TMCBLOG.com – Seperti Kita ketahui, Suzuki MotoGP ditinggal Oleh Davide Brivio Persis Ketika sedang sayang sayangnya Persis ketika Mereka baru saja memenangkan gelar yang hilang semenjak 20 tahun yang lalu. Davide Saat ini menjabat sebagai bagian dari Top Management team Alpine Formula 1. Akibatnya, banyak nama yang disebutkan untuk penerus Brivio, Livio Suppo adalah salah satunya . . tetapi manajer proyek MotoGP Suzuki Shinichi Sahara Terakhir mengakhiri spekulasi dua minggu lalu: “Kami tidak akan mencari manajer eksternal saat ini, kami akan mencoba. untuk mengelolanya sendiri. “

Scwantz mengajukan diri

Mengenai Hal ini Legenda Suzuki, kevin Schwatnz Ketika ditanya Oleh Bikesportnews mengatakan bahwa ia sempat menawarkan bantuan menjadi petugas caretaker pengganti Davide  “Saya selalu berkata bahwa saya akan membantu Suzuki sebisa saya jika ada kemungkinan. Tapi saya tidak berpikir ada peluang saat ini. Sepertinya Sahara-san yakin bahwa mereka dapat mengambil alih dan mencapai apa yang mereka lakukan tahun lalu tanpa Brivio atau siapa pun dalam perannya.”

Dalam keterangan selanjutnya, Kevin Schwantz yang merupakan Juara dunia 500cc tahun 1993 itu cukup mempercayai manajer proyek Suzuki: “Ini tidak akan mudah, tetapi Sahara-san telah melihat banyak dan melakukan banyak hal di Suzuki – mulai dari produksi sepeda hingga GSXR-1000, di mana kami juga bekerja sama. Saya yakin dia memiliki segalanya untuk mempertahankan kepercayaan pada tim serta terus membangun dan mengembangkan motor yang hebat untuk balapan. Saya berharap yang terbaik untuknya. Saya menawarkan bantuan saya, tapi tidak penuh waktu, itu pasti, ” jelas Kevin

Duet Timur & Barat

Dalam perjalanan Grandprix sendiri semenjak Lama Jajaran management di team Pabrikan jepang itu Sukses saat jajaran management Atasnya merupakan Kombinasi antara Jepang – Eropa (barat). Banyak Contohnya  . . Sahara – Brivio, Kouichi Tsuji – Lin Jarvis, Shuhei Nakamoto – Livio Suppo sampai Tertsuhiro Kuwata – Alberto Puig. Sampai saat ini kental opini bahwa Ada karakter Managerial Eropa yang masih sulit direplikasi Oleh Sosok manager Jepang, Oleh karena itu tetap butuh Top Manager Dari Barat. Apakah Suzuki akan bisa membuktikan bahwa tidak selalu Paradigma ini yang bisa bikin sukses team pabrikan Jepang di 2021 ? Silahkan share Opinimu sob

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

20 COMMENTS

  1. shulit, yg ngerti motor japanese, yg ngerti pembalap eropa ya wong ngeropa, sorry to say sebagai pengamat motogp sy bilang sujuki sulit juara lagi kalo gini

    IMHO, DISC ON

  2. Sahara mungkin saat ini akan meniru bagaimana brivio memanage team. Dan mereka sepertinya takut dgn adanya manager baru yg mungkin akan merubah apa yg sudah suzuki dan brivio bangun.

  3. Mungkin karakter orang jepang yg prosedural dan enggan improvisasi lebih jauh.
    Mungkin sahara akan jadi sosok orang jepang yg berbeda.
    Jika itu berhasil,10 tahun kedepan bisa jadi team jepang murni orang jepang namun biasanya karena markas team beda dengan markas produsen.

  4. sepertinya suzuki sedang menimbang kandidat internal sambil mengukur beban yg shinichi sahara dan ken kawauchi harus tanggung, pasalnya shinichi sahara sendiri sudah punya 2 posisi penting didalam struktur departemen balap suzuki yaitu project leader dan direktur SRC

  5. saya rasa suzuki akan melihat perkembangan dulu nanti di seri2 awal berjalan… jika hasil mereka jeblok pasti akan ada perubahan di manajemen.sama halnya ktka sahara dlu masuk mnggantikan satoru terada yang ggl di tahun 2017..
    tp jk hasil mrka bagus,,mngkin akan mmperthankan struktur yang ada dan sdh berjalan

  6. Jadi inget man-management ny tim italia (sebut aja D dan A).

    Petingginya dari 1 negara aja & voila… Disaster gak kelar2 sampe sekarang, dulu honda juga pernah kaya gitu tapi mereka sadar & berbenah.

    Emg harus ada variasi sih biar saling melengkapi. Perbedaan dalam teamwork itu penting biar gak cepet puas & ambisi terus naik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here