TMCBLOG.com – Andrea Dovizioso – seperti yang bisa sobat baca dalam artikel beberapa hari yang lalu – secara blak-blakkan, berkeluh-kesah mengenai situasinya di tahun-tahun terakhir bersama Ducati. Dari mulai bahwa tidak seperti Petrucci yang langsung diberikan kejelasan mengenai masa depan sehingga ia merasa ‘digantung’, level komunikasi dirinya dengan Gigi Dall’Igna yang bernilai 30% saat Lorenzo masuk dan pada musim 2020 yang dinilai dengan ponten nol. Sampai tidak adanya kehadiran pembicaraan tentang pengembangan motor di musim terakhir Ducati. Untuk masalah ini Gigi dall’Igna tentunya langsung menganggapi kritik-kritik tajam ini dong . .

“Media tentu bukan tempat yang tepat untuk membicarakan hal-hal tersebut “ ujar Gigi kepada Sky. “Tapi saya ingin mengatakan bahwa hubungan kerja dengan Dovi sangat panjang, terpanjang dalam sejarah Ducati. Saya percaya bahwa kedua belah pihak benar-benar memberikan yang maksimal. Ducati pun memberikan segalanya untuk meraih hasil terbaik. Tapi semua cerita di tingkat profesional akan berakhir di beberapa titik, itulah yang terjadi pada kami tahun lalu. “

“Saya yakin saya menyesal jika karyawan penting -seperti pembalap- mengungkapkan kritik seperti itu. Saya menghormati mereka. Saya memiliki banyak karyawan yang saya pimpin. Saya biasanya mendengarkan semuanya dan kemudian membuat keputusan. Dovizioso memang seorang karyawan yang penting, tetapi setiap kolaborasi akan berakhir -dan itulah hasilnya, ” tambah Dall’Igna.

Cuma bilang gitu doang sob, jadi dilihat dari penyataannya, pada dasarnya Gigi seperti tidak mau membuka permasalahan di depan umum.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

31 COMMENTS

    • Imho yg pangkal masalahnya sih bukan di gigi, tp si ciabati n domenicalli, mungkin mesi CD ini yg bikin hub gigi n dovi jadi nol

    • Ketahuan lah kalo dovi itu bukan mental petarung. Dia lebih ke persoalan seberapa bagus yg bisa ia dapat. Sama hal nya ky waktu di repsol jadi orang ke 3 yg dapet motor ga sama dgn 2 pembalap lain nya. Dia pun ingin nya di samakan dgn 2 pembalap utama repsol sampai membeli upgrade part dgn uang nya sendiri. Tetapi hasil performa dia pribadi jg sama aja.
      Mental berjuang dan bertarung nya dovi lemah. Lebih lemah dari ianone yg terkesan ceroboh tapi sangat gigih dalam merebut posisi saat race. FYI ian itu sangat nasionalis, cita2 nya ada bisa juara dunia dgn motor yg berasal sama dgn dirinya yaitu italia. Dan jelas kesalahan ducati terlihat jelas setelah membuang ian dan mempertahan kan dovi.

        • Mana itu motor udah paling perfect di 250cc, Aoyama pake motor bekas Dovi tanpa pengembangan alias terakhir pengembangan pabrikan fokus di Dovi, bisa kalahin Bautista, Barbera dan Simoncelli yg apke Aprilia yg saat itu harganya semahal KR5. Kebayang ga tuh RS250RW dahsyatnya kaya apa, ga bisa dimanfaatkan Dovi. Ya memang sih Dovi spesialis runner up sejak kecil, harusnya ga heran dia ulangi pencapaiannya di 3 taun terakhir Marquez juara dunia.

    • Imho yg pangkal masalahnya sih bukan di gigi, tp si ciabati n domenicalli, mungkin mesi CD ini yg bikin hub gigi n dovi jadi nok

  1. Gigi udah tau potensi Dovi ya mentok segitu saja,mungkin biar makin ga kerasan dan segera hengkang dr si merah makanya diperlukan seperti itu

  2. kalo ada karyawan baru lagi diperjelas klausal kontrak dilarang nyinyir ducati selama ribuan tahun setelah putus kontrak ?

  3. Sangat mengisyaratkan bahwa Dovi itu aslinya cuma nunjuk-nunjuk orang lain untuk menutupi kegagalannya memanfaatkan kesempatan emas selama 4 taun, childish. Kalo kata orang bijak sih, saat telunjuk lu nunjuk orang lain 3 jarimu nunjuk ke diri lu sendiri. Dovi kecil kemungkinan balik balap di motogp lagi dgn mental lempar semua kekecewaannya ke orang lain tanpa mau liat statistik dia sendiri.

  4. Bisa aja gigi ngomong “emang dovi aja pembalap medioker, pembalap maen aman. Makanya 3 tahun cuman jadi runner up”. Tapi gigi ga mau polemik berlanjut.

Leave a Reply to nduk Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here