TMCBLOG.com – performa semua Motor di MotoGP itu pada dasarnya tidak diperoleh secara tiba tiba, ada progressnya. Boleh dibilang hasil puncak pada Saat race biasannya merupakan akumulasi dari proses update performa baik di sisi teknikal ( Motor ) maupun Sporting ( Pembalanya ) begitu yang disampaikan Oleh Luccio Checinello kemarin ketika berbincang bincang dengan tmcblog di acara Live IG Idemitsu Indonesia. Nahhh berdasarnya opini ini memang semenjak sepuluh tahun belakangan tmcblog melihat memang konsistensi dalam melakukan laptime sepanjang Jumat sampai sesi warm-up adalah salah satu kunci kesuksesan yang membawa pembalap ke Podium di hari ahadnya. Nah Kali ini kita akan lihat data data kekonsistenan lapitme Yang telah dibukukan oleh Para pembalap semenjak FP1 sampai kualfikasi MotoGP Qatar 2021 ini  . .

kebetulan tmcblog nggak perlu harus mengumpulkan data karena lagi lagi Chris Pike, mantan Crew Chief Jonathan Rea kembali mencoba mengumpulkan data data laptime yang sebenarnya memang terumbar dan dapat diakses oleh Umum di situs MotoGP.com

Ok Mari Kita Mulai lihat data analisisnya

Ok data di atas adalah data rata rata laptime yang dihitung dengan tidak mengikut sertakan Laptime yang pelan banget, laptime saat pertama kali masuk Trek dan laptime saat kembali ke Pit. Data rata rata laptime di atas  di hitung per pembalap, per Sesi Latihan bebas ( FP) sampai Sesi Kualifikasi

Dan Dari data diatas terlihat jelas terlepas dengan perbedaan kondisi cuaca antara latihan di sore hari ( FP1 dan FP3 ) dan di malam hari ( FP2, FP4 dan QP ) Jika dihitung semua mulai dari FP1 sampai FP4  maka Maverick Vinales adlah Pembalap dengan rata rata Laptime yang tercepat dengan 1:54,664 diikuti Aleix Espargaro dan Franco Morbidelli di posisi selanjutnya.

Nahhh ada pemikiran bahwa Sesi FP1 dan FP3 itu tidak terlalu relevan karena pada kedua saat itu suhu trek terlalu tinggi, dan sangat tidak mewakili kondisi balapan. Kualifikasi Juga dianggap tidak mencerminkan Laotime balapan karena biasannya juga setup Motor pun Khusus . . sehingga Jika ketiga sesi siang dan kualifikasi di singkrikan dari Timesheet analisis Laotime ini maka akan diperoleh hasil seperti tabel berikut.

Jika kita lihat di data atas maka Maverick Vinales tetap merupakan pembalap Paling konsisten di FP2 dan FP4 yang sama sama dilakukan pada malam hari dan mendekati waktu Race. setelah Maverick hadir nama pembalap Muda Ducati Pecco Bagnaia Yang akan memulai start race Nanti malam di Urutan pertama setelah itu hadir nama pabrikan kejutan Aprilia dengan New RSGP Mereka dan Aleix Epargaro sebagai Pembalapnya.

Yang paling menarik adalah Ketika pembalap pembalap lain membukukan rata rata Laptme yang jauh berbeda anara FP2 dan FP3, Namun Maverick Tidak begitu. Yap Memang FP4 Maverick lebih lambat dari FP2, namun beda laptime rata ratanya ada di angka 0,021 detik doang . .  Pertanyaan selanjutnya apakah ini berarti Maverick Bisa jadi unggulan di race nanti ?

Walaupun tentu Free Practice dan Kualifikasi ada banyak perbedaan Atmosfer dan Pressurenya dibandingkan dengan saat race. Yang pasti adrenalinnya sangat berbeda, strategi pun berbeda. Paling tidak dengan modal kekonsistenan di atas, Bisa di bawa Maverick jika ia bisa ngacir saat start dari langsung memimpin race. Merupakan sebuah Potensi yang cukup besar secara ia akan start dari Posisi terdepan nanti.

Tahun Tahun lalu Maverick Vinales sendiri punya masalah serius dengan start. Di tahun tahun lalu ia kerap keteteran saat melakukan start entah itu karena Bensin masih full yang mengganggu Titik pusat massa, atau permasalahan dalam menggunakan Kopling.

Namun Jika Sobat sekalian jeli melihat bahwa sepanjang jumat dan Sabtu Sosok maverick Vinales adalah pembalap yang paling sering melakukan Latihan start. Bukan hanya saat di akhir sesi dimana umumnya dilakukan di starting Grid, Namun Juga di pitlane selepas Lampu pit dimana pembalap bisa gas kecepatan tanpa speed limiter.

Mengenai seringnya Maverick melakukan latihan start ini, ada satu hal yang menarik dari analisis Michael laverty keapda Sobat Jurnalis Crash.net Peter McLaren yakni menurutnya “Dengan motor MotoGP mereka mengunakan tipe kopling kering, jadi jelas tidak ada pelumas oli pada pelat kopling. Setiap kali Anda melakukan start dengan kopling kering, umumnya start berikutnya tidak konsisten. Jadi mungkin mereka mencoba sesuatu untuk mendapatkan konsistensi itu di mana jika mereka memiliki ( beberapa kasus seperti ) Re-start balapan dan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengganti kopling, mereka siap untuk pergi ( melakukan start ) lagi dan mungkin tidak menderita dengan selip kopling. “

” Saya pikir dengan melakukan semua (Latihan) start itu juga akan membantu Maverick merasakan bagaimana feel ketika bahan bakar full di tikungan dan mempelajari apa yang dilakukan ban saat baru keluar dari penghangat dan belum sepenuhnya mencapai suhu optimal “

Mengenai Strategi untuk Nanti Malam, tmcblog secara Khsusus menyoroti Vinales ini yang cukup komprehensif menjelaskan strateginya dalan Press Con pasca Q2 semalam. Dia Bilang gini : “Di sini balapan sangat panjang, strategi yang dapat dipikirkan ada dua cara. (Yang pertama ) Anda bisa push di sepuluh lap terakhir atau ( yang kedua ) di lap pertama. Sepuluh lap terakhir selalu sangat penting untuk ban, jadi kami harus sangat pintar dalam melakukan balapan. Kami hanya punya dua atau tiga area untuk menyalip dan kami butuh grip. Jadi kami perlu menyalip tapi tanpa membakar karet, jadi kami harus pintar.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

55 COMMENTS

      • Kesalahan yamaha dari tahun-ketahun selalu bingung menentukan pembalap utama, hal bijak menyamaratakan semua pembalab itu omong kosong, rossi sudah habis harus segera diganti. Saat ini MV dan FQ harusnya sudah di declare dari awal siapa pembalap utama, sehingga arah pengembangannya bisa presisi sampai akhir seri. Beda Honda selalu MM93, sebelumnya Ducati selalu Dovi. Perubahan sekecil apapun sangat menentukan hasil. Sukses Yamaha terakhir saat memiliki 2 singa di garasi
        tahun 2015 itupun karena tim lain yang relatif bermasalah, sehingga yamaha bisa posisi 1 – 2.

  1. jadi bisa dibilang dari motornya sendir yaitu M1 udah siap banget utk race Qatar, yg jadi masalah tinggal Ridernya aja gmn menerapkan strategi yg udah dipersiapkan,,

  2. Ya, top speed bukan segalanya. Mr konsisten masih cedera, terdekat hanya mv dan mir dengan progress mv yg tajam. Cmn mir sebagai pebalap paling konsisten pada saat race tahun lalu ada pada mir. Layak ditunggu kiprah mv, tapi saya jagoin morbido disini race 1 dan 2

  3. gak cukup wak, lurusnya qatar terlalu panjang buat yamaha, apa lagi posisi garis finishnya gak menguntungkan kalo musuhnya ducati

  4. Wak ada kmungkinan start delay ya wak shubungan prkiraan ad badai nti mlam?… Smoga sj rmalan mleset klo ampe delay ,bsok senin krja bs mrem melek wak??

  5. Tapiii biasanya,,,,
    Bukan Bani andai yaak, tapi berdasarkan balapan yg sudah sudah.
    Pasukan Yamaha selalu keblinger kalau sudah masuk race,
    Mungkin race Pace saat kualifikasi bagus, tapi ketika race jadi acak acakan,

  6. Gue kaya dejavu artikel tahun kemaren wak yg katanya Vinales sandbanging simulasi balap n laptimenya paling ngeri paling stabil…. tapi pas race kadang suka melempem pembalap satu ini entah kenapa ??

  7. vinales mungkin punya rencana sebelum race, saya yakin semua pembalap juga gt namun dia siap ga ketika situasinya berubah total 180 derajat sehingga tidak seperti yg diharapkan? problemnya adalah klo dia ga mampu cari solusi ketika race berlangsung maka semua rencana jadi ga ada gunanya karena dalam balapan apapun bisa terjadi.

  8. Vinales ketika kualifikasi punya race Pace & simulasi yg bagus.
    Tapi sayang tidak bisa di aplikasikan saat race

  9. Tahun Ini problem Yamaha sih masih sama. Ban yang cepat habis. Prediksi sih Suzuki msh bs untuk mempertahankan tahta

  10. Prinsipnya race nanti malam lebih ke pertarungan Ducati VS Yamaha sih.. Cuma tetep yg bikin penasaran perfoma Aprilia..

  11. Maksimal d awal lap MV12 mau memperthankan di pack depan,dan mencoba push stlh 8 lap,kalo di 10akhir akan keteteran ngadepin selisih topspeed ducati

  12. Wak kasi pembahasan dong kenapa honda kesulitan di qatar yang katanya gak cocok. Padahal statusnya sebagai motor balance dengan power dibawah ducati.

Leave a Reply to windb0y Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here