Saturday, 23 November 2024

[ Tech Talk ] Ini fungsi cover rotor Cakram Rem TK Dischi Freno di Panigale V4R Tito Rabat

TMCBLOG.com – Di MotoGP Ducati telah terkenal dengan berbagai ide-ide pengembangan menarik terutama di sektor aerodinamika dan sepertinya di WSBK pun mereka tidak mau kalah. Pada test Jerez kemarin -walaupun tidak turun ke track karena kondisi sirkuit Jerez yang tidak memungkinkan eksplorasi maksimal motor- Ducati Panigale V4R yang disiapkan oleh Barni Racing buat pembalap Rookie penuh pengalaman GP -Esteve ‘ Tito ‘ Rabat-dibenamkan beberapa detail aerodinamika menarik. Salah satunya adalah Cover pada rotor rem depan.

Di MotoGP kita pernah melihat Ducati menurut bagian bawah dari cakram karbon depan-belakang mereka. Nah di rotor baja buatan TK Dischi Freno untuk Panigale V4R, Barni Racing memperkenalkan juga sebuah rotor cover yang juga buatan TK Dischi Freno. Bisa kita lihat pada gambar, rotor cover yang terbuat dari bahan serat karbon ini di-baut pada daerah dekat poros dari velg serta ikut berputar dengan putaran velg/rem cakram.

TK Dischi Freno telah mempelajari dan mematenkan cover aerodinamis ini dengan tujuan menghilangkan turbulensi yang dihasilkan oleh putaran rotor bagian dalam (rotor carrier) yang biasanya dihubungkan secara ‘floating‘ dengan bagian rotor (cakram) yang dijepit oleh sistem hidrolis dari kaliper rem.

TK sendiri di paddock test Jerez menjelaskan bahwa cover rotor mereka ini akan menciptakan profil aerodinamika yang mampu membuat aliran udara yang mencapai radiator pendingin mesin sepeda motor bisa lebih sempurna serta menjaga agar kaliper dan cakram rem lebih bersih.

Riccardo Mariani, Direktur Tunggal TK Dischi Freno mengatakan “Kami senang bisa bersama-sama mengembangkan produk dan solusi baru seperti Cover TK. Ini dimungkinkan berkat semangat teknisi kami, tetapi juga berkat kolaborasi tingkat tinggi seperti yang dilakukan dengan Tim Barni Racing. “

Pemilihan bahan serat karbon dipilih untuk memperoleh tujuan mendapatkan kekuatan mekanik yang tinggi namun tetap ringan. Penutup cakram eksternal juga dilengkapi sensor kecepatan yang mengirimkan data kecepatan roda depan ke sistem elektronik. Dengan demikian menurut TK, semakin mengurangi berat Karena Nggak butuh sensor tambahan untuk kebutuhan telemeteri.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

26 COMMENTS

    • @Crazystone Rotornya mah bolong semua itu, cuma emang beda dari rotor pada umumnya yang lubang lurus, kalo TK dischi punya ini lubangnya angular atau bersudut dari dua sisi (luar dan dalam). Gunanya buat nangkap angin supaya disipasi panas lebih baik lagi. Produk TK Dischi Freno ini bisa dibeli umum, harga $1,176 per piece. Udah lama dipake beberapa team Moto2.

  1. Pertama kali liat bingung, kok gak ada kisi2 buat ukur kecepatan roda belakang yang biasanya diletakkan di bagian dalam diameter cakram
    Eh gak taunya langsung di ukur dari lubang ventilasi diameter luar cakramnya

    • tentu efeknya sebanding lurus dengan kecepatan putaran rodanya, dan tentu pasti ada side effect dari arah lubang disc brake. seperti halnya klo downforce tinggi akan mempengaruhi handling dan traksi

    • Area sekitar pelek & cakram sebenernya sgt vital, bs mempengaruhi pendinginan mesin, downforce , dsb

      Ada aja yg nyoba nyari celah di sini sih, ky mercedes f1 tahun 2018 pernah kena kontroversi, “the wheel rims act as a heat sink”

  2. Jika race berlangsung dgn situasi angin yg lumayan kencang.. Apalagi terkena angin dari samping.. Pasti motor bakal g stabil parah..

  3. Lubang ventilasi cakram jg dibor miring biar kampas tetap dingin dan bersih, mungkin pertama kali cakram produk massal dibor miring dari pabrik. Biasa kan beli blank, bor sendiri pake bor duduk manual. Kalo cakram nya udah dicover gitu, kayanya bentar lagi pelek belakang juga, karena turbulensi dari palang pelek jg penyebab powerloss, sepeda balap yg cuma pake kekuatan paha dan betis aja dibilang berpengaruh apalagi motor diatas 200dk yg ban belakangnya harus melayani putaran ribuan kali dalam semenit.

    • Duh itu tren akal2an taun berapa yak 😀
      Tapi emang mekanik zaman dulu lebih kreatif sih dengan segala keterbatasan parts aftermarket, ketimbang orang zaman sekarang yang kebanyakan main templok parts jadi.
      Sampe banyak mekanik yang cuma main pasang parts mesin dari brand lokal yang yaqueen banget plug and play, padahal mah tetep perlu penyesuaian walaupun gak banyak biar hasilnya maksimal.

      • Bener. Era 90an malah ada yg pernah nekat plating piston pake tembaga Nug, harapannya minim friksi eh malah seher macet karena tembaganya kena panas jadi kaya lem dan ngumpul di ring seher?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP