TMCBLOG.com – Seperti yang pernah diutarakan Pol Espargaro beberapa Bulan yang lalu, Bahwa setelah setahun debut di tech3 Yamaha Ia sempat berada di Ujung Moment perpindahan ke Team pabrikan pada tahun 2015 Yakni Suzuki, Namun Kala itu Lin Jarvis menahannya dengan iming iming Persiapan menggantikan tempat Valentino Rossi. Namun akhirnnya tahun kedua Tech3nya tidak lebih baik dan Potensi Seat Vale pun menguap. Semenjak itu Pol Espargaro Menyatakan Bahwa ia tidak akan lagi menyiakan Tawaran Pabrikan Berikutnya jika hadir . . dan akhirnnya hadirlah KTM. Kepada Motosprint, Pol Blak Blakan mengungkapkan Salah satu perbedaan terbesar yang diperhatikan sang pembalap asal Catalan ini saat ke KTM adalah bagaimana dia merasa dihargai oleh pabrikan

Menurut Pol, di Yamaha “mereka memperlakukan saya seperti anak kecil, tanpa tanggung jawab, tanpa berpartisipasi dalam pengembangan, mencoba beberapa hal. Mereka memberi saya hidangan yang sudah disajikan, itu tidak masalah. Ketika Anda tidak merasa menjadi bagian dari proyek, hasilnya relatif: Anda Tidak memiliki antusiasme yang dapat memberi Anda sayap. Saya memahaminya lebih baik di KTM. “

Kalau menurut tmcblog Bukan artinya Pol Tidak dipercaya Oleh Yamaha sih, Jika dilihat sih Sebenarnya Logis Jika memang saat Di tech3 Pol Tidak memperoleh semacam Tugas dan kepercayaan Untuk mengembangkan Motor karena mungkin saat itu deal Antara tech3 dan Yamaha Factory Racing tidak sampai sejauh itu.

Lagi pula Juga Saat Pol Di tech3 Ia selalu memperoleh Motor dengan usia yang setahun lebih tua dari Yang dipakai Vinales Maupun Rossi. Motor yang dipakai oleh Pol saat itu jelas Tidak terlalu menjadi Prioritas buat Yamaha untuk Dikembangkan Lagi.

Mulai di KTM sampai Sekarang di HRC Honda, Pol Espargaro menghadapi sebuah project team proyek yang sama sekali berbeda,  lebih dari sekadar konsolidasi. Ketika Ia ditanya apakah yang menjadi kemungkinan alasan Honda memilih dirinya, Pol Pun Menjawab : “Mungkin saja Honda pada saat itu sedang mencari dua pembalap cepat, bukan hanya satu. bahwa saya bisa beradaptasi dengan baik dengan motor dan mendapatkan hasil yang bagus. Saya akan melakukan yang terbaik untuk menang secara maksimal, “ tutup Pol

taufik of BuitenZorg | @tmcblog

48 COMMENTS

      • Udah terjawab pertanyaan gw sama om cangkir. Dia pas diklik ternyata blog tapi sering banget komen tapi bukannya ngasih masukan apa gitu tapi sekedar komen biasa kaya komentator biasa. Padahal blog. Wkwkwkwk

        • Dulu blogger itu kaya vlogger jaman skrg, saling berlomba bikin konten, dan nebeng jemuran di blog paling laku ato kurang lebih bahasa anak vlogger collab. Tapi jangan salah, penghasilan Ipan sbg vlogger masih lebih tinggi dari pns skrg, ya biarpun kalo traffic turun dia harus sporadis komen di blog lain biar traffic agak terangkat. Setiap pekerjaan pasti ada sensasinya sendiri, dia cuma lakuin apa yg harus dia lakuin di profesinya.

  1. ya bener kata wak haji.. tp pendapat Pol sepertinya terpengaruh sama kecewanya sendiri karena lebih memilih bertahan di Tech 3 dibanding mencoba peluang peluang ke Suzuki..

  2. si Pol bukannya waktu di Yamaha masih rookie ya? wajar aja ga terlalu dianggap, apalagi di Tech3 yang mesinnya uda lebih tua.
    tahun ke-2? ya hasilnya ga lebih baik dari tahun pertama kan?
    KTM? ya newcomer gitu loh

    • Yak si sumbu pendek tukang bekoar muncul lagi. Udah dikunyah belum artikelnya? Ato cuma baca judul terus napsu komen karena masih dendam dgn argumen ttg KTP spanyol?

      • Ampunn bang jago ganti cangkir wkwkwk
        Emang cuma ente doang dah yang boleh nyela pembalap ??
        Kalo orang lain gak boleh nyela pembalap wkwkwk

        • Nah skrg ngatain cuma gw yg boleh nyela pembalap, padahal yg sukanya kebakaran jembot kalo ada yg ngatain pembalap elu sendiri which mean lu ga Terima ada yg ngatain pembalap tapi di sisi lain lu sendiri jg sering ngatain pembalap. Jadi kalimat ‘Emang cuma ente doang dah yang boleh nyela pembalap, Kalo orang lain gak boleh nyela pembalap’ lebih cocok dialamatin ke gw ato ke elu sendiri?

          Gw ga pernah loh uring2an kalo ada yg ngatain pembalap, which mean gw sendiri ga pernah nunjukin ekspresi ga Terima kalo ada yg ngatain pembalap, bisa dimengerti? Ato butuh dijelasin lagi biar lebih mudah dimengerti?

    • Yamaha jg kena php manager Pol yg seolah mengagungkan bakat Pol di moto2, taunya naik M1 di jaman M1 masih motor papan atas malah medioker, ya didepak lah. Di KTM aja dia pembalap tertua disana tapi sama sekali ga bisa menang, malu sama Oliveira malah 2 kali menang.

    • Kan diatas ditulis di kasih motor tahun lalu dan tidak menjadi prioritas ya wajarlah gak berprestasi
      Lain halnya Tech 3 dan LCR yang juga jadi tim pengembangan oleh KTM dan HRC jadi wajar bisa juara seri

  3. liat aja nanti, mudah2an Pol bisa membawa RC213V-nya sejajar dgn punyanya Marc, atau paling tidak minimal lebih baik dr Taka dan Alex,

    • sounds good.

      Mau lihat aja sih gimana respons dia ketika nemuin ‘masalah’ front end Hodna.

      Kalo Marc sih mungkin udah hapal, malah nemuin solusi ekstrim kayak Marc’s style (yg saya sangsi apakah nanti dia masih pake cara itu setelah comeback dari cedera patah tulang ini).

  4. Mungkin kesel utamanya ya karna diimingin slot rossi tapi php. Gitu

    Kalau perkara dia pas di yamahmud masi newcomer wajar agak ga didengerin

  5. Mungkin hokinya ada di mesin V
    Tapi diKTM ada tangan dani yang turut andil dalam pengembangan, ya dimana kita tau selama diHRC hasil pengembangan dani bisa juga dibawa oleh rekan teamnya, sekarang RCV jadi marq only, kalo ga niru atau baca data marq yakinlah gabakal cepat adaptasi

  6. ‘Mungkin saja Honda pada saat itu sedang mencari dua pembalap cepat, bukan hanya satu. bahwa saya bisa beradaptasi dengan baik dengan motor dan mendapatkan hasil yang bagus’

    Overrated terhadap diri sendiri, nganggep dirinya cepat dan berbakat, tapi kalah cepet sama Binder dan Oliveira dalam meraih kemenangan padahal keduanya lebih bocah dan lebih bau kencur. Biasanya orang yg bisa menilai dirinya sendiri sambil kebanyakan bilang ‘saya’ itu cuma orang dgn bakat biasa tapi minta dianggap punya bakat luar biasa, ga cuma di bidang balap tapi di bidang apapun.

    • Rata² bule kalau ngomong ke diri sendiri gitu ya bro,entah sok atau gimana gitu gampang menilai diri sendiri lebih baik,padahal hasilnya nanti belom jelas…Ditunggu aja bro 3 race awal 2021…

      • Mereka berdua mungkin bagus, tapi bisa jadi hanya sekadar bagus aja. Not a champion.

        Makanya, paduka yang mulia kaisar agung Hohe Hoheho gak mau dibilang sbg ‘pembalap bagus’, dia bilang dia adalah seorang juara. wkwkwk

  7. Halah …bilang aja kecewa berat gagal merapat ke suzuki ,di zaman naik M1 motor yg sangat potensial tapi dia masuk papan tengah aja susah ,,ototmatis di depak ,eh giliran mau gabung Suzuki malah gagal …wajarlah kecewa Suzuki skrg motor stabil ..wkwkkw.
    Bentar lagi jadi ampazzz sama motor chelennnggg??

    • Motor potensial kok sejak 2015 belum jurdun bro?
      Kan jelas ditulis dikasih motor tahun lalu dan tidak jadi prioritas ya mana bisa berprestasi bagus, lain dengan Tech 3 dan LCR walopun team satelit tapi diperhatikan makanya bisa juara seri

      • Faktor Marquez, kenyataannya M1 dari era 1000cc awal sampe 2017 merupakan 1 dari 2 motor (satunya lagi RC213V) yg bisa bikin SEMUA rider pabrikannya menang seri, which mean M1 motor potensial. Selebihnya tinggal bakat ridernya sayangnya sejak 2015 sampe 2017 Marquez ada di RC213V makanya seolah M1 cuma anak ayam. Jaman itu Ducati stagnan ditangan Dovi, baru kedatangan Iannone 2015 agak membaik, Suzuki baru dateng, Aprilia masih cuma modifan RSV4 dan di taun2 pertama bikin prototipe salahin tidurnya padahal mesinnya yg payah, KTM jg belum dateng.

        So naik M1 di jaman itu tetep medioker? Ya berarti ridernya. Zarco pake bekas Pol aja langsung urakan acak2 barisan depan pake motor itu

        • Memang agak sulit untuk melakukan penilaian hipotesa semenjak Marc datang. Misal hipotesa apakah motor lain itu buruk, ataukah Hodna yg bagus? Ada lagi : apakah pembalap selain Marc buruk, ataukah memang Marc yang bisa melakukan perbedaan?

          Dari tinjauan, dia itu anomali, dan secara statistik merupakan variabel pengganggu yang paling besar untuk menarik kesimpulan dari hipotesa :/

    • Yeh masalahnya tanpa MM93 pun M1 kok gak jurdun bro?
      Kan katanya potensial, kalau memang bener motor itu potensial berarti ridernya dong?
      Jadi argumen anda tuh maju salah mundur salah, jika bilang motor potensial di tahun 2020 ini kenyataannya gak ada jurdun tuh berarti pembalapnya medioker termasuk yang lu bakal bilang sang legend, kalau bilang pembalapnya potensial berarti motornya yang medioker

        • Dua dua nya bro gw permasalahin
          Karena gw heran ketika lagi bagus bagusnya tuh tiba tiba tuh muncul problem berjamaah yang ujung-ujungnya gagal tuh jurdun, jika dilihat statemen fans motornya sangat potensial tapi statment pembalapnya banyak yang bilang struggle, jadi menurutku lebih percaya statemen pembalap yang bilang motornya struggle soalnya mereka yang bawa bukan fans yang balapan
          Kemudian soal pembalapnya juga kayaknya terlalu berharap dengan motor sehingga ketika ada masalah di motornya langsung drop (ini diluar 7 kali menang lo, karena bagaimana pun 7 kali menang namun tidak jurdun)
          Beda dengan suzuki yang kelihatan konsisten ditangan pembalap yang tidak pernah dijagokan untuk jurdun
          Ataupun MM93 bisa menaklukkan motor yang katanya celeng

  8. Bener kata dr.miguel, ga semua pembalap motogp dilahirkan dengan otak (intelejensia) yang sama ?.
    Satu yang mencolok dr pol ini yaitu nyalinya mirip marquez dan miller.

Leave a Reply to Ganti cangkir Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here