TMCBLOG.com – Persis hari ini 25 tahun yang lalu atau tepatnya 7 April 1996 race Grand Prix sepeda motor dihelat di Sirkuit International Sentul, Jawa Barat yang terdiri dari 3 kelas GP500, GP250 dan GP125. Dari kejadian 1996 ini pun sekali lagi kita bisa melihat bagaimana sepeda motor kembali menjadi semacam penyumbang positif image Indonesia di kancah Motorsport. Yes, bukan apa-apa, sirkuit Sentul ini awalnya dibangun dengan cita-cita untuk menjadi sirkuit yang lolos sertifikasi/homologasi Formula 1, namun akhirnya malah terkenal sebagai penyelenggara balap sepeda motor.

Layout-nya didesain oleh tenaga ahli desain FIA dan FISA dan bahkan untuk masalah pendanaan salah satunya di-backup oleh Gaikindo. Ini cukup menggambarkan bahwa menjadi tempat balap ultimate Motorsport roda empat memang awalnya menjadi target utama sirkuit ini. Namun dalam perjalanannya, Formula 1 boleh dibilang gagal untuk bisa diselenggarakan di sirkuit ini.

Tercatat sirkuit Sentul hanya bisa mendatangkan dan melakukan balap mobil open wheeler seperti A1 Grand Prix, lalu F3 Asia, serta GP2 Asia. Untuk kelas ultimate balap motor justru FIM Superbike dan FIM Motorcycle Grand Prix (sekarang namanya MotoGP) yang berhasil diselenggarakan di sirkuit ini.

Sirkuit Sentul sendiri awalnya memiliki rencana panjang trek 4,2 km dan akhirnya disunat menjadi 3,9 km dibangun atas visi putra bungsu presiden Soeharto kala itu, Hutomo Mandala Putra atau dikenal dengan nama Tommy Soeharto yang menjabat sebagai Ketua Umum PB Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama Tinton Soeprapto dan Tunky Ariwibowo. Karena masalah dukungan sponsor, peletakkan batu pertama pembangunannya yang dilakukan pada 1986 baru berjalan pada 1990.

CJ : GrandPrix Indonesia . . . . . 20 Tahun Yang lalu

Menurut tabloid Otomotif edisi 27 tahun 1991 yang kembali dilansir oleh Historia, mengenai sumber pendanaan pembangunan sirkuit ini berasal dari IMI, BP Ancol dan Gaikindo. Mengenai gagalnya sirkuit Sentul menghelat Formua 1 dikarenakan secara fasilitas penunjang dari sirkuit ini yang kala itu belum memuaskan pihak FIA sebagai federasi balap dunia cabang roda empat.

Sirkuit Sentul pada dasarnya rampung dibuat pada 1992 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Agustus 1993. Butuh menunggu sekitar 2,5 tahun lamanya semenjak diresmikan plus mendapatkan beberapa pembenahan, yang dilakukan pada Januari 1996 sampai akhirnnya sirkuit ini berhasil menghelat balapan Grand Prix sepeda motor (MotoGP) seri ke-2 Indonesia pada 7 April 1996 yang menurut Kompas membutuhkan dana sekitar 2 Juta Dollar Amerika.

Karena balapan ini adalah seri ke-dua di tahun 1996, maka secara umum ini adalah seri kedua bagi legenda hidup yang kini masih membalap di Grand Prix, yakni Valentino Rossi setelah debut pertamanya dilakukan di sirkuit Shah Alam, Malaysia. Hasil balapan di tahun 1996 yang terdiri dari tiga kelas itu dimenangi Mick Doohan (GP500), Tetsuya Harada (GP250) dan Masaki Takudome (GP125).

Banyak tokoh-tokoh yang hadir di GP Indonesia 1996 dan menjadi saksi hidup sampai hari ini. Mereka adalah Valentino Rossi yang race pada kelas GP125 dan finish di P11, Luccio Cechinello yang finish di belakang Rossi, Jorge Martinez yang juga balapan di kelas GP125 dan finish di P5, Max Biaggi yang finish kelas GP250 di P2, Eskil Suter yang finish P11 kelas GP250, Alberto Puig yang finish P10 GP500, Scoot Russel finish P7 GP500, Capirossi finish P3, dan lain-lain. Oh iya, dua pembalap Indonesia yang turut serta di kelas GP125 kala itu adalah Petrus Canisius dan Ahmad Jayadi yang digawangi crew chief Edmon Cho.

| Taufik of BuitenZorg | Based On Historia Info.

29 COMMENTS

  1. wahh… masih nyimpen juga saya tiket Marlboro Grandprix Indonesia 1997, semoga tiketnya berlaku di MotoGP Mandalika tahun kapan pun diadakannya. Aamiin….

    #ngarep.co.id

    • Ngelihat foto Ahmad Jayadi lagi.. ? waktu berjalan begitu cepat… Kangen lihat jagoan-jagoan road race dulu kayak Dicky Setiawan dll

    • idem. tiketku juga disimpen. tapi sekarang kayanya kekubur sama barang2 yg lain di rumah. haha.
      disimpen karena dapat tiket tribun dengan harga obralan yg sangat murah, belinya di salah satu radio di Bdg pas H-1. ​
      kenapa diobral? kayanya karena gak laku. mungkin karena antusiasme masyarakat waktu itu gak segede sekarang.

  2. Jaman masih sma klas 1 make Yamaha Alfa.. belum bgitu ngerti ttg GPmotor, cm sekelebat ada temen bawa tabloid Otomotif dibawa ke kelas…

    Ternyata dah lama ya zaman itu… serasa baru kemarin… skrg dah anak 3, yg gede sdh bs bawa motor juga…

    • Ada yang bertanya, Saya ikut Nonton GP Sentul waktu itu ? Jawabannya . . Saya Nggak Punya duit Buat beli tiketnya kala itu ( seharga 4 Bulan Abodemen KRL Bogor – Depok ) dan Saya Rebound, belajar Parah karena IP semester 1 Sempat Dua koma Wkwkwkwk

      • Dilanjut counter attack habis-habisan sampai jadi pers yg diakui DORNA, hingga dapat undangan nonton ke luar negeri.

        Angkat topi, Wa hajii

  3. jadi sejak jaman Sentul mau dibuat pun ada aja ya kendalanya,, padahal ini di zaman di mana anaknya penguasa besar Indonesia yg langsung punya hajat,,
    tapi Alhamdulillah untungnya jadi juga,

    • Ambisi IMI waktu itu yg dipenuhi dedengkot maniak roda 4 terutama Tommy Suharto
      Banyak hal yang bikin Sentul akhirnya gagal jadi venue F1 terutama trek lumayan sempit buat F1
      Dulu sempat ada wacana buat jadi venue MotoGP di awal 2000an tapi tragedi Daijiro Katoh membuat regulasi safety MotoGP berubah total dan Sentul akhirnya terpental

      • ya Om Tinton juga mau nyediain tanah, dengan harapan dek Nanda, bisa jadi Schumacher versi Indonesia Raya..
        hahahaaa…

  4. Kenapa pembalap asia berguguran,?
    Kalo lihat era 90an sangat banyak pembalap asia disana. Coba kalau AARC juga menyelenggarakan balap prototipe sekelas moto 3 dan moto 2 mungkin akan banyak nama bermunculan dikemudian hari di motoGP.

    • IMI waktu itu lebih condong ke roda 4 daripada roda 2
      Dulu ada wacana pembentukan Federasi Otosport Indonesia untuk menampung kegiatan roda 2 tapi karena IMI lebih dekat kekuasaan dan krisis moneter ide tersebut gagal
      Ada artikel di tabloid Otomotif yang menceritakan bagaimana event roda 2 yg jadi penyumbang dana terbesar tapi minim banget uang pembinaan yang didapat. Malah dilarikan ke program calon pembalap F1 anak-anak pengusaha yang dekat kekuasaan dari Ananda Mikola dan Moreno serta Haryanto brother yang hasilnya malah gagal total. Itupun Rio saja yg bisa eksis tapi cuma separuh musim
      Sekarang kondisi terbalik

  5. 25 thn yg lalu, saat even itu..cuman baca ulasannya saja.. Mau nonton langsung terlalu jauh, nonton di TV, channel nya blm terjangkau krn tdk pakai parabola.. 🙁

  6. Suka motogp sejak SD karena kakak selalu beli tabloid bola tiap minggu.
    Entah kenapa di sekitaran JABODETABEK ini para Triliuner tidak berminat membangun Sirkuit kelas Internasional untuk menggantikan Sentul.
    Di sinilah sebenarnya pemilik terbanyak supercar dan superbike.
    Kawasan Serpong masih banyak tanah lapang..
    Tidak perlu ke luar pulau jika ingin nonton balap.

  7. Sorry Wak… Yang menang di kelas 500 CC di Sentul itu Takayuki Okada, Doohan di posisi 2. Pernah baca artikel kali salah satu balapan yg diingat Doohan adalah di Sentul ini, dimana dia bersaing sengit dengan Tadayuki Okada.

    • Sentul menghelat motogp selma 2 musim, tepat ny musim 1996 dan 1997. Musim 1996 dikelas gp500 dimenang kan oleh michael doohan dan rossi yg masih blpan d klas capung gp125 masih pmblap ppan tengah. Baru dah musim 1997 doohan dikalahkan oleh tadayuki okada di gp500 dan rossi yg tetap d gp125 sudah berubah jdi new superstar

Leave a Reply to Damen Bahagia Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here