TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui bersama, musim 2021 ini merupakan musim pertama Suzuki MotoGP tanpa sosok Davide Brivio yang pindah disiplin ilmu motorsport ke Formula 1 bersama team Alpine F1. Walaupun awalnya dirumorkan Davide akan digantikan sosok yang selevel seperti Livio Suppo atau yang lain, namun akhirnya Suzuki Ecstar memutuskan untuk tidak mencari pengganti Davide Brivio ini. Davide sendiri termasuk sosok yang sentral di team, lalu akan bagaimana kerja management team di saat Davide tidak ada. Sinichi Sahara menjelaskan kepada jurnalis dimana TMCBlog juga diundang ikut serta dalam sebuah round table via Zoom pekan lalu mengenai hal ini.

“Setiap hal yang terkait dengan manajemen tim akan dibahas di antara orang-orang kunci di tim. Untuk melakukan itu, kami telah membentuk komite manajemen tim yang berisi tokoh tokoh kunci. Orang-orang ini bertanggung jawab item demi item dan bagian demi bagian, serta akan membahas masalah demi masalah serta bertukar informasi. Ini adalah cara yang kami pilih untuk mengelola situasi setelah kepergian Davide.”

Untuk sobat ketahui yang dimaksud Sahara san sebagai komite management team adalah tim manajemen yang terdiri orang-orang seperti Sahara, manajer teknis Ken Kawauchi yang mengepalai dua crew chief Frankie Carchedi dan Jose Manuel Cazeaux, serta manajer pemasaran dan komunikasi Suzuki yang sangat berpengalaman Alberto Gomez. Bahkan jika kita mau detail, ternyata masih akan tetap ada nama ‘Brivio’ di komite ini dengan koordinator tim Mitia Dotta dan Roberto Brivio (saudara laki-laki Davide) juga akan mengambil peran baru di komite.

Dan dengan kelompok yang memiliki banyak pengalaman bekerja sama sejak Suzuki kembali ke kelas utama pada 2015, Sahara bersikukuh tidak akan ada masalah yang timbul dari perubahan tak terduga akibat hengkangnya Davide Brivio ini. “Bahkan ketika kami bersama Davide sebagai manajer tim, saya juga bertanggung jawab sebagai direktur tim dan saya berbicara dengannya tentang setiap masalah,” kata Sahara.

“Kami bertukar informasi yang cukup antara saya, dia dan Ken Kawauchi, manajer teknis. Saya tahu bagaimana mereka mengelola sisi manusia dan sisi teknis tim dan saya tidak khawatir. Kami memiliki orang-orang yang sangat berpengalaman di bidang teknis, pemasaran, dan administrasi, dan saya tidak khawatir sama sekali. Kami baru saja memulai sistem baru dengan komite manajemen tim dan sejauh ini berjalan dengan sangat baik. Saya rasa Semuanya masih terkendali. Saya pikir tim ini lebih bersatu dari sebelumnya. “

Namun dari apa yang bisa TMCBlog tangkap dari apa yang diinformasikan oleh Sahara-san, hal ini bersifat sementara. Dalam artian Suzuki MotoGP tidak mau terburu-buru mengangkat seseorang dengan status team manager. Personal dengan jabatan tersebut boleh dibilang akan status-quo pada awal musim 2021 dimana seluruh tugas dan pekerjaannya akan diambil alih secara ‘keroyokan’ oleh komite manajemen team.

Dikatakan ‘sementara’, Karena pada dasarnya kedepan Suzuki MotoGP akan tetap mengangkat seorang dengan jabatan Team Manager. Dimana besar kemungkinan akan diangkat dari salah satu dari anggota komite manajemen team. “Saya belum tahu siapa yang akan menjadi manajer tim di masa depan. Namun (dengan hadirnya komite manajemen team) bagi semua orang ini adalah kesempatan yang baik untuk mempelajari apa pekerjaan team manager.  Situasi terbaik adalah ketika saya dapat mempromosikan seseorang di dalam tim (komite manajemen team) untuk diangkat menjadi manajer tim di masa depan.”

Mengenai apa yang dilakukan Suzuki ini membuat TMCBlog jadi teringat (walaupun tidak apple-to-apple) ketika jabatan dan wewenang seorang Shuhei Nakamoto di HRC beberapa tahun yang lalu digantikan dan ‘dipecah’ sehingga diemban oleh 3 orang direktur sebagai penggantinya.

Taufik Of BuitenZorg | @tmcblog

15 COMMENTS

  1. keberuntungan itu bisa di dapat dan bisa diusahakan, anggap saja benar 2020 adalah keberuntungan namun bukan berarti tim ini tidak dapat mengusahakan keberuntungannya sendiri, yang penting itu adalah tekad dan usaha untuk tampil kompetitif di tiap seri-nya. #masihnyesek

  2. Hmm… Suzuki kayanya lebih pengen “orang dalem” yang naik jadi manager, karena narik orang luar yg ga tau sama sekali perjuangan mereka selama ini bisa saja berakibat kurang baik bagi tim. masuk akal sih…

  3. Dalam situasi gemilang setelah juara dunia mungkin akan baik2 saja,namun saat masalah mulai datang dan ekspetasi sedikit jauh dr target,disitu akan kelihatan solid tidaknya team ini.
    Karena banyak hal yg harus diambil keputusan oleh satu orang.

  4. Biasanya tim manajer tim2 motogp orang2 eropa, tugasnya salah satunya menjembatani pembalap dengan orang2 pabrikan (jepang).
    Apa bisa orang jepang megang tugas kaya gitu ?
    Hmm we’ll see…

  5. dsini ada orang eropa alberto gomes sebagai orang marketing,dia juga pernah bekerja di yamaha.dr kinerjanya jg dia spertinya ckup baik dan santun.apa dia pntas munrut kalian mnjdi seorang manajer?

Leave a Reply to Prime Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here