TMCBLOG.com – Di Artikel yang lalu, kita sudah dapat membaca bahwa Honda, KTM, Piaggio dan Yamaha telah menandatangani perjanjian untuk membuat ‘konsorsium baterai yang dapat ditukar’ ( Swapable Battery) dengan maksud untuk menstandarisasi baterai pada sepeda motor listrik. masih lamanya proses Re-Charging baterai, adalah Ganjalan Utama dari proses Elektrifikasi secara penuh pada EV baik untuk Mobil maupun Motor, namun dengan Standarisasi baterai Mudah mudahan Ditemukan solusi untuk mempercepat proses akselerasi elektrifikasi EV Khususnya di sepeda motor listrik karena di kendaraan roda dua dimensi baterainya Compact dan paling mungkin di-Swap.

Honda, Yamaha, KTM dan Piaggio tanda tangani kesepakatan Satu Platform Baterai Motor Listrik yang bisa ditukar !!

Honda secara umum memiliki Unit unit Motor yang memiliki Baterai yang bisa dilepas – pasang, Yamaha sebelumnya telah melakukan kesepakatan dengan Gogoro, perusahaan Taiwan yang telah mempelopori pertukaran baterai dengan sukses selama bertahun-tahun, dan Piaggio memiliki Vespa listrik, tetapi tidak ada yang membuat baterai yang dapat ditukar dari awal.

Secara umum Konsorsium baterai Eropa Ini juga bukan pertama kalinya konsorsium senada dibentuk, Sebelum ini project yang dinamakan e-Yan Osaka pada tahun 2020 mempertemukan 4 Brand jepang Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Suzuki dalam melakukan Riset juga mengenai Kesiapan Dan Standarisasi baterai yang dapat ditukar ini.

Jadi Jika kita mau terbuka, secara umum diantara 4 anggota Brand yang tergabung dalam konsorsium Baterai eropa Hanyalah Honda yang bukan hanya memiliki konsep Swapable Battery, namun Honda sudah memiliki bentuk real dari baterai yang bisa ditukar ini baik di PCX Electric maupun di Benly-e dan mereka sudah namakan yakni ‘Honda Mobile Power Pack’.

Sementara di konsorsium jepang Yamaha dan Suzuki masih bekerja sama dengan Gogoro, dan kawasaki project EV nya bahkan belum begitu Real. So dari fakta ini, Bisa jadi Silogismenya adalah mencoba mencari solusi terhadap Bentuk Final fisik dari baterai yang bisa ditukar menggunakan referensi awal Baterainya Honda atau bahkan Mungkin Standar Honda Mobile Power Pack yang akan dipakai Meluas secara worldwide Untuk Motor Kecil-menengah.

Dengan bekerja sama untuk menstandarisasi baterai yang dapat ditukar dan stasiun pertukaran, keempat merek tersebut berharap dapat mengganti baterai skuter listrik Anda semudah mengisi ulang air galon maupun gas tabung elpiji . . dan bahkan Mungkin di jaman komunikasi dan e-commerce seperti saat ini, bisa jadi Kita Nggak perlu harus ke Battery station untuk menukar baterai, akan ada jasa layanan antar baterai ke rumah atau kemanapun Kita Butuh baterainya . . diantar Oleh petugas resmi yang juga mengguankan EV  . . wow  . . bayangan masa depan nih bro  . . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

52 COMMENTS

  1. harusnya ga usa dikasi merk lagi itu batre nantinya. ntar ada yang saya mau nya merk ini aja alergi sama merk lain. apalagi kalo sampe ada pabrikan korea/ china/ indonesia join. nanti disangkanya batre merk lain itu jelek

    • Secara umum harusnya tidak akan pakai Merek ketika sudah Digolkan nanti . . . kalaupun baterai yang awalnya desain Honda, akan jadi Unified Battery nantinya

    • Mungkin ga produsen baterai kedepannya ikutan bikin baterai? kayak Panasonic, ABC, Energizer, dll. Tapi bentuknya stadard, seperti sekarang kita kenal baterai size AA atau AAA.

    • Ini ladang bisnis yang akan terbuka juga abuat Publik nanti jika sudah settle, kayak Galon minuman dan elpiji saja . . distribusi di akar rumput bisa menyentuh masyarakat

      • Konsep yg memungkinkan utk dapat menjadikan minimarket sebagai tempat distribusi penukaran batere, mengingat jumlah minimarket jauh lbh banyak ketimbang jumlah spbu

  2. Woewww. Kedepan kalo menyebut batrei motor listrik pasti batrei honda. Meskipun untuk motor ktm, Piaggio dkk. Penyebutan batrei motor tetep betrei Honda. Pioneer sesungguhnya emang, kalo sebelah tinggal ditambahi smart langsung seperti pioneer sesungguhnya

  3. Kalau memakai design baterai Honda sangat memungkinkan karena akan ada penghematan untuk riset dan design.
    Ibaratnya tinggal copy paste fabrikasinya, perbanyak mouldingnya, atau kalau gak mau repot tinggal pesen dari vendor yang sama. Tinggal perhitungannya yang paling efisien yang mana.
    Bentuk sudah ada, sudah teruji, tinggal design kendaraan menyesuaikan desain dan dimensi baterai tersebut.

  4. kenapa kebanyakan pabrikan riset elektrifikasi ketimbang bahan bakar alternatif 🙁

    elektrifikasi -> pakai baterai -> tambang nikel, kobal mangan -> limbah tambang -> limbah generator listrik

    tetep aja bukan energi bersih jatuhnya.
    selalu ada “polusi” yang bermuara di satu titik, dalam kasus ini limbah tambang dan generator.

    • ujungnya balik lagi jadi pilihan selera masing2..
      ibarat kata mo makan makanan Organik maupun makan makanan Junk food sekalipun Jatohnya jadi kotoran juga (baca:t*i) haha
      tinggal pilih mana yang cocok

    • Karena listrik itu bisa diperoleh dari camacam sumber energi, ga hanya minyak.. dan baterai itu masih satu2nya converter sekaligus penyimpan paling memungkinkan untuk saat ini

      • saya pernah baca tweet orang luar yang petrolhead(pengusaha oil) nyindir elon musk ngapain bikin EV katanya sama2 bikin limbah polusi dalam bentuk lain.. apa karena usahanya terusik? entahlah

      • Fuel cell jatuhnya lebih mahal karena pemurnian hidrogen belum banyak yg bisa menyediakan.
        Sedangkan technology baterai dan listrik sdh lebih jamak digunakan. Tinggal bagaimana memodifikasi bentuk baterai (kapasitas dan tegangan) yg dibutuhkan.

        Selain itu, supply listrik juga besar dan sumber listriknya beragam dari listrik kotor (fosil:BBM,batubara) sampai clean power (panas bumi, surya, bayu, terbarukan lain)

  5. wow. Siap2 Pertamina+PLN buat PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) buat mencukupi kebutuhan Listriknya. hehehe

    nah kalo yang ini ragu juga

  6. Swap battery perlu pengecekan isi daya yg tersisa…misal tinggal 25% to 100% beda harga saat battery dah 0% to 100%…macem kita beli BBM saat tangki blm habis total dan yg telah kosong diisi full tank…

  7. Ya masuk akal sih
    1. Ikut yg pangsa pasar terbesar
    2. Ikut yg sdh ada teknologinya
    3. Ikut yg sdh diproduksi dan sanggup jika diproduksi dalam jumlah besar.

  8. Semoga memiliki daya jelajah yg jauh dan waktu charge sangat cepat, misal 100-150 km per baterai, dan waktu charge hanya 2-3 jam. Kalo misal hanya kisaran 60km akan menyusahkan juga.

  9. seperti direset dr 0 lagi soal pemotorwan yah, mgkin 20th lagi baru bs merasakan motor elctric yg yg keren kyk ditv2

  10. Ini mengingatkan saya akan perang konsorsium HD-DVD vs Bluray, SD vs MMC vs Memory Stick yg pemenangnya ditentukan oleh waktu..

    Kalo di roda dua Honda dan Yamaha udah bersatu (ditambah KTM dan Piaggio dari Eropa), nyaris mustahil ada yg berani bikin konsorsium tandingan

  11. Tinggal telp trus batere datang
    Yah mirip2 klo aki mobil atau motorbyg tiba2 ngadat tinggal telp Shop n Drive datang dech mekanik bawa2 aki

  12. Sebenarnya sudah ada kendaraan listrik umum di indonesia yaitu KRL, tapi masih belum dimeratakan.
    Indonesia negara kepulauan mental kontinental. Jadinya kendaraan pribadi banyak bgt, jalanan penuh dan macet.
    Negara kepulauan harusnya nyontoh Jepang, lebih kembangkan moda transport rel. Lebih sedikit makan lahan dibanding tol, juga lahan parkir, efisien dan lebih sedikit polusi (selain suara), lebih sedikit limbah baterai, dll, dst.

Leave a Reply to Inline 1,sok2an bcod Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here