secara adiabatik akan menghasilkan tenaga (torsi) yang lebih besar.

Dan menurut Bike Social, prototipe dari mesin CP3 Turbo Yamaha ini telah diuji tahun 2020 ini dan infonya mampu menghasilkan tenaga 180 Hp pada 8500 Rpm dan torsi 130 lb/ft dari 3000 Rpm hingga 7000 Rpm, sambil mengeluarkan emisi 30% lebih rendah daripada mesin sepeda motor yang biasanya disedot sama kuatnya.

Patut dicatat, mesin MT09 MY 2021 hanya menghasilkan power maksimum 119 PS @10000 Rpm dan torsi maksimum di 93 Nm @7000 Rpm. Bahkan MT10 saja yang 4 silinder 998 cc power maksimumnya nggak sampai 180 Hp. Ini jelas merupakan persiapan yang strategis untuk menyambut kemungkinan regulasi Euro yang lebih tinggi lagi seperti Euro VI ke depan. Power lebih tinggi dengan emisi lebih rendah.

Paten Yamaha menjelaskan bahwa radiator yang dipasang di bagian bawah harus dibentuk dengan sangat baik agar pas dengan bagian belakang roda depan, melengkung ke depan di bagian tepinya untuk memberi ruang bagi fan/kipas di belakangnya dan untuk mencegahnya menjadi terlalu lebar.

Pada file paten juga diperlihatkan bahwa mesin Yamaha 3 silinder dengan turbo ini menggunakan intake manifold yang sangat kompak (di bawah), dengan throttle elektronik tunggal yang mengatur udara bertekanan tinggi hasil dari kerja turbo untuk masuk ke dalam ruang pembakaran mesin.

Imaginasi liar TMCBlog malah memikirkan bahwa akankah teknologi ini bisa diterapkan ke next R25 CP3? Wadow . . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

42 COMMENTS

  1. Teng tengah malam ada motif email. Pas buka tambah teng lagi dari awal baca artikel, pikiran liar saya juga mengarah ke artikel paragraf terakhir tentang R25CP3.. buat ngelawan si Ninin 250R dan tentu buat persiapan melawan kubu si sayap separo yg udah ada angin semriwing mau bikin 4 cylinder juga. Dan sepertinya Wak haji tmcblog udah tahu bakal seperti apa kedepanya. Seperti yg sudah sudah hehehee lama ga ninggalin komentar, sering komen di IG SiswoRaharjo106

  2. Masyarakat yang bodoh dan gak mau move on ke teknologi yang lebih bagus…
    Jelas jelas turbo memanfaatkan gas buang untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dengan efisiensi tinggi, masa lebih milih yang Naturally Aspirated yang tenaganya gak lebih besar dan lebih boros… Kalau mau bertahan dari aturan emisi yang lebih ketat ya harus mengembangkan teknologi semacam turbo ini untuk mengakali agar lolos emisi…
    Toh nanti kalau teknologi turbo dikembangkan banyak pabrikan motor pasti akan muncul turbo yang makin efisien dan minim lag, konsumen tinggal milih mana yang paling baik. Ayo dong jangan terpaku angka jumlah silinder…

  3. Anda benar, pilih aja 4 silinder… Selagi gak bisa menjangkau teknologi yg lebih, karena modal juga tidak berlebih… salut

  4. Wak, abis Fig.3 yg bahas ttg radiator. Ada kata2 ‘penggemar’ yg mungkin asal kata ‘fan’ yg seharusnya kipas turbo Wak. Mungkin bisa direvisi

  5. Berawal dari snow bike, sekarang diaplikasikan ke Sepeda motor, jangan jangan nantinya seri superbike ada yang membolehkan adanya seri forced induction ?

  6. Maksud dari penggemar disini apa bang tmc?
    ‘ memberi ruang bagi penggemar di belakangnya dan untuk mencegahnya menjadi terlalu lebar ‘

  7. Wak haji terjemahane piye ini. Masa fans diterjemahkan jadi penggemar bukan kipas. Gugel trenslet ini. Yg belakang2 terjemahannya aneh2

  8. Trend downsize engine akhir nya masuk di motor. Emang turbo salah satu solusi buat ngakalin regulasi tp dengan tetep mempertahankan performa. Yg nanti di garis bawahi adalah gimana turbo lag nya kalo di aplikasikan ke motor. Apakah ngurangin fun to ride itu sendiri.

    • Karena ini motor yg max rpm diatas 10k mungkin idle bisa ditinggikan lagi sedikit biar mengurangi gap ke spooling. Juga ukuran turbonya pasti kecil biar ga berat spoolingnya

  9. Dan akan digunakan ke MT09 dll kayaknya klo euro 6 ditetapkan. Ya cuma itu…masukin saja yg euro 4 keindo. Buat disini biar harganya murmer. Gass yamaha.

  10. Kenapa industri sepeda motor tidak mengikuti tren mesin kecil forced induction yg tren di mobil,padahal secara efisiensi bagus lho.justru di teknologi motor listrik malah yg masih baru dan mulai eksis banyak digandrungi pabrikan ,sampe dah muncul pabrikan seumur jagung dan berkecimpung disana kaya zero dan energica yg cukup sukses

Leave a Reply to izanagi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here