TMCBLOG.com – Di kala masa pandemi ini terkadang ada-ada saja pemikiran kreatif biker di Indonesia. Ngoprek motor adalah salah satu yang bisa dikerjakan, ngebersihin motor yang ada di rumah, merestorasi motor-motor yang sempat terlupakan, kastemisasi sampai tingkat hardcore dan lain-lain dikerjakan sampai sudah mentok ide. Namun itu masih berbasis sepeda motor dengan mesin oto, mau kayak gimanapun, jelas masih mainstream. Cobain deh salah satu resep anti-mainstream ini. Bagaimana kalau mulai merambah ke ide meng-EV-kan (EV electric Vehicle – kendaraan listrik) sepeda motor? Bisa dimulai dari motor yang sederhana tuh, motor bebek jadul . .

Yap, jika kita lihat beberapa workshop motor di luar negeri mereka sudah mulai mencoba melakukan ide ini. Memanfaatkan beberapa motor-motor lama sebagai basis desain, karena bagaimana pun, mengenai bodywork maka desain pabrikan/factory tetaplah yang terbaik karena mereka sudah memikirkan banyak hal mulai dari distribusi bobot sampai estetika.

pict Divo Gimbal

Jujur tulisan ini TMCBlog tulis setelah gabut ngubek-ngubek salah satu marketplace online yang salah satu lapaknya melayani pre-order satu set kit konversi mesin motor bebek yang mayoritas celentang ke mesin listrik EV. Brandnya Yalu dengan mesin 1.000 Watt BLDC. Yang menariknya adalah mesin listriknya tidak diletakkan di velg seperti umumnya motor listrik, namun ditempatkan persis dimana tempat mesin motor bebek berada, yakni di tengah bawah sasis tengah (underbone) dari sepeda motor. Jadi unit motor listrik menggantikan unit assy mesin bakar dengan mounting yang sama persis.

Yang juga menariknya adalah mesin ini menggunakan gearbox 4 percepatan, sama persis seperti yang dipakai pada sepeda motor bebek pada umumnya dengan top speed sekitar 60-80 km/jam. Lumayan deh. Jadi feel berkendaranya tidak akan berubah selain fakta bahwa naik motor listrik itu tidak ada suara mesinnya, hehe. Kit konversi yang total berbobot 25 kg ini dijual satu set berupa mesin motor listrik jenis BLDC, kontroler, dan throttle set. Dan dijual dengan harga di bawah 8 jutaan Rupiah, minus baterai.

Nah baterai ini nih yang akan jadi pemikiran karena spek mesinnya adalah mesin 48 V dan mencari baterai yang bisa di-charge ulang segini gede agak susah dan kalaupun ada akan tinggi harganya. Bisa diakali dengan misalnya baterai 12V yang di hubungkan secara seri sebanyak 4 baterai. Tinggal nanti dipikirkan gimana meletakkan 4 seri baterai ini agar pas dengan space jeroan motor yang mau kita konversi ke EV ini. Perangkat-perangkat lainnya masih sama dengan motor biasa seperti suspensi depan, belakang dan lampu-lampu. Kebayang sih dan bisa jadi akan menjadi proyek selanjutnya TMCBlog . . Doain aja sob 😀  . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

49 COMMENTS

    • Batre aki 12v 4pcs itu lumayan gede kalau dipasang di area tengki kaya blm muat. Mungkin bisa di sembunyikan di box bagasi tambahan. Tp look jadulnya jadi kurang estetika.

    • dari pengalaman e-bike 48V china yg pakai 4 batre kering 12v, kalau utk batre, rasanya bisa tu kang C-series, rasanya bisa masuk di area tangki bbm yg di lepas dan di ganti batre di situ
      atau mirip ide bujang bali, dg batre senter atau bekas nbook, yg di rangkai jadi 48V… meski jumlah lebih banyak, rasanya dg ruang seluas itu bisa dapat amper lebih besar

    • batre lithium 4,7V dirangkai 11, rasanya cukup utk dapat lebih sedikit dari 48V.. kalau kelipatan 2, 3 atau 4 sdh dapat tu kang watt/perjam lebih besar… ruang lebih hemat

  1. semua itu hanya suatu karya. dan tidak mungkin menjadi kebanggaan bangsa. karena regulasi.
    “dunia menetukan kita hanya sebagai konsumen” dan “produsen bahan mentah”

    • Comment:Karakter bangsa yg terbentuk akibat dijajah 350 tahun oleh Belanda beda hasil dgn bangsa bekas dijajah Inggris
      Mental petinggi doyan disuap yg membuat regulasi yg tdk memproteksi & mendukung produk industri dalam negeri sehingga selalu kalah di kandang sendiri (advan, texmaco, viar, polytron, maspion, PTDI)

  2. Dari sekian banyak fens boi yg bilang yamalu/yahalu
    Akhirnya terijabahkan dengan kehadiran Yalu. Balik lagi gara gara lu juga
    Ekekeke

  3. Mudah bagi Japanese HYSK bikin motor listrik fungsional n murah…
    Masalahnya mereka gak mau … atau belaum mau aja…
    soalnya kue bisnis motor bakar sudah terlalu lezat utk ditinggalkan…

    Bikin motor listrik buat HYSK itu ibarat gerogotin rekening yg sudah penuh…

  4. Karakter bangsa yg terbentuk akibat dijajah 350 tahun oleh Belanda beda hasil dgn bangsa bekas dijajah Inggris
    Mental petinggi doyan disuap yg membuat regulasi yg tdk memproteksi & mendukung produk industri dalam negeri sehingga selalu kalah di kandang sendiri (advan, texmaco, viar, polytron, maspion, PTDI)

    • Betuull… tanpa dukungan regulasi negara yang ada proteksi dg pemain dalam negeri, gemua produsen lokal akan tergilas dg kompetisi bebas.. kalah modal, teknologi, jaringan, apalagi brand…
      Motor listrik sebetulnya jalan utk membuka potensi produsen dalam negari coz kerumitanya tdk setinggi motor bakar..
      keunggulan the japanese HYSK dibidang mesin bakar sulit ditandingi akibat penguasaan mereka thd teknologi metallurgi yg sdh sangat tinggi…
      lihat aja mesin Bajaj India aja lah… saya soalnya pernah punya P135 4V DTSi itu.. soal kehandalan dan durabilitas mesin kalah jauh dibanding Supra/ Jupe MX 135, soalnya saya punya keduanya ..

      Itu BAJAJ Loh… India tu juraganya Baja lhow.. ada Lakhsmi Mittaal disana… itu aja kalah sama metallurgi Jepun..

      • klo metalurgi bajaj sih menurut saya memang masih kurang, dan ketara banget secara visual. padahal kan sempet joinan ma kawak & skarang ktm. coba cek punya si tvs deh, uda nyaris mirip ma jepang.. mungkin karena si tvs dulu joinan ma sijuki ya. terindikasi si hero honda pun metalurginya cukup ok, masih terindikasi ya (belum liat barangnya langsung)

  5. Batre kering dg harga paling masuk akal YT7C merk Y harga kurang dari 200 dg amper lebih besar (6Ah). ukurannya seaki basah bebek YB5L/GM5Z (5Ah), lebih besar jg dibanding seukuran kering merk G GT6A (5Ah) & jauh lebih banyak dari ukuran aki kering matic/bebek umum YTZ5 / GTZ5 (3.5A) bahkan aki FU / V125 YTZ6 (5A). 6Ah setara ± dg aki klx / nmax YTZ7 / YTX7 dg harga juah dibawahnya.
    Cuma kalau diseri harus memikirkan modul pengecesannya. Kalau dalam rangkaian 1 x 48v pengisiannya kurang. Lebih bagus paralel 12v. Cuma posisi terlepas 1 sama lain batre.
    6ah dg beban anggaplah full 1000 watt kuat berapa lama?mari dihitung ?
    Selamat berkreatifitas wak..

    • Kurang banget mas,
      Kalo 6Ah 12V yg bisa dipake maksimal cuma 4Ah (gak boleh terlalu habis discharge nya).
      Daya per accu 4Ahx12V= 48watt
      Jumlah accu 4,
      48wattx4pcs = 192watt (hour)

      Dinamo maksimal 1000watt, misal kita gas tipis2 aja cuma pake 1/4 powernya, kira2 butuh 250watt/detik.

      Hitung-hitung kalkulator 4 accu YT7C cuma cukup untuk 45menit jalan2 santai aja.
      Lah kalo plintir gas full cuma bisa buat 11menit saja, sisanya didorong.

      Cari batere lain aja

    • aki ga cocok lah karena itu teknologi jadul yang ga improve2. harusnya ukurannya uda sangat kecil/ flexibel/ murah setidaknya

      harus pakai teknologi batre baru.

  6. baterainya tinggal ngerakit aja pake lithium ion disambung seri 13 cell
    atau kalo mau yang bagus pake baterai life po4 disambung seri 15 atau 16 cell
    dan jangan lupa menggunakan bms agar pengecasan merata dan tidak overcharge

  7. Tetep aja namanya range anxiety jadi momok yang membuat konsumen ice susah beralih ke ev. Kalo stasiun pengisian sudah banyak okelah, ditambah ada teknologi baterai yang punya kapasitas 2x lipat dengan dimensi yang sama. Ga pake lama ice bakal punah dan ev laku keras.

  8. Coba Wak collabs sama Yutuber elektro Anak Agung Duwiarsana buat projek ini, untuk urusan baterai spertinya beliau sudah berpengalaman. Coba baterainya/aki taruh diboncengan belakang bikinin housing juga yg rapi pakai printer 3D-nya hehe ngetik sambil berimajinasi nih

Leave a Reply to KedapKedip Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here