TMCBLOG.com – Saat tmcblog bilang di Sesi akhir Siaran Kualifikasi MotoGP Qatar bahwa prediksi juara race MotoGP Qatar adalah Maverick Vinales Mungkin Banyak orang yang mengerenyitkan MukaĀ  . Ini ada apa tiba tiba Menjagokan Maverick Vinales. Bukan apa apa, Maverick adalah Pembalap Penuh talenta dan itu adalah benar, ia adalah seorang Juara dunia Grand Prix di musim 2013 yang lalu ketika masih berlaga menggunakan KTM RC250GP . . namun Di Kelas MotoGP, sepak terjangnya semenjak 2015 bergabung dengan Suzuki Ecstar boleh dibilang seperti ‘angin anginan’ dan salah satu analisa mengenai penyebab mengapa hal itu bisa terjadi Bagi Maverick adalah kemungkinan karena sampai Musim 2020 bisa dianggap Maverick ini seperti pembalap yang tidak membawa banyak Strategi, Banyak yang mengatakan bahwa Maverick ini seperti tidak memiliki Plan B ketika masuk ke Grid Start. Dan oleh sebab itu, jarang ada yang berani ambil resiko menjagokan Maverick akhir akhir ini dan itu sebenarnya Logis.

Namun tmcblog dalam mencoba menganalissis performa dari seorang pembalap mencoba membuang jauh jauh perasan kecenderungan menyukai – Ngefans pembalap tertentu,. Kami tetap berusaha konsisten melihat Bagaimana data berkata dan Bicara data itu sudah kami anggap sebegai seperti bekerja dengan data di Laboratrium, hasilnya eksak atau paling tidak diupayakan mendekati eksak sehingga apapun yang dihasilkan ya harus di Ke depankan dan Diusung bahkan tanpa harus melihat seperti apa Track record Pembalap itu tahun tahun terdahulu.

Dan seperti yang sobat bisa baca di artikel analisis yang coba tmcblog kupas dengan bantuan analisis dari Chris Pike, mau ngomong apapun memang secara umum data mengatakan Bahwa Maverick Vinales memang paling konsisten sepanjangĀ  FP1 sampai menjelang race . . .

Jangankan membaca hasil perhitungan rerata Laptime yang dikerjakan Chris Pike . . Kita tinggal lihat secara Raw/ Secara mentah saja data yang direkam Oleh Dorna dari dua sesi Dengan waktu yang mendekati waktu race yakni FP2 dan FP4Ā  . . Jika kita melihat data Maverick secara kasat mata pun seperti Misalnya Data FP2 iniĀ  MisalnyaĀ  . .

Terlihat bahwa mungkin di hari pertama , Maverick dan Esteban Garcia yang berkomunikasi Via Online karena Esteban sempat dideteksi reaktif rapid test semenjak Jumat mungkin masih berfikit bahwa race Day pilihannya kalo nggak soft – medium dan soft – soft. Dan Sobat bisa lihat sendiri bahwa Laptime Maverick di Run 3 dan Run 4 yang menggunakan kombinasi ban soft soft terlihat jauh lebih terlihat stabil walaupun hanya melakukan 4 lap saja . . Dari semenjak FP2 ini lah sepertinya maverick Mulai Yakin bahwa Di hari sabtu saat FP4 ia tinggal Fokus di Setup Ban Soft Soft sajaĀ  . .

Jika Kita lihat lagi data FP4 Dari maverickĀ  . .

Sobat Bisa lihat betapa Maverick Vinales melakukan semacam half race Simulation di FP4 ini dan bisa sangat terlihat bahwa selain Run Lap ke 8 Yang sepertinya ditengarai ada semacam hambatan/ gangguan ( karena bedanya 4 detik-an) . . secara umum laptime yang dilakukan Maverick sangat sangat konsisten . . Dan gilanya adalah ia tetap bisa menorehkan Laptime tercepat saat FP4 tersebut.

Oke yang Jadi Pertanyaan adalah apa yang membuat maverick Begitu Konsisten? menurut kami minimal ada dua penyebab utamanya. Yang pertama jelas pembentukan karakter ‘ new Vinales ‘ di 2021 ini . . entah apa ada hubungannya dengan kondisi psikologis Maverick yang mungkin sedikit lebih kalem karena pada dasarnya Ia sendiri sudah mengetahui bahwa ia adalah ‘ calon Bapak ‘ sekarang , jelas butuh pembuktian Psikologis. Namun Yang terlihat ia tidak terlihat meledak ledak. Ia berusaha melakukan semacam Finishing touch pada kemampuan yang semenjak awal menjadi keunggulan Yamaha M1 di Trek seperti Sirkuit Losail ini.

Yap Losail adalah salah satu Sirkuit Modern yang memiliki karakteristik di mana Badan Trek itu cukup lebar. Nah Sirkuit dengan badan Trek yang lebar ini secara umum membuat lebih luasa semua jenis platform mesin motorĀ  di MotoGP untuk menikung baik itu V4 maupun Inline 4 dalam memilih entry point Corner maupun racing Line di Corner ( tikungan ) .Ā  . . namun perlu dicatat : Logikanya adalah dengan lebarnya Trek, Jika Mesin V4 bisa lebih leluasa memilih entry point corner dan cornering line, apalagi Mesin Inline 4 coba ? šŸ˜€ . . Lho emang Inline 4 se spesial itu ?

Untuk sobat ketahui bersama, Mesin Inline 4 itu memiliki konfigurasi Crank Shaft YangĀ  secara umum ‘lebih lebar’ dibandingkan dengan Crank dari Mesin mesin V-4 yang secara umum lebih Compact. Dan Lebarnya konfigurasi Crank ini membuat Inersia atau kelembaman atau kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan terhadap keadaan geraknya semakin besar . . artinya Jika sudah nikung rebah, Maunya ini motor terus terusan Nikung dan akan terasa lebih nyaman melakukan ‘ nikung cepat ‘ / fast cornering dengan Mesin Inline 4.

Efek utama yang bisa sobat Lihat dari kombinasi talenta Maverick Vinales, Karakter Nature dari Mesin CP4 M1 dan lebarnya Losail Qatar adalah kita bisa melihat berkali kali Maverick dengan mudahnya menelikung lawan lawannya di Tikungan. Dengan lebarnya badan Trek, Maverick Bisa melakukannya hampir terasa seperti dari titik mana saja, Nggak harus membututi satu racing Line dengan Lawan lawanya yang Mayoritas Bermesin V4. Yap Lebar . . karakter Sirkuit Memang punya peranan besar Buat Mesin Mesin I4 untuk melakukan ini . . Losail dan Sepang adalah salah dua dari beberapa sirkuit bertipe serupa.

Ini artinya, adalah sebuah pertanyaan yang akan dinanti nanti Jika Yamaha Datang ke sirkuit sirkuit Classic Eropa nantiĀ  yang mayoritas memiliki badan sirkuit yang sempit seperti misalnya Jerez. Jika di Sirkuit Sirkuit seperti Losail ini Maverick Dan Pembalap Yamaha Lain seperti Fabio Quartararo bisa melakukan strategi menunggu dulu di posisi belakang pembalap Ducati.

Mereka bisa menjaga ritme dan Jarak dengan Ducati karena mereka jika bisa memotong gap Top-speedĀ  sekarang di Straight bila dibandingkan dengan tahun Tahun yang lalu. Berada di belakang Ducati sembari menjaga agar tidak slelau berada dalam jalur ‘ dirty air ‘ mereka selama setengah Balapan tentu akan jauh memangkas strees dari ban dan juga strees fisik dari Pengendara.

Maverick adalah yang terbaik dalam me-manage strategi ini bahkan dibandingkan pembalap Inline 4 lainnya: Quartararo, Rins, Mir. Strateginya berhasil dan Seperti Juga kekonsistenan dalam menjaga Pace pada sesi Free-Practice 2 dan FP4. Maverick adalaah Pembalap yang paling konsisten menjaga ritme Laptimenya (pace ) pada saat Balapan . . dan hebatnya lagiĀ  Maverick Bisa melakukannya baik saat mengikuti Ducati di setengah awal Race Maupun di setengah akhir race MotoGP Qatar 1 Coba cek deh data grafik laptime berikutĀ  . .

eh terlalu kusut yah grafiknya . . . atau kita fokus ke Top 5 nya aja dulu yaĀ  . .

Dan bisa sobat lihat bahwa secara umum Maverick Bisa menjaga race Pacenya hampir sepanjang RaceĀ  dengan hadir kencang di awal dan bahkan menjadi Laptime tercepat di Lap ke 4 sampai pada Lap ke 20. Baru setelah melebarkan jarak dari kejaran lawan pada Lap ke 21 dan lap terakhir Maverick bisa mengendorkan gasnya sedikit

Grafik di atas adalah Grafik Maverick Vinales VS Joan Mir . . dapat sobat lihat bahwa Mir memang merupakan salah satu pembalap yang sama sama bisa menjaga kekonsistenan race Pace di Balapan race 1 kemarin. Fluktuasi race pace Mir bahkan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan Vinales . .

Suzuki dari Tahun 2020 yang lalu memang terbukti mewariskan heritage balance yang sangat kuat dalam balapan, mereka sepertinya semenjak awal 2020 sudah mematok piihan untuk lebih stabil dalam race Pace ketimbang mengambil pilihan kencang dalam satu Laptime saja ( time attack) oleh karena itu tidak mengherankan apa bila mereka ( khususnya) Mir sulit mendapat Front Row di setiap Kualifikasi Balapan. Namun kami yakin, semua pabrikan melihat data ini dan Mir akan jadi salah satu yang sangat diperhatikan Oleh mereka di race kedua Yang akan dilangsungkan akhir Pekan ini di tempat yang sama.

Secara umum Johann Zarco memang merupakan pembalap Ducati terbaik dalam Balapan MotoGP Qatar 1 2021 yang lalu. Secara umum race pacenya Juga Konsisten, dan Mungkin Zarco adalah Pembalap Ducati terbaik dalam me-maintenance kondisi Ban belakangnya yang bisa jadi dikarenakan Posisi Johann yang mayoritas berada di belakang Bagnaia pada setengah awal race. Jika dibandingkan Dengan Pace Mir ataupun Vinales . . Johann Masih sedikit lebih rendah, terutama pada setengah akhir race.

Ducati Desmosedici terlihat tak bisa memanfaatkan kelebihan Powernya dalam menjauh dari Yamaha, apakah ini berarti Yamaha M1 yang meningkat Top Speednya Tahun 2021 ? Itu Adalah salah satu jawabannya, namun bukan berarti Top Speed yamaha sudah menekati Top Speed Maksimum Ducati – Melainkan Ducati Juga mendapati masalah, mereka melawan mother Nature saat race kemarin, entah kenapa angin bertiup berlawanan arah dengan arah start yang Artinya, dengan segala aero dinamikanya, Ducati memperoleh Bukan Hanya Hambatan Drag namun juga tambahan besaran downforce yang secara akumulatif terbukti mengurangi Top Speed mereka saat race kemarin.

Dari hal ini akan menarik melihat akan seperti apa race kedua nanti terutama Jika Keadaan Trek tidak terlalu ebrangin seperti race pertama yang baru selesai ini. Namun diantara semua itu, Kita memang sepeti melihat New Maverick Vinales di race weekend Pembuka MotoGP 2021 ini, Vinales yang lebih metodik, Vinales yang lebih Mature . . jelas Maverick adalah yang terbaik di race. Maverick baru . . New Vinales Masih akan dan perlu membuktikan lagi dalam 18 Seri ke depan apakah ia sudah jauh berubah dibandingkan dengan ‘Maverick Lama’

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

73 COMMENTS

  1. ada yg typo wak, calon balap harusnya calon bapak..
    baidewey, masih perlu pembuktian di race2 selanjutnya, tp coongrats buat Vinales, awal yg bagus..

  2. Saya sempat denger komentatornya nyeletuk Vinales, kalo doi seperti menahan/memilih2 tempat utk overtake Ducati, dan juga seperti frustasi menyalip Fabio, gak tau apa yg membuat perbedaan keputusan Vinales (yg satu seperti menahan diri utk menyalip yg satu lagi seperti terburu-buru utk cepat menyalip) bahkan Vinales sendiri bilang waktu di parc ferme kalo doi sengaja memilih situasi yg tepat utk overtake Ducati,,

    • Kalau saya lihat Bukan hanya menunggu, namun sepertinya ia juga sengaja berada di belakang . . ia melakukan strategi yang dinamakan ‘ nursing the tire ‘ karena strategi ini memang lebih bagus dilakukan ketika mengikuti pembalap

    • yap seperti yang tertulis di artikel, terutama di sirkuit2 dengan Badan Trek yang sempit seperti umumnya sirkuit eropa

  3. Ducaty belum dapat pengganti dovi? Walo di generasinya dovi dianggap telat cemerlang. Kehilangan juara seri di Qatar rasanya sesuatu. Dari dulu lebih berharap zarco yg di tim utama, dia lebih matang

  4. Yah karena gak ada Marc di lintasan! Dan itu Faktanya! Hehe
    VR pun sampai mengatakan saat ini tidak ada lagi pembalap yg takut pada Marc…hahaha oke, memang faktanya Marc tidak ada di lintasan! Berbicara data dan fakta memang mengasikan, sudah untuk membantahnya! Tapi sajian khas berselera orang duduk bersila mengulas data dari Warung ini memang layak di tunggu, begitupun race selanjutnya masih di sirkuit yg sama, apakah data dan fakta masih bisa di pertahankan?

    Sy tau apa yg masih mengganjal di dalam lubuk hati terdalam tentang “Faktanya” Marc masih tidak ada di lintasan! ????

  5. The new Vinales. Semoga aja.
    Kabarnya Quarta mau nyontek data Vinales di Race Doha nanti. Gakpapa sih berbagi, biar poin konstruktor team jadi lebih mantap.

    • Kadang settingan yg sama belum tentu membuahkan hasil yang sama. Contoh Nakagami yg mencopy setingan Marc. Tapi setidaknya ini bisa menjadi acuan bagi pebalap Yamaha lainnya.

  6. Tinggal lihat konsistensi Vina & Yamaha
    Kan biasanya awal musim mentereng terus banyak trouble & gk konsisten kesalip kompetitor diklasemen,sudah terjadi beberapa tahun

  7. menambah daftar juara atas yamaha di sirkuit ini, dan untuk mir mir sayangnya last lap last corner kena comeback rocket ducati dan peco cerdik towing ke zarco jd ikutan cepet banget

  8. Fabio di T1 sering late braking, motornya banyak godek. Di beberapa tikungan lebih lambat. MV sebenarnya bisa lebih awal di depan andai bisa segera lewati fabio.
    Cuma MV memang sangat solid.
    Di seperempat straight, ducati seperti punya NOS, ngeri juga kalau para insinyur ducati dibajak pabrikan lain.

  9. Kalau new vinales sih belum menurutku, masih perlu pembuktian setidaknya sampai seri eropa pertengahan.
    Kalau masih stabil dia layak disebut new vinales

  10. kayaknya dari musim kmaren si maverick ini dah agak kalem, bs jd krn faktor mentor pribadinya yg bekas sembalap itu, bs jg krn faktor dia udah nurunin ekspetasi thd motornya, yg pnting adalah bagaimana dia.. terbukti dia gak ikut2an coba part2 baru yg dcoba rossi musim kmren.. yah moga2 dia gak kambuh2an lagi, dan moga2 jg cocok sasa team mate nya yg skrg, gmanapun di factory ymha dia yg lbh snior yg shrusnya lbh paham motornya

  11. Predixi tmc dari data memang tdk
    melenceng, tp itu hanya kebetulan ?
    belum tentu pas, kalo race” yg akan
    datang predixinya dr data kyk bikin
    Pinyales di race 1 ini ??

  12. terlepas dari konsistensi vinales sejak fp, race kemarin juga kebetulan angin sedang tidak memihak ke ducati (dovi pasti ketawa pas nonton dari rumah) rasain lu mbah gigi, sayap doang yang diurusin, gue disalahin mulu ?

    miggu depan kalo cuacanya bagus, gak ada angin gak ada ujan, atau pasir di lintasan, dapat podium 3 udah bagus buat yamaha atau suzuki, biar bagaimanapun posisi garis finishnya terlalu menguntungkan motor ducati, jadi kasian sebenernya liat joan mir kemarin, konsistensi bagus, tapi kena buli menjelang finish

    • namun patut diperhatikan Juga bahwa bulian terhadap Mir yang dilakukan Zarco dan Pecco juga disebabkan kesalahan Mir di Tikungan terakhir yang melebar sehingga ia seperti kehilangan momentum akselerasi, saya berfikir jika di tikungan itu racing line Mir benar, ceritanya mungkin bisa berbeda, imho

      • Tetep percuma wak, aksel ducati keluar tikungan itu masih lebih baik daripada suzuki dengan garis finish lebih jauh dari tikungan.

        Kecuali garis finish berada 100 meter setelah tikungan.

        • kalaupun Mir mampu menjaga racing lane nya atau akselerasi motornya disaat yg tepat paling tidak si Zarco masih bisa nyalip dia, kalo si Pecco yahh, 50:50 sih menurut gw,

      • Mir lost his cool di last corner itu hehe wajar sih manusia. mirip dovi vs marc. marc nyodok dovi stick on the line begitu keluar korner red rocket gaspoll. marc / mir masih recovery speed gr2 wide

  13. Wak Haji, apakah faktor psikologis MV juga karena sudah merasa di nomor 1 kan Yamaha, karena sudah tidak ada VR disana. Meskipun Yamaha bilang tidak ada anak emas di dalam tim?

  14. kurang setuju dikit wak. memang dia punya mentalitas baru yg positif. 1 udah bukan jadi tandem ridernya rider lejen 2 jadi calon bapack. tapi bukan tambah kalem. tapi lebih akurat dan progresif. Baru kemarin sy lihat vina betul2 fight maksimal vs rider lain. usahanya ngejar topspeed ducati jg nampak jelas pas di straight doi nempel peco / zarco terus berusaha ngambil slipstream menutupi kelemahan topspeed m1. jadi begitu ketemu turn langsung bisa maksimalin keunggulan speed cornernya. diluar itu kyny sempet denger komen topspeed ducati aga terkebiri krn fuel management? overall top gun is back. semoga konsisten di race selanjutnya

  15. Kita tunggu aja dulu sampai tengah musim. Takutnya zonk kayak Quartararo yang digdaya awal musim tapi ujung-ujungnya malah papan tengah.

  16. Miller aja mundur alonĀ² dibilang ngeklik? Ngeklik dari mananya bung??? picek yo mata sampeyan?? Makanya nonton jangan sambil merem..

    • sebetulnya yg dimaksud ‘nge-klik’ itu lebih lama pegang Dukati (?)

      dan kemaren kebetulan Miller lagi struggle aja ya?

      Oke deh kalo gitu.

      • jadi kasus lain rins yang lebih ‘nge-klik’ daripada mir itu lagi struggle aja ya?

        ato ato nakagami yang lebih ‘nge-klik’ daripada pol itu lagi struggle aja ya?

        ga sekalian bilang dia lagi kebelet mo ke wc, luar biasa komen bang wira ini

    • Waktu dipramac aja dia(miller) sering gt garang di awal lap memble dipertengahan lap,artinya dia masih belom klop ama desmosedici..
      Gw udah amati miller sejak dia baru gabung pramac ngak ada ngekliknya sama sekali banyakan crash dan loyo dipenghujung lap..

    • @wira lu lihat dikubu suzuki duluan mana mir atau rins icip gsxr?? Malah mir yg ngeklik sama gsxr dan bahkan mempersembahkan juara dunia,jadi ngak bisa jg pegang motor duluan dibilang ngeklik…

    • yo2 mbok nggawe kosakata sing adem. ojo micekne wong liya. akhire mengko picek, su, cox, tel, dll metu kabeh!!

      sing sopan meskipun kontra…..

  17. ada analisa problemnya Quart gak wak? dengan spek sama dgn vina ternyata dia malah punya masalah sama dgn rossi. degradasi ban belakang. kl analisa asal2an sih sepertinya style Quarto lebih agresif. sempet lihat dari dash camnya vina motor Quart manuvernya lebih “liar”

  18. 2017 MV menang di Qatar dan yg Jurdun malah Marc
    2021 MV menang di Qatar dan apakah akan Deja Vu tapi dengan orang yg beda? Bagnaia yg jurdun atau mungkin Mir lagi yg Jurdun ?

  19. Selain memprioritaskan race pace, sepertinya Suzuki msh sama dng thn lalu, seolah telat panas. Baru di pertengahan mulai tancap gas. Apa bs jd itu strateginya ya? Krn hmpr sebagian besar kompetitor tancap gas hny di awal dan akhir race, sementara di pertengahan cenderung main aman/hemat ban.

  20. mir bukan melebar tp emng itu udh jalur maksimal dya
    kliatan di 1/4 awal trek lurus sujuki masih didepan, tp apa daya setelahnya kalah sma topspeed beringas ducati..

    klo diperhatikan pas mir disalip duo ducati, enginer sujuki yg kena sorot kamera sekejap, gada tuh ekspresi kecewa ato banting binder ?
    itu krna mreka udah tau klo mtornya bakal kalah diadu drag vs ducati, diakhir pas masuk pit, mir jg dgn muka santai ngejelasin klo dya udh berusaha keras, dan tim smua udh tau.

    intinya mau ngalahin ducati di track kyak gni minimal sujuki harus start no.5.. jd bsa ninggal lawan duluan ??

Leave a Reply to iman787 Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here